• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kalender Hijriyah Global Tunggal, Ikhtiar Persatuan Umat Islam

04/06/2025/in Feature /by Ard

Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc., D.Sc., dalam Pengajian Menyongsong Iduladha Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Dalam rangka menyongsong perayaan Iduladha 1446 H, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pengajian bertajuk pentingnya implementasi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT). Acara ini diisi secara istimewa oleh Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc., D.Sc., anggota Majelis Tarjih dan Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Senin, 2 Juni 2025.

Agus menyampaikan bahwa KHGT merupakan inovasi penting yang bertujuan menyatukan penentuan awal bulan hijriah secara global. Dengan menggunakan metode ini, umat Islam di seluruh dunia dapat menjalankan ibadah dan perayaan keagamaan secara serentak sebagai bentuk persatuan umat Islam.

“Implementasi KHGT tidak hanya menguatkan kesatuan umat Islam, tetapi juga mendukung penyelenggaraan ibadah yang lebih tertib dan terorganisir. Ini sesuai dengan semangat Muhammadiyah untuk terus berinovasi dalam mengembangkan ajaran Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan mekanisme ilmiah dan hisab yang digunakan dalam KHGT, serta bagaimana hal ini dapat diaplikasikan secara praktis di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di lingkungan kampus dan masyarakat luas.

Ia menambahkan bahwa Iduladha, sebagai hari besar perayaan umat Islam, harus diiringi oleh nilai-nilai persatuan. Implementasi KHGT juga perlu diterapkan sebagai bentuk awal persatuan umat Islam.

Pengajian yang dihadiri oleh seluruh sivitas akademika UAD ini menjadi momen refleksi bersama menyambut Iduladha dengan pemahaman yang lebih komprehensif dan semangat persatuan.

Harapannya, dengan disosialisasikannya KHGT, masyarakat dapat semakin teredukasi dan terbuka terhadap inovasi dalam penentuan kalender Islam sehingga pelaksanaan ibadah dan perayaan keagamaan dapat berjalan lebih harmonis dan bersamaan, baik secara lokal maupun global. (daf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Drs.-Agus-Purwanto-M.Si_.-M.Sc_.-D.Sc_.-dalam-Pengajian-Menyongsong-Iduladha-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-04 11:08:392025-06-04 13:20:33Kalender Hijriyah Global Tunggal, Ikhtiar Persatuan Umat Islam

Dari Jahitan ke Jurnal: Transformasi Bisnis Fashion Syar’i Menjadi Karya Ilmiah

03/06/2025/in Feature /by Ard

Hilma Doni Situmorang S.Pd., M.Pd Alumni Universitas Ahmad Dalan (UAD) sebagai Narasumber Sosialisasi dan Seminar Program Bantuan Modal Wirausaha Mandiri (Foto. Bimawa UAD)

Bagian dari komitmen dalam mencetak generasi muda yang unggul termasuk dalam kegiatan kewirausahaan, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) bekerja sama dengan BPD DIY Syariah dalam menyelenggarakan Sosialisasi dan Seminar Bantuan Modal Wirausaha Mandiri 2025.

Kegiatan ini, yang dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2025, tidak hanya memberikan dukungan modal usaha, tetapi juga membuka jalan bagi mahasiswa untuk menjadikan bisnis sebagai objek penelitian terapan sekaligus pengganti skripsi melalui jalur publikasi ilmiah.

Hilma Situmorang, S.Pd., M.Pd., alumni yang berhasil menyelesaikan studi S-1 hanya dalam 3,5 tahun melalui jalur publikasi pendanaan, lalu melanjutkan S-2 dan menuntaskannya dalam total waktu hanya 5 tahun.

Tak berhenti di dunia akademik dan tugas akhir, Hilma mengembangkan bisnis fashion muslimah syar’i yang mengedepankan nilai edukasi dan kebermanfaatan sosial. Setiap busana yang ia desain bukan sekadar tren, melainkan bentuk nyata dakwah berpakaian yang elegan, mendidik, dan solutif.

Program ini mendorong mahasiswa untuk menjadikan bisnis sebagai objek penelitian terapan. Melalui program Bantuan Modal Wirausaha Mandiri, Hilma memaparkan beberapa strategi.

Di antaranya: menangkap peluang pendanaan kewirausahaan, menyusun proposal bisnis dengan pendekatan ilmiah, mengubah bisnis menjadi penelitian terapan, menulis artikel ilmiah berkualitas, serta submit ke jurnal dan mengajukan pengakuan sebagai skripsi.

Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk menginspirasi mahasiswa agar mampu berinovasi, menyelesaikan studi dengan jalur publikasi, serta membangun usaha yang berdampak nyata bagi masyarakat. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hilma-Doni-Situmorang-S.Pd_.-M.Pd-Alumni-Universitas-Ahmad-Dalan-UAD-sebagai-Narasumber-Sosialisasi-dan-Seminar-Program-Bantuan-Modal-Wirausaha-Mandiri-Foto.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-03 11:29:292025-06-03 11:29:29Dari Jahitan ke Jurnal: Transformasi Bisnis Fashion Syar’i Menjadi Karya Ilmiah

Bangkitkan Sains dari Dalam Kelas

03/06/2025/in Feature /by Ard

Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd., sebagai Pemateri Seminar Hari Kebangkitan Nasional FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas FAST UAD)

Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Seminar Hari Kebangkitan Nasional dengan tajuk “Bangkitkan Sains, Cetak Generasi Unggul: Sinergi Sekolah dan Perguruan Tinggi Membangun Masa Depan Sains dan Teknologi Indonesia” pada Selasa, 20 Mei 2025. Bertempat di Amphitarium Lantai 9 Kampus IV UAD, seminar ini dihadiri oleh para guru, dosen, dan mahasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan.

Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd., Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, hadir sebagai pemateri pertama dalam seminar ini. Dalam paparannya, Arif menekankan pentingnya transformasi pembelajaran dari dalam kelas sebagai ujung tombak perubahan pendidikan. Menurutnya, perubahan kurikulum tidak akan berdampak signifikan apabila proses pembelajaran di dalam kelas tidak ikut berubah. 

“Apa pun kurikulumnya, jika transformasi di ruang kelas tidak terjadi, maka perubahan tidak akan bermakna,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arif memaparkan tantangan besar pendidikan Indonesia, seperti rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa. Berdasarkan data rapor pendidikan terbaru, 75% siswa usia 15 tahun memiliki kemampuan membaca di bawah standar, dan 82% berada di bawah standar numerasi. Ia juga menyoroti ketimpangan mutu pendidikan dan rendahnya jumlah pelajar Indonesia yang mampu bersaing di universitas top dunia, jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam.

Arif kemudian memperkenalkan pendekatan pembelajaran mendalam sebagai solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini bukan sekadar konsep teknologi kecerdasan buatan (AI), melainkan pendekatan holistik yang memadukan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga dalam proses belajar.

“Pembelajaran mendalam berangkat dari kesadaran belajar, bermakna bagi kehidupan siswa, serta menghadirkan suasana belajar yang menggembirakan,” tuturnya.

Dalam praktiknya, Arif menyebutkan bahwa guru perlu menciptakan pengalaman belajar yang mencakup tiga proses utama: memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan. Dengan begitu, siswa tidak hanya paham materi, tetapi juga mampu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan dan mengambil hikmah darinya.

Di akhir pemaparannya, Arif menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar kewajiban profesional, melainkan amanah kemanusiaan dan pengabdian kepada Tuhan. Ia mengutip surat An-Nisa ayat 9 sebagai pengingat agar pendidikan mampu melahirkan generasi yang kuat secara intelektual dan spiritual. Seminar ini menjadi refleksi penting dalam momentum Hari Kebangkitan Nasional, bahwa kebangkitan bangsa dimulai dari kebangkitan dunia pendidikan dan itu dimulai dari dalam ruang kelas. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Arif-Jamali-Muis-S.Pd_.-M.Pd_.-sebagai-Pemateri-Seminar-Hari-Kebangkitan-Nasional-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-FAST-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-03 10:42:432025-06-03 10:42:43Bangkitkan Sains dari Dalam Kelas

Bijak Berekspresi pada Media Sosial

03/06/2025/in Feature /by Ard

dr. Windy Aristiani, Sp.KJ sebagai Pemateri Pelatihan Etika Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas FK UAD)

Windy Aristiani, Sp.KJ,., selaku dosen Psikiatri Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi pemateri dalam kegiatan pelatihan etika mahasiswa yang diselenggarakan oleh FK UAD. Kegiatan ini diadakan di Amphitheater B lantai 7 Kampus IV UAD pada Sabtu, 10 Mei 2025 dengan tujuan untuk memperkuat nilai etika dalam berinteraksi di media sosial dan komunikasi akademik bagi mahasiswa dan dosen.

Dalam materi yang disampaikan, dr. Windy mengupas pentingnya pemahaman yang mendalam tentang etika dalam berkomunikasi di dunia maya, terutama di media sosial. Ia menekankan bahwa meskipun media sosial menawarkan banyak kemudahan dalam berinteraksi, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan penuh tanggung jawab.

“Media sosial adalah sarana yang sangat berpengaruh dalam membentuk opini dan persepsi publik. Oleh karena itu, kita harus bijaksana dalam mengungkapkan pendapat, terlebih lagi jika itu menyangkut hubungan profesional antara dosen dan mahasiswa,” ujarnya.

Selain itu, dr. Windy juga mengingatkan bahwa ekspresi emosional yang tidak terkontrol, seperti memarahi mahasiswa atau membuat komentar negatif tentang dosen di media sosial dapat merusak hubungan akademik dan berdampak negatif pada kesehatan mental mahasiswa. Ia mengajak para dosen untuk lebih berhati-hati dan memilih pendekatan yang lebih konstruktif dalam berkomunikasi.

“Penting untuk memahami bahwa setiap mahasiswa memiliki karakter yang berbeda. Oleh karena itu, sebagai pendidik, harus lebih sabar dan empatik dalam berinteraksi, baik secara langsung maupun melalui media sosial,” imbuhnya.

Pelatihan ini juga mencakup diskusi mengenai cara-cara untuk menjaga komunikasi yang sehat dan produktif di media sosial. dr. Windy menekankan bahwa sikap profesional dan etis harus menjadi landasan utama dalam setiap interaksi, baik itu di dunia nyata maupun maya.

Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran UAD, yang diharapkan dapat menerapkan etika yang telah dibahas dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks akademik maupun sosial. Pelatihan ini juga menjadi salah satu langkah penting dalam membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki sikap etika yang baik dalam berinteraksi di dunia digital. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Windy-Aristiani-Sp.KJ-sebagai-Pemateri-Pelatihan-Etika-Mahasiswa-Fakultas-Kedokteran-FK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-FK-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-03 09:59:382025-06-03 09:59:38Bijak Berekspresi pada Media Sosial

Etika Komunikasi di Era Digital

03/06/2025/in Feature /by Ard

Dr. Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom., MA. Narasumber Pelatihan Etika Mahasiswa FK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas FK UAD)

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Etika Komunikasi di Era Digital” pada Sabtu, 10 Mei 2025. Kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa angkatan 2021 dan 2022. Dr. Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom., MA., seorang dosen sekaligus konten kreator yang dikenal aktif membahas etika sosial dan budaya digital turut hadir sebagai narasumber.

Najih mengingatkan mahasiswa bahwa mereka kini hidup di tengah dua realitas, yaitu dunia nyata dan dunia maya. Interaksi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Interaksi digital menimbulkan berbagai tantangan dalam komunikasi, etika, dan identitas diri.

Selanjutnya, ia menjelaskan bagaimana algoritma media sosial membentuk cara pandang dan mempengaruhi emosi penggunanya. Ia mencontohkan tren seperti “Safno” atau isu viral lainnya yang seringkali tidak relevan dengan kehidupan pribadi. “Kita punya hak untuk skip informasi yang toksik,” tegasnya

Lebih lanjut, mahasiswa diajak memahami karakteristik berbagai platform digital Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok beserta budaya, algoritma, serta risiko komunikatif di dalamnya. Salah satu hal yang disorot adalah fenomena second account atau bisa disebut juga dengan akun alter. Akun alter ada karena pengguna merasa lebih bebas mengekspresikan diri mereka secara anonim. Menurutnya, hal ini mencerminkan tekanan sosial yang tinggi yang menuntut seseorang untuk terlihat sempurna, terutama di kalangan calon profesional seperti mahasiswa kedokteran.

“Media sosial memfasilitasi kita untuk bermuka banyak. Kita bebas membentuk persona yang berbeda, dan itu yang membuat komunikasi menjadi kompleks,” imbuhnya.

Ia juga menyinggung budaya komunikasi masyarakat Indonesia yang tergolong high-context di mana pesan seringkali disampaikan secara tidak langsung. Efeknya ekspresi di media sosial seringkali disalahartikan dan berujung pada konflik. Dengan demikian kita perlu memperkuat regulasi diri, kesadaran audiens, serta memahami bahwa komunikasi digital bersifat irreversible sekali diposting, dampaknya bisa bertahan lama.

Kegiatan ini juga menyoroti realita digital disruption, dimana konten kreator kini bisa menjadi sumber informasi utama. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai bagian dari Gen Z diingatkan untuk kritis terhadap informasi, bijak dalam memberikan pendapat, dan menjaga etika profesi, terutama saat menyampaikan konten terkait dunia kesehatan.

“Komunikasi bukan obat mujarab (panasea). Sekalipun kita sudah meminta maaf, dampak dari komunikasi yang tidak bijak bisa tetap melekat. Maka, bijaksanalah sejak awal,” pesan Najih. (ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Muhammad-Najih-Farihanto-S.I.Kom_.-MA.-Narasumber-Pelatihan-Etika-Mahasiswa-FK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-FK-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-03 09:42:442025-06-03 09:42:44Etika Komunikasi di Era Digital

Peran Guru dalam Membangkitkan Sains dari Dalam Kelas

03/06/2025/in Feature /by Ard

Dr. Sri Utari, M.Pd.Si. sebagai Pemateri Seminar Hari Kebangkitan Nasional FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas FAST UAD)

Seminar Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Selasa, 20 Mei 2025, menghadirkan Dr. Sri Utari, M.Pd.Si. selaku Guru Biologi Berprestasi dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, sebagai pemateri kedua. Bertempat di Amphitarium Lantai 9 Kampus IV UAD, beliau membawakan materi bertema “Membangkitkan Sains dari Kelas” dari perspektif praktisi pendidikan.

Beliau memulai dengan mengibaratkan ruang kelas sebagai “black box” dalam dunia pendidikan. Ia menekankan bahwa meskipun kurikulum dan perangkat pembelajaran telah berubah, transformasi sejati hanya akan terjadi jika guru dan siswa bersama-sama menciptakan suasana kelas yang bermakna. “Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas hanya diketahui oleh siswa, guru, dan Tuhan,” ungkapnya.

Dalam paparannya, ia menguraikan bahwa untuk mengungkap isi dari “black box” pendidikan diperlukan tiga hal utama, yaitu pengembangan model evaluasi pembelajaran berbasis mata pelajaran, penerapan classroom assessment, dan evaluasi diri guru secara sadar dan terus menerus. Menurutnya, refleksi sederhana seperti reaksi spontan siswa usai pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi penting yang kerap diabaikan.

Beliau juga membagikan temuan dari disertasinya yang menunjukkan bahwa dimensi proses seperti iklim kelas, kinerja guru, dan kinerja peserta didik berpengaruh signifikan terhadap hasil pembelajaran berupa penguasaan konsep dan sikap ilmiah. Dalam model tersebut, kinerja peserta didik memiliki kontribusi paling besar, menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

“Pembelajaran sains menuntut siswa untuk terlibat aktif. Guru tetap berperan penting, tapi siswa yang menjadi pusatnya,” tegasnya.

Ia kemudian memaparkan praktik pembelajaran biologi berbasis pendekatan STEM dan deep learning yang telah ia terapkan. Dalam pendekatan STEM, siswa diajak merancang solusi dari permasalahan nyata seperti keterbatasan lahan pertanian di perkotaan. Sedangkan dalam pendekatan deep learning, siswa belajar dengan berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan, salah satunya melalui proyek tentang inovasi produk tempe sebagai warisan budaya Indonesia.

Kedua pendekatan tersebut tidak hanya mendorong penguasaan konsep, tetapi juga pengembangan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, dan komunikasi. Sri Utari menekankan pentingnya guru untuk kreatif memetakan tujuan pembelajaran secara akumulatif agar sesuai dengan capaian yang diharapkan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Sri-Utari-M.Pd_.Si_.-sebagai-Pemateri-Seminar-Hari-Kebangkitan-Nasional-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-FAST-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-03 09:22:102025-06-03 09:22:10Peran Guru dalam Membangkitkan Sains dari Dalam Kelas

Mahasiswa Harus Responsif dalam Era Digital

02/06/2025/in Feature /by Ard

dr. Windy Aristiani, Sp.KJ., Narasumber Pelatihan Etika Mahasiswa FK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas FK UAD)

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pelatihan  “Santai Tapi Peka: Pelatihan Emosi dan Sosial Kekinian” bagi mahasiswa angkatan 2021 dan 2022 pada Sabtu, 10 Mei 2025. Pelatihan ini berlangsung di Amphitheater A Kampus IV UAD. Hadir sebagai pemateri dr. Windy Aristiani, Sp.KJ. seorang psikiater yang dikenal aktif dalam edukasi kesehatan jiwa di kalangan mahasiswa.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat etika profesi serta membangun kesadaran emosional dan sosial bagi calon tenaga kesehatan. Peserta diajak merefleksikan pengalaman pribadi termasuk situasi-situasi yang menuntut pengambilan keputusan etis dan kontrol emosi seperti saat menghadapi keterlambatan dosen atau dinamika perkuliahan yang memicu frustrasi.

Dalam pemaparannya, dr. Windy mengajak mahasiswa untuk memahami perbedaan antara sikap reaktif dan responsif, terutama dalam menggunakan media sosial sebagai ruang ekspresi. Beliau juga menekankan bahwa media sosial bisa berdampak positif dalam membangun koneksi dan dukungan emosional, namun juga berisiko memunculkan kecanduan dan perbandingan sosial seperti cyberbullying.

“Apakah kalian akan menjadi dokter yang reaktif atau responsif? Itu semua di tangan kalian,” ujarnya.

Selain membahas kesehatan mental, ia juga mengupas perkembangan psikososial mahasiswa usia 20-an yang sedang berada pada fase pencarian identitas. Peserta diberikan pemahaman tentang fungsi otak dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan, serta pentingnya membangun empati, kedewasaan dalam bersikap, dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari profesionalisme.

Materi ditutup dengan sesi refleksi diri yang mendalam, diiringi musik menenangkan dan pembacaan renungan spiritual. Mahasiswa diajak untuk menutup mata, merenung, dan mengingat kembali niat serta tujuan mereka sebagai calon dokter yang membawa kebaikan.

Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Fakultas Kedokteran UAD dalam mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga matang secara emosional, sosial, dan spiritual. Mahasiswa diajak untuk menjadi pribadi yang lebih bijak dalam bertindak dan berinteraksi baik di dunia nyata maupun digital.(ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Windy-Aristiani-Sp.KJ_.-Narasumber-Pelatihan-Etika-Mahasiswa-FK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-FK-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-02 11:09:332025-06-02 11:09:33Mahasiswa Harus Responsif dalam Era Digital

Ni’matus Syakirah: yang Penting Proses, Bukan Nilai

02/06/2025/in Feature /by Ard

Ni’matus Syakirah, Wisudawan Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ni’ma)

Pada wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode III tahun akademik 2024/2025, Ni’matus Syakirah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berhasil mendapat predikat wisudawan berprestasi dengan IPK nyaris sempurna, 3.96.

Dalam perjalanannya, Ni’ma tidak hanya peduli dengan nilai tinggi, melainkan selalu menghargai proses yang dijalankan. Ia membuktikan dengan aktif mengejar pengalaman nonakademik, salah satunya dengan menjadi relawan di Teras Dakwah (TD). Di komunitas itu, ia membantu bagian registrasi, acara, dan konsumsi. Menurutnya, setiap peran yang dijalankan adalah ladang belajar dan ladang amal.

Tak hanya itu, Ni’ma juga mengikuti program Kampus Mengajar angkatan 7. Pengalaman mengajar langsung di lapangan memberinya kesiapan untuk tumbuh sebagai calon pendidik, baik itu secara mental maupun kepemimpinan.

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat di Lembaga Semi Otonom (LSO) Akhilla Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) UAD. Ia merasakan kekeluargaan yang sangat hangat, walaupun dengan latar belakang dan angkatan yang berbeda-beda. Selama di LSO, ia merasa selalu didukung dan tidak ada senioritas.

Ni’ma menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Publikasi dan Dokumentasi (MPD) di periode pertama, dan dipercaya menjadi bendahara di periode kedua. Ia juga aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam (IMM FAI) UAD sebagai anggota TKK. Hal itu menunjukkan bahwa Ni’ma sangat giat organisasi.

Prestasi yang didapat Ni’ma bukanlah milik mereka yang hanya fokus pada akademik. Tetapi, dengan niat, kerja keras, dan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman, setiap mahasiswa bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nimatus-Syakirah-Wisudawan-Berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Nima.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-02 10:05:282025-06-02 10:05:28Ni’matus Syakirah: yang Penting Proses, Bukan Nilai

Indonesia Membutuhkan Generasi yang Melek Teknologi den Rendah Hati

02/06/2025/in Feature /by Ard

Opening Speech oleh Prof Abdul Mu’ti pada Seminar Kebangkitan Nasional Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)

Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses selenggarakan Seminar Hari Kebangkitan Nasional dengan tajuk “Bangkitkan Sains, Cetak Generasi Unggul: Sinergi Sekolah dan Perguruan Tinggi Membangun Masa Depan Sains & Teknologi Indonesia”. Seminar tersebut dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2025, bertempat di Amphitarium Lantai 9, Kampus IV UAD. Seminar ini dihadiri oleh para guru, dosen, dan mahasiswa.

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., selaku Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, turut memberikan opening speech dalam seminar tersebut. Narasumber yang ahli turut diundang, seperti Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd. (Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul), Prof. Dr. Julan Hernadi, M.Si. (Guru Besar Matematika FAST UAD), dan Dr. Sri Utari, M.Pd.Si. (Guru Biologi Berprestasi, SMA Negeri 1 Yogyakarta).

Dekan FAST, Dr. Yudi Ari Adi, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan menciptakan sinergi antara sekolah dan perguruan tinggi untuk membangun masa depan berbasis inovasi, karakter, serta penguasaan sains dan teknologi dalam menghadapi tantangan bangsa. “Sains adalah tenaga yang menerangi peradaban,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya menyoroti menurunnya minat masyarakat terhadap bidang sains dan matematika. Oleh karena itu, menurutnya, sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah sangat diperlukan untuk kembali meningkatkan minat tersebut. Sambutan beliau sekaligus menjadi penanda dibukanya seminar secara resmi. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video alumni FAST UAD yang kini telah sukses berkarier dengan menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.

Dalam opening speech-nya, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. menegaskan pentingnya membangun generasi yang knowledgeable, capable, dan humble. “Kita membutuhkan generasi yang serba tahu, serba bisa, dan memiliki sikap rendah hati dalam menghadapi era digital yang penuh tantangan. Teknologi harus diajarkan dengan cara yang menyenangkan agar menumbuhkan minat, bukan sekadar menjadi ilmu, tapi dapat diterapkan dalam kehidupan nyata,” tegasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para narasumber dan sesi tanya jawab. Seminar ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sekolah dan perguruan tinggi dalam membangkitkan semangat sains untuk masa depan Indonesia. (ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Opening-Speech-oleh-Prof-Abdul-Muti-pada-Seminar-Kebangkitan-Nasional-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-02 09:56:232025-06-02 09:56:23Indonesia Membutuhkan Generasi yang Melek Teknologi den Rendah Hati

Perjalanan Hanifia Merawat Cinta Al-Qur’an

31/05/2025/in Feature /by Ard

Hanifia Qurrota A’yun Nur Utomo, Wisudawan Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Fia)

Hanifia Qurrota A’yun Nur Utomo, mahasiswi Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), resmi didapuk sebagai Wisudawan Berprestasi Periode III Tahun Akademik 2024/2025 dengan IPK gemilang 3,92. Pencapaian ini tidak lahir dari nilai akademik saja. Tetapi, juga berkaitan dengan perjalanannya mencintai Al-Qur’an.

Mahasiswi yang kerap dipanggil Fia ini, semasa kuliah sempat menjadi santri reguler di Rumah Tahfidz Anak (RTA) Utsmani selama satu tahun dan dilanjutkan menjadi pengurus santri di tahun berikutnya. Walaupun sejak semester enam sudah tidak aktif menjadi santri, ia tetap menjaga kedekatan dengan lingkungan baik itu. Ia juga tetap rutin menyetorkan hafalan, baik murojaah (mengulang hafalan) maupun ziyadah (menambah hafalan).

Ketika dihadapi dengan jadwal padat, Fia tetap berusaha memiliki interaksi harian dengan Al-Qur’an, sekecil apapun bentuknya. “Kalau nggak bisa ziyadah ya murojaah, kalau nggak bisa murojaah ya tilawah, kalau itu pun belum bisa, minimal dengar murottal, atau dekat-dekat orang yang sedang mengaji. Sedikit apapun, asal continue dan sungguh-sungguh, insyaallah kualitas dan kuantitasnya akan bertambah,” ungkapnya.

Tak hanya menghafal, Hanifia juga memperdalam bahasa Arab Qur’ani, yang menurutnya sangat membantu memahami struktur dan emosi dalam setiap lafaz Al-Qur’an. Sejak RTA 6 yakni setahun sebelum kuliah, ia mengikuti kelas bahasa Arab yang diasuh oleh guru yang merupakan murid Ustadz Nouman Ali Khan.

“Aku ikut unit Quranic Arabic Indonesia. Dari situ aku belajar bahwa setiap kata dalam Al-Qur’an membawa kebijaksanaan, dan itu memperkuat hafalan serta cinta pada ayat-ayatNya,” tutur Fia.

Tak hanya fokus menghafal, memuliakan guru dan menjaga adab dalam menuntut ilmu adalah prinsip yang selalu ia pegang. “Sejak lulus SMP, aku sadar betapa pentingnya takzim kepada guru. Bahkan hal sesederhana masuk kelas tepat waktu menurutku adalah bentuk adab,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menolak untuk ikut membicarakan kekurangan guru atau dosen, karena menurutnya, setiap dosen memiliki metode tersendiri yang patut dihargai. “Tugas kita itu menerima ilmunya dan mengamalkannya, bukan menghakimi,” tegasnya.

Selama menjalani kuliah, Hanifia berpegang pada satu kalimat motivasi bahwa “Merawat disiplin lebih sulit daripada menjaga motivasi”. Menurutnya, disiplin adalah bentuk konsisten yang memerlukan doa dan keteguhan. Ia menegaskan bahwa semua perjuangan, termasuk menghafal Al-Qur’an, harus berlandaskan niat tulus karena Allah.

Mendekati akhir perkuliahan, Hanifia menghadapi berbagai tantangan dan keraguan, yang tidak banyak orang tahu. Namun ia tetap bertahan dan berusaha dengan disiplin waktu yang sudah ia rancang dengan baik.

“Di waktu-waktu terakhir masa studi-ku, Allah yang renggangkan waktunya, dan Allah juga yang menguatkan sampai akhir. Setiap keraguan dibalas dengan hasil terbaik, itu indah banget sih kalau dipikir-pikir,” tutup Fia, pada wawancaranya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hanifia-Qurrota-Ayun-Nur-Utomo-Wisudawan-Berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Fia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-31 11:13:052025-05-31 11:13:05Perjalanan Hanifia Merawat Cinta Al-Qur’an
Page 5 of 64«‹34567›»

TERKINI

  • SmartBlockEdu: Inovasi Permainan Edukatif bagi Anak Penyandang Disabilitas19/06/2025
  • Membedah ‘Profil Lulusan’ Lewat Analogi Dapur Gulai di Workshop OBE AFEB PTMA19/06/2025
  • GRALOKA: Camilan Sehat Kacang Lokal Karya Mahasiswa Teknologi Pangan19/06/2025
  • Kreskit PBSI UAD Gelar Teras Cerita #119/06/2025
  • FKM UAD Sambut Milad ke-23, Menuju Kota Sehat dan Masyarakat Berdaya19/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Membangun Administrasi yang Rapi dan Visioner ala IMM18/06/2025
  • Salsabila Aulia Untsa dan Perjalanan 10 Sahabat di Lautan Kedokteran18/06/2025
  • Spirit HEBAT untuk Dokter UAD18/06/2025
  • Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan18/06/2025
  • Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja18/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top