• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Cerita Inspiratif Rino, Meniti Karier dan Perjalanan Melawan Burnout

31/05/2025/in Feature /by Ard

An Syafarino Armawahyudi, Wisudawan Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Rino)

An Syafarino Armawahyudi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), resmi menyandang gelar wisudawan berprestasi kegiatan kemahasiswaan bidang akademik periode III tahun akademik 2024/2025. Hal tersebut merupakan simbol pencapaian membanggakan dari perjuangan perjalanan panjang yang patut diapresiasi dan disyukuri.

Mahasiswa yang sering disapa Rino ini, aktif di organisasi mahasiswa (Ormawa), organisasi otonom (Ortom), komunitas, hingga proyek-proyek lomba, baik dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) maupun Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPKO). Semua aktivitas ini ia jalani bergilir dengan mengutamakan manajemen waktu.

Kesibukan yang padat tidak membuat Rino mengabaikan tugas akademik. Untuk skripsi, ia memilih topik yang selaras dengan pekerjaannya saat itu. Hal ini dilakukan agar fokus tidak terpecah, sekaligus memudahkannya dalam penyusunan skripsi.

Puncak perjuangannya terjadi saat semester 6, ia harus menyeimbangkan antara magang, PKM, PPKO, dan lomba lainnya. “Pagi sampai sore magang, lanjut lomba, terus malam kadang rapat BEM. Kuncinya ya, prioritas dan kerja tim. Alhamdulillah kuliah semester 6 bisa full konversi dari magang,” ungkapnya.

Pada semester 7, Rino memfokuskan diri pada penyusunan skripsi, menyelesaikan proposal dan bahan penelitian lebih awal. Namun saat memasuki semester 8, ia mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan magang dan freelance. “Karena semester 7 terasa selo, semester 8 jadi agak kaget karena kegiatan padat. Skripsi sempat tertunda, padahal tinggal finishing.”

Akhirnya, skripsi yang tertunda ia lanjutkan di semester 9 sekaligus menjalankan freelance dan mengikuti beberapa bootcamp. Keputusan ini berhasil dan skripsinya pun selesai.

Selain itu, Rino mengaku pernah mengalami burnout berkepanjangan. “Kerjaan nggak banyak yang kelar, mood berantakan, dan motivasi hilang selama hampir setahunan. Jujur, aku sempat datang ke psikolog karier di UAD pas job fair.”

Melalui arahan psikolog tersebut, ia mulai bangkit menciptakan rutinitas baru seperti membaca buku, menjaga tidur, olahraga rutin, hingga belajar hal baru. Sedikit demi sedikit, semangatnya pulih.

Setelah lulus, Rino fokus membangun karier melalui freelance dan pekerjaan. Ia percaya bahwa semua proses yang dijalani, baik keberhasilan maupun keterlambatan adalah bagian penting dari perjalanan. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/An-Syafarino-Armawahyudi-Wisudawan-Berprestasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Rino.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-31 10:49:292025-05-31 10:49:29Cerita Inspiratif Rino, Meniti Karier dan Perjalanan Melawan Burnout

Peran Matematika dan Sains Dalam Teknologi

31/05/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Julan Hernadi, M. Si. hadir sebagai Pemateri Seminar Hari kebangkitan Nasional Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Keselaran antara matematika dan sains dalam membentuk peran untuk terciptanya pengembangan teknologi, menjadi topik yang konkrit dalam Seminar Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 20 Mei 2025 di Amphitarium Kampus IV UAD.

Prof. Dr. Julan Hernadi, M. Si. hadir sebagai pemateri yang sangat interaktif dalam seminar tersebut. Ia mengatakan bahwa matematika sering disebut sebagai “bahasa Sains” karena konsep-konsepnya digunakan untuk memprediksi dan mengembangkan teknologi serta matematika dianggap sebagai fondasi untuk pemahaman dari berbagai bidang sains seperti fisika, kimia, dan biologi.

“Matematika adalah studi abstrak berkenaan dengan simbol, kuantitas, ruang, dan struktur. Matematika menggunakan logika serta penalaran untuk membangun teori dan membuktikan kebenaran. Sedangkan sains merupakan studi tentang alam semesta dan fenomena yang terjadi didalamnya. Sain menggunakan metode ilmiah pengamatan, hipotesis, eksperimen, dan analisis data untuk menguji teori ataupun menghasilkan teori baru,” katanya.

Menurutnya, matematika kerap kali dianggap sebagai pelayan sains karena berperan menjadi alat penting dalam mebantu berbagai disiplin ilmu untuk berkembang dan melakukan penelitian. Walaupun keduanya berselaras, namun tetap saja matematika dan sain berada dalam dimensi yang berbeda, karena matematika berorientasi di alam abstrak sedangkan sains di alam nyata.

Ia menambahkan, peran matematika yang memberikan alat dan konsep untuk memahami, menganalisis, dan memodelkan fenomena dipadukan dengan peran sains yang memberikan dasar pengetahuan tentang alam dan peristiwa di sekitar menghasilkan teknologi yang terus berkembang.

“Kesimpulannya adalah matematika dan sains bekerja sama untuk mendorong pengembangan teknologi agar semakin canggih sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Dengan itu, teknologi diharapkan mampu menciptakan solusi untuk masalah global dan mengingkatkan kualitas hidup kita,” tutup Julan. (salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Julan-Hernadi-M.-Si.-hadir-sebagai-Pemateri-Seminar-Hari-kebangkitan-Nasional-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-31 10:26:572025-05-31 10:26:57Peran Matematika dan Sains Dalam Teknologi

Alya: UKM Karate Mendukung Pengembangan Diri Saya

31/05/2025/in Feature /by Ard

Alya Dila Nur Afifah mahasiswa Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Alya)

Alya Dila Nur Afifah, mahasiswa Program Studi Informatika Angkatan 2024 Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih medali juara 1 dalam ajang Gadjah Mada Open International Karate Championship II 2025 yang digelar pada tanggal 21-23 Februari 2025 di GOR Pancasila UGM

Alya mengaku sangat senang atas pencapaiannya tersebut, terlebih karena ini merupakan pengalaman awalnya mengikuti kompetisi karate sejak kuliah. “Saya bahkan tidak menyangka bisa meraih sejauh ini,” ungkapnya.

Ketertarikannya pada karate bermula dari hobinya di bidang olahraga. Ia memilih bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate UAD karena suasana latihan yang menyenangkan dan dukungan dari pelatih serta rekan-rekannya. 

“Suasana UKM Karate sangat mendukung. Latihan dan kegiatannya bervariasi, pelatih dan teman-temannya juga saling menyemangati, jadi saya betah,” imbuhnya.

Dalam mempersiapkan diri menuju kejuaraan, Alya menjalani latihan rutin yang intensif, didampingi langsung oleh para pelatih. Ia menekankan pentingnya tidak hanya latihan fisik, tetapi juga persiapan mental. Salah satu tantangan terberat baginya adalah mengatasi rasa gugup saat memasuki arena pertandingan. Alya berterimakasih kepada para pelatih dari UKM Karate UAD atas pencapaian yang telah berhasil ia raih. 

“Terima kasih saya ucapkan kepada para pelatih yang mendampingi kami secara fisik dan mental. Karena dukungan merekalah saya bisa melewati kejuaraan ini,” ucapnya.

Ke depannya, Alya memiliki target untuk terus memperdalam teknik dan jurus karate, mengikuti ujian kenaikan sabuk, serta mencetak lebih banyak prestasi di bidang ini. Ia juga menitipkan pesan kepada mahasiswa lain untuk berani mencoba. Baginya rasa takut dan malas lah yang sering membuat kita diam di tempat. Kita harus mencoba dulu supaya kita tahu kemampuan kita yang sebenarnya. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Alya-Dila-Nur-Afifah-mahasiswa-Informatika-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-peraih-juara-1-dalam-ajang-Gadjah-Mada-Open-International-Karate-Championship-II-2025-Foto.-Alya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-31 10:16:532025-05-31 10:16:53Alya: UKM Karate Mendukung Pengembangan Diri Saya

Danang, Apoteker UAD dengan 21 Publikasi Ilmiah, 8 Terindeks Scopus

24/05/2025/in Feature /by Ard

apt. Danang Prasetyaning Amukti, M.Farm., Sarjana Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)

Di sebuah desa kecil di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan, lahir seorang pemuda yang menjelma menjadi peneliti yang karya-karyanya melintasi batas negara. Ia adalah apt. Danang Prasetyaning Amukti, M.Farm., putra dari seorang petani sederhana, Bapak Edy Suyanto yang menjadikan semangat dan kerja keras sebagai warisan utama dalam hidupnya.

Perjalanan akademik Danang bermula dari Program Sarjana Farmasi di Universitas Kader Bangsa, Palembang, dilanjutkan dengan pendidikan profesi apoteker di Universitas 17 Agustus Jakarta. Saat itu, Ia berfokus pada praktik farmasi tanpa banyak menyentuh dunia riset.

Namun, keputusannya melanjutkan studi magister di Program Pascasarjana Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengubah segalanya. “Di UAD saya mulai melihat bahwa farmasi bukan hanya praktik di lapangan, tetapi juga soal kontribusi ilmiah bagi kesehatan masyarakat,” ujar Danang.

Di bawah bimbingan apt. Lalu Muhammad Irham, M.Farm., Ph.D. dan Prof. Sugiyarto Surono, Danang menemukan gairah baru dalam farmasi klinis, bioinformatika, dan farmakogenomik. Ia mulai aktif meneliti dan menulis, bukan semata-mata untuk memenuhi tuntutan akademik, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moralnya sebagai ilmuwan.

Dalam waktu dua tahun, Ia telah mempublikasikan 21 artikel ilmiah, 8 di antaranya terindeks Scopus, dan menjalin kolaborasi internasional dengan peneliti dari UCLA (Amerika), Ankara University (Turki), dan Taipei Medical University (Taiwan). Ia juga menggandeng para peneliti nasional dari BRIN, Universitas Muhammadiyah Mataram, UGM, dan RSUP Dr. Sardjito.

“Bagi saya, publikasi bukan soal pencapaian pribadi, melainkan kontribusi global. Saya ingin menyuarakan temuan dari Indonesia untuk dunia,” ungkapnya.

Fokus riset Danang terletak pada personalisasi terapi obat berdasarkan profil genetik pasien, sejalan dengan tren global precision medicine. Penelitiannya bertujuan meminimalkan efek samping dan meningkatkan efektivitas pengobatan, khususnya di Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam secara genetik. Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti kesenjangan akses referensi dan revisi ketat dari reviewer jurnal bereputasi, Danang tetap teguh.

Ia memanfaatkan berbagai sumber daya digital, aktif mengikuti komunitas riset, dan terus menjalin jejaring ilmiah. “Saya percaya bahwa semangat belajar, konsistensi, dan kolaborasi adalah kunci dalam riset. Kritik dari reviewer saya terima sebagai pelajaran, bukan hambatan,” katanya.

Ia menggambarkan prosesnya selama di UAD dengan satu kata, “transformasi.” Dari seorang praktisi farmasi, ia tumbuh menjadi peneliti yang percaya diri dan visioner. Lingkungan akademik yang suportif di UAD menjadi pondasi utamanya, lengkap dengan laboratorium, akses jurnal, serta budaya kolaboratif yang mendorong produktivitas.

Kini, dengan dedikasi dan capaian yang konsisten, Danang bukan hanya memperkuat branding akademik Pascasarjana UAD di tingkat nasional dan internasional, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain agar tidak ragu meniti jalan ilmiah. “Setiap proses, sekecil apa pun, adalah jalan menuju kontribusi besar. Teruslah menulis, meneliti, dan berbagi,” pungkasnya. (Mawar)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/apt.-Danang-Prasetyaning-Amukti-M.Farm_.-Sarjana-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Mawar.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-24 10:54:322025-05-24 10:54:32Danang, Apoteker UAD dengan 21 Publikasi Ilmiah, 8 Terindeks Scopus

Matematika Komputasi dan Masa Depan AI

24/05/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Julan Hernadi, M.Si., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Prof. Dr. Julan Hernadi, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Matematika Komputasi. Bertempat di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), prosesi pengukuhan bukan hanya selebrasi akademik, tetapi juga refleksi panjang atas kontribusinya dalam merintis dan mengembangkan ranah matematika modern, khususnya di titik temu antara teori, komputer, dan kecerdasan buatan.

Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Matematika Komputasi dalam Pengembangan Artificial Intelligence”, Prof. Julan membentangkan lintasan keilmuan yang memadukan abstraksi matematis dengan aplikasi nyata dalam teknologi cerdas. Baginya, matematika bukan sekadar angka dan rumus, tetapi bahasa semesta yang mendasari ciptaan Tuhan dan mengatur keteraturan alam.

“Matematika adalah satu-satunya ilmu yang tetap bisa dipelajari bahkan di surga,” ucapnya mengutip pandangan platonisme bahwa matematika bukan diciptakan, melainkan ditemukan dan penemunya yang utama tentu Sang Pencipta.

Prof. Julan memulai penelitiannya dari gelombang kecil bernama wavelet, yang kemudian membawanya pada penggunaan metode numerik dan artificial neural network dalam model-model komputasi. Ia adalah salah satu pionir dalam mengintegrasikan matematika komputasi dengan sistem kecerdasan buatan di Indonesia, jauh sebelum istilah “AI” menjadi tren global.

Riset-risetnya membahas kompleksitas sistem tak linier, optimasi parameter, hingga arsitektur jaringan syaraf tiruan yang kini menjadi fondasi teknologi seperti Chat GPT. Ia menyoroti bagaimana model AI masa kini, dengan miliaran parameter seperti GPT-3 dan GPT-4, tidak akan lahir tanpa kerangka kerja matematis yang kokoh.

“Pada dasarnya, melatih model AI adalah pekerjaan matematika komputasi,” ujarnya. Dalam pidatonya, ia juga mengkritisi minimnya pelibatan matematika teoritis dalam desain dan pelatihan model AI saat ini, yang menurutnya berdampak pada lemahnya prediksi, arsitektur yang tidak efisien, dan proses yang serba coba-coba.

Prof. Julan pun tidak hanya tenggelam dalam laboratorium riset. Ia giat menerbitkan buku ajar, mengembangkan pembelajaran numerik berbasis GeoGebra, serta menginisiasi pendekatan computational thinking sejak sekolah dasar. Ia percaya, jika Indonesia ingin menjadi penemu teknologi bukan sekadar konsumen maka matematika harus menjadi penghela inovasi, bukan penghalang mental.

Kisah hidupnya sendiri adalah bukti dedikasi. Lahir di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menempuh pendidikan hingga pasca doktoral di Graz, Austria, lalu kembali membaktikan diri di perguruan tinggi Muhammadiyah dan LLDikti. Selama lebih dari dua dekade, ia berkiprah sebagai pendidik, peneliti, penulis, dan penggerak pembelajaran yang memanusiakan ilmu.

Di akhir pidatonya, Prof. Julan berpesan, “Kalau dulu objek yang dihitung adalah angka, kini semuanya bisa di matematisasi, termasuk bahasa, emosi, bahkan intuisi. Maka, tidak ada jalan lain. If you want to understand the universe, you must understand mathematics.”

Dengan pengukuhan ini, Prof. Julan Hernadi tak hanya menorehkan sejarah pribadi, tetapi juga menyalakan api semangat baru dalam menjadikan matematika sebagai jantung teknologi dan peradaban. (dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Julan-Hernadi-M.Si_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-24 10:03:462025-05-24 10:03:46Matematika Komputasi dan Masa Depan AI

Rektor UAD Tegaskan Komitmen Nol Asisten Ahli

23/05/2025/in Feature /by Ard

Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., pada Pengukuhan Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengukuhkan 3 guru besar dengan total guru besar aktif sebanyak 52 orang. Selain itu, terdapat empat dosen yang sedang menunggu Surat Keputusan (SK) pengangkatan guru besar.

Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya menegaskan komitmennya untuk mendukung program nol-isasi asisten ahli yang dicanangkan LLDikti Wilayah V. “Ini merupakan prioritas saya. Insyaallah, dalam satu tahun ke depan, tenaga pengajar asisten ahli di UAD akan tuntas. Itu artinya, struktur dosen di UAD akan terdiri atas lektor, lektor kepala, dan guru besar. Mudah-mudahan ini menjadi harapan kita bersama,” ujar Prof. Muchlas.

Dalam pidatonya, Prof. Muchlas juga memberikan apresiasi kepada para guru besar yang dikukuhkan, di antaranya: Prof. Rina Ratih, yang dikenal dengan karya-karya sastra bernuansa keadilan perempuan. Prof. Muchlas berharap karya sastra yang dihasilkan dapat dihilirisasi dan menjadi media dakwah Islami Muhammadiyah.

Prof. Julan Hernadi, pakar komputasi yang diharapkan turut serta dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), dan Prof. Sulistyawati, yang meneliti sistem kesehatan global. Rektor berharap hasil risetnya mampu memperbaiki efektivitas sistem kesehatan baik di Indonesia maupun dunia.

Lebih lanjut, Prof. Muchlas menekankan pentingnya menjaga marwah dan kehormatan akademik UAD serta terus menghasilkan karya spektakuler yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini selaras dengan program “Kampus Berdampak” yang tengah dicanangkan oleh Kementerian Diktisaintek.

Di akhir sambutannya, Prof. Muchlas berharap para guru besar dapat memperkuat program-program studi doktor yang relevan dan memberi kontribusi signifikan terhadap program unifikasi keilmuan yang sedang dijalankan UAD. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-UAD-Prof.-Dr.-Muchlas-M.T.-pada-Pengukuhan-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-23 12:25:532025-05-23 12:25:53Rektor UAD Tegaskan Komitmen Nol Asisten Ahli

Rahasia Mengendalikan Amarah dalam Diri

23/05/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Andi Suseno, S.Th.l., M.Ag., Pemateri Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Darmawan)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menayangkan siaran langsung Kajian Rutin Ahad Pagi, pada 18 Mei 2025. Ustaz Andi Suseno, S.Th.I., M.Ag. dari Majelis Tarjih dan Tajdid PWM DIY dipercaya sebagai pemateri kali ini.

Dalam ceramahnya, ia menyampaikan jika perasaan marah itu muncul dari luar diri seorang individu yang disebabkan oleh kekecewaan, merasa terzalimi, terancam, atau bisa karena sedang menjalankan ibadah puasa sehingga tidak sengaja meluapkan amarah pada orang lain.

“Amarah juga dapat muncul dalam diri sendiri, hal ini disebabkan oleh tekanan mental yang dialami atau perasaan yang tidak menyenangkan,” katanya.

Ustaz Andi menjelaskan, jika seorang yang tidak mudah marah maka dirinya tergolong orang yang mudah memaafkan. Sebaliknya, jika seorang mudah meluapkan amarah dapat dipastikan dirinya sulit untuk memaafkan atau memiliki sifat pendendam.

“Perasaan amarah sebaiknya dikendalikan dalam diri sendiri dan tidak boleh dipendam terlalu lama,” tuturnya.

Rasa amarah pada seseorang itu bisa juga dipengaruhi oleh genetik atau keturunan. Namun, sebagai umat muslim tentunya tidak boleh untuk melepaskan diri dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Ketika, seseorang berada dalam posisi marah hendaknya diam sesaat agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, berdoa memohon perlindungan kepada Allah Swt., kemudian dengan berwudu supaya menenangkan hati dan memendam api amarah, serta mengatur posisi duduk sehingga tubuh menjadi rileks dan tidak tegang.

Melalui kajian kali ini, diharapkan bisa menambah pengetahuan para jamaah agar selalu ingat untuk selalu mengendalikan amarah dalam diri, sebab kemarahan yang tidak bisa dikendalikan dapat memancing perselisihan antar umat manusia. Oleh karenanya, penting bagi kaum muslim untuk menerapkan dan mengendalikan amarah sesuai ajaran Nabi Muhammad saw. (dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Andi-Suseno-S.Th_.l.-M.Ag_.-Pemateri-Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-23 12:09:252025-05-23 12:09:25Rahasia Mengendalikan Amarah dalam Diri

Gagasan Kritis Prof. Rina Ratih: Perempuan dalam Cermin Fakta dan Sastra

22/05/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bidang Sastra dan Gender (Foto. Humas UAD)

Prof. Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum. dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikukuhkan menjadi guru besar Bidang Ranting Ilmu Kepakaran Sastra dan Gender pada 17 Mei 2025 di Amphitarium Kampus IV UAD. Dalam pidato ilmiahnya, ia mengangkat judul “Perempuan dalam Fakta dan Perempuan yang tersaji dalam Sastra”.

Prof. Rina Ratih mengangkat fenomena sosial yang selama ini terlihat samar namun sangat nyata, yaitu praktik pernikahan dini dan keterpinggiran perempuan dalam masyarakat, khususnya dalam komunitas adat seperti Suku Bajo di Desa Samabahari, Sulawesi Tenggara. Dalam penelitiannya, Prof. Rina menyuguhkan realitas yang dialami anak-anak perempuan Suku Bajo. Bagi mereka, pendidikan bukanlah prioritas.

“Yang menyedihkan bukan hanya pernikahan itu sendiri, tetapi bagaimana masyarakat memaknai kedewasaan. Menstruasi atau mampu bekerja langsung disamakan dengan kesiapan menikah,” papar Prof. Rina.

Sementara itu, rumah-rumah tanpa sekat di desa pesisir justru menambah kerentanan bagi remaja yang sedang mengalami perubahan psikologis. Masa remaja yang seharusnya diisi pembelajaran dan pertumbuhan justru tergelincir dalam ketidakteraturan kesadaran yang mengarah pada keputusan impulsif.

Dalam aspek sastra, Prof. Rina Ratih menggugat representasi perempuan yang selama ini dipersempit dalam kerangka patriarkal. Dalam karya-karya klasik, perempuan digambarkan sebagai sosok yang lembut, penuh emosi, spiritual, dan sering kali menjadi objek penderitaan yang jauh dari citra otonomi dan kekuatan.

Mengutip Virginia Woolf, Prof. Rina menyatakan bahwa banyak penulis laki-laki masa lalu gagal menggambarkan perempuan secara utuh. Perempuan dalam sastra adalah cermin yang memantulkan superioritas laki-laki, bukan realitas perempuan.

Namun, sastra modern mulai menunjukkan pergeseran. Figur perempuan kini digambarkan melawan norma, menantang budaya patriarki, dan mencari ruangnya sendiri. Dalam folklore pun, perempuan mulai diperlihatkan sebagai pejuang martabat, agen perubahan, dan simbol pemberdayaan.

Selain itu, ia mengajak akademisi, penulis, dan masyarakat luas untuk menyatukan dua dunia, yakni fakta sosial dan narasi sastra guna membongkar struktur yang meminggirkan perempuan, dan membangun ruang-ruang baru yang menyuarakan keadilan dan pendidikan. “Perempuan bukan hanya tokoh dalam cerita. Mereka adalah kenyataan yang menuntut ruang, suara, dan masa depan,” ujarnya penuh semangat.

Melalui pengukuhannya sebagai Guru Besar, Prof. Rina Ratih tidak sekadar merayakan capaian pribadi, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk membawa perempuan dari pinggiran menjadi pusat, dari objek menjadi subjek, dan dari cerita menjadi pencipta cerita. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Rina-Ratih-Sri-Sudaryani-M.Hum_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bidang-Sastra-dan-Gender-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-22 12:49:042025-05-22 12:49:04Gagasan Kritis Prof. Rina Ratih: Perempuan dalam Cermin Fakta dan Sastra

Prof. Sulistyawati Bahas Penguatan Sistem Kesehatan Melalui Riset

22/05/2025/in Feature /by Ard

Prof. Sulistyawati, S.Si., M.PH., Ph.D., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Pakar Epidemiologi dan Health System (Foto. Humas UAD)

Prof. Sulistyawati, S.Si., M.PH., Ph.D. resmi dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Epidemiologi dan Health System, pada 17 Mei 2025 di Amphitarium Kampus 4 UAD.

Pidato inaugurasi yang disampaikan berjudul “Strengthening Health System through Research and Knowledge Translation”. Topik ini merupakan refleksi dari keyakinan bahwa sistem kesehatan tidak akan pernah kuat tanpa fondasi ilmu pengetahuan yang kokoh dan kemampuan untuk menerjemahkannya ke dalam kebijakan, program, dan praktik nyata.

”Riset memiliki peran penting dalam memperkuat sistem kesehatan dengan memastikan intervensi berbasis bukti diterapkan secara efektif untuk meningkatkan layanan kesehatan serta mengidentifikasi kesenjangan dalam kebijakan dan praktik kesehatan yang ada. Salah satunya dengan menggunakan Geographic Information System (GIS). GIS bekerja dengan cara memvisualisasikan serta menganalisis data spasial yang terhubung dengan tren kesehatan atau penyakit,” paparnya.

Ia menambahkan, Knowledge Translation (KT) dalam kesehatan berperan dalam proses mengambil bukti penelitian dan mengubahnya menjadi substansi yang dapat ditindaklanjuti dalam kebijakan, praktik klinis, atau sistem kesehatan. Salah satu aktivitas KT yaitu riset digital penggunaan Sistem Informasi Imunisasi Terpadu (SIMUNDU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

”Hasil riset menunjukan bahwa penggunaan SIMANDU membantu tenaga kesehatan dalam hal efektifitas dan efisiensi kerja yaitu monitoring dan evaluasi yang akhirnya menaikkan cakupan imunisasi,” papar Sulistyawati.

Pada akhir pidato inaugurasi yang disampaikan, Prof. Sulistyawati mengungkapkan harapannya untuk masa depan ” Di masa depan, saya berharap universitas tidak hanya menjadi menara gading, tetapi juga mercusuar harapan—yang mampu menerangi jalan perubahan melalui ilmu yang berguna dan kebijakan yang berkeadilan.” (Jun)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Sulistyawati-S.Si_.-M.PH_.-Ph.D.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Pakar-Epidemiologi-dan-Health-System-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-22 12:34:332025-05-22 12:35:02Prof. Sulistyawati Bahas Penguatan Sistem Kesehatan Melalui Riset

Pengembangan Literasi Berbasis Kecerdasan Emosional

21/05/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian materi Talkshow Literasi FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Faiq)

Talkshow literasi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Selasa, 13 Mei 2025 yang berlokasi di Islamic Center UAD menghadirkan Miftachul Huda, M.Si. yang juga merupakan direktur Penerbit Samudra Biru. Pada talkshow kali ini mengangkat tema “Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat: Literasi dan Pendidikan untuk Masa Depan”.

Miftachul Huda menyampaikan bahwa literasi merupakan kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Definisi ini ia ambil dari Pasal 1 Ayat 4 UU No.3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.

Miftachul menyampaikan bahwa literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca, menulis, menghitung, namun juga mencakup kemampuan literasi budaya, finansial, dan juga digital. Dalam hal ini ia menekankan pada literasi digital yang menurutnya menguras banyak energi karena dapat mendistraksi, terpengaruh, dan terfokus pada handphone.

“Dasar dari literasi merupakan kemampuam membaca dan menulis walaupun sebenarnya lebih dari itu. Kemampuan literasi yang berkembang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Namun kemampuan berpikir kritis saja masih belum cukup untuk mengelola penerimaan informasi dari proses literasi. Kemampuan berpikir kritis ini juga harus dibarengi dengan kebijaksanaan dalam mengelola informasi yang kita terima,” katanya.

Mudahnya akses informasi secara berlebihan dapat merusak pikiran. Rusaknya pikiran ini dapat disebabkan oleh kesehatan mental yang renta sehingga diperlukan kecerdasan literasi berbasis kecerdasan emosional.

Miftachul menjelaskan bahwa manusia awalnya dikendalikan oleh otak emosi. Hal ini menyebabkan manusia dalam bertindak seringkali hanya dilandasi oleh emosi sesaat tanpa menggunakan daya pikir kritisnya. Sehingga manusia perlu menggunakan dua bagian otaknya guna berpikir secara rasional dalam menghasilkan keputusan yang bijak yakni otak emosi dan otak berpikir. Maka kecerdasan emosional merupakan kemampun memaksimalkan otak berpikir dan otak emosi.

“Otak manusia sering kali mudah teralihkan fokusnya sehingga membutuhkan sesuatu untuk hal itu. Maka dibutuhkan mindfulness yaitu kemampuan menghadirkan pikiran penuh dan utuh dalam kehidupan. Prinsip mindfulness memetakan kondisi pikiran yaitu logis, emotif dan bijak. Terdapat beberapa komponen dalam mindfulness diantaranya menyadari perasaan sendiri, mengendalikan emosi dengan baik, memotivasi diri sendiri, empati, menjalin hubungan yang baik,” tandasnya.

Terakhir Miftachul Huda menyampaikan bahwa makna pembelajaran sepanjang hayat ialah menata hati, pikiran, emosi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-materi-talkshow-literasi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-21 10:24:172025-05-21 10:24:17Pengembangan Literasi Berbasis Kecerdasan Emosional
Page 6 of 64«‹45678›»

TERKINI

  • IMM BPP UAD Gelar Diskusi Literasi Bertema Media Sosial dan Kesehatan Remaja18/06/2025
  • IMM PBII UAD Gelar Pelatihan Administrasi18/06/2025
  • HISKI UAD Gelar Pelatihan Menulis Cerpen bagi Siswa SMA se-Kota Yogyakarta18/06/2025
  • IMM FAI, IMM FTI UAD, dan LazisMu Mantrijeron Gelar Kurban Bersama18/06/2025
  • Demokrasi sebagai Bagian Pembelajaran Kepemimpinan Mahasiswa18/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Membangun Administrasi yang Rapi dan Visioner ala IMM18/06/2025
  • Salsabila Aulia Untsa dan Perjalanan 10 Sahabat di Lautan Kedokteran18/06/2025
  • Spirit HEBAT untuk Dokter UAD18/06/2025
  • Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan18/06/2025
  • Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja18/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top