• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Rektor UAD Bahas Kepemimpinan Perempuan di Era 5.0

16/03/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Muchlas, M.T. Pemateri Sesi Pertama Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu, 15 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menarik perhatian audiens dengan penyampaian materi yang inspiratif dan mendalam. Salah satu sesi utama dalam pengajian ini adalah penyampaian materi oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD sekaligus Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dengan tema “Strategi Perempuan Berkemajuan sebagai Pemimpin di Era 5.0”. Nur Ika Pujiastuti, S.Si., M.Pd. juga turut hadir sebagai moderator dalam sesi kali ini.

Dalam pemaparannya, Prof. Muchlas menjelaskan bahwa era Society 5.0 adalah kelanjutan dari Revolusi Industri 4.0 yang mencoba menyeimbangkan hubungan antara manusia dan mesin dalam industri. Menurutnya, konsep ini harus dipahami dengan baik agar memiliki perspektif yang sama terhadap istilah yang digunakan. Ia juga menekankan bahwa Society 5.0 adalah upaya untuk menyeimbangkan peran manusia dan teknologi dalam kehidupan, di mana mesin tidak menggantikan manusia, tetapi bekerja sama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Sejalan dengan perkembangan ini, model kepemimpinan transformational leadership menjadi salah satu pendekatan yang relevan untuk membangun kepemimpinan perempuan berkemajuan. Kepemimpinan transformatif berfokus pada pemberdayaan orang lain dan menginspirasi perubahan dengan menekankan stimulasi intelektual, pertimbangan individu, motivasi inspiratif, serta pengaruh idealisasi. Pemimpin transformatif tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga membangun hubungan positif, memahami potensi individu dalam organisasi, serta menjadi sosok panutan yang dapat dipercaya dan dihormati. Selain itu, karakter pemimpin transformatif harus mencerminkan keterbukaan terhadap ide-ide baru, menghargai potensi individu, mampu membangun kepercayaan, serta memiliki ketegasan dalam pengambilan keputusan.

Dalam menghadapi era digital, perempuan juga perlu memiliki strategi khusus untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh dan inovatif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan literasi digital dan teknologi, memperkuat kompetensi kepemimpinan adaptif, membangun jaringan dan kolaborasi yang luas, serta mengadopsi gaya kepemimpinan inklusif dan kolaboratif. Selain itu, pemanfaatan personal branding dan media digital menjadi aspek penting untuk memperluas pengaruh di ruang publik, sejalan dengan upaya memperjuangkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Tidak kalah penting, program mentorship dan pengembangan generasi berikutnya juga perlu dikembangkan agar kepemimpinan perempuan semakin kuat dan berkelanjutan.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan dampak penggunaan kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI). Menanggapi hal ini, Prof. Muchlas menjelaskan bahwa teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas, bukan membatasinya. Ia mencontohkan bagaimana AI dapat digunakan dalam seni visual untuk mengembangkan ide-ide baru, bukan hanya menggantikan peran seniman. 

“Menggunakan AI sebagai pelukis bisa mengubah aliran seni menjadi abstrak. Seseorang yang bisa menggambar  cantik juga dapat menggambar sesuai deskripsi orang lain. Imajinasi berkembang dari coretan hingga menjadi karya bermakna. Kita perlu membimbing anak SMP dalam memanfaatkan teknologi, bukan melarangnya. Yang terpenting, mereka memahami dasar-dasar kreativitas dan kinestetik,” jelasnya.

Dengan adanya pengajian ini, diharapkan perempuan dapat mengambil peran lebih aktif sebagai agen perubahan dalam membangun masyarakat yang adil dan berkemajuan, khususnya di era Society 5.0.(Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Muchlas-M.T.-Pemateri-Sesi-Pertama-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:06:562025-03-16 11:06:56Rektor UAD Bahas Kepemimpinan Perempuan di Era 5.0

Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Humazah

16/03/2025/in Feature /by Ard

Ustadz Muslim Ghufron Ibnu Khamid selaku Pemateri Kultum Subuh (Dok Masjid Islamic Center UAD)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Subuh bertema “Tadabur Surah Al-Humazah” yang bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada 13 Maret 2025. Dalam acara ini, Ustaz Muslim Ghufron Ibnu Khamid ditunjuk sebagai pemateri. Kajian bertujuan untuk menambah wawasan mengenai tafsir yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur’an.

Ustaz Ghufron menjelaskan bahwa saat kita di dunia ini tidak semata-mata mengumpulkan harta saja, jika telah mengumpulkan harta yang banyak perlu untuk tetap mengingat Allah Swt. Ketika mempunyai harta yang berlebih sering kali menimbulkan perasaan sombong dan sikap tinggi hati. Dengan mengingat Allah, seorang hamba akan diingatkan kembali akan nikmat yang telah diberikan itu hanyalah titipan sementara di dunia.

Pemateri juga menyampaikan, bahwa di bulan suci Ramadan kali ini adalah momentum yang paling tepat untuk memperbaiki dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika, waktu azan telah tiba, segerakanlah untuk melakukan ibadah salat, jangan menunda-nunda apalagi melakukannya di akhir waktu. Ia juga menjelaskan makna dari salah satu hadis yang berisi bahwa Allah akan selalu menunggu hamba-Nya untuk kembali mendekat, dan Allah juga akan mempermudah hambanya yang akan mendekat, seperti membuka pintu rezeki dan meringankan segala urusannya.

Di akhir sesi kultum, Ustaz Ghufron berpesan kepada jamaah untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin di bulan suci kali ini. Jangan sampai terlena dengan waktu luang di siang hari, karena nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah kesehatan dan juga waktu luang. Kunci agar kita tidak mudah lalai adalah mendekat pada Allah, meskipun dalam keadaan terpaksa tetapi lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan dan yakin kepada Allah.

Melalui Kultum Subuh kali ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jamaah mengenai makna dari ayat dalam surah yang terdapat dalam Qur’an dan dapat memperkuat keimanan serta ketakwaan kepada Allah Swt. (Dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustadz-Muslim-Ghufron-Ibnu-Khamid-selaku-Pemateri-Kultum-Subuh-Dok-Masjid-Islamic-Center-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 10:50:512025-03-16 10:50:51Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Humazah

Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang

16/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.Hum. (Dok. IC UAD)

Kajian Rutin Menjelang Berbuka di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dilaksanakan pada 1 Maret 2025 lalu. H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.Hum. selaku pembicara menyampaikan tentang “Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang”. Menurutnya, iman merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam yang menjadi cahaya bagi kehidupan seorang muslim, iman bukan sekadar keyakinan dalam hati, tetapi juga harus diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan nyata.

Dalam Islam, iman memiliki makna yang luas dan mencakup beberapa aspek utama, sebagaimana dijelaskan dalam kajian itu. Pengakuan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan amal perbuatan dengan anggota badan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 25. Iman juga sebagai Tauhid sebagai dasar utama iman, berdasarkan QS. Al-Ma’idah: 5. Pembenaran terhadap ajaran Allah sebagai lawan dari pendustaan, yang dijelaskan dalam QS. Yusuf: 17. Pengakuan dengan lisan tanpa pembenaran dalam hati menjadi salah satu ciri orang munafik, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Munafiqun: 3. Kemudian, salat sebagai bentuk nyata dari keimanan, seperti termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 143.

Ustaz Rahmadi menegaskan bahwa iman bukan hanya keyakinan, tetapi juga menjadi cahaya yang menuntun kehidupan seorang muslim. Iman yang kuat akan memberikan ketenangan jiwa dan menjauhkan seseorang dari rasa takut yang tidak beralasan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa gelisah dan takut terhadap hal-hal yang tidak memiliki kekuatan sejati. Ketakutan terhadap makhluk halus atau ramalan masa depan dapat menjadi indikasi lemahnya iman seseorang.

Dengan iman, seharusnya hal-hal itu tidak perlu kita khawatirkan. Ia pun mengatakan, seseorang yang benar-benar beriman maka akan merasa aman dan tenteram karena yakin bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak. Barang siapa yang tidak beriman, maka ia akan tersesat sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, iman harus dijaga agar tetap menjadi penerang dalam kehidupan.

“Iman yang kuat tidak hanya memberikan ketenangan jiwa, tetapi juga membentuk karakter dan moral seseorang. Orang yang benar-benar beriman akan selalu berusaha melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Sebaliknya, lemahnya iman dapat membuat seseorang mudah terjerumus dalam perbuatan maksiat, seperti korupsi dan berbagai bentuk kejahatan lainnya.” tambahnya.

Dalam kajian ini, Ustaz Rahmadi mengingatkan bahwa iman yang benar harus terus dipupuk dan dijaga agar selalu membawa kebaikan dalam kehidupan. Tanpa iman yang kuat, seseorang akan kehilangan arah dan mudah tersesat dalam kesenangan dunia yang menyesatkan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-H.-Rahmadi-Wibowo-Suwarno-Lc.-M.Hum_.-Dok.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 10:37:212025-03-16 10:37:21Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang

Relevansi Rukun Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman

14/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Nur. Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang AIK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ceramah Tarawih 1 Maret 2025 di Masjid Islamic Center UAD. (Dok. Tsulusiyah)

Rukun Islam yang lima oleh para ulama dibagi menjadi tiga kelompok besar. Pembagian ini terdiri atas ibadah syakhsiyah seperti syahadat dan salat, ibadah ijtimaiyah yang mencakup puasa dan zakat, serta ibadah siyasah yang merujuk pada haji. Hal ini disampaikan oleh Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam ceramah tarawih Ramadan 1446 H di Masjid Islamic Center UAD pada 1 Maret 2025.

Dalam ceramahnya, Dr. Nur Kholis menyoroti makna ibadah puasa yang termasuk dalam ibadah ijtimaiyah. Meskipun puasa dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tujuan utamanya juga berkaitan erat dengan aspek sosial kemasyarakatan. Puasa di bulan Ramadan bukan hanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial antarsesama manusia.

Dr. Nur Kholis menekankan bahwa tantangan zaman saat ini semakin kompleks, terutama dalam tiga aspek utama: kesepian dan keterasingan sosial, stres akibat beban hidup yang berat, serta hilangnya nilai-nilai spiritualitas.

  1. Kesepian dan Keterasingan Sosial

Salah satu penyebab utama keterasingan sosial adalah kemajuan teknologi yang mengurangi interaksi tatap muka. Contohnya, dalam satu keluarga, masing-masing anggota sibuk dengan gawai sehingga komunikasi menjadi dangkal. Hal ini mengakibatkan kurangnya kedalaman hubungan meskipun berada dalam satu lingkungan sosial.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap keterasingan sosial adalah pergeseran nilai dalam keluarga yang lebih menekankan materialisme dan individualisme. Banyak orang menilai kesuksesan dari harta dan status sosial, yang akhirnya menyebabkan mereka merasa terasing jika belum mencapai standar tersebut. Kurangnya dukungan emosional dalam keluarga juga memperparah keadaan, menyebabkan individu sulit mengatasi berbagai permasalahan hidup.

Solusi yang ditawarkan, yaitu: pertama, mengingat kebersamaan dengan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 186. Kedua, meningkatkan interaksi dengan keluarga dan teman-teman dekat melalui komunikasi langsung. Ketiga, bergabung dengan komunitas yang memiliki nilai dan tujuan yang sama. Keempat, berbagi kebaikan dengan orang lain, baik dalam bentuk perhatian, bantuan, maupun menjadi pendengar yang baik.

  1. Stres Akibat Beban Hidup yang Berat

Beban hidup yang semakin berat, baik dari segi pekerjaan maupun masalah keluarga, menjadi salah satu pemicu utama stres. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Solusi yang ditawarkan, yaitu: pertama, menjaga keseimbangan hidup agar tidak terfokus hanya pada urusan duniawi. Kedua, memprioritaskan ibadah seperti salat tepat waktu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad dalam HR. Ahmad. Ketiga, melatih kekhusyukan dalam ibadah melalui salat, zikir, dan doa sebagai sarana menenangkan jiwa. Keempat, memastikan istirahat yang cukup agar tubuh tetap prima. Kelima, menjaga kesehatan mental dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat.

  1. Hilangnya Nilai-Nilai Spiritualitas

Fokus yang berlebihan pada urusan duniawi dapat mengakibatkan spiritualitas seseorang semakin dangkal. Hal ini berakibat pada menurunnya kedekatan seseorang dengan Allah dan sesama manusia.

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menjadikan puasa Ramadan sebagai sarana membangun kedekatan dengan Allah dan sesama manusia serta memanfaatkan momen Ramadan untuk meningkatkan hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan tetangga.

Sebagai penutup, Dr. Nur Kholis mengajak seluruh umat Islam untuk benar-benar memanfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan memperkuat hubungan dengan Allah dan mempererat persaudaraan antarsesama. Dengan menjalankan ibadah dengan baik, diharapkan umat Islam mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks ini dengan lebih baik. (Lusi)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Nur.-Kholis-S.Ag_.-M.Ag_.-selaku-Wakil-Rektor-Bidang-AIK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-pada-Ceramah-Tarawih-1-Maret-2025-di-Masjid-Islamic-Center-UAD.-Dok.-Tsulusiyah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-14 10:18:572025-03-14 10:18:57Relevansi Rukun Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman

Teddy Prasetia, Mahasiswa UAD Mengajar di Filipina Melalui Program SEA Teacher

13/03/2025/in Feature /by Ard

Teddy Prasetia, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang Mengajar di Filipina (Dok. Teddy)

Teddy Prasetia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), baru saja menyelesaikan program SEA Teacher selama 26 hari di Filipina, dari 23 Januari hingga 18 Februari 2025. SEA Teacher, atau South East Asian Teacher Program, adalah program pertukaran mahasiswa yang memberikan kesempatan bagi calon guru di Asia Tenggara untuk mengasah keterampilan mengajar di sekolah-sekolah luar negeri.

Teddy mengungkapkan bahwa motivasinya mengikuti program ini adalah untuk mendapatkan pengalaman internasional serta melihat bagaimana guru-guru di luar Indonesia mengajar, khususnya dalam bahasa Inggris. “Kapan lagi bisa ke luar negeri, dapat fasilitas, pengalaman baru, dan teman-teman baru?” ujarnya.

Setibanya di Filipina pada 23 Januari, Teddy dan peserta lainnya dijemput dari bandara dan menempuh perjalanan selama empat jam menuju Central Luzon State University, Science City of Muñoz. Minggu pertama diisi dengan campus tour dan perkenalan dengan staf universitas serta sesama peserta SEA Teacher dari Jepang, Thailand, dan Indonesia.

Teddy ditempatkan di University Science High School (USHS) dan mengajar bahasa Inggris untuk dua kelas, 8 Inventors dan 8 Researchers. Jam mengajarnya cukup unik, yakni sore hari pukul 15.00-17.00. “Pagi sampai siang lebih banyak waktu senggang, jadi aku sering jalan-jalan dan menikmati jajanan khas Filipina, seperti kwek-kwek,” tuturnya.

Mengajar di Filipina memberikan tantangan tersendiri bagi Teddy. Ia sempat merasa minder karena kemampuan bahasa Inggris siswanya sangat baik. Namun, dukungan dari guru pembimbing di sana membuatnya lebih percaya diri. “Miss, aku insecure, aku nggak yakin bisa mengajar,” kata Teddy kepada guru pembimbingnya. Namun, sang guru terus menyemangatinya hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan final teaching demo dengan baik.

Selain mengajar, program ini juga memberikan kesempatan untuk menjelajahi budaya Filipina. Setiap akhir pekan, Teddy dan peserta lainnya mengunjungi berbagai tempat wisata, termasuk Baler, Baguio, dan Manila. Mereka menghadiri seminar internasional di State University of Aurora, menikmati pemandangan pantai, serta mengunjungi National Museum dan situs bersejarah tempat eksekusi pahlawan nasional Filipina, Jose Rizal.

Yang tak kalah menarik adalah sesi cultural exchange, di mana Teddy bersama mahasiswa UAD dan UPI menampilkan tarian tradisional Indonesia dengan mengenakan pakaian adat. “Mereka benar-benar kagum, bahkan ada yang bilang Indonesia sangat niat dalam menampilkan budaya,” ujarnya.

Pengalaman ini tidak hanya memberi Teddy kesempatan untuk mengajar di lingkungan internasional, tetapi juga memperkaya wawasan budayanya. “SEA Teacher bukan sekadar mengajar, tapi juga belajar dan membangun relasi lintas budaya,” ungkapnya. (Doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Teddy-Prasetia-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-yang-Mengajar-di-Filipina-Dok.-Teddy.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-13 10:12:212025-03-13 10:12:21Teddy Prasetia, Mahasiswa UAD Mengajar di Filipina Melalui Program SEA Teacher

Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Kemakmuran Ekonomi Umat Melalui Amal Usaha

13/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Utik Bidayati, S.E., M.M., saat mengisi kajian PWM DIY sesi ketiga (Dok. Humas UAD)

Muhammadiyah terus berkomitmen dalam mewujudkan kesejahteraan umat melalui penguatan ekonomi berbasis amal usaha. Komitmen itu terlihat dalam sesi ketiga Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H. Pengajian ini berlangsung pada Minggu, 9 Maret 2025, bertempat di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dr. Utik Bidayati, S.E., M.M. selaku Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Pusat ’Aisyiyah sekaligus Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum (KKAU) UAD turut hadir sebagai pemateri. 

Menurut Dr. Utik, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan telah mengembangkan berbagai model dakwah berbasis ekonomi. Tidak hanya mengajarkan tentang fikih, tetapi juga strategi ekonomi agar umat bisa mandiri secara finansial. Dalam upaya ini, Muhammadiyah telah membentuk berbagai komunitas pelaku usaha, seperti Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Jaringan Tani Muhammadiyah (JATAM), dan Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah (ISWARA).

Ia menyoroti peran pemuda dalam dakwah agar tidak hanya berbicara mengenai ibadah dan fikih, tetapi juga cara membangun ekonomi umat. Menurutnya, pemuda harus memiliki tekad kuat untuk mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada sesama umat. Hal itu berlaku tidak hanya dalam konteks dakwah, tetapi juga pembangunan ekonomi sebagai salah satu pilar utama Muhammadiyah.

“Umat Islam tidak hanya dituntut untuk beriman kepada Allah, tetapi juga berperan aktif dalam membangun kesejahteraan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mengembangkan amal usaha yang mampu menopang ekonomi umat,” imbuhnya.

Bahkan kini amal usaha Muhammadiyah telah berkembang pesat mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Hal tersebut terbukti dari tiga perguruan tinggi, ratusan sekolah, serta layanan kesehatan yang tersebar di berbagai daerah. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa penguatan pilar ekonomi sangat penting dalam mendukung dakwah Muhammadiyah.

“Kita memiliki jutaan warga persyarikatan, dan ini adalah modal luar biasa untuk mengembangkan ekonomi umat. Dengan kaderisasi yang baik, kita dapat memperluas jangkauan dakwah dan menciptakan lebih banyak amal usaha yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat,” tutup Dr. Utik.

Dengan adanya ekonomi yang kuat, dakwah akan semakin berkualitas serta dapat menjangkau lebih luas. Muhammadiyah telah membuktikan bahwa amal usaha yang dikelola dengan baik dapat menopang keberlangsungan gerakan serta memakmurkan umat. Dengan kaderisasi yang terarah dan pemanfaatan potensi ekonomi yang ada, Muhammadiyah terus berupaya menghadirkan solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperluas jangkauan dakwah di berbagai bidang. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Utik-Bidayati-S.E.-M.M.-saat-mengisi-kajian-PWM-DIY-sesi-ketiga-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-13 09:51:252025-03-13 09:51:25Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Kemakmuran Ekonomi Umat Melalui Amal Usaha

Kajian Keterkaitan Konsep Akal dengan Iman di Masjid Islamic Center UAD

12/03/2025/in Feature /by Ard

Pusat Ibadah dan Kajian Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kajian menjelang berbuka dengan tema “Konsep Akal dalam Islam” pada 2 Maret 2025, yang disampaikan oleh Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat yang antusias mengikuti kajian.

Dalam ceramahnya, Ustaz Ridha menyampaikan bahwa konsep akal dalam Islam memiliki keterkaitan erat dengan iman. Mengutip pandangan Buya Hamka, Ustaz Ridha menjelaskan, dalam diri manusia terdapat tiga kekuatan utama. Daya akal, yang memungkinkan manusia membedakan antara benar dan salah. Kekuatan amarah, yang dapat membawa seseorang pada kemenangan, tetapi juga berpotensi menumbuhkan kesombongan. Kekuatan syahwat, yang mendorong manusia untuk terus memenuhi keinginan, tetapi dapat membuat seseorang lalai.

Dari kajian ini, terdapat beberapa poin penting yang dapat diambil. Akal berperan dalam mengendalikan hawa nafsu agar manusia tidak kehilangan kendali. Seperti dalam Al-Qur’an, kata “akal” disebutkan sekitar 48 kali, salah satunya dalam Surah Al-Hadid ayat 17, yang mengaitkan akal dengan keimanan. Akal juga sering dikaitkan dengan kehidupan akhirat, mengingatkan manusia akan konsekuensi dari perbuatannya. Akal memiliki hubungan erat dengan ibadah, khususnya salat, yang membutuhkan pemahaman dan kesadaran.

Tak ketinggalan, Ustaz Ridha juga mengingatkan bahwa dalam kehidupan, tidak semua hal dapat diselesaikan dengan akal semata. Terkadang, manusia perlu menggunakan hati dalam menimbang sesuatu, seperti dalam menentukan yang baik dan buruk, serta yang tepat atau tidak. Akal lebih sering mempertimbangkan aspek logis seperti untung rugi dan kesulitan-mudahnya suatu hal, sementara hati lebih berperan dalam aspek rasa dan moral.

Kajian tersebut berlangsung dengan penuh khidmat hingga menjelang waktu berbuka puasa. Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keseimbangan antara akal dan hati dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai setiap usaha dalam menuntut ilmu dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pusat-Ibadah-dan-Kajian-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-12 09:44:322025-03-12 09:44:32Kajian Keterkaitan Konsep Akal dengan Iman di Masjid Islamic Center UAD

Ceramah Tarawih Bersama Prof. Dr. Suyatno

11/03/2025/in Feature /by Ard

Foto Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar ceramah tarawih pada 2 Maret 2025. Dalam ceramah ini, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I. selaku Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Berbasis Sekolah sekaligus Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD didapuk menjadi penceramah.

Prof. Suyatno menyampaikan bahwa Ramadan merupakan bulan kemuliaan karena menjadi momentum turunnya wahyu Al-Qur’an. Ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat berbagai tafsir mengenai wahyu pertama yang turun, umat Islam sepakat bahwa Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 185.

Lebih lanjut, Prof. Suyatno menekankan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran yang tidak diragukan. Ia menjelaskan bahwa takwa bukan sekadar rasa takut kepada Allah, tetapi juga kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Ia mengutip kisah seorang mufasir bernama Leopold Weiss, seorang mantan pendeta Yahudi yang memutuskan menjadi mualaf setelah mengkaji Al-Qur’an, khususnya Surah Al-Ma’un. Dalam tafsirnya, Weiss menafsirkan bahwa ketakwaan bukan hanya sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan, tetapi juga menyadari kehadiran Allah dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

Di akhir ceramah, Prof. Suyatno menyampaikan, orang yang benar-benar bertakwa akan merasa ringan dalam melakukan perbuatan baik meskipun tidak dilihat oleh orang lain, serta mudah meninggalkan perbuatan buruk karena menyadari bahwa Allah selalu hadir dalam kehidupannya.

Selama berlangsungnya ceramah, suasana masjid dipenuhi dengan kekhidmatan. Jamaah mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mengangguk dan mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh penceramah. Acara ini berjalan dengan tertib dan lancar hingga tiba waktu salat Tarawih.

Dengan adanya ceramah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah serta memperkuat ukhuwah islamiah di tengah masyarakat. Selain itu, dapat membawa manfaat dan semakin mendekatkan umat kepada Allah Swt. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:57:052025-03-11 10:57:05Ceramah Tarawih Bersama Prof. Dr. Suyatno

Kajian Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Ikhlas

11/03/2025/in Feature /by Ard

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses mengadakan Kajian Subuh dengan tema “Tadabur Surah Al-Ikhlas” pada 3 Maret 2025. Ustaz M. Bilal Al-Baihaqi didapuk menjadi pemateri kajian tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan selama bulan Ramadan sebagai bentuk untuk meningkatkan pemahaman terkhusus tentang tafsir ayat-ayat Al-Qur’an.

Pembahasan tentang Surah Al-Ikhlas dikarenakan surah tersebut adalah surat favorit yang sering dibaca ketika salat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa asbabunnuzul Surah Al-Ikhlas merupakan sebuah jawaban dari pertanyaan orang musyrik atas nasab dirinya. Ustaz Bilal menyampaikan bahwa banyak sekali keutamaan-keutamaan yang bisa didapat dalam mentadaburi surah tersebut, salah satunya adalah pemurnian tauhid, yakni memperkuat keyakinan bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah satu yaitu Allah Swt. Di sisi lain ia juga menyampaikan, hendaknya sebagai orang yang beriman untuk menggantungkan segala sesuatu hanya kepada Allah Swt., karena pada dasarnya tidak ada seorang pun yang pantas untuk menyamakan kekuasaan Allah dengan dirinya.

Ustaz Bilal juga menyampaikan bahwa tadzkiya (pengamalan) dari mentadaburi Surah Al-Ikhlas ini adalah dengan kembali melepaskan diri dari keyakinan bahwa pencapaian yang didapat itu merupakan kekuasaan Allah Swt. Selain itu, juga diiringi dengan kecanggihan teknologi, manusia mampu melakukan banyak hal. Namun, pemateri menegaskan bahwa semua hal tersebut tidak lepas dari kekuasaan dan ciptaan Allah Swt. dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat menyombongkan semua hal tersebut di hadapan Allah.

Di akhir kajian, pemateri berpesan kepada seluruh jamaah agar berlomba-lomba dalam hal kebaikan sekaligus mengajak seluruh jamaah untuk memanfaatkan kesempatan dan waktu yang diberikan selama bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Dengan diadakannya Kajian Subuh ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sekaligus awal yang baik bagi para jamaah untuk terus bersemangat dalam mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai setiap langkah dan segala hal yang dilakukan dinilai ibadah di sisi Allah. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:23:392025-03-11 10:23:39Kajian Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Ikhlas

RDK UAD 2025: Manfaat Puasa Bagi Fisik, Mental, dan Spiritual

11/03/2025/in Feature /by Ard

Ceramah Tarawih Ust. dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. di Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (Dok. Septia)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar kegiatan ceramah tarawih sebagai rangkaian program Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H di Masjid Islamic Center UAD pada Rabu, 5 Maret 2025. Ceramah kali ini menghadirkan pemateri yang ahli di bidangnya, yakni dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan, Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana.

Kegiatan bertempat di Kampus IV Masjid Islamic Center UAD serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Tujuan kajian yaitu untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada jamaah mengenai pentingnya menjaga konsistensi dalam berpuasa, membaca, dan mengamalkan Al-Qur’an selama bulan Ramadan.

Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, kemudian dilanjutkan dengan tausiah oleh dr. Agus Taufiqurrahman yang membahas manfaat puasa bagi fisik, mental, dan spiritual, serta keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan. Ia menjelaskan bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga membangun ketakwaan. Selain itu, puasa adalah ibadah yang menyempurnakan fisik, kecerdasan, dan spiritual. Sekaligus, menjadikannya sebagai paket ibadah yang lengkap. Sayangnya, banyak orang justru menghabiskan waktu dengan aktivitas kurang bermanfaat, seperti menggulir ponsel hingga tertidur.

“Puasa yang kita jalani sekarang terbukti sangat erat hubungannya dengan membangun kesehatan fisik dalam penelitian-penelitian,” ujarnya.

Puasa memberikan dampak luar biasa bagi tubuh, terutama melalui proses autofagi, di mana sel-sel tubuh dapat mengenali dan memperbaiki kerusakan secara alami. Proses ini membantu tubuh melawan agen berbahaya dari luar dan meningkatkan sistem kekebalan. Selain itu, autofagi yang berjalan optimal tidak hanya menurunkan risiko infeksi, tetapi juga berpotensi mencegah penyakit serius seperti kanker. Puasa juga berkontribusi pada kesehatan otak dengan mengaktifkan neuroprotektan, yang berperan dalam melindungi sel-sel saraf dan mencegah kerusakan otak. Dengan demikian, puasa dapat meningkatkan fungsi otak dan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

“Faktor ini yang ketika orang itu memiliki neuroprotektan, kerusakan otak bisa dikendalikan, maka jika orang berpuasa fungsi otaknya akan jauh lebih baik,” jelasnya.

Di sisi lain, dr. Agus Taufiqurrahman menganjurkan membaca Al-Qur’an selama Ramadan, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah olehmu Al-Qur’an, karena nanti akan hadir Al-Qur’an memberimu pertolongan”. Selain itu, puasa juga berkontribusi pada kecerdasan otak dengan tidak hanya meningkatkan jumlah sel neuron, tetapi juga memperkuat jaringan antarsel neuron.\

Sebagai penutup ia berpesan agar kita berpuasa dengan keikhlasan, bukan karena ingin dipuji siapa pun. Sebab, begitu amal ibadah kita bukan karena Allah, maka Allah menjawab, “Adakah kita berdusta bahwa kita tidak dapat jatah untuk mendapatkan surga-Nya Allah bagi orang-orang yang tidak ikhlas”. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-Ust.-dr.-H.-Agus-Taufiqurrahman-Sp.S.-M.Kes_.-di-Masjid-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-Dok.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:15:422025-03-11 10:15:42RDK UAD 2025: Manfaat Puasa Bagi Fisik, Mental, dan Spiritual
Page 20 of 69«‹1819202122›»

TERKINI

  • Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,9608/08/2025
  • Perjalanan Tira Oktavianda: Dari Atlet Silat ke Delegasi Nasional08/08/2025
  • Cerita Asra Al Habib: Dari Santri hingga Menjadi Atlet Berprestasi08/08/2025
  • Menjadi Fasilitator Keamanan Pangan, Cerita Adi Satria Tumbuh Bersama Sapa Kampus08/08/2025
  • Shifa Maulidya: Setiap Langkah Adalah Pilihan untuk Terus Tumbu07/08/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian Tingkat Provinsi08/08/2025
  • Putri Nirmalasari Raih Juara Harapan I dalam Kompetisi Poster Nasional 202507/08/2025
  • UKM Taekwondo UAD Borong 27 Medali di Kejuaraan Nasional06/08/2025
  • Kampanye Jamu Kekinian Bawa NusantaRise UAD Raih Juara Nasional04/08/2025
  • Tim CaNaRy ADEF UAD Raih Penghargaan di Ajang Global Youth Innovators Competition 202504/08/2025

FEATURE

  • Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati02/08/2025
  • Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?28/07/2025
  • Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-5426/07/2025
  • Cerita Mahasiswa Hukum UAD Raih Medali Perak Kyorugi Senior Putri U-5323/07/2025
  • Efektivitas Ketepatan Data dan Kebijakan Publik22/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top