• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Ciri Pemimpin dalam Islam

12/06/2023/in Feature /by Ard

Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D., khatib khotbah Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Khotbah Jumat di Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membahas tentang pemimpin dalam Islam. Khotbah disampaikan oleh Drs. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D.

Ia menuturkan, Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Jalan menuju ketakwaan itu memang sangat tidak mudah dan banyak sektor yang harus kita lihat. Fungsinya adalah untuk memperhatikan dinamika kehidupan dalam berbagai aspek agar bisa memahami dan menilai.

“Dasar-dasar untuk menilai adalah menggunakan nilai-nilai yang tertuang dalam Al-Qur’an dan sunah. Apakah dinamika kehidupan selama ini sudah relevan, atau masih jauh di persimpangan jalan. Jadi, semua yang ada di sini dituntut oleh Allah untuk bersikap kritis menggunakan daya nalar yang dimiliki secara jujur untuk melihat dinamika kehidupan yang terjadi. Setelah melakukan penilaian dengan berdasar pada nilai-nilai spiritual yang ada dalam Al-Qur’an dan sunah, maka kita dituntut untuk melakukan perubahan di waktu-waktu yang akan datang. Perubahan itu diserahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah memerintahkan kita untuk melakukan perubahan dengan berbagai landasan dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri,” jelas Anhar.

Ia menambahkan, alasan perubahan harus dimulai dari diri sendiri ialah karena Allah telah memberikan potensi dasar bagi setiap diri manusia untuk bisa melakukan sebuah perubahan. Semangat agama secara ibrani telah diberikan oleh Allah sejak dalam kandungan, lalu setelah mencapai usia balig sudah Allah berikan kekuatan akal untuk berpikir. Selain itu, Allah juga memberikan hati. Hati merupakan salah satu potensi dasar yang harus dipelihara dengan baik. Dasar untuk memelihara hati adalah dengan nilai-nilai yang absolut kebenarannya, yang datang dari Allah Swt.

Politik dan Islam

Lihatlah sekarang ini, perkembangan informasi di berbagai media sangat luar biasa, khusus terkait politik. As-siyasah, yakni aktivitas yang dilakukan seseorang, sekelompok masyarakat, atau negara guna memperbaiki keadaan yang buruk menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik, merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Islam. Oleh karena itu, salah besar jika ada orang yang memiliki pandangan “jangan berbicara politik di masjid”. Sebab, ini adalah salah satu indikator orang yang gagal paham terhadap Islam. As-siyasah dengan negara juga tidak bisa dipisahkan, bahkan Nabi Muhammad saw. juga tidak akan berhasil tanpa adanya gerakan as-siyasah.

“Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah ini merupakan proses perubahan strategi dakwahnya. Setelah sampai di Madinah, sarana ibadahlah yang pertama dibangun. Sarana untuk mengumpulkan umat dan membina nalar umat. Luar biasanya lagi, Nabi menyatukan ukhuwah Islamiyah antara Muhajirin dan Anshor. Kemudian Nabi membentuk satu konsep perubahan dengan Piagam Madinah di bawah pemerintahan Nabi sebagai rasul saat itu,” imbuh Anhar.

Anhar menuturkan, “Tampaknya spiritual Islam sekarang ini mulai tumbuh dari bawah, bukan dari atas. Dapat kita lihat fenomenanya dari berbagai daerah sudah mulai tumbuh semangat Islam. Anak-anak muda sudah mulai menunjukkan daya kritisnya. Hal ini sangat patut untuk disyukuri, tetapi yang menjadi persoalannya adalah gaya bernegara kita ini tidak siap dari pada kritik.”

Ciri Pemimpin dalam Islam

Pertama, tidak boleh berbuat keji dan munkar. Seorang pemimpin tidak boleh berbuat keji dan munkar. Justru seorang pemimpin itu harus memberantas kegiatan-kegiatan kemungkaran dalam berbagai aspek. Kedua, gemar menunaikan zakat. Maksudnya di sini berarti harus melihat fungsi zakat itu bagi pelaku. Misalnya zakat dalam konteks sosial. Jadi, orang yang gemar menunaikan zakat ia akan memiliki jiwa humanis dan jiwa sosial yang tinggi karena ia sadar bahwa dalam harta itu ada hak orang lain. Orang yang gemar mengeluarkan zakat tidak mungkin tega membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain dan ini sudah dipraktikkan oleh Khulafaur Rasyidin yaitu Umar. Jika dihubungkan dengan zakat maka bagi seorang pemimpin itu tidak boleh harta haram di tangannya. Jangankan haram, syubhat saja tidak boleh. Ini harus dipahami oleh politisi-politisi di mana pun levelnya tidak boleh menumpuk ataupun mengumpulkan harta haram.

Ketiga, tunduk kepada aturan Allah. Tauhid rububiyah-lah yang berfungsi di sini, karena sadar bahwa kita datang dari Allah dan dimiliki oleh Allah sepenuhnya. Diatur oleh Allah bukan hawa nafsu, ini adalah sifat yang harus dimiliki oleh para pemimpin.

“Hal ini merupakan tanggung jawab bersama sebagai seorang muslim untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih awam supaya tidak dipolitisasi oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu yang hanya mementingkan dunia semata,” tutup Anhar. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Drs.-H.-Anhar-Ansyory-M.S.I.-Ph.D.-khatib-khotbah-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 722 1355 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-12 08:39:002023-06-12 08:39:00Ciri Pemimpin dalam Islam

Transformasi Spiritual Setelah Ramadan dan Syawal

09/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pembicara Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan Kajian Rutin Ahad Pagi yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dan berlangsung secara luring di kompleks masjid tersebut dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri pada pertemuan kali ini adalah Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. yang merupakan Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga dosen Psikologi UAD.

Khoiruddin Bashori di awal ceramahnya menuturkan, “Puasa dan Syawal memang sudah selesai. Harusnya yang belum selesai adalah transformasi spiritualnya yaitu perubahan menjadi lebih baik. Hidup ini kan mesti progresif dari waktu ke waktu, harus menjadi lebih baik. Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Insyiqaq ayat 19 yang artinya, ‘Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)’, atau dapat diibaratkan seperti naik tangga dan insyaallah jika nanti pada saatnya harus menghadap Allah Swt. sudah berada pada derajat yang paling tinggi atau sering disebut dengan husnul khotimah. Mudah-mudahan semua yang ada di sini termasuk dalam golongan tersebut.”

Menurutnya, sekarang ini sering ditemui bersama tentang banyaknya sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama Islam. Perlu diketahui bersama bahwa keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai yang diutamakan atau diprioritaskan. Khoiruddin Bashori mengatakan, “Sebenarnya yang dianggap penting dalam hidup ini apa? Nah ini yang menjadi pilihan. Jadi, dari keyakinan itu akan muncul nilai-nilai utama yang dipegang. Kemudian, nilai-nilai utama itu yang akan memengaruhi sikap. Pilihan-pilihan sikapnya itu sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang dipilih. Jika seseorang memilih nilai tertentu biasanya akan muncul sikap tertentu juga, misal nilai yang dipilih itu nilai eksklusif yaitu hanya bisa dekat dengan yang sama dan dengan yang berbeda itu musuhan. Pasti nanti sikapnya yang muncul juga akan berbeda,” jelasnya.

Transformasi spiritual dan nilai-nilai yang diutamakan tersebut bisa didapat dari keyakinan yang ditanamkan. Kemudian keyakinan itu bisa muncul dari pemahaman agamanya, budayanya, sekolahnya, pengaruh teman, atau bisa dari mana saja. “Jika diruntutkan lagi maka keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai utama. Kemudian nilai-nilai utamanya akan memengaruhi sikap, dan sikaplah yang akan menentukan perilaku atau bisa juga dikenal dengan literasi akademik, artinya bahwa ilmu yang dipelajari itu harusnya berimbas pada action,” lanjut Khoiruddin.

Buya Syafi’i Ma’arif pernah berkata, “Bagi saya tidak penting apa kata orang ke saya, bagaimana pandangan orang ke saya itu tidaklah penting. Namun, bagaimana pandangan Allah ke saya itulah yang terpenting.” Jadi muaranya adalah apa yang menurut pandangan Allah itu baik, maka itulah yang menjadi prioritas.

“Maka, nilai di sini adalah pilihan nilai-nilai yang diyakini awal mula munculnya dari percaya atau keyakinan,” imbuh Khoiruddin.

Ia pun menuturkan, ada 3 nilai penting yang harus dimiliki setiap orang dalam transformasi spiritual. Pertama, kerja keras. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk kerja keras. Jadi nilai-nilai kerja keras ini harus menjadi pegangan. Kedua, tanggung jawab. Islam itu harus bertanggung jawab, apa pun yang dilakukan itu harus dipertanggungjawabkan. Ketiga, jujur. Jadi umat Islam itu harus jujur jangan malah sering berbohong. “Jika 3 nilai ini dipegang sungguh-sungguh sebagai prinsip maka pelanggaran terhadap 3 nilai ini dianggap sebagai dosa besar karena ini adalah nilai utama. Dalam bahasa pendidikan karakter sering disebut dengan nilai-nilai etika utama,” jelasnya.

Jadilah umat Islam yang tunduk kepada Allah Swt. dan senantiasa diberikan jalan yang lurus yaitu jalan Tuhan. Jika jamaah sekalian mengikuti jalan Tuhan maka hidup ini akan terasa sangat nikmat. Perlu diyakini juga bahwa tidak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan juga. “Mudah-mudahan nilai-nilai yang diyakini jamaah sekalian itu adalah nilai-nilai jalan Tuhan, nilai-nilai yang diajarkan Tuhan yaitu nilai-nilai yang menuju kepada kebaikan. Makin lama, makin lebih baik lagi dan jika fokus kepada nilai-nilai itu maka insyaallah tujuan yang menjadi harapan itu akan terwujud,” tutup Khoiruddin. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pembicara-Dr.-H.-Khoiruddin-Bashori-M.Si_.-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-09 09:03:382023-06-09 09:03:38Transformasi Spiritual Setelah Ramadan dan Syawal

Mencetak Data Saintis yang Berkarakter

09/06/2023/in Feature /by Ard

Siniar Prodi Matematika FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertema Mencetak Data Saintis Berkarakter di Laboratorium PSDS Matematika UAD (Foto: Royan Agil N)

Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun makin meningkat dan berkembang pesat, termasuk dalam bidang data sains yang saat ini memasuki era big data. Perkembangan ini mengarah pada peningkatan pentingnya kemampuan komputasional dalam industri teknologi, yang bergantung pada pengetahuan matematika dan statistika.

Menanggapi hal itu, Program Studi (Prodi) Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) UAD mengadakan siniar bertajuk “Mencetak Data Saintis Berkarakter di Laboratorium Pusat Studi Data Sains (PSDS) Matematika UAD” yang dapat dilihat melalui kanal YouTube FAST UAD.

Sebagai narasumber, Dr. Sugiyarto, M.Si. yang merupakan Kepala Laboratorium Matematika Dasar memaparkan berbagai wawasan baru seputar data sains. Selama ini, Prodi Matematika UAD memang memiliki fokus pada pengembangan matematika dan komputasi saintifik yang sejalan dengan kebutuhan industri sekarang, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan dakwah Muhammadiyah yang didorong oleh perkembangan teknologi.

Dr. Sugiyarto sendiri telah mencapai karya-karya yang luar biasa dalam penelitiannya, terutama dalam bidang digital image processing, yang merupakan salah satu area yang berkembang pesat dalam bidang matematika komputasi. Dalam 2 tahun terakhir, ia telah melakukan penelitian yang menghasilkan berbagai kontribusi signifikan. Ia menyampaikan, “Di bidang akademik, kami telah mencoba berbagai macam hal. Saat ini kami memiliki beberapa Hak Kekayaan Intelektual, publikasi jurnal yang terindeks di Scopus, program pengabdian masyarakat, dan banyak lagi. Hal-hal tersebut sangat penting untuk memperkaya dunia akademik kami.”

Selain itu, pembelajaran Prodi Matematika tidak hanya berfokus pada perhitungan matematika semata, seperti menjelaskan rumus dan algoritma sederhana saja. Lebih dari itu, pendekatan yang lebih praktis dalam pembelajaran matematika adalah mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah sosial yang didasarkan pada pengetahuan matematika.

Dr. Sugiyarto menekankan pentingnya membekali mahasiswa matematika yang terlibat dalam Laboratorium Matematika melalui PSDS agar mereka siap menjadi praktisi data ketika menghadapi dunia nyata. Ia menyatakan bahwa memiliki kemampuan matematika dasar yang kuat dan logika yang terasah akan memudahkan dalam mempelajari dan mendalami dunia data sains. Kemampuan tersebut akan menjadi modal yang kuat saat memasuki industri di era big data saat ini, terutama dalam aplikasi dan penerapan dalam analisis data.

Ia juga memberikan contoh bahwa seperti minimarket atau supermarket yang saat ini menjamur, penataan produk di dalamnya tidak hanya dilakukan secara sembarangan, tetapi melibatkan rumus matematika tertentu. Hanya orang yang memiliki pemahaman matematika yang dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut dengan baik. Memang benar bahwa lulusan matematika dari UAD yang bekerja di salah satu supermarket besar di Indonesia dapat melakukan pekerjaan serupa. Mereka bertanggung jawab untuk mengatur dan menganalisis susunan produk dengan memanfaatkan kemampuan analisis matematika yang mereka miliki. Dalam hal ini, pemahaman matematika dan kemampuan analisis mereka sangat berharga untuk memaksimalkan efisiensi dan keuntungan dalam manajemen stok, penempatan produk, dan strategi pemasaran di dalam supermarket tersebut.

Pusat Studi Data Sains Matematika UAD

Pusat Studi Data Sains (PSDS) Matematika UAD berfungsi sebagai wadah eksplorasi bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam dan menjadi pusat aktivitas mahasiswa matematika dalam mempelajari, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan seputar matematika dan komputasi. Dr. Sugiyarto menekankan pentingnya pembelajaran di luar kelas dan menciptakan atmosfer akademik di laboratorium sebagai tambahan bagi mahasiswa.

Kemampuan komputasi menjadi sangat penting dalam menjawab tren saat ini, terutama di UAD yang merupakan perguruan tinggi swasta. Berbeda dengan perguruan tinggi negeri lainnya, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), yang lebih fokus pada pembekalan teoritis matematika. UAD berfokus pada peningkatan keterampilan kemampuan komputasi yang menjadi kelebihan dan memungkinkan mahasiswa bersaing dengan lulusan matematika lainnya di Indonesia.

PSDS menciptakan lingkungan yang subur bagi mahasiswa, di mana ekosistem akademik dan suasana pembelajaran yang menyenangkan terbentuk. Di Laboratorium Matematika, mahasiswa dapat mengembangkan potensi mereka dan memperoleh kepercayaan diri serta jiwa yang tangguh dalam menyelesaikan masalah. Menurut Dr. Sugiyarto, 9 dari 10 mahasiswa yang ia bimbing siap untuk berkarier di dunia industri. Laboratorium menjadi wadah yang paling efektif untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mahasiswa agar siap berkontribusi dalam masyarakat.

Ia memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa, yaitu agar mereka memiliki rasa disiplin, kerja keras, tekun, rajin, serta menggabungkan penuntunan ilmu dengan doa sebagai kunci utama meraih kesuksesan. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Siniar-Prodi-Matematika-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bertema-Mencetak-Data-Saintis-Berkarakter-di-Laboratorium-PSDS-Matematika-UAD-Foto-Royan-Agil.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-09 08:18:352023-06-09 08:18:35Mencetak Data Saintis yang Berkarakter

Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin

07/06/2023/in Feature /by Ard

Seminar Internasional Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Alida)

Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara seminar internasional pada Sabtu, 27 Mei 2023. Mengusung tema “Student Leadership Challenges After Covid-19”, acara yang digelar secara luring di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UAD itu menghadirkan beberapa pembicara dari luar negeri. Salah satunya adalah Mr. Meer Zhar Farouk Amir Razli yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia Cabang Kelantan.

Dalam kesempatan ini, Farouk membawakan topik “Young Student Leaders in An Institution of Higher Learning”. Ia membuka presentasinya dengan menjelaskan konsep pemimpin dan kepemimpinan dalam Islam. “In Islam, everybody is a leader. You are the leader of yourself. And sometimes when we talk about leadership, leading people is more easier than leading our own self. Why? Because to tell people, to teach people sometimes is more easier to teach ourselves,” jelasnya.

Menurut Farouk, konsep dakwah dalam Islam berarti seseorang, khususnya seorang pemimpin harus dapat berhati-hati dalam perkataannya mengingat manusia adalah tempatnya luput dan salah. Akan lebih baik bagi seorang pemimpin untuk tidak main hakim sendiri terhadap suatu hal yang menurutnya tidak sesuai dengan pendapat dan keyakinannya. Ketika memimpin, kita tidak bisa menghakimi, kamu yang benar, kamu yang salah. Sebab benar dan salah adalah proses belajar. Bagitulah yang ia ucapkan.

Konsep Kepemimpinan di Universitas

Kepemimpinan saat ini terbagi menjadi 2, kepemimpinan secara teori dan kepemimpinan secara implementasi. Farouk berpendapat bahwa kepemimpinan yang tercipta di lingkungan universitas terkadang bukanlah sebuah media yang bagus untuk menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Hal tersebut dikarenakan kepemimpinan di universitas cenderung bersifat teori daripada implementasi. Namun, hal ini juga sangat bergantung pada seberapa bagus kualitas dari pemimpin yang ada di universitas. “If the leader is very good, can speak very well, and execute also very well. So that’s the kind of leader that we want,” jelasnya.

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

“If you become a leader, you have to know how to use your power. who you will appoint, who you want to take and put it in your team. That’s very important in the leadership context,” tandas Farouk.

Farouq mengutip penelitian dari Deane & Stanley (2014) yang menyatakan bahwa ada beberapa tanggung jawab yang perlu dituntaskan oleh seorang pemimpin, di antaranya sebagai berikut.

  1. Keikutsertaan mahasiswa sebagai representasi universitas atau pemimpin mahasiswa. Sebagai representasi, mahasiswa tidak hanya bertanggung jawab dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa, tetapi juga bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan di dalam universitas.
  2. Membangun hubungan yang baik dengan staf universitas dan mahasiswa. Terciptanya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan manajemen kampus tentunya akan memberi dampak yang baik bagi mahasiswa dalam berbagai hal, salah satunya ketepatan informasi dan pelayanan yang akan diterima oleh setiap mahasiswa.
  3. Terlibat dalam peningkatan aturan-aturan yang ada.
  4. Membuat peningkatan yang signifikan pada kualitas belajar mengajar.
  5. Turut serta dalam acara-acara penting. Hal ini memungkinkan representasi mahasiswa untuk bisa memberikan pandangannya dalam konteks mewakili mahasiswa-mahasiswa lainnya melalui pidato atau diskusi dalam berbagai forum tentang isu-isu yang sedang berkembang.
  6. Mencapai berbagai tujuan yang telah direncanakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok dengan sukses. Hal ini menandakan bahwa ketika seorang mahasiswa ingin menjadi pemimpin masa depan yang sukses, ia harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas sesuai dengan ranah kepemimpinan dan karakter yang ingin dijalani.
  7. Bergulat dengan pendapat dan masalah-masalah yang mahasiswa lain hadapi supaya dapat membantu universitas dalam menentukan keputusan-keputusan dalam peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas belajar mengajar.

Kesesuaian Informasi

Kebutuhan informasi mahasiswa yang satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda. Namun dalam kesempatan yang sama, mahasiswa juga akan memiliki beberapa kebutuhan informasi yang sama pula, misal dalam hal makanan atau kesehatan. Ketika mahasiswa ingin menjadi seorang pemimpin, ia harus mampu meningkatkan kemampuannya untuk menjadi seorang pemimpin  yang baik. Hal ini meliputi kemampuan memahami aturan dan regulasi. Ketika seorang pemimpin telah memahami aturan dan regulasi yang ada, akan muncul kekuatan dalam setiap tindakannya sehingga ia akan lebih mudah dalam menentukan setiap langkah sebelum memutuskan berbagai hal.

Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Dunia sifatnya sangat dinamis, maka dari itu seorang pemimpin juga harus memiliki sifat yang dinamis. Ada beberapa peran dan tanggung jawab yang harus dituntaskan oleh seorang pemimpin yang dinamis, yakni sebagai berikut.

  1. Peran dalam pengembangan diri. Seorang pemimpin harus mampu meningkatkan kemampuan diri dan kemampuan organisasi karena seorang pemimpin tidak akan bisa memindahkan sebuah organisasi tanpa meningkatkannya terlebih dahulu.
  2. Meningkatkan kualitas para anggota dalam organisasi. Penting bagi seorang pemimpin agar memiliki strategi untuk menciptakan tim yang baik guna meningkatkan kualitas organisasi.
  3. Bekerja sama dengan manajemen atau pemangku kepentingan. Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan manajemen dan menanggalkan ego pribadinya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem yang baik di lingkungan organisasi, khususnya di lingkungan universitas.
  4. Siap sedia melayani komunitas. Seorang pemimpin harus mampu membawa komunitas yang diwakilinya untuk dapat melaju ke arah yang lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam penyesuaian program-program hingga kemampuan dalam berbahasa.
  5. Jalin hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan. Seorang pemimpin tentunya memiliki kesempatan untuk membangun relasi dengan manajemen, pemangku kepentingan, atau organisasi. Penting bagi seorang pemimpin untuk dapat menjadikan kesempatan ini sebagai jembatan antara mahasiswa dengan universitas untuk dapat merealisasikan program-program bagus. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Internasional-Biro-Kemahasiswaan-dan-Alumni-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Alida.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-07 11:09:042023-06-07 11:09:04Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin

Budaya Demokrasi dan Pendidikan

07/06/2023/in Feature /by Ard

Kuliah umum dengan tema “Budaya Demokrasi dan Pendidikan” yang diselenggarakan Prodi PPKn Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Royan Agil)

Masyarakat Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai pemilih, pada tahun 2024 nanti tidak hanya memberikan pilihannya untuk calon anggota legislatif seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pusat, DPR Daerah Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saja. Namun juga memilih calon presiden dan wakil presiden Indonesia periode selanjutnya.

Menanggapi hal itu, Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum dengan tema “Budaya Demokrasi dan Pendidikan” pada Senin, 29 Mei 2023 di Amphitarium UAD. Acara ini dihadiri oleh Prof. Zamroni, Ph.D. yang merupakan Guru Besar Prodi PPKn UAD selaku narasumber.

Mengenal Budaya

Berbicara tentang budaya, merupakan keseluruhan yang unik berupa gagasan-gagasan, kebiasaan-kebiasaan, asumsi-asumsi, nilai-nilai, norma-norma yang dipegang bersama dan menentukan bagaimana warga berpikir dan bertindak. Prof. Zamroni menyampaikan pentingnya mempunyai kultur. Menurutnya, semua persoalan dapat dijelaskan oleh kultur. Selanjutnya, semua perubahan sosial teknologi memerlukan perubahan kultur.

Prof. Zamroni mengutip pertanyaan dari Prof. Farcis Fukuyama, “Mengapa negara-negara di Asia Timur mengalami kemajuan ekonomi yang amat cepat melebihi kecepatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat?” Secara sederhana ia menuturkan bahwa dengan kultur budaya yang maju dengan kehidupan masyarakat yang didasarkan pada kepercayaan, sehingga kehidupan sederhana dan menjadi produktif.

Memaknai Demokrasi

Menurut Prof. Zamroni, demokrasi tidak hanya sekadar memerintah atau mengatur negara. Hal ini dikenal erat kaitannya dengan demokrasi ala Amerika, yakni demokrasi yang dibangun dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Sedangkan, pada mulanya demokrasi lahir dari revolusi Perancis yang sampai saat ini dikenal dengan semboyan liberte, egalite, fraternite.

Demokrasi mencakup 2 aspek yakni struktur dan kultur (etika). Ciri-ciri dalam masyarakat demokratis di antaranya kebebasan, tanggung jawab, pemahaman akan realitas, sportsmanship, toleransi, dan social trust. Kehidupan demokrasi di suatu negara erat berkaitan dengan kemajuan ekonomi dan tingkat pendidikan penduduk.

Sementara itu, kelemahan dalam kehidupan berdemokrasi adalah money politics, high cost politics, penguasa dan pengusaha, ketidakadilan dan keresahan masyarakat, serta yang paling parah adalah terjadinya revolusi sosial yaitu berdampak pada demokratisasi atau dictatorship.

Kaitan Budaya dan Demokrasi

Cultural lag atau ketertinggalan budaya akan berdampak pada beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.

  1. Technological restraint. Jika kebudayaan belum sepenuhnya maju maka akan menyebabkan keterlambatan kemajuan teknologi di berbagai macam aspek. Misalnya saja kebijakan ISO, yang berpengaruh pada perkembangan industri dan institusi pendidikan. Faktanya, setelah mutu kinerja industri telah mencapai indikator ISO, justru akan secara organik mengalami penurunan mutu persis sebelum diuji dengan ISO.
  2. Cultural clash. Biasanya dikenal dengan adanya perbedaan budaya, hal ini berdampak pada kemunduran perkembangan demokrasi.
  3. Cultural ambivalence. Dapat dimaknai sebagai pertentangan antara keyakinan dengan budaya perilaku yang tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Itulah budaya ambivalen. Jangan sampai Pancasila sebatas formalitas dalam angan, justru diimplementasikan dalam budaya sehari-hari.

Pendidikan

Dalam hal ini adalah interaksi antara pembelajar dengan lingkungan yang mempunyai makna. Menurutnya, pembelajaran adalah inti dari pendidikan. Ini penting dikarenakan dimulai dari pendidikan akan berpengaruh besar cakupannya kepada budaya sekolah serta kehidupan bermasyarakat secara umumnya.

Pendidikan berperan dalam 3 hal, yakni sosialisasi, integrasi sosial, dan inovasi sosial. Lebih lanjut, peran pendidikan inovasi sosiokultural dimaknai 2 hal yaitu peran struktural (memfasilitasi untuk melaksanakan pendidikan) dan peran kultural (mendidik mental, karakter, dan perilaku berkemajuan).

Seperti yang dikutip dari Hofsttede, kerangka pikir untuk memahami prestasi adalah saat di mana budaya berkemajuan pada keluarga menengah ke atas akan menghasilkan prestasi yang tinggi. Di sisi lain, budaya ketertinggalan dengan keluarga kelas bawah akan menghasilkan prestasi yang cenderung rendah. Oleh karena itu, pendidikan cukup berpengaruh pada hasil budaya berkemajuan di suatu bangsa dan negara yang akhirnya berdampak pada budaya demokrasi yang mencakup keseluruhan dari aspek pemerintahan negara. Dalam hal ini maka pendidikan demokrasi mempunyai peran penting.

Pertama, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, sehingga mampu mengambil keputusan secara rasional. Kedua, mengembangkan kepribadian peserta didik sehingga memiliki sifat empati, menghargai, toleransi dan kepercayaan pada orang lain, serta mampu mengendalikan diri. Ketiga, menjaga kehormatan dan martabat diri. Keempat, mengembangkan kemampuan berkomunikasi selaku warga bangsa dan warga dunia. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-umum-dengan-tema-Budaya-Demokrasi-dan-Pendidikan-yang-diselenggarakan-Prodi-PPKn-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Royan.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-07 08:50:042023-06-07 08:50:04Budaya Demokrasi dan Pendidikan

KKN Anak Bangsa UAD: Pengalaman dan Pelajaran Selama Mengabdi di Daerah 3T

05/06/2023/in Feature /by Ard

Podcast Anak Bangsa dengan pembicara Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang pernah mengikuti program KKN Anak Bangsa (Foto: Istimewa)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Anak Bangsa ini, dalam beberapa hal sama dengan KKN Reguler. Untuk peserta dan mitra kegiatan, KKN Anak Bangsa sama dengan KKN PPuN, yakni bermitra dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di lokasi KKN. Selain itu, KKN Anak Bangsa dapat pula bermitra dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang dekat dengan lokasi KKN. Bedanya hanyalah pesertanya, yakni peserta adalah kader Muhammadiyah. Kegiatan KKN diselenggarakan di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) serta dilaksanakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah.

Alumni yang terdiri atas Alim Akbar Anwar dan Fiina Ilhami Salsabila dari KKN Anak Bangsa VIII, Royan Agil Nugroho dari KKN Anak Bangsa VII, dan Maryam Shod dari KKN Anak Bangsa VI, menceritakan pengalaman dan pelajaran berharga selama mengikuti program pengabdian di tempatnya masing-masing dalam acara Siniar Anak Bangsa di kanal YouTube Anak Bangsa Mengabdi.

Dengan wilayah Indonesia yang maritim ini, tidak sedikit daerah-daerah yang belum tersentuh oleh program-program kampus sehingga menimbulkan kesenjangan di beberapa daerah terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Maka dari itu, sangat diperlukan dukungan dari beberapa pihak ataupun lembaga, salah satunya adalah kampus untuk menghadirkan program sosial.

UAD melalui Catur Dharma Perguruan Tinggi menghadirkan kegiatan ini melalui program KKN. KKN Anak Bangsa telah berlangsung sejak tahun 2016 (red:masih berlangsung sampai sekarang).

Royan Agil Nugroho menyampaikan, “Selama KKN, alhamdulillah memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Salah satu program yang masih diterapkan sampai saat ini adalah menginisasi Rumah Belajar Liawonci, yang sebetulnya sudah pernah ada, tetapi tidak berjalan kembali.”

Selama mengikuti program ini dapat pula meningkatkan keterampilan secara menyeluruh. Royan menyampaikan beberapa keterampilan penting. Pertama, bijaksana, KKN Anak Bangsa membuat tim menjadi lebih bijak dalam menentukan program kerja yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan masyarakat setempat. Selain itu, bijaksana ini muncul secara tidak langsung untuk meningkatkan kerja sama dan kinerja tim agar lebih efektif dan efisien.

Kedua, kerja sama tim, tentunya pelaksanaan KKN Anak Bangsa ini berkolaborasi dengan PTM setempat sehingga perlu adanya upaya kerja sama tim agar mampu melaksanakan program kerja yang optimal. Hal itu membantu Royan untuk bertahan hingga seluruh rangkaian kegiatan selesai.

Ketiga, manajemen program. Dalam hal ini Royan menegaskan bahwa untuk pertama kalinya diterjunkan di lokasi yang baru, tidak mudah untuk mengeksplorasi dan mendalami potensi desa. Sebab, akses informasi bisa sangat terbatas baik itu dari narasumber PTM terdekat dari lokasi maupun dari internet.

“Salah satu misi KKN Anak Bangsa adalah program kerja jangka panjang, sehingga kami belajar banyak hal mulai dari perencanaan, brainstorming idea, koordinasi berbagai pihak, sampai eksekusi,” pungkasnya.

Sejalan dengan itu, Alim menambahkan, “KKN Anak Bangsa memang dipersiapkan jauh-jauh hari. Menariknya, dengan hal itu, hubungan emosional tiap tim lebih terikat. Tim sudah terbentuk 6 bulan sebelum penerjunan.”

Maryam menimpali, “Selama KKN, kami akhirnya belajar keterampilan baru yang sebelumnya belum pernah diasah. Salah satunya adalah dalam beradaptasi. Dengan kultur dan budaya yang berbeda, membuat kami belajar hal baru dan berkembang wawasannya. Setiap jenis program kerja dapat diterapkan, karena sekecil apa pun hal yang kami lakukan untuk mereka merupakan hal yang besar bagi mereka.”

Di akhir siniar, masing-masing mengajak mahasiswa yang ingin mengikuti KKN Anak Bangsa, terutama bagi kader Muhammadiyah seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan lainnya. Maryam menyampaikan, “Kesempatan tidak selalu datang 2 kali, manfaatkan kesempatan emas untuk mengikuti program ini. Dengan niat tulus untuk mengabdi, kita tidak akan pernah tahu sebelum mencoba, gali potensi yang ada di daerah 3T, dan rasakan perjuangan mereka dalam mencapai pendidikan maupun kesempatan belajar agar sama dengan yang kita dapatkan.”

Alim mengakhiri dengan sebuah hadis, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.” (H.R. Ahmad). (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Podcast-Anak-Bangsa-dengan-pembicara-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-yang-pernah-mengikuti-program-KKN-Anak-Bangsa-Foto-Istimewa.jpg 767 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 11:06:102023-06-05 11:06:10KKN Anak Bangsa UAD: Pengalaman dan Pelajaran Selama Mengabdi di Daerah 3T

Gaya Kepemimpinan Strategis: Menjadi Teduh di Antara Praktik dan Teoritik

05/06/2023/in Feature /by Ard

Bedah Buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork” karya KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Wahit)

“Kalau kita bicara tentang pemimpin, kira-kira Gen Z ini berpikir apa? Rata-rata mereka menyebutkan perfection atau kesempurnaan. Ketika saya tanya apa maksudnya, mereka terdiam. Sebenarnya apa, sih, kesempurnaan itu? Menurut saya kesempurnaan itu masalah hati, masalah selera. Apa yang sempurna menurut saya, belum tentu sempurna bagi orang lain. Ketika saya baca lembar demi lembar buku ini, saya kemudian memahami bahwa kesempurnaan mempunyai konsekuensi, artinya sulit dipahami dan menimbulkan batasan-batasan tertentu. Namun, di buku ini pula saya menemukan poin-poin menarik tentang bagaimana memanusiakan tim, mereka yang kemudian harus digerakkan lewat hati,” ungkap Nitia Anisa, moderator acara Launching dan Bedah Buku Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 22 Mei 2023.

Buku berjudul Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork yang diluncurkan dan dibedah ini merupakan produk diseminasi hasil penelitian Dr. Dudung setelah berhasil mempertahankan disertasi untuk meraih gelar doktor pada 11 Juni 2022 lalu. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1988 dari Kecabangan Infanteri. Dr. Dudung menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta. Kemudian, memperoleh gelar master di Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STEI) Makassar dan gelar doktor di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Sejak November 2021, ia diamanati sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Pengalaman sebagai Sumber Inspirasi

Tahun 2020 adalah tahun terjadinya pergerakan dan pergolakan besar-besaran dalam dunia politik. Dengan wacana utama penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, mahasiswa dan kelompok-kelompok masyarakat terjun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Dr. Dudung mengingat kembali ke masa-masa itu.

“Saat saya Pangdam Jaya, ada demo besar-besaran oleh mahasiswa tentang Omnibus Law. Saya menghalau massa dari arah Pertamina yang akan menguasai istana. Kami berhasil menghalau massa di Pertamina untuk dipukul mundur menuju ke arah Istiqlal. Kemudian saya kembali, tetapi persis di depan Kantor Mahkamah Konstitusi (MK), ada massa, mahasiswa, dan anarko, kurang lebih 1.500 orang,” terangnya.

Anarko adalah suatu kelompok yang diciptakan oleh “preman-preman” dari berbagai daerah. Ada pihak-pihak yang memobilisasi. Kembali ke masa demonstrasi, KSAD Dudung dan pasukannya membantu Kapolda untuk menghalau massa tersebut. Ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa istana adalah gedung dan lambang negara, kantor pemerintahan yang harus kita amankan.

“Mereka (mahasiswa) paham setelah dijelaskan dengan baik. Namun, kelompok anarko memprovokasi akan tetap menguasai istana. Akhirnya, saya sampaikan, kalau tetap memaksa akan menguasai, kalian akan berhadapan dengan saya.”

Ketika sudah bersiap-siap, lantunan azan terdengar. Kelompok mahasiswa menyarankan untuk salat berjamaah. Bahkan, memintanya untuk menjadi imam. Setelah salat dan berdiskusi, mahasiswa memutuskan kembali dan meminta diamankan oleh pasukan. “Kami pisahkan mahasiswa dengan kelompok anarko.”

Peristiwa tersebut adalah satu dari banyak pengalaman yang menjadi dasar berpikir bahwa pemimpin itu harus bersifat teduh. Pemimpin harus bisa meneduhkan, mengendalikan, dan mewujudkan rasa aman sehingga kehadirannya dinantikan. Gagasan-gagasan inilah yang dituangkan dalam buku KSAD Dr. Dudung Abdurachman.

Antara Praktik dan Teoritik

Dosen Fakultas Hukum UAD Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H. selaku narasumber bedah buku menyatakan, “Tak banyak tentara yang menulis buku. Namun, Jenderal Dudung dengan fasih bicara soal filosofi teoritik kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan. Sedang Green Human Resource Management di sisi lain menunjukkan praktik kemiliteran.”

Dikutip dari buku ini, Green Human Resource Management (GHRM) merupakan pendekatan inovatif terhadap kinerja dan fungsi sumber daya manusia (SDM) dalam suatu organisasi, di mana konteks lingkungan merupakan dasar dari semua inisiatif yang dilakukan (Abdurachman, 2023: 102).

Senada dengan Wahyudi, Sekretaris Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah Dani Setiawan, M.Si. menilai KSAD berhasil menjadi pemimpin yang membawa keteduhan. Menurutnya, itu adalah bentuk-bentuk persuasi yang dialami oleh komandan di lapangan. Tidak mudah berhadapan dengan psikologi massa ketika aksi, tidak mudah membangun kepercayaan.

“Yang menarik dari buku ini menurut saya, Pak Dudung memiliki ketertarikan di bidang ekonomi. Di sinilah letak dari topik yang ditulis, mengenai strategi kepemimpinan (strategic leadership). KSAD menghadapi lingkungan atau strategi yang terus berubah, bahkan kini lebih banyak menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi yang kuat, daripada perang tradisional (perang senjata). Inilah mengapa saya menempatkan buku ini menjadi relevan terhadap dinamika ekonomi politik,” jelas Dani Setiawan.

Dari teori-teori yang dituangkan dalam buku, penting untuk bisa merumuskan visi dan misi serta bagaimana mengomunikasikan hal tersebut kepada level yang lebih bawah. Hal ini akan melahirkan kesadaran mengenai apa yang diperjuangkan menuju kemaslahatan. “Dan, itu yang dilakukan oleh Pak Dudung sebagai KSAD ketika mengimplementasikan aspek-aspek yang sifatnya teoritis dari strategi kepemimpinan dalam praktik keseharian di dunia kemiliteran.”

KSAD Dudung menambahkan, “Sebetulnya, buku ini pernah saya tulis ketika menjabat sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer tahun 2015, yang memang terinspirasi dari pengalaman di lapangan dan latar belakang saya sebagai tukang koran (loper koran). Selain itu, kedekatan dengan anak buah juga menjadi faktor penting. Ketika seorang pemimpin ingin berhasil, ia harus mempunyai 3 faktor. Pertama, harus mengerti dan menguasai tugas pokok, tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Kedua, harus mengerti dan menguasai segala macam keterbatasan yang ada dalam satuan, termasuk dirinya sendiri. Ketiga, harus mengerti dan menguasai unsur-unsur manusia, sebagai pemimpin, komandan, guru, dan rekan.”

Sang Idola, Jenderal Soedirman

Menanggapi persoalan relevansi ideologi dan nilai-nilai dasar yang ditetapkan pemimpin terdahulu, KSAD Dudung mengungkap peran sang idola, Jenderal Soedirman, selama dirinya menjadi seorang militer.

“Sejak saya menjadi seorang militer, yang menjadi idola adalah Jenderal Soedirman. Anak buah Jenderal Soedirman rela membopong badannya, jadi tidak mungkin Jenderal Soedirman pekerjaannya marah-marah, pelit. Selain itu, untuk membangkitkan semangat juang patriotik prajuritnya, ia menjual gelang dan kalung untuk mendanai prajuritnya, untuk meningkatkan moril anak buahnya,” terang KSAD.

Selain kesederhanaan dan perhatian, siasat untuk strategi mengambil alih kekuasaan dari penjajahan Belanda menjadi momen yang sangat penting baginya. Kendati tidak ada persenjataan yang mutakhir, semangat kebangsaan justru sangat terpantik.

“Itulah yang menjadi inspirasi sekaligus menunjukkan relevansi nilai-nilai hingga saat ini.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bedah-Buku-KASAD-Jenderal-TNI-Dudung-Abdurachman-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 843 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 08:58:592023-06-05 08:58:59Gaya Kepemimpinan Strategis: Menjadi Teduh di Antara Praktik dan Teoritik

Tips Rias Paripurna

05/06/2023/in Feature /by Ard

Ravena, beauty vlogger sekaligus influencer pada webinar nasional antropologi seni tari dan beauty class Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Massyifa Ajeng)

Dalam seni pertunjukan, tata rias wajah adalah hal penting dan menjadi yang pertama dilihat penonton. Tata rias merupakan penyempurna wajah dan karakter serta dapat memberikan efek pendukung yang menonjolkan ekspresi wajah pemain. Penegasan garis wajah mampu menambah aspek dramatis pada wajah setiap pemain. Namun dalam beberapa pementasan khususnya seni tari, masih ada beberapa yang menganggap rias ala kadarnya saja yang terpenting adalah penampilan dan gerakannya bagus.

Berhubung dengan hal tersebut, Ravena seorang beauty vlogger sekaligus influencer yang kerap diundang sebagai moderator untuk acara merek besar dan terkenal di Jakarta, berkesempatan menjadi narasumber webinar nasional antropologi seni tari dan beauty class yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia menerangkan cara make up bold and light agar dapat terlihat oleh penonton karena ketika kita mementaskan seni tari tentu akan ada penonton yang melihat pertunjukannya dari jarak jauh.

Basic Skincare

Tentu saja penari menampilkan tariannya dengan penuh energi dan bersemangat sehingga akan mudah berkeringat. Oleh karena itu, penari membutuhkan basic skincare sebelum merias diri, agar riasan tersebut dapat tahan lama dan dapat menghindari make up longsor. Basic skincare yang biasa dipakai perias adalah serum, toner, sunscreen, atau moisturizer.

Tahapan dalam Merias

Tujuan merias diri selain seduction, riasan juga menjadi sebuah media untuk berekspresi. Ketika kita menginginkan sebuah ekspresi yang memancar untuk suatu pertunjukan, maka harus dengan langkah-langkah yang benar.

Langkah pertama, seperti yang dilakukan semua perias yaitu mengaplikasikan foundation. Agar menghasilkan riasan yang membuat pangling, kita dapat mencampur 2 foundation dalam 1 wajah. Keduanya itu dapat kita aplikasikan menggunakan beauty blender sehingga memudahkan dalam penerapan dan menghindari cracky pada wajah. Jenis warna yang dipakai sebisa mungkin memakai 1 tingkat di atas jenis warna kulit wajah.

Kemudian untuk mempertegas tulang hidung, tulang pipi, dan rahang, kita dapat menggunakan contour, ini juga dapat mendimensi wajah agar tidak terlihat terlalu putih pada seluruh wajah. Setelah pengaplikasian contour, agar blush on tidak luntur kita dapat memoleskan blush on dalam terlebih dahulu. Cara menggunakannya adalah ditekan menggunakan beauty blender agar foundation tidak luntur.

Ketika semua sudah terlihat rata dan rapi, kita dapat langsung mengaplikasikan bedak diawali pada bagian bawah mata terlebih dahulu, penggunaan untuk penari usahakan menggunakan bedak tabur agar lebih menyatu dengan kulit dan lebih tebal. Langkah berikutnya adalah membuat alis agar lebih tebal, yakni dengan membingkai alis bagian atas terlebih dahulu kemudian disusul bingkaian pada bagian bawah, dan setelah semua dibingkai langkah terakhir adalah isi bagian tengah alis. Untuk menghasilkan alis yang natural, kita dapat menggunakan sikat alis. Dan agar alis terlihat rapi, seimbang, gunakan concealer dengan brush khusus, rapikan dari bawah kemudian ke atas.

Setelah permasalahan alis sudah selesai dan rapi, kita menuju ke area mata untuk mengaplikasikan eye shadow. Untuk seni tari kita dapat menggunakan warna yang mencolok seperti warna ungu dan cokelat, atau disesuaikan dengan jenis tariannya. Gunakan warna bold dulu untuk pengaplikasian yang pertama. Kemudian dilanjut dengan warna kedua yang lebih cerah, jangan lupa juga untuk memakainya di bawah mata agar terlihat lebih tajam. Untuk memberikan efek glamor dan menyala gunakan shimmer juga pada mata.

Langkah selanjutnya, bingkai eyeliner, untuk penari biasanya diimbau untuk sedikit dilukis agar mencolok dan menghasilkan mata yang terlihat belo. Eyeliner yang digunakan dapat menggunakan jenis spidol agar lebih mudah.

Kemudian pengaplikasian bulu mata dapat langsung pakai lemnya pada kelopak mata agar lebih aman dan tak mudah lepas, tetapi dengan begitu sesuaikan juga dengan tingkat sensitivitas kulit masing-masing. Setelah lem hampir mengering, tempel bulu mata dengan hati-hati.

Selanjutnya, pakai blush on pada area pipi dan dagu agar menebalkan blush on dalam yang sudah diaplikasikan pada awal rias. Namun, tak lupa disesuaikan lagi dengan tokoh penarinya. Untuk tahap terakhir gunakan lip cream atau lipstik sampai keluar garis bibir agar menciptakan efek bibir yang tebal, dan gunakan highlighter pada bagian tulang hidung, pipi, serta beberapa bagian lain sehingga ketika pentas memberi efek glowing pada wajah saat terkena cahaya. Efek glowing tersebut dapat menampilkan kondisi kulit yang terlihat sehat dengan atau tanpa riasan yang berlebihan. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ravena-beauty-vlogger-sekaligus-influencer-pada-webinar-nasional-antropologi-seni-tari-dan-beauty-class-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Massyifa-Ajeng.jpg 696 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 08:06:162023-06-05 08:06:16Tips Rias Paripurna

Pengampunan Allah Itu Penting

02/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Kajian Rutin Ahad Pagi. Acara tersebut diisi oleh Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD. Ia menyampaikan materi terkait tafsir Surah Ali-Imran ayat 133‒134.

Pada ayat 133 dimulai dengan ayat yang berbunyi wa saaringuu yang memiliki makna bersungguh-sungguh dan menganekaragamkan pekerjaan. Nur Kholis menjelaskan bahwa ketika manusia sudah bersungguh-sungguh maka waktu yang dimiliki akan efektif dan jauh lebih bermanfaat. Ibarat usia, usianya tidak panjang tetapi yang dikerjakan sudah banyak dan maksimal.

“Yang dimaksud berserah, menganekaragamkan pekerjaan, dan bersungguh-sungguh adalah beramal saleh, karena beramal saleh itulah yang akan mengantarkan manusia menuju surga,” imbuhnya.

Mengapa manusia harus demikian? Kemudian ia menjelaskan jika pengampunan itu adalah sesuatu yang paling berharga melebihi apa pun, untuk itu manusia harus bersungguh-sungguh. Pengampunan memiliki arti ditutupi, ditutupinya dosa manusia oleh Allah.

“Pengampunan Allah bisa menambah kekuatan, jadi mungkin kekuatan seperti sabar, ikhlas, rida, syukur yang kita miliki tidak sebanding dengan musibah yang akan kita hadapi. Maka dengan pengampunan itu, kekuatan-kekuatan yang telah kita miliki ditambah oleh Allah sehingga kita mampu menghadapi musibah pada suatu hari nanti,” tegasnya.

Selain itu, syawalan itu sejatinya adalah peningkatan. Peningkatan kekonsistenan amal saleh yang telah dibangun saat bulan Ramadan. Jadi ketika Ramadan rajin beribadah maka di bulan Syawal ini harus makin rajin lagi dalam beramal saleh.

Kemudian dalam akhir ayat 133 Allah menegaskan bahwa segala ampunan dan surga itu disediakan bagi orang yang bertakwa. Hal ini lanjut dijelaskan dalam ayat 134 jika takwa itu adalah sikap dan sifat yang keduanya akan tampak dalam perbuatan.

“Sikap dan sifat yang mencerminkan takwa adalah orang yang selalu, dalam arti dari sekarang dan sampai habis waktu, senantiasa berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Dalam tafsir Al-Misbah, infak ini maknanya umum tidak selalu berwujud harta, tetapi apa saja yang dapat diberikan dan bermanfaat,” ungkapnya.

Nur Kholis menyatakan, jika sekadar merukunkan tetangga yang lagi berselisih itu adalah pemberian. Dalam hal ini, hakikat memberi itu bukan sekadar soal apa yang diberi, tetapi terkait bagaimana sikap yang tertanam dalam hati sejatinya gemar memberi atau tidak.

Selanjutnya, wal kadhimiina berasal dari kata kadhuma yang memiliki arti mengikat dan menahan. Dalam ayat ini, ia menjelaskan bahwa Allah menyuruh hendaknya manusia menahan amarah. Apa tidak boleh marah? Tentu boleh karena marah adalah salah satu sifat manusiawi manusia, tetapi ketika marah harus tau waktu, tempat, sasaran yang tepat dan yang terpenting jangan berlebihan.

“Dan Allah kemudian menegaskan pula, jika yang lebih baik adalah mampu memaafkan. ‘Aafiin atau memaafkan itu memiliki makna menghapus, sekalipun mungkin tidak dapat sepenuhnya memaafkan. Namun, ketika manusia mampu memaafkan maka pihak yang paling diuntungkan adalah orang yang memaafkan bukan yang dimaafkan,” jelasnya.

Di akhir materi, Nur Kholis mengingatkan bahwa pengampunan Allah itu lebih penting dari harta yang banyak. Buat apa memiliki harta banyak tetapi tidak bermanfaat untuk amal saleh. Perlu diingat sabda Nabi yang menyatakan surga itu dapat diraih dengan 2 cara yaitu dengan pengampunan Allah dan rahmat Allah. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 720 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:39:492023-06-02 08:39:49Pengampunan Allah Itu Penting

Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif

02/06/2023/in Feature /by Ard

Webinar Kewirausahaan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2023 sebagai strategi pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

Guna mendukung tercapainya tujuan kegiatan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (BEM FKM UAD) menghadirkan Candra Vionela Merdiana, S.E., M.Sc., dosen Program Studi Manajemen UAD sebagai narasumber dalam webinar kewirausahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi bekal kepada calon wirausahawan di lingkungan FKM UAD.

“Terdapat beberapa poin yang perlu dipahami sebelum berwirausaha, salah satunya adalah jiwa kreatif dan inovatif bagi mahasiswa di era milenial,” ungkap Candra.

Motivasi dan Moto Wirausaha

Motivasi dan moto menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Keuntungan/laba penjualan, kebebasan usaha, impian personal, dan kemandirian menjadi motivasi yang harus dipunyai. Selain motivasi, moto atau prinsip yang dijalankan dalam berwirausaha juga menjadi bagian yang penting.

“Modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli, tetapi semangat dan cita-cita tidak. Seorang mahasiswa sebagai wirausahawan pemula hendaknya memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi, jangan mudah menyerah. Untung dan rugi adalah hal yang biasa dalam membangun suatu usaha,” tutur Candra.

Kunci Sukses Berwirausaha

Tingginya persaingan pasar membuat seorang wirausahawan harus memiliki jiwa yang kreatif dan inovatif. Kemampuan untuk menciptakan hal baru dengan menggabungkan beberapa ide di masa lalu serta membuat perubahan dari segi input, proses, maupun output menjadi bagian dari kunci sukses dalam berwirausaha.

Candra menyampaikan beberapa ciri orang kreatif dan inovatif. “Orang kreatif biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi, intuitif, berani mengambil risiko, berpikiran terbuka, dan sensitif. Sementara inovatif biasanya ditandai dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperluas manfaat dari produk yang diciptakan sehingga dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Contoh inovasi misalnya donut stick, bolu puding, alat serut jagung, kemasan makanan ramah lingkungan, dan sebagainya.”

Cara Memunculkan Ide Bisnis

Ide bisnis merupakan penggabungan dari kemampuan, ketertarikan, keterampilan khusus, dan bakat yang disinkronkan dengan apa yang dibutuhkan maupun apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. “Sumber ide bisa diperoleh dengan memanfaatkan apa yang telah kita miliki, apa yang dibutuhkan oleh orang lain, dan apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Ide bisa distimulasi dengan mengamati orang dan tempat, membaca publikasi, juga melihat tren. Sementara ide yang sudah didapat selanjutnya perlu diseleksi melalui tahap diferensiasi dan adaptasi sehingga dapat dikembangkan di kemudian hari,” ujar Candra.

Candra melanjutkan, “Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan oleh wirausahawan dalam menentukan peluang usaha yang cocok, yaitu inside out dan outside in. Pendekatan yang pertama berfokus pada gagasan sebagai kunci dalam menentukan keberhasilan usaha. Dalam kata lain, wirausahawan membuat produk atau jasa terlebih dahulu tanpa melakukan uji analisis kebutuhan pasar. Sementara pendekatan yang kedua berfokus pada kemampuan untuk menanggapi atau memenuhi kebutuhan masyarakat di pasaran.”

Strategi Memilih Jenis Usaha

Sebelum membuka usaha, calon wirausahawan hendaknya menyusun sebuah strategi untuk memilih jenis usaha yang akan dijalankan agar mampu bersaing di era milenial. Candra mengungkapkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih usaha sesuai minat atau hobi, baik berupa produk maupun jasa. “Jika seseorang mengerjakan sesuatu yang disukai, ia cenderung akan merasa senang dan nyaman. Setelah memperoleh jenis usaha yang sesuai, maka tentukan sektor usaha yang tepat sesuai tren masa kini tetapi bukan usaha yang sifatnya sementara (musiman). Selanjutnya, calon wirausahawan bisa membuka usaha dengan minim modal dalam skala kecil. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerugian yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba,” imbuhnya.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Webinar-Kewirausahaan-BEM-Fakultas-Kesehatan-Masyarakat-FKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:05:462023-06-02 08:05:46Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif
Page 37 of 71«‹3536373839›»

TERKINI

  • Kisah Hanif, Mahasiswa UAD Peraih Dua Prestasi dalam Lomba Esai ADIYC #3 202520/11/2025
  • UAD Raih Penghargaan PTMA Peduli Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah pada CRM Award VI 202519/11/2025
  • PERSADA UAD Rayakan Milad Muhammadiyah ke-11319/11/2025
  • UAD Pertahankan Klaster Mandiri Selama 4 Tahun Berturut-turut!18/11/2025
  • Cegah Stunting, KKN UAD Kenalkan Higiene Sanitasi Pangan dan Olahan Nugget Lele18/11/2025

PRESTASI

  • Bertanding di Ajang NWC 2025, Tim UAD Bawa Pulang Dua Penghargaan Bergengsi20/11/2025
  • Mahasiswa Kedokteran UAD Juara I Song Cover Nasional LogFest19/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III dalam Kompetisi Video Kreatif Nasional Tahun 202518/11/2025
  • Gameboard Edukasi Bencana Antar Mahasiswa UAD Jadi Juara Internasional14/11/2025
  • Mahasiswa Teknologi Pangan UAD Raih Juara 2 Esai di Bidang Social, Language & Cultural14/11/2025

FEATURE

  • Kisah Mahasiswa UAD Lulus S2 dengan 30 Publikasi Ilmiah19/11/2025
  • Menulis sebagai Pelarian Positif, Muhammad Farid Wisudawan FK UAD dengan 19 Publikasi Ilmiah14/11/2025
  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top