• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan

18/06/2025/in Feature /by Ard

Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I., Pemateri Satu Hari Menjadi Dahlan Muda di Amphitarium Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali melangsungkan kegiatan Satu Hari Menjadi Dahlan Muda yang bertempat di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu, 31 Mei 2025. Dalam kesempatan ini, Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I., yang merupakan dosen dari Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah UAD, dipilih untuk menjadi pemateri.

Dalam paparan materinya, ia menekankan kepada peserta agar tidak berputus asa meskipun tidak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit. Menurutnya, berputus asa hanya akan mendatangkan hal-hal negatif dalam kehidupan, padahal masih banyak pilihan universitas terbaik lainnya, salah satunya UAD. “Jadikanlah UAD sebagai pilihan utama karena UAD hadir sebagai kampus swasta unggul, islami, dan berkemajuan,” ucapnya.

Beliau juga menegaskan kepada peserta kegiatan bahwa terdapat program internasional di UAD, seperti pertukaran pelajar, yang tentunya dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melatih soft skills dan menemukan pengalaman hidup baru sebagai tahapan awal sebelum menghadapi dunia kerja di masa mendatang.

Meski tergolong sebagai kampus swasta, UAD tetap berpegang pada prinsip untuk membimbing mahasiswa secara spiritual, bukan hanya melalui akademik. Sebab, hal spiritual merupakan fondasi utama dalam diri manusia dan memberi makna dalam kehidupan. “Lulusan UAD selain pintar dalam hal akademik, juga pintar dalam hal spiritualnya dan insyaallah akan menjadi orang saleh dan salihah,” kata Rofiul.

Universitas Ahmad Dahlan membuktikan bahwa harapan bukanlah impian semata, sebab UAD adalah salah satu kampus yang mempunyai kualitas prima, seperti lingkungan yang kondusif dan budaya akademik yang luar biasa. Hampir seluruh prodi di UAD telah diakui unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal ini menandakan bahwa setelah lulus dari UAD, seorang sarjana dianggap memiliki daya tarik yang tinggi dibandingkan yang lain.

Pada akhir penjelasan materi, Rofiul berpesan kepada peserta kegiatan untuk menjadikan UAD bukan pilihan kedua, melainkan jalan terbaik untuk masa depan. Melalui sesi kali ini, diharapkan pandangan para peserta dapat bertambah, bahwa UAD sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang berkemajuan, khususnya dalam aspek spiritual dan moralitas. (dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rofiul-Wahyudi-S.E.I.-M.E.I.-Pemateri-Satu-Hari-Menjadi-Dahlan-Muda-di-Amphitarium-Kampus-4-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-18 10:55:312025-06-18 10:55:31Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan

Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja

18/06/2025/in Feature /by Ard

Webinar Nasional Magister Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Lahirnya Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia Nomor M/5/HK.04.00/V/2025 tentang Larangan Penahanan Ijazah mampu menarik perhatian para pekerja, khususnya penegak hukum yang berfokus dalam bidang ketenagakerjaan. Kebijakan penahanan ijazah menjadi pertanyaan besar terkait apa yang menjadi latar belakang lahirnya surat edaran tersebut.

Menanggapi hal itu, Magister Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berinisiatif menyelenggarakan Webinar Nasional terkait larangan penahanan ijazah. Dr. Endang Suparta, S.H., M.H., selaku akademisi Universitas Islam Riau, hadir menjadi narasumber yang membahas tentang latar belakang lahirnya surat edaran tersebut.

“Surat edaran tentang larangan penahanan ijazah membawa angin segar bagi para pekerja, sehingga kita harus kupas tuntas terkait apa yang melatarbelakangi lahirnya peraturan tersebut,” ujar Endang melalui daring pada 31 Mei 2025.

Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 58 Tahun 2024 mendefinisikan bahwa ijazah adalah dokumen pengakuan atas kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal atau pendidikan nonformal. Ijazah menjadi dokumen yang penting karena menyangkut mobilitas para pekerja dalam mendapatkan mata pencaharian.

Menahan ijazah para pekerja bukan lagi hal yang baru dalam fenomena lingkungan kerja saat ini. “Konsekuensi menahan ijazah seseorang adalah para pekerja akan sulit mendapatkan pekerjaan karena perusahaan yang baru (tempat kerja yang baru) selalu menanyakan ijazah asli untuk diperlihatkan dan mengakibatkan kondisi psikologis yang buruk, yakni stres dan frustrasi,” ungkapnya.

Alasan pengusaha menahan ijazah seorang pekerja adalah agar membuat para pekerja “tersandera” saat bekerja di perusahaan tersebut. “Lahirnya surat edaran terkait larangan ijazah membuat kami para penegak hukum bidang ketenagakerjaan bertanya-tanya, apa yang melatarbelakangi hal tersebut?” tanya Endang.

“Setelah ditinjau, ternyata praktik penahanan ijazah terjadi karena terdapat pengusaha yang tidak memakai tanda bukti dalam penahanan ijazah, kemudian upah berada di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Lalu, jika para pekerja melaporkan soal penahanan ijazah ke pihak berwajib, biasanya para pemberi kerja mengaku bahwa pekerja tersebutlah yang bermasalah hingga berani mengatakan bahwa mereka tidak mengenal pekerja tersebut,” tambahnya.

Dikeluarkannya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah ini diharapkan dapat mencegah pemberi kerja menghambat pekerja untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga tidak ada lagi dampak buruk atau kerugian yang dirasakan oleh pemberi kerja maupun pekerja. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Webinar-Nasional-Magister-Hukum-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-18 10:50:482025-06-18 10:50:48Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja

Amalan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah

18/06/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I. sebagai Pemateri Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Darmawan)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menayangkan siaran langsung Kajian Rutin Ahad Pagi pada 1 Juni 2025. Ustaz Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., dari Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dipilih sebagai pemateri kali ini.

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa tidak ada amalan yang dicintai Allah Swt. melebihi 10 hari pertama pada bulan Zulhijah. Sejatinya, umat manusia akan menyadari dan merasakan bahwa seiring bertambahnya usia, mereka semakin dekat dengan hari kematiannya. “Setiap momen yang telah ditetapkan oleh Allah dengan penuh keberkahan, maka kita harus menyadarinya dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.

Kemudian, Ustaz Arif juga menjelaskan kisah dari keluarga Nabi Ibrahim a.s. dalam menerima ketetapan takdir yang diberikan oleh Allah Swt. Nabi Ibrahim diberikan banyak ujian, salah satunya adalah mengorbankan anaknya untuk disembelih. Meski dipenuhi dengan rasa kesedihan, Nabi Ibrahim a.s. tetap menjalankan perintah yang telah dikehendaki oleh Allah Swt., sebab rasa cintanya pada Allah Swt. lebih besar daripada pada anaknya sendiri.

Ketika Nabi Ibrahim a.s. hendak menyembelih putranya, keduanya telah pasrah sepenuhnya pada perintah Allah Swt., kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba besar. Dari sinilah, ibadah kurban menjadi tanda keikhlasan dan kepatuhan pada Allah Swt. “Segala kehendak dan ketetapan yang telah diberikan oleh Allah Swt., kita harus ikhlas untuk menerimanya karena segala peristiwa yang terjadi pasti akan ada hikmahnya dan Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya,” kata Ustaz Arif.

Kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan gambaran bagi para jemaah agar senantiasa menerapkan sikap ketaatan dan keikhlasan pada segala perintah ataupun kehendak Allah Swt., sebab Allah yang menciptakan kita dan memberikan segala nikmat. Oleh karenanya, sebagai manusia sudah sepantasnya untuk selalu taat kepada-Nya. (dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Akhmad-Arif-Rifan-S.H.I.-M.S.I.-sebagai-Pemateri-Kajian-Ahad-Pagi-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-18 10:44:322025-06-18 10:44:32Amalan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah

Membangun Identitas Kader IMM di Tengah Tantangan Zaman

17/06/2025/in Feature /by Ard

Nadia Raodatul Jannah Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bukan sekadar organisasi mahasiswa berbasis Islam, melainkan sebuah gerakan ideologis yang bertujuan mencetak intelektual Muslim yang berakhlak mulia dan berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa. Dalam penyampaian materi bertema “Untuk Apa Aku Dikader? IMM, Identitas, dan Tanggung Jawab Gerakan” pada D’MASSIVE (Diskusi Mahasiswa Progressive), Nadia Raodatul Jannah, Sekretaris Bidang Kaderisasi IMM Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBII), menekankan bahwa menjadi kader berarti menjadi inti dari pergerakan.

Kader IMM adalah anggota inti yang memiliki peran strategis dalam menjaga, merawat, dan meneruskan semangat perjuangan organisasi. Identitas IMM berpijak pada Islam sebagai asas dan ideologi, bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah menurut paham Muhammadiyah. IMM bersifat independen, inklusif, kaderisasi, dan profetik-transformatif. Dalam praktiknya, gerakan IMM berporos pada tiga ranah utama: religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.

IMM mengajak kadernya berpikir kritis dan aktif menyuarakan perubahan sosial melalui dakwah intelektual serta aksi nyata yang menyentuh masyarakat luas.

Proses kaderisasi IMM berlangsung melalui jenjang formal, yaitu Darul Arqam Dasar (DAD), Darul Arqam Madya (DAM), dan Darul Arqam Paripurna (DAP). Namun, dalam era digital ini, kaderisasi IMM menghadapi berbagai tantangan besar, seperti disinformasi dan polarisasi, krisis identitas pemuda, hingga apatisme dan individualisme digital. Banyak anak muda kehilangan arah, kepercayaan diri, dan tujuan hidup.

IMM hadir sebagai ruang untuk literasi kritis dan dakwah pencerahan, menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan inklusif. Melalui ideologi Islam berkemajuan, IMM membentuk kader-kader yang bukan hanya paham nilai, tetapi juga mampu mewujudkannya dalam tindakan. IMM menegaskan dirinya sebagai gerakan kolektif berbasis nilai, bukan sekadar aktivitas, tetapi juga transformasi.

Menjadi kader IMM adalah tentang tanggung jawab. “Mari kita terus bergerak, berpikir, dan mengabdi agar IMM tetap menjadi rumah ideologi yang hangat dan dinamis bagi seluruh kadernya,” ucapnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nadia-Raodatul-Jannah-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Mawar.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-17 16:56:402025-06-17 16:56:40Membangun Identitas Kader IMM di Tengah Tantangan Zaman

Peran Mahasiswa dalam Melahirkan Hukum yang Adil

16/06/2025/in Feature /by Ard

Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H., Narasumber Simposium Nasional BEM FH Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Dr. Drs. H. Immawan Wahyudi, M.H., menjadi salah satu narasumber yang memaparkan materi fundamental pada acara Simposium Nasional. Acara tersebut merupakan salah satu program kerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berlangsung pada 29 Mei 2025 di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD.

Perjalanan Muhammadiyah dalam mengembangkan pemikiran hukum di Indonesia sejak era kolonial menunjukkan tiga hal penting. Pertama, politik kewarganegaraan merupakan titik pijak yang melahirkan diskursus pemikiran hukum di Muhammadiyah.

Kedua, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang melihat hukum sebagai perangkat penting untuk menciptakan pranata sosial berkemajuan. Ketiga, selalu ada dorongan alami di kalangan pimpinan dan anggota Muhammadiyah untuk memperjuangkan rule of law dengan corak, model, dan pendekatan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

“Muhammadiyah, sebagaimana dinyatakan oleh K.H. Ahmad Dahlan, yaitu berdiri untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap prinsip profetik yang mengakar dalam perjuangan menegakkan keadilan (justice as fairness),” ujar Drs. Immawan.

“Demokrasi Indonesia masih terjebak dalam bayang-bayang oligarki yang mendominasi arena politik. Prof. Amien Rais pernah memperingatkan bahaya state capture oleh elite ekonomi dan politik yang hanya menjadikan demokrasi sekadar alat untuk mengokohkan dominasi mereka. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus menghidupkan kembali demokrasi deliberatif,” tambahnya.

Masa depan demokrasi dan hukum Indonesia tidak hanya bergantung pada reformasi institusi, tetapi juga transformasi mentalitas. Sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang menjadikan keadilan dan kebenaran sebagai kompasnya.

Masalah mendasar dalam kehidupan hukum di Indonesia sangat kompleks dan memerlukan penanganan yang komprehensif. Beberapa masalah yang terus-menerus menarik perhatian publik di antaranya adalah integritas penegakan hukum yang lemah, kurangnya pengawasan yang efektif, mentalitas praktisi hukum yang lemah, masalah sistemik (tumpang tindih kewenangan), dan banyaknya penyalahgunaan wewenang. Selain itu, terdapat masalah kontroversial seperti hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah, penegakan hukum yang tidak adil, serta krisis kepercayaan masyarakat. Diskriminasi terhadap kelompok minoritas juga merupakan masalah hukum yang harus segera diatasi.

“Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan langkah-langkah konkret, seperti meningkatkan integritas penegak hukum melalui pendidikan, pelatihan, dan pengawasan yang ketat. Kemudian, meningkatkan kesadaran hukum masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi hukum, serta memperbaiki struktur hukum agar lebih efektif dan tidak tumpang tindih,” ungkap Drs. Immawan.

Peran mahasiswa hukum Muhammadiyah memerlukan wawasan yang luas dan komitmen yang erat sebagai intelektual muda untuk dapat turut serta menjaga hukum sebagai instrumen dalam mewujudkan tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 pada alinea keempat.

“Peran mahasiswa Muhammadiyah di antaranya adalah berani menyampaikan pemikiran kritis yang sejalan dengan integritas moralitas masyarakat intelektual, memiliki pemikiran yang mendalam dan dewasa dalam memainkan peran penting dan strategis di bidang hukum, serta konsisten dalam memegangi nilai-nilai etis, religius, dan sosiokultural,” tutupnya. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Drs.-Immawan-Wahyudi-M.H.-Narasumber-Simposium-Nasional-BEM-FH-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 11:37:172025-06-16 11:37:17Peran Mahasiswa dalam Melahirkan Hukum yang Adil

Kolaborasi Digital, Kunci Mewujudkan SDGs di Era Gen Z

16/06/2025/in Feature /by Ard

Faris Jihadi, narasumber IMM BPP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Faris)

Dalam membangun dunia yang berkelanjutan, kemitraan menjadi kunci. Begitulah pesan utama yang disampaikan oleh Muhammad Faris Jihadi, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, dalam Seminar Nasional bertema Sustainable Development Goals (SDGs) yang diselenggarakan oleh Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan Konseling, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (BPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Faris, yang juga dikenal sebagai founder Ifu Digital, sebuah agensi social media management yang ia rintis sejak semester dua, mengangkat topik Partnership for the Goals, yakni pilar ke-17 dalam SDGs. Pilar ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan.

Menurut Faris, Gen Z sebagai generasi digital-native memiliki kekuatan luar biasa untuk membangun kemitraan melalui strategi digital marketing. Ia memaparkan bahwa personal branding yang kuat, konten kreatif, dan pemanfaatan platform digital secara strategis adalah pintu masuk untuk menciptakan jejaring kolaboratif. “Setiap orang bisa jadi agen perubahan dengan membangun personal branding,” ujarnya.

Faris juga memetakan strategi praktis agar kolaborasi digital dapat berjalan maksimal. Mulai dari mengidentifikasi calon mitra yang memiliki visi keberlanjutan, memanfaatkan alat komunikasi digital seperti Zoom dan WhatsApp, hingga membangun kampanye bersama yang menonjolkan nilai sosial dan kolaboratif. Evaluasi dan monitoring secara transparan juga ditekankan agar kemitraan tetap berdampak dan akuntabel. Ia menutup sesinya dengan pesan, “Saatnya kita bergerak bersama. Mulai dari kita bersuara, beraksi, dan berkolaborasi.” (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Faris-Jihadi-narasumber-IMM-BPP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Faris.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 11:26:232025-06-16 11:40:00Kolaborasi Digital, Kunci Mewujudkan SDGs di Era Gen Z

Langkah Kecil Gen Z untuk Dunia yang Berkelanjutan

16/06/2025/in Feature /by Ard

Seminar Nasional IMM BPP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)

Dalam hiruk pikuk peradaban modern, suara-suara muda menggema. Suara yang membawa harapan, aksi, dan masa depan. Salah satunya datang dari Wanda Dzikri, mahasiswa Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB), yang membagikan gagasannya tentang peran generasi muda dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan Konseling, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (BPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Mengusung semangat “Langkah Kecil, Dampak Besar”, Wanda mengajak peserta seminar untuk menyadari potensi besar yang dimiliki generasi muda, khususnya Gen Z. Ia menekankan bahwa SDGs bukan sekadar wacana global, melainkan tujuan yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, dari menjaga kualitas pendidikan, menciptakan ekosistem daratan yang berkelanjutan, hingga menjamin kehidupan yang sehat dan sejahtera bagi semua kalangan.

Dalam pemaparannya, Wanda membedah beberapa poin SDGs yang bisa langsung disentuh oleh generasi muda. Poin 15 tentang “Ekosistem Daratan” misalnya, menjadi sangat relevan di Indonesia yang memiliki lebih dari 63% wilayahnya berupa hutan. Gen Z, menurutnya, bisa ikut berkontribusi melalui proyek sosial sederhana, seperti edukasi pelestarian hutan atau pengelolaan sampah.

Poin lainnya adalah SDGs nomor 3 dan 4, yaitu “Kesehatan dan Kesejahteraan” serta “Kualitas Pendidikan”. Wanda mengajak peserta untuk memperhatikan kualitas hidup masyarakat di sekitar, mulai dari akses kesehatan, lingkungan bersih, hingga keterlibatan dalam gerakan literasi anak-anak. Sebab pendidikan bukan hanya soal sekolah, tetapi juga soal karakter dan empati sosial.

“Pembangunan berkelanjutan bukan hanya tugas negara atau organisasi besar, tetapi tugas kita semua. Terutama kita yang muda dan penuh ide,” ujarnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Nasional-IMM-BPP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Mawar.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 10:51:182025-06-16 10:51:18Langkah Kecil Gen Z untuk Dunia yang Berkelanjutan

Kunci Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 2045

16/06/2025/in Feature /by Ard

Khonsa’ Mirtaul Ulya, narasumber seminar nasional IMM BPP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Khonsa)

Ketika Indonesia bercita-cita mencapai visi besar Indonesia Emas 2045, salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan adalah kesehatan mental generasi mudanya. Berdasarkan Survei Kesehatan Siswa Berbasis Sekolah Global (GSHS) pada tahun 2015, sebanyak 18,6% remaja di DKI Jakarta memiliki keinginan untuk bunuh diri. Angka tersebut mencerminkan kondisi genting kesehatan mental remaja Indonesia yang kerap kali terjebak dalam overthinking, kecemasan, hingga depresi yang mengarah pada keputusasaan.

Dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan Konseling, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (BPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Khonsa’ Mirtatul Ulya hadir sebagai salah satu pemateri dengan topik “Manajemen Konflik sebagai Pondasi Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 2045”.

Khonsa menekankan bahwa rendahnya kemampuan manajemen konflik menjadi salah satu penyebab utama memburuknya kondisi mental anak muda. Manajemen konflik bukan sekadar menyelesaikan perbedaan, melainkan keterampilan penting dalam menghadapi masalah dengan bijak. Kemampuan ini mencakup kesadaran diri, komunikasi asertif, empati, negosiasi, serta membangun budaya kolaboratif yang mendorong kerja sama daripada persaingan.

Konflik, menurutnya, bisa bersifat intrapersonal, interpersonal, maupun kelompok. Dampaknya bisa sangat merugikan jika tidak dikelola. “Indonesia Emas 2045 hanya dapat terwujud jika generasi mudanya memiliki ketahanan mental yang kuat dan mampu mengelola konflik dengan bijak,” tutupnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khonsa-Mirtaul-Ulya-narasumber-seminar-nasional-IMM-BPP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Khonsa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 10:43:532025-06-16 10:43:53Kunci Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 2045

Generasi Muda Katalis SDGs

16/06/2025/in Feature /by Ard

Fitri Ahmad, narasumber Seminar Nasional IMM BPP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Fitri Ahmad)

Di tengah derasnya tantangan global, mulai dari krisis iklim, kemiskinan, ketimpangan, hingga konflik sosial, dunia menatap 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai arah baru dalam menata masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Namun pertanyaannya, siapa yang akan menjadi motor penggeraknya?

Fitri Ahmad, salah satu narasumber dalam Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan Konseling, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (BPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjawab tegas: “generasi muda!” Ia menunjukkan bahwa bukan hanya pemerintah atau organisasi besar yang bertanggung jawab, tetapi juga individu muda dengan ide, keberanian, dan aksi nyata yang berkelanjutan.

“Apakah kalian suka tantangan?” tanya Fitri membuka materinya. Pertanyaan itu menjadi pemantik bahwa anak muda bukan sekadar penerima warisan dunia, tetapi agen aktif yang siap menciptakan perubahan. Ia menguraikan bahwa peran generasi muda dapat diwujudkan melalui banyak hal, dari yang paling sederhana hingga yang berskala luas. Mulai dari menjadi relawan pendidikan untuk adik-adik di sekitar, membersihkan lingkungan, hingga membangun komunitas yang saling mendukung.

Fitri menekankan bahwa teknologi dan kreativitas adalah dua senjata utama generasi muda dalam memperkuat kontribusi mereka terhadap SDGs. Melalui konten digital, anak muda dapat menyuarakan isu-isu penting, menyebarkan kesadaran, bahkan menggalang aksi. Tak kalah penting, wirausaha sosial juga disoroti sebagai jalan tengah antara kemandirian ekonomi dan kepedulian lingkungan. Anak muda yang cerdas, kata Fitri, adalah mereka yang mampu melihat tantangan sebagai peluang.

Tentu saja, jalan menuju kontribusi tak selalu mudah. Rasa minder, kurang percaya diri, atau merasa bukan siapa-siapa sering kali menjadi tembok penghalang. Namun, di balik tantangan itu, teknologi menjadi peluang luar biasa yang bisa diakses siapa saja. Bahkan dalam data yang ia sajikan, disebutkan bahwa 65% inovasi SDGs dunia dipicu oleh ide anak muda, angka yang tak hanya menginspirasi, tetapi juga menegaskan bahwa suara dan tindakan generasi muda memiliki arti besar. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Fitri-Ahmad-narasumber-Seminar-Nasional-IMM-BPP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Fitri-Ahmad.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 10:32:062025-06-16 10:32:06Generasi Muda Katalis SDGs

Pesan Inspiratif Bayu Aji untuk Dahlan Muda

16/06/2025/in Feature /by Ard

Bayu Aji, mahasiswa Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Bayu Aji)

Dalam acara Satu Hari Menjadi Dahlan Muda #2 yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 31 Mei 2025, hadir seorang narasumber muda yang berhasil mencuri perhatian peserta. Ia adalah Bayu Aji, mahasiswa Teknik Industri UAD sekaligus peraih beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), yang membagikan kisah dan semangatnya kepada pelajar yang hadir.

Bayu membuka sesi dengan mengingatkan bahwa perjalanan menuju masa depan bukanlah sesuatu yang instan. Ia menegaskan pentingnya menjadi pribadi yang aktif, berpikir kritis, dan terus belajar. Bukan hanya dari buku, tetapi juga dari pengalaman dan proses yang dijalani. “Kita bukan pelengkap ekosistem, tetapi bagian penting di dalamnya,” ujarnya, mengajak peserta untuk percaya bahwa setiap individu punya peran dan kontribusi berarti.

Bayu memperlihatkan bagaimana ia membangun dirinya melalui berbagai jalur seperti akademik, organisasi, kompetisi, hingga proyek dosen. Dari sepak bola hingga komunitas seni, dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UAD hingga Youth Ranger Indonesia, jejak perjuangannya seolah menjadi bukti bahwa prestasi bukan hasil dari keberuntungan, tetapi dari investasi waktu, tenaga, dan doa yang tak pernah putus.

Namun, dari semua itu, bagian paling menggugah adalah pesan penutupnya yang ditujukan untuk para Dahlan Muda. “Jangan pernah meremehkan kekuatan dari mimpi yang disertai usaha. Saat ini mungkin kalian merasa bingung, ragu, bahkan takut untuk melangkah. Tetapi, percayalah, setiap orang hebat pun pernah berada di titik itu.”

Bayu Aji mengajak peserta untuk mulai menggali alasan di balik mimpi mereka. Menurutnya, menemukan mengapa kita ingin sukses adalah hal yang akan menjadi bahan bakar utama ketika kelelahan dan rasa putus asa datang. “Cinta dan harapan itu bukan hanya soal orang lain, tetapi juga tentang mencintai diri sendiri dan percaya bahwa kalian pantas untuk tumbuh, maju, dan jadi versi terbaik dari diri kalian,” tambahnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bayu-Aji-mahasiswa-Teknik-Industri-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Bayu-Aji.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-16 10:12:152025-06-16 10:12:15Pesan Inspiratif Bayu Aji untuk Dahlan Muda
Page 6 of 69«‹45678›»

TERKINI

  • Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,9608/08/2025
  • Perjalanan Tira Oktavianda: Dari Atlet Silat ke Delegasi Nasional08/08/2025
  • Cerita Asra Al Habib: Dari Santri hingga Menjadi Atlet Berprestasi08/08/2025
  • Menjadi Fasilitator Keamanan Pangan, Cerita Adi Satria Tumbuh Bersama Sapa Kampus08/08/2025
  • Shifa Maulidya: Setiap Langkah Adalah Pilihan untuk Terus Tumbu07/08/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian Tingkat Provinsi08/08/2025
  • Putri Nirmalasari Raih Juara Harapan I dalam Kompetisi Poster Nasional 202507/08/2025
  • UKM Taekwondo UAD Borong 27 Medali di Kejuaraan Nasional06/08/2025
  • Kampanye Jamu Kekinian Bawa NusantaRise UAD Raih Juara Nasional04/08/2025
  • Tim CaNaRy ADEF UAD Raih Penghargaan di Ajang Global Youth Innovators Competition 202504/08/2025

FEATURE

  • Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati02/08/2025
  • Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?28/07/2025
  • Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-5426/07/2025
  • Cerita Mahasiswa Hukum UAD Raih Medali Perak Kyorugi Senior Putri U-5323/07/2025
  • Efektivitas Ketepatan Data dan Kebijakan Publik22/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top