• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Masyarakat Inklusif dan Peran Perempuan dalam Mewujudkannya

01/04/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) 1446 H di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Pembahasan mengenai masyarakat inklusif menjadi sorotan dalam sesi keempat Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H yang berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 16 Maret 2025. Pemateri utama, Wakil Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ro’fah Makin, M.A., Ph.D., menekankan bahwa inklusi sosial bukan sekadar memberi kesempatan kepada kelompok rentan, tetapi memastikan keterlibatan mereka benar-benar bermakna.

Masyarakat inklusif adalah lingkungan yang memastikan setiap individu, terlepas dari latar belakang, kondisi ekonomi, atau identitasnya, memiliki akses yang sama terhadap peluang, sumber daya, dan partisipasi dalam kehidupan sosial. Konsep ini mencakup berbagai aspek, mulai dari inklusi gender, ekonomi, ras, agama, hingga disabilitas. Namun, masih banyak kelompok yang mengalami eksklusi sosial akibat perbedaan identitas sosial mereka. 

“Orang miskin sering kali dipinggirkan karena keterbatasan finansial untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Begitu pula dengan kelompok minoritas yang haknya kerap terabaikan hanya karena perbedaan keyakinan,” ungkapnya.

Dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai sektor, mulai dari advokasi keadilan sosial, pembuatan kebijakan yang berpihak pada perempuan dan kelompok rentan, hingga pembangunan ekonomi berbasis komunitas. Hingga kini, ‘Aisyiyah telah banyak berkontribusi dalam memperjuangkan kesetaraan melalui kebijakan yang mendukung hak-hak perempuan, anak, lansia, serta masyarakat miskin. Inklusi juga memiliki dampak yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan. Tidak hanya menguntungkan kelompok yang terpinggirkan, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien. 

“Pengadaan lift dan kursi khusus di tempat umum awalnya ditujukan untuk penyandang disabilitas, tetapi nyatanya semua orang dapat merasakan manfaatnya. Inilah bukti bahwa masyarakat inklusif membawa manfaat bagi semua pihak,” tambahnya.

Persoalan sosial seperti kesenjangan ekonomi, diskriminasi berbasis agama, perubahan iklim, serta keterbatasan akses pendidikan dan layanan publik masih menjadi tantangan besar. Di Yogyakarta, misalnya, kesenjangan sosial semakin tinggi dengan naiknya harga tanah dan dominasi sektor pariwisata yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi. Hal ini semakin mempersulit kelompok ekonomi lemah untuk bertahan. Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan interseksionalitas menjadi sangat penting. Interseksionalitas membantu memahami bagaimana berbagai identitas sosial seseorang, seperti gender, ras, status ekonomi, dan disabilitas, saling beririsan dan dapat memperparah marginalisasi.

“Seorang perempuan difabel yang juga berasal dari keluarga miskin akan menghadapi diskriminasi berlapis-lapis. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat harus mempertimbangkan berbagai dimensi ketidakadilan ini,” imbuhnya.

Sebagai penutup, ia menyampaikan bahwa membangun masyarakat inklusif bukan hanya tugas satu kelompok saja, tetapi tanggung jawab semua pihak. Ia menegaskan bahwa laki-laki harus dilibatkan sebagai mitra terbaik dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Kemudian, setelah berbagai tantangan berhasil diatasi, laki-laki dan perempuan dapat bergerak bersama sebagai mitra untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Pimpinan-Wilayah-‘Aisyiyah-PWA-1446-H-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-01 07:21:142025-04-01 07:21:14Masyarakat Inklusif dan Peran Perempuan dalam Mewujudkannya

Ramadan, Iman, dan Ilmu: Benteng Kokoh Melawan Perilaku Koruptif

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Prof. Dr. Suyadi, M.Pd.I. (Dok. Ulinuha)

Ceramah Tarawih dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang dilaksanakan pada Jum’at, 7 Maret 2025, di Masjid Islamic Center UAD menghadirkan Prof. Dr. Suyadi, M.Pd.I. sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, ia mengangkat tema penting mengenai ilmu dan iman sebagai benteng dalam melawan korupsi, yang merupakan salah satu permasalahan serius di Indonesia.

Prof. Suyadi menyoroti nilai fantastis kasus korupsi di Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya, masih dikuasai oleh orang-orang yang serakah. Dalam pandangannya, korupsi bukan hanya kejahatan hukum, tetapi juga pelanggaran moral dan agama. Sejak tahun 2006, Majelis Tarjih dan Tajdid Pusat Muhammadiyah telah melakukan ijtihad yang menghasilkan buku Fikih Anti Korupsi sebagai pedoman bagi umat Islam dalam memahami dan melawan praktik koruptif. Pada tahun 2012, Nahdlatul Ulama juga menerbitkan buku Jihad Melawan Korupsi, yang memperkuat upaya pemberantasan korupsi dari perspektif keagamaan.

Prof. Suyadi mengutip Surah Al-Ma’idah ayat 63 yang artinya, “Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka, tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.”

Ayat ini menegaskan pentingnya peran ulama dan pemuka agama dalam mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi. Sayangnya, menurut Prof. Suyadi, ada masa di mana para rohaniawan merasa suci sendiri dan tidak peduli terhadap realitas sosial, termasuk fenomena korupsi yang merajalela.

Ia juga mengingatkan bahwa ulama tidak boleh diam dalam menghadapi praktik koruptif. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan meskipun kerap dianggap tidak efektif oleh sebagian masyarakat, tetap memiliki peran penting sebagai pintu hidayah agar pemimpin negara mendapatkan petunjuk untuk berada di jalan yang lurus.

Hal yang menarik dari kajian fikih antikorupsi adalah pandangan bahwa korupsi termasuk dalam syirik akbar, yakni dosa besar karena dampaknya yang meluas. Korupsi bukan hanya dinikmati oleh individu pelaku, tetapi juga keluarganya (istri, anak, bahkan cucu) sehingga menciptakan lingkaran ketidakadilan yang terus berlanjut. Dalam analoginya, Prof. Suyadi membandingkan suasana kelas dengan ruang sidang anggota dewan. Mahasiswa yang terbiasa menyontek telah melakukan tindakan koruptif dalam skala kecil. Jika tidak ditanamkan nilai kejujuran sejak dini, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi praktik korupsi dalam kehidupan nyata.

Melalui kajian neurosains, otak seorang koruptor sebenarnya berfungsi secara normal, tetapi tidak sehat. Hal ini dibuktikan oleh pengalaman Prof. Suyadi saat melakukan riset di Lapas Sukamiskin, di mana para koruptor hampir tidak ada yang mengakui kesalahannya. Mereka selalu memiliki seribu satu alasan untuk membenarkan perbuatannya.

Menurut Prof. Suyadi, ibadah puasa memiliki dampak besar dalam membentuk karakter yang bersih dari perilaku koruptif. Otak yang sehat memiliki kecenderungan spiritualitas yang baik, dan puasa dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran moral dan etika. Orang yang berpuasa karena iman sejati tidak akan mudah tergoda untuk melanggar hukum dan norma.

Sebagai refleksi, Prof. Suyadi mengajak jamaah untuk bertanya pada diri sendiri: apakah puasa kita benar-benar karena iman, atau hanya sekadar rutinitas tanpa makna? Ramadan harus menjadi momentum untuk memperbaiki diri, menguatkan iman, serta menjadikan ilmu sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari agar terbebas dari praktik koruptif dan perilaku tidak jujur. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Prof.-Dr.-Suyadi-M.Pd_.I.-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 11:07:482025-03-24 11:07:48Ramadan, Iman, dan Ilmu: Benteng Kokoh Melawan Perilaku Koruptif

RDK UAD 1446 H: Islam dan Konstitusi

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. (Dok. Anove)

Dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Menjelang Buka Puasa pada Senin, 17 Maret 2025, di Masjid Islamic Center UAD. Tema yang diangkat dalam kajian kali ini adalah “Islam dan Konstitusi”, dengan narasumber H. Nurul Satria Abdi, S.H., M.H., yang merupakan Wakil Dekan Fakultas Hukum UAD.

Kajian tersebut membahas konsep kenegaraan dan konstitusi dalam perspektif Islam serta teori ketatanegaraan modern. Dalam pemaparannya, pembicara menjelaskan bahwa sebuah negara memiliki tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah, serta konstitusi sebagai aturan dasar yang mengatur bagaimana suatu negara dijalankan.

Dalam kajian ini, dikupas bagaimana konstitusi memiliki peran fundamental dalam membentuk sistem pemerintahan yang stabil dan berkeadilan. Konstitusi bukan sekadar dokumen hukum, tetapi juga landasan dalam mengatur hubungan antara warga negara dan pemerintah, menjaga keseimbangan kekuasaan, serta memastikan hak-hak asasi manusia terlindungi. Selain itu, pembicara juga menekankan bahwa dalam perjalanan sejarah, kekuasaan sering kali disalahgunakan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pembatasan dan pengawasan untuk mencegah penyimpangan dalam sistem pemerintahan.

Salah satu contoh nyata dalam sejarah Islam mengenai konsep konstitusi adalah Piagam Madinah, yang disusun oleh Nabi Muhammad saw. Dokumen ini dikenal sebagai salah satu bentuk konstitusi pertama di dunia yang memberikan hak yang sama bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang suku atau agama. Piagam Madinah menjadi bukti bahwa Islam telah mengenal konsep tata negara yang berlandaskan nilai-nilai keadilan dan kebersamaan. Model ini kemudian dikaitkan dengan berbagai pendekatan negara-negara Islam modern dalam menyusun konstitusi mereka. Dari pembahasan tersebut, jamaah diajak untuk memahami bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam sistem pemerintahan yang berbeda di setiap negara.

Tujuan utama kajian ini adalah mengeksplorasi peran manusia sebagai khalifah di bumi dalam konteks konstitusi dan ketatanegaraan. Konstitusi tidak hanya berfungsi sebagai pedoman hukum, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Dalam Islam, konsep itu sejalan dengan tugas manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab untuk menegakkan kebenaran, menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sosial, serta mengelola bumi dengan penuh keadilan.

Dari kajian bertema Islam dan Konstitusi ini, diharapkan peserta semakin memahami pentingnya konstitusi dalam menjaga stabilitas negara serta bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam sistem pemerintahan modern. RDK UAD 1446 H terus menghadirkan kajian-kajian inspiratif yang memperkaya wawasan keislaman dan kebangsaan bagi sivitas akademika. (Anove)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Buka-Puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Nurul-Satria-Abdi-S.H.-M.H.-Dok.-Anove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 11:00:492025-03-24 11:00:49RDK UAD 1446 H: Islam dan Konstitusi

Dari Kampus ke Kampung: Saatnya Ilmu Berbuah Tindakan

24/03/2025/in Feature /by Ard

Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. (Dok. Ulinuha)

Ceramah Tarawih menjadi agenda rutin dalam kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam ceramah di Masjid Islamic Center UAD yang disampaikan oleh Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D., ia menekankan pentingnya tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ramadan selalu menjadi waktu yang penuh berkah untuk meningkatkan keimanan dan memperbaiki diri.

Ustaz Anton mengawali dengan pengamalan dari doa yang artinya, “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Dalam agama, yang hak dan yang batil sudah jelas. Namun, memahami saja tidak cukup, kita juga harus mengamalkannya. Contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan adalah sebagian dari iman, tetapi mengapa masih ada yang membuang sampah sembarangan? Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, tetapi masih banyak yang melanggar aturan lalu lintas. Semua ini menunjukkan bahwa ilmu tanpa amal belum memberikan manfaat yang sesungguhnya.

Kebiasaan baik harus dimulai dari diri sendiri. Apa yang kita pelajari di sekolah atau di kampus seharusnya tidak berhenti di sana, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di rumah dan di kampung-kampung sekitar. Membangun kebiasaan baik memerlukan kesadaran dan keteladanan. Bagi anak muda, penting untuk kembali ke kampung halaman dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Masjid-masjid besar telah berdiri megah, tetapi sering kali kurang perhatian dalam pembinaan jamaahnya. Kita memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali masjid dengan bimbingan dan kegiatan keislaman.

Hafalan Al-Qur’an dan ilmu agama yang kita miliki sebaiknya tidak hanya menjadi koleksi pribadi, tetapi harus diamalkan di masyarakat. Ramadan adalah momentum terbaik untuk memperbaiki diri dan berbagi ilmu. Jadikan Ramadan ini sebagai kesempatan untuk menjadi berita baik bagi lingkungan kita dengan perilaku dan amal yang lebih baik. Mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai ajang untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh. Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita dapat menciptakan perubahan yang nyata dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk selalu istikamah dalam kebaikan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Prof.-Ir.-Anton-Yudhana-S.T.-M.T.-Ph.D.-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 10:53:532025-03-24 10:53:53Dari Kampus ke Kampung: Saatnya Ilmu Berbuah Tindakan

Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.A (Dok. Ulinuha)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi penyelenggara Kajian Rutin Menjelang Berbuka. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 Maret 2024 bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag. ini mengupas mengenai peran penting akal dalam kehidupan beragama serta bagaimana Islam memandang akal sebagai anugerah besar yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Ustaz Ridha mengutip pandangan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga kekuatan utama. Daya akal, yang membawa seseorang kepada hakikat kebenaran dan membedakan antara yang benar dan salah. Daya amarah, yang jika dikendalikan dengan baik dapat membawa seseorang pada kekuatan dan keberanian, tetapi jika tidak, bisa berujung pada kesewenang-wenangan. Kekuatan syahwat atau nafsu, yang mendorong manusia untuk mencari kenikmatan, tetapi dapat menjerumuskan ke dalam kelalaian jika tidak terkendali.

Bulan Ramadan, menurutnya, menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk melatih pengendalian diri terhadap amarah dan hawa nafsu, sehingga akal tetap jernih dalam menjalani kehidupan. Akal dan otak memiliki perbedaan mendasar. Otak adalah organ fisik yang dapat diraba, sedangkan akal bersifat abstrak dan bertanggung jawab dalam mengendalikan serta mengarahkan manusia agar tidak lepas kendali.

Akal berfungsi sebagai penjaga hati agar tetap hidup dalam kebenaran dan menjauhi segala larangan Allah, melalui akal manusia dapat memahami Al-Qur’an dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam semesta. Dengan merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah, seseorang dapat semakin memperkuat keimanannya dan menyadari bahwa semua ciptaan Allah memiliki tujuan yang jelas dan tidak sia-sia.

Akan tetapi, akal memiliki batasan, dalam hal ibadah mahda seperti salat dan puasa, akal tidak boleh mempertanyakan ketetapan Allah karena hal tersebut berada di luar jangkauan nalar manusia. Oleh karena itu, akal harus digunakan sesuai dengan petunjuk wahyu, tanpa terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesombongan intelektual. Sebagai anugerah besar dari Allah, akal merupakan amanah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Islam mewajibkan ibadah seperti salat dan puasa bagi mereka yang berakal, serta melarang segala sesuatu yang dapat merusak fungsi akal, seperti konsumsi khamar dan hal-hal yang dapat menghilangkan kesadaran.

Ustaz Ridha menegaskan bahwa akal harus selalu dipelihara dan dikembangkan dengan ilmu. Hal ini sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu perintah untuk membaca (iqra). Dengan menuntut ilmu, manusia dapat memperkokoh keimanannya dan menghindarkan diri dari penyimpangan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini tentunya memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya menjaga akal agar tetap selaras dengan wahyu dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu. Dengan memahami dan mengamalkan konsep akal dalam Islam, umat muslim diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, penuh kesadaran, serta selaras dengan ajaran agama. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Ustaz-M.-Ridha-Basri-S.Th_.I.-M.A-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 10:47:312025-03-24 10:47:31Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi

Tadabur Surah Al-‘Adiyat dalam Kajian Subuh RDK UAD 1446 H

22/03/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Seno Aji selaku Pemateri Kajian Subuh RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Salsya)

Kajian Subuh di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membicarakan tema “Tadabur Surah Al-‘Adiyat” yang dipaparkan oleh Ustaz Seno Aji Wicaksono. Kegiatan tersebut diadakan pada 17 Maret 2025, yang merupakan salah satu rangkaian selama bulan Ramadan agar mampu merenungkan sesuatu secara mendalam untuk memahami makna dan hikmah di balik peristiwa atau fenomena pada Surah Al-‘Adiyat.

Ustaz Seno mengatakan bahwasanya sebagian ulama berpendapat bahwa Surah Al-‘Adiyat diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Atau, disebut juga Surah Makiyah karena pada ayat 6‒11 pada surah ini membahas tentang hari kiamat, yang mana pada pembahasan hari kiamat kebanyakan diturunkan di Kota Makkah.

Di sisi lain, sebagian ulama lainnya pun mengungkap bahwa surah tersebut diturunkan setelah Nabi Muhammad saw. ke Madinah atau disebut juga Surah Madaniyah, karena pada ayat 1–5 membahas tentang perang yaitu kuda perang, yang mana perang ini diizinkan oleh Allah Swt. untuk Rasulullah ketika beliau berada di Madinah.

Pembahasan tentang Surah Al-‘Adiyat pada firman Allah ayat 1– 5 dimaknai Allah Swt. bersumpah tiga kali dengan menyertakan makhluknya yaitu kuda yang sedang berperang dengan dikaitkan oleh ayat 6 bahwa Allah Swt. memberikan perumpamaan terhadap kuda perang yang diberi makanan dan minuman secukupnya oleh majikannya.

Sayangnya, balasan yang dilakukan oleh kuda tersebut sangat besar yaitu membawa majikannya sampai ke medan perang, hingga hidup dan mati bersama. Allah Swt. mengumpamakan bahwa manusia kebalikan dari kuda tersebut, manusia enggan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan-nya, padahal apa yang diberikan oleh Allah Swt. sangat luar biasa hingga tidak terhitung.

Pada ayat 7– 11 disebutkan bahwa manusia sangat ingkar. Manusia juga sangat berlebihan dalam mencintai harta duniawi, dan ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya maka Allah Swt. akan mempertunjukkan segala rahasia yang ada di dalam hati kita. Sebab, Tuhan mereka sangat mengetahui apa yang tebersit dalam hati kita.

Secara garis besar, Surah Al-‘Adiyat memiliki makna bahwa Allah Swt. mengecam manusia yang ingkar dan kikir karena kecintaannya pada harta. Oleh karena itu, di hari akhir manusia akan dibangkitkan dari kubur dan Allah Swt. dengan memperlihatkan isi hati semua manusia. Bahkan jika manusia tersebut menyembunyikannya karena Allah Swt. Maha Mengetahui. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Seno-Aji-selaku-Pemateri-Kajian-Subuh-RDK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-22 11:35:542025-03-22 11:35:54Tadabur Surah Al-‘Adiyat dalam Kajian Subuh RDK UAD 1446 H

Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-‘Ashr

22/03/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Irwanda Adi Mukti Pemateri Kultum Subuh Tadabur Surah Al-‘Ashr (Dok Darmawan)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Subuh bertema “Tadabur Surah Al-‘Ashr” yang bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada 14 Maret 2025. Dalam acara ini, Ustaz Irwanda Adi Mukti ditunjuk sebagai pemateri. Kajian diadakan dengan maksud untuk menambah wawasan mengenai tafsir yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur’an.

Ustaz Irwanda Adi Mukti menyampaikan menurut Imam Syafi’i, jika seorang hamba mentadaburi Surah Al-‘Ashr maka cukuplah bagi mereka. Surah Al-‘Ashr diturunkan setelah Al-Insyirah di Kota Makkah yang terdiri atas 3 ayat, 14 kata, dan 68 huruf secara umum surah ini menjelaskan tentang siapa saja orang-orang yang tergolong beruntung dan siapa saja orang-orang yang tergolong merugi. Pesan inti mengapa diturunkannya surah ini ialah, mengingatkan pada manusia bahwasanya waktu adalah harta yang paling berharga bagi manusia.

Selanjutnya, pemateri juga menjelaskan mengenai sejarah diturunkannya Surah Al-‘Ashr. Pada zaman dahulu, orang Arab Jahiliah sering kali bersantai pada waktu menjelang ashar. Mereka saling bercanda, bercengkerama bahkan saling menyinggung satu sama lain hingga terjadilah perselisihan antara dua pihak. Kemudian, mereka menganggap waktu ashar adalah waktu yang terkutuk. Oleh karena itu, Allah Swt. menurunkan surah ini untuk memberikan peringatan, bahwa bukan waktu ashar yang salah, tetapi orangnya-lah yang bermasalah.

Pada akhir sesi kajian, Ustaz Irwanda berpesan seorang hamba harus menghargai waktu terutama pada waktu ashar terlebih waktu yang telah terlewat dalam kehidupan dan pada hari esok. Pada dasarnya manusia berada dalam kerugian, terkecuali ketika Allah Swt. memberikan anugerah kepada orang-orang untuk beramal saleh. Maka dari itu, setiap hamba harus memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut, untuk mencapai keselamatan terdapat persyaratan antara lain ilmu, amal, dakwah, dan sabar, serta setiap manusia harus mengamalkan ilmu yang telah dipelajari walaupun hanya sedikit.

Melalui Kajian Subuh ini, semoga bisa meningkatkan persepsi jamaah mengenai makna yang terkandung dalam surah di dalam Al-Qur’an khususnya Surah Al-‘Ashr serta dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Irwanda-Adi-Mukti-Pemateri-Kultum-Subuh-Tadabur-Surah-Al-Ashr-Dok-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-22 11:01:082025-03-22 11:01:08Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-‘Ashr

Menjadi Kaya Tanpa Terhanyut: Hikmah Kanaah dan Zuhud dalam Islam

21/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. dalam Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulin)

Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam rangkaian kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H pada Sabtu, 8 Maret 2025, dengan penceramah Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. mengangkat tema penting mengenai sifat serakah dan sombong yang kerap menjatuhkan manusia.

Ceramah diawali dengan refleksi atas kondisi sosial saat ini, di mana kasus megakorupsi terus bermunculan. “Saking seringnya terjadi, hati kita bisa menjadi tidak sensitif terhadap dampaknya yang luar biasa besar,” ungkap Ustaz Arqam. Ia juga menyoroti hasil riset Kompas yang mengungkap bahwa generasi Z menghabiskan hingga 80% pendapatannya untuk gaya hidup, sebuah fenomena yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Ia mengingatkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, tetapi perilaku buruk dapat membuat seseorang terperosok seperti binatang, bahkan lebih sesat. Dalam sejarah, kisah Qorun yang tenggelam karena keserakahan dan Firaun yang hancur akibat kesombongan menjadi pelajaran berharga.

Ustaz Arqam menjelaskan bahwa dua sifat negatif serakah dan sombong sangat mudah melekat pada manusia. “Jika diberi satu gunung emas, ingin dua. Jika diberi dua, ingin tiga, sampai akhirnya hanya maut yang menghentikan keinginannya,” tegasnya.

Akan tetapi, Islam mengajarkan solusi atas godaan harta, yaitu dengan sifat kanaah (merasa cukup) dan zuhud (hidup sederhana). Kekayaan tidak dilarang dalam Islam, bahkan seorang mukmin dianjurkan memiliki finansial yang baik, tetapi harta seharusnya tidak menjadi penyebab kehinaan dan kesesatan.

Ustaz Arqam menekankan bahwa Al-Qur’an telah mengingatkan manusia tentang bagaimana kekayaan bisa menjatuhkan seseorang jika tidak disertai ketakwaan. Oleh karena itu, tugas besar umat Islam adalah mendidik anak cucu agar memiliki sifat kanaah dan zuhud.

“Kemampuan hati sangat berperan dalam membentuk karakter kanaah dan zuhud. Seorang anak harus cerdas secara akal, serta memiliki hati yang bersih,” tuturnya. Di tengah tantangan zaman, kesadaran diri menjadi kunci agar seseorang tidak terjebak dalam pusaran keserakahan dan kesombongan yang tentunya memberikan refleksi bagi para jamaah untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi harta dan kehidupan dunia, agar tidak terjerumus dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Mhd.-Lailan-Arqam-M.Pd_.-dalam-Ceramah-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-21 10:39:162025-03-21 10:39:16Menjadi Kaya Tanpa Terhanyut: Hikmah Kanaah dan Zuhud dalam Islam

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

19/03/2025/in Feature /by Ard

Muhammad Azis., S.T., M.Cs., Ph.D Pemateri Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Anove)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Ramadan di Kampus (RDK) 2025 dengan menghadirkan Kajian Jelang Buka Puasa pada Minggu, 16 Maret 2025. Bertempat di Masjid Islamic Center UAD, kajian ini menghadirkan Muhammad Azis, S.T., M.Cs., Ph.D. yang merupakan Kepala Pusat Studi dan Analisis Kebijakan Nasional UAD. Ia membahas topik menarik tentang “Pemanfaatan internet of things (IoT) untuk Dakwah Islam”.

Lebih istimewa lagi, kajian ini turut dihadiri oleh anggota Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) yang dikoordinasi oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, sehingga menjadikannya momen inklusif yang menggambarkan semangat dakwah yang merangkul seluruh kalangan masyarakat, tanpa terkecuali.

Dalam pemaparannya, Muhammad Azis menjelaskan bahwa dakwah pada dasarnya merupakan seruan bagi umat manusia untuk menuju jalan Allah, sebagaimana tercantum dalam berbagai ayat Al-Qur’an. QS. Yusuf: 108, yang menegaskan bahwa dakwah adalah ajakan menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan dan ilmu. QS. Ali Imran: 19, yang menggarisbawahi bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridai oleh Allah. QS. Ali Imran: 104, yang menekankan pentingnya seruan untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. QS. An-Nahl: 125, yang mengajarkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah, nasihat yang baik, dan perdebatan yang santun.

Media Sosial sebagai Sarana Dakwah Modern

Seiring dengan berkembangnya teknologi, dakwah tidak lagi terbatas pada ceramah di mimbar atau pengajian di masjid. Internet dan media sosial kini menjadi sarana efektif dalam menyebarkan ajaran Islam. Muhammad Azis memaparkan beberapa keunggulan media sosial dalam konteks dakwah dan kehidupan sehari-hari.

Beberapa di antaranya, menjalin silaturahmi tanpa batasan ruang dan waktu, bahkan melampaui perbedaan suku, agama, dan bangsa. Sebagai biro jodoh, memudahkan individu menemukan pasangan hidup dengan kriteria yang sesuai. Sumber ilmu pengetahuan, mulai dari informasi peluang kerja, beasiswa studi, hingga edukasi kesehatan. Kecepatan komunikasi dan informasi, yang mempermudah penyebaran berita serta dakwah Islam. Sarana promosi, baik untuk kepentingan bisnis maupun dakwah. Membantu seseorang menjadi terkenal, baik dalam bidang keilmuan, sosial, maupun hiburan.

Meskipun media sosial dan internet memiliki potensi besar untuk dakwah, sayangnya data menunjukkan bahwa di Indonesia, penggunaan internet untuk dakwah agama masih berada di urutan ketujuh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dai dan konten kreator muslim untuk memanfaatkan internet sebagai alat dakwah yang lebih optimal.

Fungsi Internet dalam Dakwah Islam Berkemajuan

Lebih lanjut, kajian ini membahas bagaimana internet dapat berperan dalam mendukung dakwah Islam yang mencerahkan dan berkemajuan. Muhammad Azis menjabarkan beberapa fungsi utama internet dalam dakwah Islam. Fungsi taklim, sebagai sarana edukasi, diseminasi informasi, dan penyebaran ilmu pengetahuan serta teknologi Islam (ipteks). Fungsi tanwir, menyebarkan ajaran Islam dalam bentuk konten yang mencerahkan dan inspiratif. Fungsi taysir, mempermudah umat dalam menjalankan ibadah dan mengakses dakwah Islam.

Selain itu, fungsi tabsyir, menyampaikan kabar gembira dan dakwah yang menggembirakan. Fungsi tasdid, meluruskan informasi, terutama mengenai ajaran Islam. Pelurusan informasi, menyajikan pemahaman yang benar tentang Islam di berbagai belahan dunia. Investigasi kondisi umat Islam, menggali informasi (investigative reporting) tentang situasi muslim di berbagai negara. Mengikis islamophobia, menggunakan internet sebagai sarana untuk membangun citra positif Islam di dunia global. Serta advokasi Islam di media Barat, mengoreksi dan membela Islam dari informasi yang distorsif, manipulatif, dan sering kali memojokkan Islam dalam pemberitaan internasional.

Membangun Dakwah Islam yang Adaptif dan Inklusif

Dalam era digital ini, dakwah tidak boleh terbatas pada metode konvensional. Pemanfaatan internet of things (IoT) serta berbagai platform digital harus dioptimalkan agar pesan Islam dapat lebih luas tersebar dan lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan. Melalui RDK UAD, para mahasiswa dan peserta diharapkan mampu memahami pentingnya teknologi dalam menyebarkan dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Muhammad Azis menutup kajian dengan pesan bahwa dakwah yang efektif di era digital harus bersifat adaptif, inovatif, serta inklusif. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, umat Islam dapat terus menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan memperkuat eksistensi Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Kajian ini menjadi salah satu agenda penting dalam Ramadan di Kampus UAD yang tidak hanya memperkuat pemahaman agama, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk dakwah Islam yang lebih maju dan inklusif. (Nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Azis.-S.T.-M.Cs_.-Ph.D-Pemateri-Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Anove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-19 12:04:262025-03-19 12:05:13Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan

18/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Norma Sari,S.H.,M.Hum. Pemateri Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum., selaku Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah sekaligus dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjadi pemateri utama dalam sesi kelima Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H. Kajian yang berlangsung pada Minggu, 17 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD ini mengangkat tema “Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan dalam Perspektif ‘Aisyiyah”.

Dr. Norma menyampaikan konsep perempuan berkemajuan yang telah menjadi bagian dari perjuangan ‘Aisyiyah. Semangat kesetaraan ini telah ditegaskan sejak Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928, ketika Nyai Munjiyah, salah satu tokoh ‘Aisyiyah, menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi peradaban. Ia menekankan bahwa keadilan dalam masyarakat hanya bisa terwujud jika semua individu memiliki akses yang sama terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Ia menyoroti pentingnya penyadaran bagi perempuan terkait ketimpangan yang masih terjadi. Oleh karena itu, kita perlu melakukan penyadaran, pemenuhan akses layanan dasar, pemberdayaan masyarakat, serta advokasi kebijakan yang berpihak pada kesetaraan dan keadilan.

“Kenapa penyadaran itu penting? Karena masih banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa ketimpangan masih terjadi. Misalnya, urusan rumah tangga sering kali hanya dikerjakan oleh perempuan, meskipun ada anggota keluarga lain yang bisa membantu,” tegasnya. 

Sejumlah isu strategis juga ikut dibahas dalam sesi ini, mulai dari gerakan pendidikan inklusif, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan, kedaulatan pangan, ketahanan keluarga, hingga integritas dan tata kelola yang baik. ‘Aisyiyah sendiri memiliki komitmen mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender melalui berbagai upaya, seperti sosialisasi konsep keluarga sakinah, edukasi komunitas, serta kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kampus, dan lembaga sosial. 

Selanjutnya, Dr. Norma Sari memaparkan upaya ‘Aisyiyah dalam bidang ekonomi yang berfokus pada penguatan kedaulatan pangan dan pemberdayaan perempuan. Upaya tersebut dilakukan melalui dukungan modal usaha, pelatihan keterampilan, serta dorongan terhadap kebijakan ekonomi makro yang berpihak pada usaha kecil dan koperasi perempuan. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi seluruh elemen masyarakat, sementara keadilan sosial tidak akan tercapai tanpa adanya pemerataan ekonomi.

Sebagai penutup, ia menekankan bahwa perjuangan menuju masyarakat berkeadilan harus dilakukan secara kolaboratif dengan menjadikan laki-laki sebagai mitra dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Menurutnya, setelah permasalahan utama terselesaikan, barulah langkah berikutnya dapat dilakukan secara bersama-sama agar tercipta keselarasan dalam perjuangan keadilan. (Ito)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Norma-SariS.H.M.Hum_.-Pemateri-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 12:54:522025-03-18 12:54:52Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan
Page 20 of 70«‹1819202122›»

TERKINI

  • PPKO BEM Psikologi UAD Gelar Kelas Ekonomi Kreatif di Desa Temuwuh03/10/2025
  • Cerita Unik Empat Pasang Mahasiswa Kembar di P2K UAD 202501/10/2025
  • PBI UAD Gelar Pembekalan Internship TEYL30/09/2025
  • Good Morning Everyone Meriahkan Closing Ceremony P2K UAD 202530/09/2025
  • LSO Pharmacy Club Adakan Kelas Formulasi30/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa Kedokteran UAD, Pramudya Wijaya, Borong Prestasi Nasional di Bidang Vokal30/09/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Medali Perak Lewat Taekwondo di POMNAS XIX 202526/09/2025
  • Tim S2 Farmasi UAD Raih Juara 2 di Nusantara Creative Competition 222/09/2025
  • UAD Raih Juara Umum Lomba Esai Nasional Nusantara Creative Competition 222/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara di Kompetisi dan Pelatihan Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top