• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Mencetak Data Saintis yang Berkarakter

09/06/2023/in Feature /by Ard

Siniar Prodi Matematika FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertema Mencetak Data Saintis Berkarakter di Laboratorium PSDS Matematika UAD (Foto: Royan Agil N)

Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun makin meningkat dan berkembang pesat, termasuk dalam bidang data sains yang saat ini memasuki era big data. Perkembangan ini mengarah pada peningkatan pentingnya kemampuan komputasional dalam industri teknologi, yang bergantung pada pengetahuan matematika dan statistika.

Menanggapi hal itu, Program Studi (Prodi) Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) UAD mengadakan siniar bertajuk “Mencetak Data Saintis Berkarakter di Laboratorium Pusat Studi Data Sains (PSDS) Matematika UAD” yang dapat dilihat melalui kanal YouTube FAST UAD.

Sebagai narasumber, Dr. Sugiyarto, M.Si. yang merupakan Kepala Laboratorium Matematika Dasar memaparkan berbagai wawasan baru seputar data sains. Selama ini, Prodi Matematika UAD memang memiliki fokus pada pengembangan matematika dan komputasi saintifik yang sejalan dengan kebutuhan industri sekarang, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan dakwah Muhammadiyah yang didorong oleh perkembangan teknologi.

Dr. Sugiyarto sendiri telah mencapai karya-karya yang luar biasa dalam penelitiannya, terutama dalam bidang digital image processing, yang merupakan salah satu area yang berkembang pesat dalam bidang matematika komputasi. Dalam 2 tahun terakhir, ia telah melakukan penelitian yang menghasilkan berbagai kontribusi signifikan. Ia menyampaikan, “Di bidang akademik, kami telah mencoba berbagai macam hal. Saat ini kami memiliki beberapa Hak Kekayaan Intelektual, publikasi jurnal yang terindeks di Scopus, program pengabdian masyarakat, dan banyak lagi. Hal-hal tersebut sangat penting untuk memperkaya dunia akademik kami.”

Selain itu, pembelajaran Prodi Matematika tidak hanya berfokus pada perhitungan matematika semata, seperti menjelaskan rumus dan algoritma sederhana saja. Lebih dari itu, pendekatan yang lebih praktis dalam pembelajaran matematika adalah mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah sosial yang didasarkan pada pengetahuan matematika.

Dr. Sugiyarto menekankan pentingnya membekali mahasiswa matematika yang terlibat dalam Laboratorium Matematika melalui PSDS agar mereka siap menjadi praktisi data ketika menghadapi dunia nyata. Ia menyatakan bahwa memiliki kemampuan matematika dasar yang kuat dan logika yang terasah akan memudahkan dalam mempelajari dan mendalami dunia data sains. Kemampuan tersebut akan menjadi modal yang kuat saat memasuki industri di era big data saat ini, terutama dalam aplikasi dan penerapan dalam analisis data.

Ia juga memberikan contoh bahwa seperti minimarket atau supermarket yang saat ini menjamur, penataan produk di dalamnya tidak hanya dilakukan secara sembarangan, tetapi melibatkan rumus matematika tertentu. Hanya orang yang memiliki pemahaman matematika yang dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut dengan baik. Memang benar bahwa lulusan matematika dari UAD yang bekerja di salah satu supermarket besar di Indonesia dapat melakukan pekerjaan serupa. Mereka bertanggung jawab untuk mengatur dan menganalisis susunan produk dengan memanfaatkan kemampuan analisis matematika yang mereka miliki. Dalam hal ini, pemahaman matematika dan kemampuan analisis mereka sangat berharga untuk memaksimalkan efisiensi dan keuntungan dalam manajemen stok, penempatan produk, dan strategi pemasaran di dalam supermarket tersebut.

Pusat Studi Data Sains Matematika UAD

Pusat Studi Data Sains (PSDS) Matematika UAD berfungsi sebagai wadah eksplorasi bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam dan menjadi pusat aktivitas mahasiswa matematika dalam mempelajari, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan seputar matematika dan komputasi. Dr. Sugiyarto menekankan pentingnya pembelajaran di luar kelas dan menciptakan atmosfer akademik di laboratorium sebagai tambahan bagi mahasiswa.

Kemampuan komputasi menjadi sangat penting dalam menjawab tren saat ini, terutama di UAD yang merupakan perguruan tinggi swasta. Berbeda dengan perguruan tinggi negeri lainnya, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), yang lebih fokus pada pembekalan teoritis matematika. UAD berfokus pada peningkatan keterampilan kemampuan komputasi yang menjadi kelebihan dan memungkinkan mahasiswa bersaing dengan lulusan matematika lainnya di Indonesia.

PSDS menciptakan lingkungan yang subur bagi mahasiswa, di mana ekosistem akademik dan suasana pembelajaran yang menyenangkan terbentuk. Di Laboratorium Matematika, mahasiswa dapat mengembangkan potensi mereka dan memperoleh kepercayaan diri serta jiwa yang tangguh dalam menyelesaikan masalah. Menurut Dr. Sugiyarto, 9 dari 10 mahasiswa yang ia bimbing siap untuk berkarier di dunia industri. Laboratorium menjadi wadah yang paling efektif untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mahasiswa agar siap berkontribusi dalam masyarakat.

Ia memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa, yaitu agar mereka memiliki rasa disiplin, kerja keras, tekun, rajin, serta menggabungkan penuntunan ilmu dengan doa sebagai kunci utama meraih kesuksesan. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Siniar-Prodi-Matematika-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bertema-Mencetak-Data-Saintis-Berkarakter-di-Laboratorium-PSDS-Matematika-UAD-Foto-Royan-Agil.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-09 08:18:352023-06-09 08:18:35Mencetak Data Saintis yang Berkarakter

Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin

07/06/2023/in Feature /by Ard

Seminar Internasional Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Alida)

Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara seminar internasional pada Sabtu, 27 Mei 2023. Mengusung tema “Student Leadership Challenges After Covid-19”, acara yang digelar secara luring di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UAD itu menghadirkan beberapa pembicara dari luar negeri. Salah satunya adalah Mr. Meer Zhar Farouk Amir Razli yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia Cabang Kelantan.

Dalam kesempatan ini, Farouk membawakan topik “Young Student Leaders in An Institution of Higher Learning”. Ia membuka presentasinya dengan menjelaskan konsep pemimpin dan kepemimpinan dalam Islam. “In Islam, everybody is a leader. You are the leader of yourself. And sometimes when we talk about leadership, leading people is more easier than leading our own self. Why? Because to tell people, to teach people sometimes is more easier to teach ourselves,” jelasnya.

Menurut Farouk, konsep dakwah dalam Islam berarti seseorang, khususnya seorang pemimpin harus dapat berhati-hati dalam perkataannya mengingat manusia adalah tempatnya luput dan salah. Akan lebih baik bagi seorang pemimpin untuk tidak main hakim sendiri terhadap suatu hal yang menurutnya tidak sesuai dengan pendapat dan keyakinannya. Ketika memimpin, kita tidak bisa menghakimi, kamu yang benar, kamu yang salah. Sebab benar dan salah adalah proses belajar. Bagitulah yang ia ucapkan.

Konsep Kepemimpinan di Universitas

Kepemimpinan saat ini terbagi menjadi 2, kepemimpinan secara teori dan kepemimpinan secara implementasi. Farouk berpendapat bahwa kepemimpinan yang tercipta di lingkungan universitas terkadang bukanlah sebuah media yang bagus untuk menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Hal tersebut dikarenakan kepemimpinan di universitas cenderung bersifat teori daripada implementasi. Namun, hal ini juga sangat bergantung pada seberapa bagus kualitas dari pemimpin yang ada di universitas. “If the leader is very good, can speak very well, and execute also very well. So that’s the kind of leader that we want,” jelasnya.

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

“If you become a leader, you have to know how to use your power. who you will appoint, who you want to take and put it in your team. That’s very important in the leadership context,” tandas Farouk.

Farouq mengutip penelitian dari Deane & Stanley (2014) yang menyatakan bahwa ada beberapa tanggung jawab yang perlu dituntaskan oleh seorang pemimpin, di antaranya sebagai berikut.

  1. Keikutsertaan mahasiswa sebagai representasi universitas atau pemimpin mahasiswa. Sebagai representasi, mahasiswa tidak hanya bertanggung jawab dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa, tetapi juga bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan di dalam universitas.
  2. Membangun hubungan yang baik dengan staf universitas dan mahasiswa. Terciptanya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan manajemen kampus tentunya akan memberi dampak yang baik bagi mahasiswa dalam berbagai hal, salah satunya ketepatan informasi dan pelayanan yang akan diterima oleh setiap mahasiswa.
  3. Terlibat dalam peningkatan aturan-aturan yang ada.
  4. Membuat peningkatan yang signifikan pada kualitas belajar mengajar.
  5. Turut serta dalam acara-acara penting. Hal ini memungkinkan representasi mahasiswa untuk bisa memberikan pandangannya dalam konteks mewakili mahasiswa-mahasiswa lainnya melalui pidato atau diskusi dalam berbagai forum tentang isu-isu yang sedang berkembang.
  6. Mencapai berbagai tujuan yang telah direncanakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok dengan sukses. Hal ini menandakan bahwa ketika seorang mahasiswa ingin menjadi pemimpin masa depan yang sukses, ia harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas sesuai dengan ranah kepemimpinan dan karakter yang ingin dijalani.
  7. Bergulat dengan pendapat dan masalah-masalah yang mahasiswa lain hadapi supaya dapat membantu universitas dalam menentukan keputusan-keputusan dalam peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas belajar mengajar.

Kesesuaian Informasi

Kebutuhan informasi mahasiswa yang satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda. Namun dalam kesempatan yang sama, mahasiswa juga akan memiliki beberapa kebutuhan informasi yang sama pula, misal dalam hal makanan atau kesehatan. Ketika mahasiswa ingin menjadi seorang pemimpin, ia harus mampu meningkatkan kemampuannya untuk menjadi seorang pemimpin  yang baik. Hal ini meliputi kemampuan memahami aturan dan regulasi. Ketika seorang pemimpin telah memahami aturan dan regulasi yang ada, akan muncul kekuatan dalam setiap tindakannya sehingga ia akan lebih mudah dalam menentukan setiap langkah sebelum memutuskan berbagai hal.

Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Dunia sifatnya sangat dinamis, maka dari itu seorang pemimpin juga harus memiliki sifat yang dinamis. Ada beberapa peran dan tanggung jawab yang harus dituntaskan oleh seorang pemimpin yang dinamis, yakni sebagai berikut.

  1. Peran dalam pengembangan diri. Seorang pemimpin harus mampu meningkatkan kemampuan diri dan kemampuan organisasi karena seorang pemimpin tidak akan bisa memindahkan sebuah organisasi tanpa meningkatkannya terlebih dahulu.
  2. Meningkatkan kualitas para anggota dalam organisasi. Penting bagi seorang pemimpin agar memiliki strategi untuk menciptakan tim yang baik guna meningkatkan kualitas organisasi.
  3. Bekerja sama dengan manajemen atau pemangku kepentingan. Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan manajemen dan menanggalkan ego pribadinya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem yang baik di lingkungan organisasi, khususnya di lingkungan universitas.
  4. Siap sedia melayani komunitas. Seorang pemimpin harus mampu membawa komunitas yang diwakilinya untuk dapat melaju ke arah yang lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam penyesuaian program-program hingga kemampuan dalam berbahasa.
  5. Jalin hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan. Seorang pemimpin tentunya memiliki kesempatan untuk membangun relasi dengan manajemen, pemangku kepentingan, atau organisasi. Penting bagi seorang pemimpin untuk dapat menjadikan kesempatan ini sebagai jembatan antara mahasiswa dengan universitas untuk dapat merealisasikan program-program bagus. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Internasional-Biro-Kemahasiswaan-dan-Alumni-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Alida.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-07 11:09:042023-06-07 11:09:04Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin

Budaya Demokrasi dan Pendidikan

07/06/2023/in Feature /by Ard

Kuliah umum dengan tema “Budaya Demokrasi dan Pendidikan” yang diselenggarakan Prodi PPKn Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Royan Agil)

Masyarakat Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai pemilih, pada tahun 2024 nanti tidak hanya memberikan pilihannya untuk calon anggota legislatif seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pusat, DPR Daerah Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saja. Namun juga memilih calon presiden dan wakil presiden Indonesia periode selanjutnya.

Menanggapi hal itu, Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum dengan tema “Budaya Demokrasi dan Pendidikan” pada Senin, 29 Mei 2023 di Amphitarium UAD. Acara ini dihadiri oleh Prof. Zamroni, Ph.D. yang merupakan Guru Besar Prodi PPKn UAD selaku narasumber.

Mengenal Budaya

Berbicara tentang budaya, merupakan keseluruhan yang unik berupa gagasan-gagasan, kebiasaan-kebiasaan, asumsi-asumsi, nilai-nilai, norma-norma yang dipegang bersama dan menentukan bagaimana warga berpikir dan bertindak. Prof. Zamroni menyampaikan pentingnya mempunyai kultur. Menurutnya, semua persoalan dapat dijelaskan oleh kultur. Selanjutnya, semua perubahan sosial teknologi memerlukan perubahan kultur.

Prof. Zamroni mengutip pertanyaan dari Prof. Farcis Fukuyama, “Mengapa negara-negara di Asia Timur mengalami kemajuan ekonomi yang amat cepat melebihi kecepatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat?” Secara sederhana ia menuturkan bahwa dengan kultur budaya yang maju dengan kehidupan masyarakat yang didasarkan pada kepercayaan, sehingga kehidupan sederhana dan menjadi produktif.

Memaknai Demokrasi

Menurut Prof. Zamroni, demokrasi tidak hanya sekadar memerintah atau mengatur negara. Hal ini dikenal erat kaitannya dengan demokrasi ala Amerika, yakni demokrasi yang dibangun dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Sedangkan, pada mulanya demokrasi lahir dari revolusi Perancis yang sampai saat ini dikenal dengan semboyan liberte, egalite, fraternite.

Demokrasi mencakup 2 aspek yakni struktur dan kultur (etika). Ciri-ciri dalam masyarakat demokratis di antaranya kebebasan, tanggung jawab, pemahaman akan realitas, sportsmanship, toleransi, dan social trust. Kehidupan demokrasi di suatu negara erat berkaitan dengan kemajuan ekonomi dan tingkat pendidikan penduduk.

Sementara itu, kelemahan dalam kehidupan berdemokrasi adalah money politics, high cost politics, penguasa dan pengusaha, ketidakadilan dan keresahan masyarakat, serta yang paling parah adalah terjadinya revolusi sosial yaitu berdampak pada demokratisasi atau dictatorship.

Kaitan Budaya dan Demokrasi

Cultural lag atau ketertinggalan budaya akan berdampak pada beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.

  1. Technological restraint. Jika kebudayaan belum sepenuhnya maju maka akan menyebabkan keterlambatan kemajuan teknologi di berbagai macam aspek. Misalnya saja kebijakan ISO, yang berpengaruh pada perkembangan industri dan institusi pendidikan. Faktanya, setelah mutu kinerja industri telah mencapai indikator ISO, justru akan secara organik mengalami penurunan mutu persis sebelum diuji dengan ISO.
  2. Cultural clash. Biasanya dikenal dengan adanya perbedaan budaya, hal ini berdampak pada kemunduran perkembangan demokrasi.
  3. Cultural ambivalence. Dapat dimaknai sebagai pertentangan antara keyakinan dengan budaya perilaku yang tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Itulah budaya ambivalen. Jangan sampai Pancasila sebatas formalitas dalam angan, justru diimplementasikan dalam budaya sehari-hari.

Pendidikan

Dalam hal ini adalah interaksi antara pembelajar dengan lingkungan yang mempunyai makna. Menurutnya, pembelajaran adalah inti dari pendidikan. Ini penting dikarenakan dimulai dari pendidikan akan berpengaruh besar cakupannya kepada budaya sekolah serta kehidupan bermasyarakat secara umumnya.

Pendidikan berperan dalam 3 hal, yakni sosialisasi, integrasi sosial, dan inovasi sosial. Lebih lanjut, peran pendidikan inovasi sosiokultural dimaknai 2 hal yaitu peran struktural (memfasilitasi untuk melaksanakan pendidikan) dan peran kultural (mendidik mental, karakter, dan perilaku berkemajuan).

Seperti yang dikutip dari Hofsttede, kerangka pikir untuk memahami prestasi adalah saat di mana budaya berkemajuan pada keluarga menengah ke atas akan menghasilkan prestasi yang tinggi. Di sisi lain, budaya ketertinggalan dengan keluarga kelas bawah akan menghasilkan prestasi yang cenderung rendah. Oleh karena itu, pendidikan cukup berpengaruh pada hasil budaya berkemajuan di suatu bangsa dan negara yang akhirnya berdampak pada budaya demokrasi yang mencakup keseluruhan dari aspek pemerintahan negara. Dalam hal ini maka pendidikan demokrasi mempunyai peran penting.

Pertama, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, sehingga mampu mengambil keputusan secara rasional. Kedua, mengembangkan kepribadian peserta didik sehingga memiliki sifat empati, menghargai, toleransi dan kepercayaan pada orang lain, serta mampu mengendalikan diri. Ketiga, menjaga kehormatan dan martabat diri. Keempat, mengembangkan kemampuan berkomunikasi selaku warga bangsa dan warga dunia. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-umum-dengan-tema-Budaya-Demokrasi-dan-Pendidikan-yang-diselenggarakan-Prodi-PPKn-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Royan.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-07 08:50:042023-06-07 08:50:04Budaya Demokrasi dan Pendidikan

KKN Anak Bangsa UAD: Pengalaman dan Pelajaran Selama Mengabdi di Daerah 3T

05/06/2023/in Feature /by Ard

Podcast Anak Bangsa dengan pembicara Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang pernah mengikuti program KKN Anak Bangsa (Foto: Istimewa)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Anak Bangsa ini, dalam beberapa hal sama dengan KKN Reguler. Untuk peserta dan mitra kegiatan, KKN Anak Bangsa sama dengan KKN PPuN, yakni bermitra dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di lokasi KKN. Selain itu, KKN Anak Bangsa dapat pula bermitra dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang dekat dengan lokasi KKN. Bedanya hanyalah pesertanya, yakni peserta adalah kader Muhammadiyah. Kegiatan KKN diselenggarakan di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) serta dilaksanakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah.

Alumni yang terdiri atas Alim Akbar Anwar dan Fiina Ilhami Salsabila dari KKN Anak Bangsa VIII, Royan Agil Nugroho dari KKN Anak Bangsa VII, dan Maryam Shod dari KKN Anak Bangsa VI, menceritakan pengalaman dan pelajaran berharga selama mengikuti program pengabdian di tempatnya masing-masing dalam acara Siniar Anak Bangsa di kanal YouTube Anak Bangsa Mengabdi.

Dengan wilayah Indonesia yang maritim ini, tidak sedikit daerah-daerah yang belum tersentuh oleh program-program kampus sehingga menimbulkan kesenjangan di beberapa daerah terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Maka dari itu, sangat diperlukan dukungan dari beberapa pihak ataupun lembaga, salah satunya adalah kampus untuk menghadirkan program sosial.

UAD melalui Catur Dharma Perguruan Tinggi menghadirkan kegiatan ini melalui program KKN. KKN Anak Bangsa telah berlangsung sejak tahun 2016 (red:masih berlangsung sampai sekarang).

Royan Agil Nugroho menyampaikan, “Selama KKN, alhamdulillah memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Salah satu program yang masih diterapkan sampai saat ini adalah menginisasi Rumah Belajar Liawonci, yang sebetulnya sudah pernah ada, tetapi tidak berjalan kembali.”

Selama mengikuti program ini dapat pula meningkatkan keterampilan secara menyeluruh. Royan menyampaikan beberapa keterampilan penting. Pertama, bijaksana, KKN Anak Bangsa membuat tim menjadi lebih bijak dalam menentukan program kerja yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan masyarakat setempat. Selain itu, bijaksana ini muncul secara tidak langsung untuk meningkatkan kerja sama dan kinerja tim agar lebih efektif dan efisien.

Kedua, kerja sama tim, tentunya pelaksanaan KKN Anak Bangsa ini berkolaborasi dengan PTM setempat sehingga perlu adanya upaya kerja sama tim agar mampu melaksanakan program kerja yang optimal. Hal itu membantu Royan untuk bertahan hingga seluruh rangkaian kegiatan selesai.

Ketiga, manajemen program. Dalam hal ini Royan menegaskan bahwa untuk pertama kalinya diterjunkan di lokasi yang baru, tidak mudah untuk mengeksplorasi dan mendalami potensi desa. Sebab, akses informasi bisa sangat terbatas baik itu dari narasumber PTM terdekat dari lokasi maupun dari internet.

“Salah satu misi KKN Anak Bangsa adalah program kerja jangka panjang, sehingga kami belajar banyak hal mulai dari perencanaan, brainstorming idea, koordinasi berbagai pihak, sampai eksekusi,” pungkasnya.

Sejalan dengan itu, Alim menambahkan, “KKN Anak Bangsa memang dipersiapkan jauh-jauh hari. Menariknya, dengan hal itu, hubungan emosional tiap tim lebih terikat. Tim sudah terbentuk 6 bulan sebelum penerjunan.”

Maryam menimpali, “Selama KKN, kami akhirnya belajar keterampilan baru yang sebelumnya belum pernah diasah. Salah satunya adalah dalam beradaptasi. Dengan kultur dan budaya yang berbeda, membuat kami belajar hal baru dan berkembang wawasannya. Setiap jenis program kerja dapat diterapkan, karena sekecil apa pun hal yang kami lakukan untuk mereka merupakan hal yang besar bagi mereka.”

Di akhir siniar, masing-masing mengajak mahasiswa yang ingin mengikuti KKN Anak Bangsa, terutama bagi kader Muhammadiyah seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan lainnya. Maryam menyampaikan, “Kesempatan tidak selalu datang 2 kali, manfaatkan kesempatan emas untuk mengikuti program ini. Dengan niat tulus untuk mengabdi, kita tidak akan pernah tahu sebelum mencoba, gali potensi yang ada di daerah 3T, dan rasakan perjuangan mereka dalam mencapai pendidikan maupun kesempatan belajar agar sama dengan yang kita dapatkan.”

Alim mengakhiri dengan sebuah hadis, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.” (H.R. Ahmad). (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Podcast-Anak-Bangsa-dengan-pembicara-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-yang-pernah-mengikuti-program-KKN-Anak-Bangsa-Foto-Istimewa.jpg 767 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 11:06:102023-06-05 11:06:10KKN Anak Bangsa UAD: Pengalaman dan Pelajaran Selama Mengabdi di Daerah 3T

Gaya Kepemimpinan Strategis: Menjadi Teduh di Antara Praktik dan Teoritik

05/06/2023/in Feature /by Ard

Bedah Buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork” karya KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Wahit)

“Kalau kita bicara tentang pemimpin, kira-kira Gen Z ini berpikir apa? Rata-rata mereka menyebutkan perfection atau kesempurnaan. Ketika saya tanya apa maksudnya, mereka terdiam. Sebenarnya apa, sih, kesempurnaan itu? Menurut saya kesempurnaan itu masalah hati, masalah selera. Apa yang sempurna menurut saya, belum tentu sempurna bagi orang lain. Ketika saya baca lembar demi lembar buku ini, saya kemudian memahami bahwa kesempurnaan mempunyai konsekuensi, artinya sulit dipahami dan menimbulkan batasan-batasan tertentu. Namun, di buku ini pula saya menemukan poin-poin menarik tentang bagaimana memanusiakan tim, mereka yang kemudian harus digerakkan lewat hati,” ungkap Nitia Anisa, moderator acara Launching dan Bedah Buku Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 22 Mei 2023.

Buku berjudul Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork yang diluncurkan dan dibedah ini merupakan produk diseminasi hasil penelitian Dr. Dudung setelah berhasil mempertahankan disertasi untuk meraih gelar doktor pada 11 Juni 2022 lalu. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1988 dari Kecabangan Infanteri. Dr. Dudung menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta. Kemudian, memperoleh gelar master di Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STEI) Makassar dan gelar doktor di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Sejak November 2021, ia diamanati sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Pengalaman sebagai Sumber Inspirasi

Tahun 2020 adalah tahun terjadinya pergerakan dan pergolakan besar-besaran dalam dunia politik. Dengan wacana utama penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, mahasiswa dan kelompok-kelompok masyarakat terjun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Dr. Dudung mengingat kembali ke masa-masa itu.

“Saat saya Pangdam Jaya, ada demo besar-besaran oleh mahasiswa tentang Omnibus Law. Saya menghalau massa dari arah Pertamina yang akan menguasai istana. Kami berhasil menghalau massa di Pertamina untuk dipukul mundur menuju ke arah Istiqlal. Kemudian saya kembali, tetapi persis di depan Kantor Mahkamah Konstitusi (MK), ada massa, mahasiswa, dan anarko, kurang lebih 1.500 orang,” terangnya.

Anarko adalah suatu kelompok yang diciptakan oleh “preman-preman” dari berbagai daerah. Ada pihak-pihak yang memobilisasi. Kembali ke masa demonstrasi, KSAD Dudung dan pasukannya membantu Kapolda untuk menghalau massa tersebut. Ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa istana adalah gedung dan lambang negara, kantor pemerintahan yang harus kita amankan.

“Mereka (mahasiswa) paham setelah dijelaskan dengan baik. Namun, kelompok anarko memprovokasi akan tetap menguasai istana. Akhirnya, saya sampaikan, kalau tetap memaksa akan menguasai, kalian akan berhadapan dengan saya.”

Ketika sudah bersiap-siap, lantunan azan terdengar. Kelompok mahasiswa menyarankan untuk salat berjamaah. Bahkan, memintanya untuk menjadi imam. Setelah salat dan berdiskusi, mahasiswa memutuskan kembali dan meminta diamankan oleh pasukan. “Kami pisahkan mahasiswa dengan kelompok anarko.”

Peristiwa tersebut adalah satu dari banyak pengalaman yang menjadi dasar berpikir bahwa pemimpin itu harus bersifat teduh. Pemimpin harus bisa meneduhkan, mengendalikan, dan mewujudkan rasa aman sehingga kehadirannya dinantikan. Gagasan-gagasan inilah yang dituangkan dalam buku KSAD Dr. Dudung Abdurachman.

Antara Praktik dan Teoritik

Dosen Fakultas Hukum UAD Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H. selaku narasumber bedah buku menyatakan, “Tak banyak tentara yang menulis buku. Namun, Jenderal Dudung dengan fasih bicara soal filosofi teoritik kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan. Sedang Green Human Resource Management di sisi lain menunjukkan praktik kemiliteran.”

Dikutip dari buku ini, Green Human Resource Management (GHRM) merupakan pendekatan inovatif terhadap kinerja dan fungsi sumber daya manusia (SDM) dalam suatu organisasi, di mana konteks lingkungan merupakan dasar dari semua inisiatif yang dilakukan (Abdurachman, 2023: 102).

Senada dengan Wahyudi, Sekretaris Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah Dani Setiawan, M.Si. menilai KSAD berhasil menjadi pemimpin yang membawa keteduhan. Menurutnya, itu adalah bentuk-bentuk persuasi yang dialami oleh komandan di lapangan. Tidak mudah berhadapan dengan psikologi massa ketika aksi, tidak mudah membangun kepercayaan.

“Yang menarik dari buku ini menurut saya, Pak Dudung memiliki ketertarikan di bidang ekonomi. Di sinilah letak dari topik yang ditulis, mengenai strategi kepemimpinan (strategic leadership). KSAD menghadapi lingkungan atau strategi yang terus berubah, bahkan kini lebih banyak menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi yang kuat, daripada perang tradisional (perang senjata). Inilah mengapa saya menempatkan buku ini menjadi relevan terhadap dinamika ekonomi politik,” jelas Dani Setiawan.

Dari teori-teori yang dituangkan dalam buku, penting untuk bisa merumuskan visi dan misi serta bagaimana mengomunikasikan hal tersebut kepada level yang lebih bawah. Hal ini akan melahirkan kesadaran mengenai apa yang diperjuangkan menuju kemaslahatan. “Dan, itu yang dilakukan oleh Pak Dudung sebagai KSAD ketika mengimplementasikan aspek-aspek yang sifatnya teoritis dari strategi kepemimpinan dalam praktik keseharian di dunia kemiliteran.”

KSAD Dudung menambahkan, “Sebetulnya, buku ini pernah saya tulis ketika menjabat sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer tahun 2015, yang memang terinspirasi dari pengalaman di lapangan dan latar belakang saya sebagai tukang koran (loper koran). Selain itu, kedekatan dengan anak buah juga menjadi faktor penting. Ketika seorang pemimpin ingin berhasil, ia harus mempunyai 3 faktor. Pertama, harus mengerti dan menguasai tugas pokok, tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Kedua, harus mengerti dan menguasai segala macam keterbatasan yang ada dalam satuan, termasuk dirinya sendiri. Ketiga, harus mengerti dan menguasai unsur-unsur manusia, sebagai pemimpin, komandan, guru, dan rekan.”

Sang Idola, Jenderal Soedirman

Menanggapi persoalan relevansi ideologi dan nilai-nilai dasar yang ditetapkan pemimpin terdahulu, KSAD Dudung mengungkap peran sang idola, Jenderal Soedirman, selama dirinya menjadi seorang militer.

“Sejak saya menjadi seorang militer, yang menjadi idola adalah Jenderal Soedirman. Anak buah Jenderal Soedirman rela membopong badannya, jadi tidak mungkin Jenderal Soedirman pekerjaannya marah-marah, pelit. Selain itu, untuk membangkitkan semangat juang patriotik prajuritnya, ia menjual gelang dan kalung untuk mendanai prajuritnya, untuk meningkatkan moril anak buahnya,” terang KSAD.

Selain kesederhanaan dan perhatian, siasat untuk strategi mengambil alih kekuasaan dari penjajahan Belanda menjadi momen yang sangat penting baginya. Kendati tidak ada persenjataan yang mutakhir, semangat kebangsaan justru sangat terpantik.

“Itulah yang menjadi inspirasi sekaligus menunjukkan relevansi nilai-nilai hingga saat ini.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bedah-Buku-KASAD-Jenderal-TNI-Dudung-Abdurachman-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 843 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 08:58:592023-06-05 08:58:59Gaya Kepemimpinan Strategis: Menjadi Teduh di Antara Praktik dan Teoritik

Tips Rias Paripurna

05/06/2023/in Feature /by Ard

Ravena, beauty vlogger sekaligus influencer pada webinar nasional antropologi seni tari dan beauty class Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Massyifa Ajeng)

Dalam seni pertunjukan, tata rias wajah adalah hal penting dan menjadi yang pertama dilihat penonton. Tata rias merupakan penyempurna wajah dan karakter serta dapat memberikan efek pendukung yang menonjolkan ekspresi wajah pemain. Penegasan garis wajah mampu menambah aspek dramatis pada wajah setiap pemain. Namun dalam beberapa pementasan khususnya seni tari, masih ada beberapa yang menganggap rias ala kadarnya saja yang terpenting adalah penampilan dan gerakannya bagus.

Berhubung dengan hal tersebut, Ravena seorang beauty vlogger sekaligus influencer yang kerap diundang sebagai moderator untuk acara merek besar dan terkenal di Jakarta, berkesempatan menjadi narasumber webinar nasional antropologi seni tari dan beauty class yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia menerangkan cara make up bold and light agar dapat terlihat oleh penonton karena ketika kita mementaskan seni tari tentu akan ada penonton yang melihat pertunjukannya dari jarak jauh.

Basic Skincare

Tentu saja penari menampilkan tariannya dengan penuh energi dan bersemangat sehingga akan mudah berkeringat. Oleh karena itu, penari membutuhkan basic skincare sebelum merias diri, agar riasan tersebut dapat tahan lama dan dapat menghindari make up longsor. Basic skincare yang biasa dipakai perias adalah serum, toner, sunscreen, atau moisturizer.

Tahapan dalam Merias

Tujuan merias diri selain seduction, riasan juga menjadi sebuah media untuk berekspresi. Ketika kita menginginkan sebuah ekspresi yang memancar untuk suatu pertunjukan, maka harus dengan langkah-langkah yang benar.

Langkah pertama, seperti yang dilakukan semua perias yaitu mengaplikasikan foundation. Agar menghasilkan riasan yang membuat pangling, kita dapat mencampur 2 foundation dalam 1 wajah. Keduanya itu dapat kita aplikasikan menggunakan beauty blender sehingga memudahkan dalam penerapan dan menghindari cracky pada wajah. Jenis warna yang dipakai sebisa mungkin memakai 1 tingkat di atas jenis warna kulit wajah.

Kemudian untuk mempertegas tulang hidung, tulang pipi, dan rahang, kita dapat menggunakan contour, ini juga dapat mendimensi wajah agar tidak terlihat terlalu putih pada seluruh wajah. Setelah pengaplikasian contour, agar blush on tidak luntur kita dapat memoleskan blush on dalam terlebih dahulu. Cara menggunakannya adalah ditekan menggunakan beauty blender agar foundation tidak luntur.

Ketika semua sudah terlihat rata dan rapi, kita dapat langsung mengaplikasikan bedak diawali pada bagian bawah mata terlebih dahulu, penggunaan untuk penari usahakan menggunakan bedak tabur agar lebih menyatu dengan kulit dan lebih tebal. Langkah berikutnya adalah membuat alis agar lebih tebal, yakni dengan membingkai alis bagian atas terlebih dahulu kemudian disusul bingkaian pada bagian bawah, dan setelah semua dibingkai langkah terakhir adalah isi bagian tengah alis. Untuk menghasilkan alis yang natural, kita dapat menggunakan sikat alis. Dan agar alis terlihat rapi, seimbang, gunakan concealer dengan brush khusus, rapikan dari bawah kemudian ke atas.

Setelah permasalahan alis sudah selesai dan rapi, kita menuju ke area mata untuk mengaplikasikan eye shadow. Untuk seni tari kita dapat menggunakan warna yang mencolok seperti warna ungu dan cokelat, atau disesuaikan dengan jenis tariannya. Gunakan warna bold dulu untuk pengaplikasian yang pertama. Kemudian dilanjut dengan warna kedua yang lebih cerah, jangan lupa juga untuk memakainya di bawah mata agar terlihat lebih tajam. Untuk memberikan efek glamor dan menyala gunakan shimmer juga pada mata.

Langkah selanjutnya, bingkai eyeliner, untuk penari biasanya diimbau untuk sedikit dilukis agar mencolok dan menghasilkan mata yang terlihat belo. Eyeliner yang digunakan dapat menggunakan jenis spidol agar lebih mudah.

Kemudian pengaplikasian bulu mata dapat langsung pakai lemnya pada kelopak mata agar lebih aman dan tak mudah lepas, tetapi dengan begitu sesuaikan juga dengan tingkat sensitivitas kulit masing-masing. Setelah lem hampir mengering, tempel bulu mata dengan hati-hati.

Selanjutnya, pakai blush on pada area pipi dan dagu agar menebalkan blush on dalam yang sudah diaplikasikan pada awal rias. Namun, tak lupa disesuaikan lagi dengan tokoh penarinya. Untuk tahap terakhir gunakan lip cream atau lipstik sampai keluar garis bibir agar menciptakan efek bibir yang tebal, dan gunakan highlighter pada bagian tulang hidung, pipi, serta beberapa bagian lain sehingga ketika pentas memberi efek glowing pada wajah saat terkena cahaya. Efek glowing tersebut dapat menampilkan kondisi kulit yang terlihat sehat dengan atau tanpa riasan yang berlebihan. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ravena-beauty-vlogger-sekaligus-influencer-pada-webinar-nasional-antropologi-seni-tari-dan-beauty-class-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Massyifa-Ajeng.jpg 696 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-05 08:06:162023-06-05 08:06:16Tips Rias Paripurna

Pengampunan Allah Itu Penting

02/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Kajian Rutin Ahad Pagi. Acara tersebut diisi oleh Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD. Ia menyampaikan materi terkait tafsir Surah Ali-Imran ayat 133‒134.

Pada ayat 133 dimulai dengan ayat yang berbunyi wa saaringuu yang memiliki makna bersungguh-sungguh dan menganekaragamkan pekerjaan. Nur Kholis menjelaskan bahwa ketika manusia sudah bersungguh-sungguh maka waktu yang dimiliki akan efektif dan jauh lebih bermanfaat. Ibarat usia, usianya tidak panjang tetapi yang dikerjakan sudah banyak dan maksimal.

“Yang dimaksud berserah, menganekaragamkan pekerjaan, dan bersungguh-sungguh adalah beramal saleh, karena beramal saleh itulah yang akan mengantarkan manusia menuju surga,” imbuhnya.

Mengapa manusia harus demikian? Kemudian ia menjelaskan jika pengampunan itu adalah sesuatu yang paling berharga melebihi apa pun, untuk itu manusia harus bersungguh-sungguh. Pengampunan memiliki arti ditutupi, ditutupinya dosa manusia oleh Allah.

“Pengampunan Allah bisa menambah kekuatan, jadi mungkin kekuatan seperti sabar, ikhlas, rida, syukur yang kita miliki tidak sebanding dengan musibah yang akan kita hadapi. Maka dengan pengampunan itu, kekuatan-kekuatan yang telah kita miliki ditambah oleh Allah sehingga kita mampu menghadapi musibah pada suatu hari nanti,” tegasnya.

Selain itu, syawalan itu sejatinya adalah peningkatan. Peningkatan kekonsistenan amal saleh yang telah dibangun saat bulan Ramadan. Jadi ketika Ramadan rajin beribadah maka di bulan Syawal ini harus makin rajin lagi dalam beramal saleh.

Kemudian dalam akhir ayat 133 Allah menegaskan bahwa segala ampunan dan surga itu disediakan bagi orang yang bertakwa. Hal ini lanjut dijelaskan dalam ayat 134 jika takwa itu adalah sikap dan sifat yang keduanya akan tampak dalam perbuatan.

“Sikap dan sifat yang mencerminkan takwa adalah orang yang selalu, dalam arti dari sekarang dan sampai habis waktu, senantiasa berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Dalam tafsir Al-Misbah, infak ini maknanya umum tidak selalu berwujud harta, tetapi apa saja yang dapat diberikan dan bermanfaat,” ungkapnya.

Nur Kholis menyatakan, jika sekadar merukunkan tetangga yang lagi berselisih itu adalah pemberian. Dalam hal ini, hakikat memberi itu bukan sekadar soal apa yang diberi, tetapi terkait bagaimana sikap yang tertanam dalam hati sejatinya gemar memberi atau tidak.

Selanjutnya, wal kadhimiina berasal dari kata kadhuma yang memiliki arti mengikat dan menahan. Dalam ayat ini, ia menjelaskan bahwa Allah menyuruh hendaknya manusia menahan amarah. Apa tidak boleh marah? Tentu boleh karena marah adalah salah satu sifat manusiawi manusia, tetapi ketika marah harus tau waktu, tempat, sasaran yang tepat dan yang terpenting jangan berlebihan.

“Dan Allah kemudian menegaskan pula, jika yang lebih baik adalah mampu memaafkan. ‘Aafiin atau memaafkan itu memiliki makna menghapus, sekalipun mungkin tidak dapat sepenuhnya memaafkan. Namun, ketika manusia mampu memaafkan maka pihak yang paling diuntungkan adalah orang yang memaafkan bukan yang dimaafkan,” jelasnya.

Di akhir materi, Nur Kholis mengingatkan bahwa pengampunan Allah itu lebih penting dari harta yang banyak. Buat apa memiliki harta banyak tetapi tidak bermanfaat untuk amal saleh. Perlu diingat sabda Nabi yang menyatakan surga itu dapat diraih dengan 2 cara yaitu dengan pengampunan Allah dan rahmat Allah. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 720 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:39:492023-06-02 08:39:49Pengampunan Allah Itu Penting

Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif

02/06/2023/in Feature /by Ard

Webinar Kewirausahaan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2023 sebagai strategi pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

Guna mendukung tercapainya tujuan kegiatan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (BEM FKM UAD) menghadirkan Candra Vionela Merdiana, S.E., M.Sc., dosen Program Studi Manajemen UAD sebagai narasumber dalam webinar kewirausahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi bekal kepada calon wirausahawan di lingkungan FKM UAD.

“Terdapat beberapa poin yang perlu dipahami sebelum berwirausaha, salah satunya adalah jiwa kreatif dan inovatif bagi mahasiswa di era milenial,” ungkap Candra.

Motivasi dan Moto Wirausaha

Motivasi dan moto menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Keuntungan/laba penjualan, kebebasan usaha, impian personal, dan kemandirian menjadi motivasi yang harus dipunyai. Selain motivasi, moto atau prinsip yang dijalankan dalam berwirausaha juga menjadi bagian yang penting.

“Modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli, tetapi semangat dan cita-cita tidak. Seorang mahasiswa sebagai wirausahawan pemula hendaknya memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi, jangan mudah menyerah. Untung dan rugi adalah hal yang biasa dalam membangun suatu usaha,” tutur Candra.

Kunci Sukses Berwirausaha

Tingginya persaingan pasar membuat seorang wirausahawan harus memiliki jiwa yang kreatif dan inovatif. Kemampuan untuk menciptakan hal baru dengan menggabungkan beberapa ide di masa lalu serta membuat perubahan dari segi input, proses, maupun output menjadi bagian dari kunci sukses dalam berwirausaha.

Candra menyampaikan beberapa ciri orang kreatif dan inovatif. “Orang kreatif biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi, intuitif, berani mengambil risiko, berpikiran terbuka, dan sensitif. Sementara inovatif biasanya ditandai dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperluas manfaat dari produk yang diciptakan sehingga dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Contoh inovasi misalnya donut stick, bolu puding, alat serut jagung, kemasan makanan ramah lingkungan, dan sebagainya.”

Cara Memunculkan Ide Bisnis

Ide bisnis merupakan penggabungan dari kemampuan, ketertarikan, keterampilan khusus, dan bakat yang disinkronkan dengan apa yang dibutuhkan maupun apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. “Sumber ide bisa diperoleh dengan memanfaatkan apa yang telah kita miliki, apa yang dibutuhkan oleh orang lain, dan apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Ide bisa distimulasi dengan mengamati orang dan tempat, membaca publikasi, juga melihat tren. Sementara ide yang sudah didapat selanjutnya perlu diseleksi melalui tahap diferensiasi dan adaptasi sehingga dapat dikembangkan di kemudian hari,” ujar Candra.

Candra melanjutkan, “Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan oleh wirausahawan dalam menentukan peluang usaha yang cocok, yaitu inside out dan outside in. Pendekatan yang pertama berfokus pada gagasan sebagai kunci dalam menentukan keberhasilan usaha. Dalam kata lain, wirausahawan membuat produk atau jasa terlebih dahulu tanpa melakukan uji analisis kebutuhan pasar. Sementara pendekatan yang kedua berfokus pada kemampuan untuk menanggapi atau memenuhi kebutuhan masyarakat di pasaran.”

Strategi Memilih Jenis Usaha

Sebelum membuka usaha, calon wirausahawan hendaknya menyusun sebuah strategi untuk memilih jenis usaha yang akan dijalankan agar mampu bersaing di era milenial. Candra mengungkapkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih usaha sesuai minat atau hobi, baik berupa produk maupun jasa. “Jika seseorang mengerjakan sesuatu yang disukai, ia cenderung akan merasa senang dan nyaman. Setelah memperoleh jenis usaha yang sesuai, maka tentukan sektor usaha yang tepat sesuai tren masa kini tetapi bukan usaha yang sifatnya sementara (musiman). Selanjutnya, calon wirausahawan bisa membuka usaha dengan minim modal dalam skala kecil. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerugian yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba,” imbuhnya.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Webinar-Kewirausahaan-BEM-Fakultas-Kesehatan-Masyarakat-FKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:05:462023-06-02 08:05:46Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif

Anak-Anak dalam Lingkar Perundungan

31/05/2023/in Feature /by Ard

Seminar Penanggulangan Perundungan Anak oleh Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan KPAI Republik Indonesia (Foto: Novita)

Maraknya kasus kekerasan dan perundungan anak membuat kita mempertanyakan kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan peradaban bangsa Indonesia. Ini juga menjadi masalah besar ketika perundungan sudah merampas hak-hak anak, terutama hak atas perlindungan serta kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang. Siklus hidup ini seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan, bukan pengasingan dan penderitaan atau penebusan di balik jeruji besi yang mencekam.

Sebagai langkah maju dan upaya antisipasi hal tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar seminar “Anti Perundungan: Peran Mahasiswa dalam Penanggulangan Perundungan Anak” dengan menggandeng Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, M.Si. sebagai narasumber.

Anak dan Perlindungan

Tak sulit untuk mendefinisikan anak-anak. Bercermin dari negara kita sebagai negara hukum, menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 35/2014 tentang Perlindungan Anak Revisi atas UU No.23/2022 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak-anak mempunyai hak untuk hidup, untuk dilindungi. Mereka memiliki keunikan sebagai manusia utuh yang sempurna.

“Jadi, jangan pernah menganggap usia 5 tahun itu tidak sempurna, masih ‘ikut-ikutan’. Mereka sempurna pada siklus dan fase hidupnya. Sehingga, kita harus memberikan dukungan tumbuh-kembang optimal, memberikan peluang partisipasi, yaitu memberikan hak-haknya,” ujar Ai Maryati.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah anak mencapai 84,4 juta (31,6%) dari total 270,3 juta penduduk di Indonesia. Anak merupakan generasi yang akan menjadi penerus, menjadi pemimpin. Anak-anak menjadi subjek dan ujung tombak bonus demografi “Generasi Emas” tahun 2045. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat perlindungan. Hal ini telah diatur dalam Mandat Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) dalam Kepres 36/1990, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak serta Pasal 28B Ayat 2 UUD 1945, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

“Mungkin kita tidak bisa membayangkan, mengapa Uni Soviet hilang di peta peradaban? Apakah hanya keruntuhan politik dan dinasti? Salah satunya adalah keruntuhan peradaban yang disebabkan oleh hilangnya entitas masyarakat dari peradaban generasi bangsanya menuju generasi yang menjadi ketangguhan sebuah bangsa,” tambahnya.

Ini menjadi gambaran bahwa sesungguhnya perlindungan anak adalah cara manusia dituntun secara teologis mencapai keimanan dan ketakwaan serta sebagai seseorang yang berkomitmen secara hukum untuk menghormati hak-hak manusia. Perlindungan anak juga berkolerasi erat dengan demokrasi, peningkatan kualitas suatu bangsa, dan sumber daya manusia.

Fakta Perundungan Anak di Indonesia

Kasus perundungan dewasa ini makin meningkat, apalagi dibarengi perkembangan era digital yang makin pesat. Perundungan bisa menjadi sebuah tindakan maladaptif. Berangkat dari teori kekerasan, Ai Maryati mengungkapkan tahap-tahap perundungan, bisa berubah dari verbal menjadi fisik, psikologis, seksual, penelantaran, ancaman, gangguan, bahkan konflik sosial. Hal ini menjadi masalah atas situasi kekerasan yang masuk ke dalam berbagai dimensi kehidupan.

Dalam 5 tahun terakhir, kasus perundungan didominasi oleh perundungan berbasis digital berupa kekerasan melalui media elektronik, media sosial, dan sebagainya. Kita perlu waspada terhadap bentuk-bentuk perundungan tersebut. Berdasarkan data pengaduan KPAI, perundungan banyak terjadi di lembaga pendidikan. Hal tersebut masuk dalam 3 dosa besar pendidikan bersama intoleransi dan kekerasan.

Ia juga menampilkan sebuah tayangan berita mengenai perundungan anak di lingkungan institusi pendidikan. Mirisnya, pelaku dan korban masih duduk di bangku sekolah dasar. Pelaku memaksa korban untuk bersetubuh dengan binatang.

“Ini sudah kategori perundungan verbal dan fisik. Kemudian, ada tindakan yang di luar nalar (perilaku seksual manusia), yaitu persetubuhan dengan binatang. Perundungan tersebut dibuat konten dan disebarkan. Dari 1 kasus saja, bentuk-bentuk perundungan sudah dapat dikenali.”

Perlakuan terhadap pelaku perundungan dengan status di bawah umur dan dewasa tentu berbeda. Pelaku yang masih di bawah umur disebut dengan anak berhadapan dengan hukum. Dan, negara menjamin hak atas perlindungan terhadap anak-anak dengan status tersebut.

Langkah KPAI

KPAI menerima pengaduan kasus. Kemudian, melakukan identifikasi masalah dan analisis. Lalu, merekomendasi mediasi atau pidana dan monitoring serta terminasi. Tugas dan fungsi KPAI dengan jelas diatur dalam UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, di antaranya melakukan pengawasan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan kerja sama. KPAI tidak melakukan peradilan pidana anak, tetapi melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

“Banyak hujatan dan caci maki terhadap kasus kekerasan yang dilakukan oleh Mario Dandy dan AG. Tak sedikit yang menyuarakan bui. Namun, untuk menyoal anak berkonflik dengan hukum, tidak boleh dilakukan langkah-langkah yang bisa mengganggu dan merampas hak-haknya. Ini yang kami disebut perlakuan hukum secara khusus. Dan, kami mengawasi hal tersebut.”

Mahasiswa sebagai Social Engineering

Pendidikan tinggi yang bermutu merupakan pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Berguna bagi masyarakat dalam hal ini perguruan tinggi berperan dalam pengembangan budaya ramah anak di sekolah, pesantren, dan lingkungan sosial. Perguruan tinggi juga berfungsi mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengembangan perkuliahan diharap responsif terhadap kasus-kasus anak terkini. Setidaknya 2 hal penting inilah yang menjadi harapan KPAI.

“Buatlah cerita WhatsApp yang responsif terhadap kasus-kasus anak terkini. Mahasiswa bisa menjadi social engineering, mahasiswa bisa membangun sinergi dengan lembaga pendidikan dalam memastikan budaya dan iklim pelaksanaan pendidikan sudah ramah anak,” jelas Ai Maryati.

Lembaga pendidikan juga harus berkomitmen dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ramah anak disertai sarana prasarana yang mendukung. Perlu partisipasi anak dan orang tua dalam penetapan kebijakan. Pendidik dan tenaga kependidikan pun perlu teredukasi dan terlatih mengenai hak-hak anak dan Sekolah Ramah Anak (SRA). (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Penanggulangan-Perundungan-Anak-oleh-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-KPAI-Republik-Indonesia-Foto-Novita.jpg 493 890 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-31 12:32:472023-05-31 12:32:47Anak-Anak dalam Lingkar Perundungan

Untuk Apa Self-Harm Kalau Bisa Self-Love?

29/05/2023/4 Comments/in Feature /by Ard

Talkshow Unit Konseling Mahasiswa Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertajuk Self-Harm dan Self-Love dengan pemateri dr. Widea Rossi Desvita, Sp.K.J. (Foto: Istimewa)

Self-harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri atau sebagai tindakan seseorang untuk melukai diri sendiri dengan berbagai cara, biasanya dilakukan untuk mengatasi tekanan mental emosional atau upaya menyalurkan rasa sakit emosional. Self-harm adalah kondisi mendesak yang perlu intervensi segera karena merupakan koping maladaptif untuk menghadapi situasi penuh tekanan dan melawan emosi buruk yang dapat mengarah pada ide bunuh diri.

Berhubungan dengan hal ini, dr. Widea Rossi Desvita, Sp.K.J. yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran UAD sekaligus dokter spesialis jiwa RS PKU Muhammadiyah Bantul, berkesempatan menjadi pemateri dalam acara Talkshow Unit Konseling Mahasiswa Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Mengangkat tema “From Self-Harm to Self-Love”, acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BIMAWA UAD.

Widea mengawali presentasinya dengan menjelaskan betapa bahayanya tindakan self-harm jika terus-menerus dilakukan. “Kondisi ini merupakan kondisi yang urgen, butuh intervensi karena berbahaya. Bisa jadi awalnya hanya ingin menyakiti tetapi lama-lama bisa muncul ide-ide seperti bunuh diri,” tuturnya.

Bentuk Perilaku Self Harm

Self-harm atau tindakan menyakiti diri sendiri dapat berupa dilakukan dengan berbagai cara. Lazimnya, cara yang dilakukan untuk self-harm dapat berupa cutting (sengaja menyakiti dirinya sendiri) dengan tindakan mengiris diri sendiri, membuat goresan, menyayat atau melukai salah satu bagian tubuhnya dengan benda tajam, seperti pisau, silet, atau potongan kaca. Adapun cara lainnya, seperti membakar, menggigit hingga berdarah, meninju hingga memar, menggores atau menggaruk kulit hingga berdarah, mencabut rambut paksa, membenturkan kepala atau bagian tubuh lainnya ke dinding hingga memar, dan sebagainya.

“Memang yang paling sering datang ke tempat praktik itu adalah yang mengiris-iris tangannya. Namun ada juga yang kemudian dengan api dibakar-bakar karena ia ingin merasakan sensasi panasnya di situ,” jelasnya.

Kelompok Rentan

Secara epidemologi, Indonesia menurut data survei YouGov Omnibus pada Juni tahun 2019 menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga setara dengan 36,9% orang Indonesia pernah melukai diri sendiri dengan sengaja. Dari persentase tersebut, prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia 18‒24 tahun. Dalam hal ini remaja ditemukan lebih tinggi terhadap perilaku self-harm.

“Ini sesuai karena memang pasien-pasien saya yang melakukan self-harm ini kebanyakan rentang usianya di antara 18‒24 tahun,” tandasnya.

Menurut Widea, remaja merupakan usia-usia yang masih labil. Anak-anak usia remaja belum memiliki pengalaman menghadapi permasalahan-permasalahan kehidupan. Maka dalam menghadapi masalah yang ada, para remaja cenderung mengambil jalan pintas yang sifatnya sementara, seperti melakukan tindakan self-harm. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya adalah hilangnya figur-figur yang dapat dicontoh, hingga adanya penetrasi muatan-muatan negatif di media sosial.

Selain remaja, ada beberapa orang dengan risiko tinggi yang berkemungkinan besar dapat melakukan self-harm. Mereka adalah lansia, individu dengan fungsi imunitas yang terganggu, dan individu dengan masalah medis, psikiatrik, atau pengguna zat yang sudah ada sebelumnya.

Lantas, Mengapa Seseorang Melakukan Self-Harm?

Ditinjau dari aspek psikologi dan neurobiologi, ada 4 alasan yang mendasari seseorang melakukan tindakan self-harm.

Pertama, self-harm dilakukan untuk mengalihkan perasaan marah, cemas, dan depresi. Efek yang ditimbulkan adalah pelaku self-harm akan merasa hampa dan mati rasa.

Kedua, self-harm dilakukan untuk mengungkapkan rasa sakit yang sulit disampaikan pada orang lain atau justru dengan sengaja menghindari pengungkapan pada orang lain.

Ketiga, pada saat seseorang memendam emosi negatif seperti sedih atau marah, bagian otak yang berfungsi sebagai pusat pertimbangan (prefrontal cortex) dibajak oleh otak insting (amigdala) sehingga menimbulkan tindakan impulsif. Pada saat seseorang mengalami emosi tinggi, amigdala membajak stimulus sebelum sampai ke cortex (prefrontal cortex) sehingga muncul reaksi impulsif dengan mengabaikan logika.

Keempat, pada saat seseorang melukai diri sendiri maka hal tersebut dapat memicu kenaikan endorfin yang memberikan efek kegembiraan dan antinyeri. Selain itu, hormon dopamin juga akan meningkat hingga bisa memberikan efek kegembiraan dan tantangan. Hal inilah yang menyebabkan self-harm dapat bersifat adiksi (nagih) bagi para pelakunya.

Faktor Risiko Self-Harm

Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang melakukan tindakan self-harm, di antaranya adalah sebagai berikut.

Faktor dari Dalam Individu

Faktor ini berkaitan dengan psikologis dan kepribadian seseorang. Psikologis dapat berupa depresi atau stres. Sedangkan kepribadian dapat berupa rasa kesepian, tingkat kesulitan yang tinggi dalam menanggapi pengalaman negatif, dan rendahnya toleransi dalam menghadapi masalah.

Faktor dari Luar Individu

Faktor ini berkaitan dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, hingga lingkungan sekitar. Faktor lingkungan dapat berupa tumbuhnya seseorang di dalam keluarga yang kacau, kurangnya kasih sayang orang tua, pernah mengalami kekerasan, komunikasi yang kurang baik, tidak dianggap keberadaannya, merasa diremehkan, adanya tuntutan berlebihan dari orang sekitar, hingga lingkungan pertemanan yang toksik.

Bagaimana Mengatasi Self-Harm?

Self-harm memang dapat menimbulkan efek kecanduan bagi pelakunya. Namun, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk dapat secara bertahap menghilangkan keinginan untuk melakukan self-harm, di antaranya adalah sebagai berikut.

Bicarakan dengan Orang Terdekat

Dalam kondisi seperti ini, pelaku self-harm sangat membutuhkan orang lain. Berceritalah kepada orang yang dapat memberikan rasa nyaman. Bila kesulitan menemukan orangnya, cara lainnya adalah tuliskan atau rekam apa yang sedang dirasakan guna menciptakan efek lega.

Kenali Kondisi Diri

Sangat penting untuk mengenali situasi dan kondisi apa yang memicu seseorang melakukan self-harm. Singkirkan benda tajam atau benda lain yang bisa atau biasa digunakan untuk melukai diri. Bila dorongan self-harm timbul, alihkan perhatian dan keluarlah dari ruangan untuk melihat suasana lain.

“Kita perlu peduli dengan kondisi diri kita. Kalau memang sangat mengancam, hindarilah untuk sendirian, carilah teman, dan menyingkirkan benda-benda yang bisa membahayakan diri kita,” jelas Widea.

Ekspresikan Emosi Negatif dengan Cara Tidak Destruktif

Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menangis, memukul kasur, membanting bantal, berteriak (bila situasi dan kondisi memungkinkan), merobek-robek dan meremas kertas, serta mengguyur badan dengan air. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan emosi negatif supaya bisa terekspresikan tanpa merusak diri.

Carilah Alternatif Pengganti

Alih-alih melakukan self-harm, lakukanlah aktivitas fisik seperti lari-lari kecil di tempat, mencoret-coret apa pun di kertas, menulis, bermain gitar, mendengarkan murotal/musik atau aktivitas relaksasi lainnya.

Segera Cari Bantuan Profesional

“Jangan ragu-ragu untuk mencari bantuan kepada profesional. Kalau sudah tidak sanggup menahan, maka temuilah psikolog klinis atau psikiater,” tuturnya.

Psikolog klinis dan psikiater akan melakukan pemeriksaan psikologi dan psikiatri untuk bisa melakukan pengelolaan secara komprehensif. Bila perlu psikiater akan memberikan psikofarmaka (obat-obatan) untuk memperbaiki neurotransmitter di otak yang berpengaruh pada emosi negatif.

Atasi Self-Harm dengan Self-Love dan Self-Care

Self-love dan self-care memiliki peran penting agar seseorang bisa memelihara hidup yang baik untuk kesehatan fisik dan jiwanya. Self-care memberi ruang untuk “lari” (muhasabah) dari segala rutinitas sehingga seseorang akan mempunyai hubungan yang sehat dengan diri sendiri. Sedangkan, self-love atau mencintai diri sendiri berarti perasaan ikhlas menerima segala hal yang dimiliki. Secara umum, self-love adalah tentang penerimaan diri, penguasaan diri, dan rasa hormat kepada diri sendiri. Hal inilah yang akan menjadi kekuatan dalam melangkah menjalani hidup sehingga kehidupan akan menjadi damai, bahagia, dan bermanfaat.

Menyingkirkan pemikiran untuk melakukan self-harm atau bahkan mengganti tindakan self-harm dengan self-love tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu adanya dukungan dari lingkungan yang kondusif dan suportif. “Prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Artinya, butuh kesadaran bahwa ini perilaku yang merugikan, butuh dukungan dari lingkungan sekitar. Jadi tentu proses itu butuh niat, proses itu butuh waktu, nah waktunya berapa lama? Itu memang bervariasi,” jelas Widea.

Lebih lanjut, momen puasa Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk mulai menerapkan self-love. Puasa diketahui dapat meningkatkan hormon otak, yaitu BDNF (brain derived neurotrophic factor) yang bisa memberikan perlindungan pada otak dari beragam kerusakan dan menjaga kesehatannya. “Karena salah satu efek bagus dari puasa menurut penelitian, ia akan meningkatkan protein yang baik atau BDNF di otak kita di mana BDNF ini akan meningkatkan neuroplastisitas sehingga membuat kita lebih tahan terhadap stres dan membuat otak kita lebih sehat,” tambahnya.

Kepuasan yang didapatkan dengan melakukan self-harm sifatnya hanya sementara. Banyak dari pelaku self-harm yang kemudian menyesali perbuatannya di kemudian hari. Sedangkan self-love dan self-care sifatnya berkepanjangan. Kegiatan ini dapat memunculkan kebiasaan positif baru yang dapat memperbaiki kualitas kehidupan dalam waktu yang lama.

“Maka teman-teman, cintailah diri kita. Tindakan yang merugikan diri sendiri, yang melukai diri sendiri, bukanlah sesuatu hal yang baik untuk bisa digunakan dalam menghadapi ujian kehidupan. Bukan merupakan solusi akhir atau solusi tuntas dari kesulitan akan ujian kehidupan yang kita hadapi. Karena itu, teman-teman untuk bisa mencintai diri sendiri, teruslah belajar karena kehidupan ini adalah pelajaran tanpa akhir. Dengan belajar maka kita akan selalu menaikkan level diri kita, menaikkan level berpikir kita, menaikkan kapasitas, sehingga kita bisa menjadi manusia yang kuat karena kehidupan itu memanglah ujian. Ujian itu tidaklah ada artinya setelah kita belajar bahwa ada suatu tujuan hidup yang sangat luar biasa yang akan kita temukan dan menjadikannya kekuatan untuk kita menjalani hidup ini dengan baik. Menjadi manusia yang baik, menjadi manusia yang berbahagia, dan tentunya menjadi manusia yang bermanfaat,” tutupnya. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Unit-Konseling-Mahasiswa-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-dr.-Widea-Rossi-Desvita-Sp.K.J.-Foto-Istimewa.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-29 07:39:032023-05-29 07:39:03Untuk Apa Self-Harm Kalau Bisa Self-Love?
Page 37 of 71«‹3536373839›»

TERKINI

  • Prodi Kesehatan Masyarakat UAD Raih Akreditasi Unggul dari LAM-PTKes30/10/2025
  • Alumni FH UAD Ciptakan Karya Tulis dalam Bentuk Buku29/10/2025
  • PPK Ormawa HMTI Latih Warga Tegalrejo Olah Mangrove Jadi Produk Bernilai Ekonomi29/10/2025
  • IMM FSBK UAD Petakan Arah Gerak Mahasiswa Baru Lewat Forum Diskusi29/10/2025
  • Prodi S-2 Bimbingan dan Konseling UAD Terakreditasi Unggul29/10/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih 6 Prestasi dalam Kompetisi NMCC AHT 202530/10/2025
  • Tim LLC FH UAD Raih Juara I dalam Ajang National Call for Paper & Conference 202529/10/2025
  • Tim Basket UAD Naik ke Divisi 1 Liga Mahasiswa28/10/2025
  •  Mahasiswa FH UAD Raih Medali Perunggu di PON Beladiri Kudus 202528/10/2025
  • UKM Taekwondo Borong 26 Medali pada Kejuaraan Bang Taja Championship 202528/10/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top