• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Penelitian Dosen UAD Semakin Meningkat

18/06/2018/in Feature /by NewsUAD

Tri Darma Perguruan Tinggi menyebutkan bahwa dosen harus melakukan penelitian, pendidikan, dan pengabdian. Artinya, ketiga hal itu secara otomatis adalah kewajiban dan tugas yang harus dilakukan oleh dosen. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPP, sekarang LPPM) selalu bekerja keras untuk meningkatkan jumlah dosen yang melakukan penelitian. Salah satu peluang yang bisa didapatkan oleh dosen adalah dengan mengajukan proposal kepada Ristek Dikti yang nantinya akan mendapatkan dana hibah penelitian secara kompetitif nasional maupun melalui LPP UAD (sekarang LPPM).

Upaya untuk mendukung hal ini, UAD melalui LPP sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dan workshop yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam melakukan penelitian. Tindakan saat ini adalah membuat skim-skim penelitian internal yang mirip dengan yang ada di Ristek Dikti, termasuk dalam syarat dan peraturannya. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proposal penelitian dosen sehingga bisa memperoleh dana hibah dari sana.

“Alhamdulillah, penelitian dosen UAD sekarang semakin lama semakin meningkat. Beberapa tahun ini, UAD tercatat mendapatkan dana dari Kopertis dengan jumlah nominal lima juta rupiah per judul. Dosen yang mengajukan proposal ke Kopertis dan Ristek Dikti juga banyak yang diterima,” ucap Dr. Widodo, M.Si. selaku Kepala LPP UAD (sekarang LPPM).

Tahun lalu, dosen yang mengikuti penelitian hanya sekitar 100 orang, tetapi tahun ini sudah hampir 400 proposal diajukan. Peningkatan ini berasal dari penelitian internal maupun yang menggunakan lembaga eksternal UAD.

Dana penelitian selain dari UAD dan Dikti, juga ada yang berasal dari Pemerintah Kota yang jumlahnya bisa mencapai 25 juta rupiah. Di tingkat provinsi, LPP pernah mendapatkan panggilan untuk membahas tentang dana-dana penelitian, dan tahun ini ada 115 proposal dari dosen UAD yang diterima. Jumlah tersebut meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 80 proposal.

Saat orientasi dosen baru, LPP tidak pernah lupa untuk selalu memotivasi dosen untuk melakukan penelitian. Sebab, manfaat yang diperoleh akan banyak sekali, terutama yang dari Dikti. Mereka akan mendapat reputasi bagus karena berhasil lolos dalam kompetisi dengan dosen di perguruan tinggi lain skala nasional. Selain itu, dana yang didapatkan bisa untuk mendukung penelitian, dan jika naik jabatan akan mendapat nilai tambahan.

Selanjutnya, untuk meningkatkan minat dosen, LPP akan memberikan reward di setiap karya yang dibuat oleh dosen, yakni dengan menciptakan output dalam bentuk jurnal nasional maupun internasional. Selain itu, riset juga dapat dibuat sebagai buku ajar dan karya cipta yang bisa dipatenkan.

Jadwal Dikti membuka penerimaan proposal adalah bulan April atau Mei. Proposal dikirim secara online dan hasil yang lolos bisa dilihat dari website Ristekdikti. Dosen yang dapat melihat hanya yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).

Sementara itu, penelitian yang saat ini difokuskan oleh UAD meliputi bidang pendidikan, sosial humaniora, obat dan kesehatan, sains dan teknologi, serta bidang keagamaan. Output-nya bisa dipublikasikan di jurnal nasional atau internasional, seminar nasional dan internasional, serta ada yang dipatenkan.

“Kami harap pimpinan UAD terus mendukung, terutama masalah dana, agar dosen-dosen memiliki gairah untuk meneliti. Nantinya, hasil ini dapat meningkatkan nilai akreditasi. Dalam waktu dekat, kegiatan LPP adalah menyiapkan kontrak peneliti, dan setelah itu kami serahkan dana untuk peneliti. Dana ini tidak akan dipotong sedikit pun agar dosen lancar dalam penelitian,” tutup Widodo. (AK/CF)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penelitian-Dosen-UAD-Semakin-Meningkat.jpg 1202 1679 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-18 14:39:542018-06-18 18:54:18Penelitian Dosen UAD Semakin Meningkat

Agus Ria Kumara, Dosen UAD Pengembang Games Android

14/06/2018/in Feature /by NewsUAD

 

Agus Ria Kumara, Dosen Program Studi Bimbingan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat ini sedang mengembangkan games berbasis android. Nantinya, games ini berguna untuk menentukan perencanaan karier dan dapat digunakan oleh siswa sekolah menengah pertama (SMP) hingga mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk mempermudah siswa SMP dalam merencakanan karier di masa depan.

Pengembangan games ini merupakan program penelitian Agus yang mendapat dana hibah dari Dikti. Tahun 2017 menjadi awal penelitiannya, dan September tahun ini ditargetkan selesai. Total dana yang ia peroleh adalah 300 juta rupiah. Tahun pertama penelitian, ia membuat kalender yang berguna untuk mempermudahkan siswa SMP untuk menentukan dan memahami proses karier yang akan dilakukan.

Penelitian Agus menggunakan metode sampling dengan melibatkan 11 SMP yang ada di Yogyakarta. Ia bersama timnya yang berjumlah 10 orang, mula-mula mencari siswa SMP yang memiliki prestasi bagus. Kemudian, dilihat apakah saat di SMA masih bagus atau tidak.

“Untuk rentangnya, itu didesain kelas 1, 2, 3, tapi cakupan yang kami lakukan khusus di kelas 3. Dari situ nanti dilihat prospeknya ketika masuk SMA,” ucap Agus.

Agus dalam mengerjakan penelitian dibantu oleh UAD yang sudah memiliki kerja sama dengan beberapa sekolah dan guru BK yang mengajar praktisi di UAD. Ini tentu saja menjadi keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh Agus dan timnya untuk mempermudah akses masuk ke SMP yang ada di Yogyakarta.

Untuk proses di tahun kedua ini, sudah disusun delapan  program. Agus dan tim yang terdiri atas mahasiswa dan dosen juga sudah mulai mengembangkan games android yang harapannya dapat di-launching pada akhir Agustus tahun ini.

Dalam mengembangkan games android tersebut, Agus belum berencana untuk menggandeng development luar dan hanya memberdayakan kemampuan mahasiswa yang memang memiliki minat di bidang pembuatan games berbasis android. Namun, Agus juga tidak menutup kemungkinan untuk melibatkan pihak eksternal dengan melihat progresnya nanti.

“Semisal nanti melibatkan developer lain, kami akan melibatkan dari UAD juga. Tapi kami manfaatkan sumber daya manusia yang ada di dalam prodi kami dulu.”

Alasan Agus mengangkat penelitian ini karena ia pernah terlibat dalam K13 di kementerian. Saat memonitoring pelaksanaan kurikulum sekolah, terdapat satu siswa SMP yang sudah bisa menentukan akan masuk ke SMA dan universitas mana. Bahkan ia sudah membuat daftar pekerjaan yang direncanakan di masa depan.

“Pola pikir itu, menurut saya tidak secara utuh bisa didapatkan oleh mahasiswa atau anak-anak sekarang,” ungkap Agus.

Latar belakang itulah yang akhirnya membawa Agus berkutat dengan penelitiannya kini. Penelitian ini mendapatkan dukungan penuh dari universitas, mulai dari pemanfaatan fasilitas laboratorium BK hingga perpustakaan kampus yang selalu membantu untuk mencari referensi dari dalam maupun luar negeri. Petugas perpustakaan juga selalu siap membantu untuk keperluan ini.

Agus bersama timnya mentargetkan penelitian ini selesai pada September 2018 dan dapat menghasilkan software untuk dipublikasikan dalam seminar. (AK/CF).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mengembangkan-Games-Android-1.jpg 933 971 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-14 11:44:192018-06-14 11:44:19Agus Ria Kumara, Dosen UAD Pengembang Games Android

Kaum Milenial Merupakan Penduduk Asli di Dunia

12/06/2018/in Feature /by NewsUAD

 

Sering kali orang beranggapan negatif ketika berpikir tentang kaum milenial. Dari penafsiran itu, banyak pula pendidik dan kaum agama yang tidak mengerti cara mendidik kaum milenial, karena yang mampu mendidik kaum milenial hanyalah pengusaha atau pedagang. Dari ketidaktahuan itu, banyak organisasi agama yang bubar atau mengubah visi dan misi sebelumnya.

Perlu diketahui, otak kaum milenial diciptakan sangat berbeda dengan orangtua sekarang. Meskipun memiliki emosi yang memuncak, sebetulnya mereka sangat jujur untuk mengutarakan pemikirannya kepada orangtua.

“Ada hadits yang menjelaskan, kalau mau mendidik anak, didiklah sesuai dengan zamannya. Kaum milenial juga merupakan penduduk asli di dunia ini, kita yang orangtua hanya menjadi orang imigran yang sebentar lagi akan dibuang atau tidak ada di dunia ini,” jelas Irfan Amalee saat mengisi acara tentang “Dakwah Komunitas untuk Era Milenial” dalam acara pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Dengan mengusung tema “Menyemai Dakwah Komunitas untuk Islam Berkemajuan”, acara yang berlangsung di kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (2/6/2018) ini berjalan sukses.

Irfan Amalee menceritakan tragedi kebakaran masjid Tolikara di Papua yang dibakar oleh masyarakat sana. Dari kejadian itu, banyak orang yang beranggapan negatif terhadap orang Papua, apalagi dengan agama Kristen. Dengan menggunakan media, banyak orang menyebarkan kabar hoax terkait kejadian itu. Namun, di sana juga ada seorang milenial yang bernama Panji. Ia menanggapi berita di media dan mencoba melawannya.

“Istimewanya, Panji sebagai kaum milenial memecahkan masalah dengan respons sangat baik, yakni dengan kata sederhana dan menggalang dana melalui media daring.”

Untuk mengalihkan berita hoax, Panji melakukan penggalangan dana hingga bisa terkumpul sekitar 300 juta rupiah dalam waktu sangat singkat.

Irfan Amalee menerangkan, kaum milenial bisa mengubah peristiwa dunia dengan cara mereka sendiri. Mereka sangat tidak percaya dengan organisasi besar yang di dalamnya didominasi orangtua. Sebab, kepercayaan mereka terhadap orangtua hanya 16% saja, selebihnya dia percaya kepada kaum milenial dan dirinya sendiri. Mereka mempunyai pemikiran dengan tujuan mengubah dunia agar lebih baik lagi.

“Bagi kaum milenial, waktu lebih berharga daripada uang. Mereka sebagai pewaris dunia yang sah memiliki pola berpikir berbeda dengan orangtua.”

Selain itu, kaum milenial bekerja dalam proyek sendiri atau bersama orang lain. Ketika ada proyek yang tidak menarik dan tidak sesuai dengan gaya pemikirannya, mereka dengan tegas menolak. Bagi mereka, keunikan dan kretivitas suatu proyek adalah hal yang penting. Misalnya seperti Indonesia Berbagi, Indonesia Berkebun, Indonesia Mengajar, Laskar Sedekah, Berbagi Nasi, dan Kampung Belajar. (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/rsz_kaum_milenial_merupakan_penduduk_asli_di_dunia.jpg 1728 2592 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-12 09:58:282018-06-12 09:58:28Kaum Milenial Merupakan Penduduk Asli di Dunia

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Gunungkidul melalui Program Kemitraan Masyarakat

31/05/2018/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan program pemberdayaan masyarakat yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2018. PKM yang berlokasi di Gunungkidul ini dimulai pada 12 Mei 2018 dan masih dilakukan pendampingan berkelanjutan sampai saat ini.

“Pendampingan dilakukan hingga beberapa bulan ke depan untuk melihat perkembangan masyarakat setempat,” terang Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si., salah satu dosen yang ikut dalam penelitian.

Fatwa menjelaskan, program tersebut diawali dengan memberikan pelatihan selama dua hari pada 12 dan 13 Mei 2018 di Balai Desa Ngoro-oro dengan menggandeng dua mitra utama yaitu dusun Jatikuning dan dusun Soka. Pada 19 Mei 2018, tim ke lokasi untuk melihat produk yang dihasilkan dari program tersebut dan saat ini masyarakat sudah mampu menghasilkan produk dari pelatihan-pelatihan yang diberikan.

“Rangkaian pelatihan yang dilakukan adalah sosialisasi program PKM, penguatan kelembagaan dan pengorganisasian masyarakat, penyuluhan bahaya sampah dan limbah, penyuluhan pemanfaatan sampah untuk mendukung sektor pertanian, pelatihan perintergrasian pengolahan sampah/limbah dengan sistem pertanian hidroponik, pelatihan perintergrasian biopori dengan pemanfaatan lahan kosong pekarangan untuk bercocok tanam, pelatihan pembuatan pupuk cair, pelatihan pembuatan briket bioarang, pelatihan pembuatan media tanam, pelatihan kewirausahaan dari hasil sektor pertanian dan pengolahan limbah, serta monitoring dan evaluasi,” terang Fatwa.

PKM tersebut diketuai oleh Muchsin Maulana, S.K.M., M.P.H. dengan beranggotakan Dr. Surahma Asti Mulasari, M.Kes., Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si., Sulistyowati, M.P.H., dan Tri Wahyuni Sukesi, M.P.H.

Menurut Muchsin, tujuan program ini adalah memanfaatkan sampah-sampah (limbah pertanian dan sampah rumah tangga) menjadi pupuk organik (kompos dan cair) dan media tanam, bahan bakar alternatif briket bioarang, biopori, serta intergrasi program pengolahan sampah dengan sistem pertanian hidroponik. Harapannya, akan dapat menyelesaikan beberapa permasalahan, sekaligus penguatan perekonomian masyarakat.

“Permasalahan di beberapa wilayah di Gunungkidul akan selesai dengan program pemanfaatan limbah ini, yaitu minimalisasi pencemaran sampah di lokasi dan mencegah pencemaran udara karena perilaku pembakaran sampah dan tidak adanya TPS legal lokasi mitra. Keuntungan lainnya adalah meningkatkan pendapatan keluarga, pupuk organik (kompos dan cair) dapat dijual dan dimanfaatkan untuk pertanian sehingga mengurangi biaya pembelian pupuk bagi lahan pertanian, serta mengatasi permasalahan lahan kering di Gunungkidul dengan sistem hidroponik,” tutur Surahma, salah satu anggota tim PKM.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Peningkatan-Kesejahteraan-Masyarakat-Gunungkidul.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-31 12:12:042018-05-31 12:12:04Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Gunungkidul melalui Program Kemitraan Masyarakat

Mahasiswa UAD dan Robot Pemadam Kebakaran Hutan

26/05/2018/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ciptakan Prototype Robot Terbang Pemadam Kebakaran (Propeder). Adapun pencipta robot ini adalah Rochmat Diantoro, Muhamad Hamam Iqbal, dan Eka Fitriyani. Mereka dibimbing oleh Anton Yudhana, S.T.,M.T.,Ph.D. selaku dosen Teknik Elektro.

Berdasarkan analisis LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), hutan dan lahan seluas 2,6 juta hektar terbakar pada tahun 2015. Kebakaran hutan dan lahan paling luas terjadi di Sumatra yang mencapai 832.999 hektar serta disusul oleh Kalimantan mencapai 806.817 hektar. Presiden mengungkapkan kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 mencapai 220 triliun rupiah.

“Prototype pesawat tanpa awak yang dapat terbang, secara otomatis memadamkan kebakaran tepat dan menjangkau area yang luas maupun sulit dijangkau. Pemadaman ini menggunakan dry chemical powder untuk mengurangi kerusakan lingkungan”, terang Hamam, sapaan akrab Muhamad Hamam Iqbal, saat ditemui di Gedung Robot UAD, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Umbulharjo, Yogyakarta.

Propeder merupakan prototype pesawat tanpa awak yang dapat terbang secara otomatis sehingga dapat terbang membawa dry chemical powder dalam skala besar. Prototype ini dapat memadamkan kebakaran hutan secara cepat, mudah, dan dapat menjangkau wilayah hutan yang luas hingga 1 kilometer. Kelebihan lain dari Propeder adalah dapat dioperasikan dari jarak jauh. Ini tentu dapat meminimalisir dampak adanya korban jiwa jika menggunakan mobil pemadam kebakaran, helikopter, ataupun pesawat berawak.

“Harapannya, alat ini dapat membantu masyarakat. Selain itu juga membantu pemerintah dalam menghemat biaya untuk memadamkan kebakaran hutan,” tutup mahasiswa Teknik Elektro tersebut, Selasa (15/5/2018). (Ami)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/NEWS_PPM-Mahasiswa-UAD-dan-Kebakaran-Hutan_22-MEI-2018_Tami.jpg 577 720 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-26 08:54:182018-05-26 08:55:34Mahasiswa UAD dan Robot Pemadam Kebakaran Hutan

Mahasiswa UAD Ciptakan Robot Pembersih Kaca Pencakar Langit

25/05/2018/in Feature, Prestasi, Terkini /by NewsUAD

Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terdiri atas Yusuf Suwandono, Sri Wulandari, dan Geri Asbi Hasan, ciptakan robot pembersih kaca pencakar langit. Robot tersebut bernama Quadcopter Pembersih Gedung Pencakar Langit (Qursi Genit).

Yusuf Suwandono, Sri Wulandari, dan Geri Asbi Hasan (kiri ke kanan)

“Pembersihan gedung pencakar langit di Indonesia masih menggunakan metode manual, yaitu dengan operator (pekerja gondola) langsung menggantung pada dinding gedung. Cara ini sangat membahayakan nyawa operator yang membersihkan gedung tersebut,” tutur Yusuf Suwandono saat ditemui di Gedung Robot UAD, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Umbulharjo, Yogyakarta. Ia menceritakan alasan timnya membuat robot itu.

Ketua tim yang sering dipanggil Yusuf ini juga menuturkan, tingginya angka kecelakaan pada proses pembersihan gedung pencakar langit membuat mereka berinovasi. Sehingga, terciptalah ide tersebut guna meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Cara kerja robot cukup sederhana. Robot dihidupkan dan diterbangkan secara manual oleh operator melalui remote control, kemudian didekatkan pada dinding. Dinding yang kotor akan dipantau melalui kamera fpv yang videonya langsung ditransfer ke layar monitor operator. Selanjutnya, jika dinding terlihat kotor, operator akan mengaktifkan logic level untuk menghidupkan pembersih dinding dan menyemprotkan cairan pembersih.

“Harapannya, robot ini dapat membantu operator kebersihan dalam melakukan pembersihan dinding gedung pencakar langit, yang semula dengan cara manual diganti dengan quadcopter. Tentu ini lebih efisien dan tidak mengancam nyawa pekerja,” tutup mahasiswa asal Purbalingga itu, Selasa (15/5/2018). (Ami)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/NEWS_PPM_-_Mahasiswa_UAD_Ciptakan_Robot_Pembersih_Kaca_Pencakar_Langit_22_MEI_2018_Tami.jpg 262 587 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-25 11:32:202018-05-25 11:32:46Mahasiswa UAD Ciptakan Robot Pembersih Kaca Pencakar Langit

Memberdayakan Masyarakat dan Menanggulangi Gizi Buruk di Indonesia

24/05/2018/in Feature /by NewsUAD

 

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk berjumlah besar. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia berada di peringkat nomor empat dengan penduduk terbanyak di dunia. Sudah ada penelitian yang mengatakan, penduduk Indonesia akan terus bertambah sampai tahun 2050. Meskipun penduduknya banyak, kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih terbilang sangat rendah jika dibandingkan negara lain seperti Jepang, Tiongkok, Singapura, dan Myanmar.

Penyebab rendahnya kualitas disebabkan penduduk di Indonesia kekurangan angka kepintaran dan kecerdasan. Menurut IPM metode tahun 2016, angka penduduk yang berharap untuk hidup saat lahir mencapai 70,90%, rata-rata penduduk yang sekolah hanya mencapai 7,95%, dan penduduk yang berharap untuk sekolah mencapai 12,72%. Ketinggian penduduk yang mau sekolah dengan yang masih sekolah, menjadi salah satu penyebab kualitas SDM di Indonesia masih buruk.

“Banyak orang mengatakan, kita harus mempunyai penduduk yang besar supaya negara semakin maju. Padahal, penduduk besar tidak menjamin kualitas yang bagus,” jelas Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc., Dip.Com. selaku pemeteri dalam acara kuliah umum bertemakan “Kebijakan Program KKBPK dalam Pencegahan Stunting melalui Pola Asuh Keluarga”. Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan (BK FKIP UAD) yang bertempat di Islamic Center (IC) UAD Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Senin (14/5/2018).

Ia menegaskan, kita harus menjadi umat yang kuat dalam hal materi dan kuat dalam pemikiran. Supaya kita tidak melulu menjadi umat yang selalu dibodohi oleh umat lainnya.

“Dalam menanggulangi kejadian ini, pemerintah harus pintar mengatur keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan kebutuhan pangan. Menurut teori, semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula mulut yang harus diberi makan,” lanjutnya.

Selain itu, Indonesia digegerkan lagi dengan fenomena stunting yang menyerang balita dan anak-anak. Penyebab stunting biasanya terjadi akibat kekurangan gizi, gizi berlebihan, dan salah gizi saat janin masih ada di dalam kandungan. Terjadinya fenomena ini biasanya ditandai dengan ukuran badan, dan berat badan yang tidak normal dengan usianya.

“Sudah tercatat, kekurang gizi pada balita dan anak-anak mencapai angka 37,2%, berat badan berlebihan mencapai angka 12,1% , dan kekurusan mencapai angka11,9%,” jelasnya.

Peristiwa ini banyak terjadi di daerah Kalimantan tepatnya ada di Suku Dayak, dan di Nusa Tenggara Timur tepatnya ada di Suku Asmat. Meskipun kedua suku tersebut memiliki angka kelahiran yang sangat tinggi dibandingkan dengan suku lainnya, akibat gizi buruk ini angka kematian di lingkungan kedua suku tersebut sangat tinggi juga. Sehingga, peningkatan dari kedua suku tersebut tidaklah terlihat atau teregisterasi oleh pemerintah.

Dwi Listyawardani mengimbau, salah satu penyebab fenomena ini terjadi diakibatkan pernikahan muda. Hal ini dipicu karena calon ibu masih mempunyai masa pertumbuhan. Jika mengandung, secara langsung asupan gizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin berlipat ganda. Dari fenomena itulah yang menjadi penyebab pernikahan muda dilarang oleh undang-undang di Indonesia. (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/rsz_memberdayakan_masyarakat_dan_menanggulangi_gizi_buruk_di_indonesia.jpg 1728 2592 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-24 09:05:552018-05-24 09:05:55Memberdayakan Masyarakat dan Menanggulangi Gizi Buruk di Indonesia

Pesilat Perempuan Terbaik

24/05/2018/in Feature /by NewsUAD

Herdiyana Asmoroningtyas merupakan salah satu pesilat perempuan terbaik yang dimiliki Ortom Tapak Suci Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pada Kamis-Sabtu (3-5/5/2018) di kejuaraan nasional Tapak Suci IPB Open 2018 di Graha Widya Wisuda IPB, ia berhasil meraih juara 1 lagi.

Perempuan yang akrab dipanggil Herdiyana ini adalah mahasiswa dari Program Studi Sastra Indonesia UAD. Ia baru 10 bulan bergabung dan latihan, tetapi jangan diremehkan kemampuan bela dirinya. Ia sudah empat kali meraih juara dalam kejuaraan tingkat nasional selama bergabung di Tapak Suci UAD. Memang, sejak SMP ia sudah aktif bergelut di bidang olahraga bela dari, dan banyak memboyong piagam emas, perak, serta perunggu, dari tingkat regional maupun nasional.

Hal yang melatarbelakanginya sangat menyukai tapak suci karena ia nyaman berada di lingkungan tersebut. Selain itu, ia juga sangat mencintai olahraga bela diri yang satu ini.

“Dari apa yang sudah saya cintai, maka saya lebih mudah untuk menekuninya. Dari kecintaan itu, membuat motivasi saya sebagai perempuan ingin menggali potensi lain di luar bidang akademik,” jelasnya.

Banyak kendala yang ia hadapi saat di gelanggang, seperti kurang percaya diri, rasa takut, dan sindrom sebelum pertandingan. Seiring berjalannya waktu, ia sudah ahli menangkal kendala itu dan mempunyai trik tersendiri. Misalnya dengan menyendiri, berdoa, telepon orang tua sebelum masuk ke gelanggang, konsultasi ke teman terdekat, dan sharing dengan pelatih.

“Sebenarnya ketika berada di gelanggang, saya hanya bermain bahagia saja, dan arahan pelatih membuat pertandingan saya lebih lancar.”

“Harapan ke depannya nanti, semoga saya dapat mempertahankan posisi sekarang ini ketika ada event selanjutnya,” tambahnya.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pesilat-Perempuan-Terbaik.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-24 08:59:072018-05-24 08:59:07Pesilat Perempuan Terbaik

Menyambut Ramadan bersama Amein Rais

23/05/2018/in Feature /by NewsUAD

 

“Berpuasalah supaya menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah. Perlu diketahui, orang yang berpuasa termasuk gambaran orang yang sangat bertakwa, seperti yang dijelaskan di dalam Quran surat Al-Baqarah,” jelas Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A., saat mengisi ceramah perdana untuk menyambut Ramadan di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (IC UAD) Jln. Ringroad, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (16/5/2018) malam.

Secara etimologi, salah satu manusia yang bertakwa ialah ketika orang menunaikan puasa di bulan Ramadan. Bulan Ramadan juga bagus untuk menerapkan terapi pola hidup sehat. Sebab, secara langsung orang harus menahan lapar setelah imsak sampai Maghrib. Sangat dianjurkan bagi manusia untuk makan secukupnya selama bulan Ramadan, supaya pikiran tetap jernih dan tubuh bisa tetap sehat.

 

“Orang yang bertakwa harus percaya kepada Allah, percaya sama Hari Akhir, percaya kepada malaikat, dan percaya kepada nabi utusan. Selain itu juga selalu membayar zakat dan sedekah kepada orang yang membutuhkan, serta tidak pernah ingkar janji kepada orang lain.”

Amien Rais menambahkan, berpuasa bukan hanya menahan lapar saja, kita juga harus jihad melawan nafsu yang bisa menjerumuskan kita menjadi orang buruk. Melawan nafsu merupakan anjuran utama yang ada di dalam Quran. Nafsu yang harus dilawan yaitu nafsu kepada lawan jenis dan nafsu saat melihat makanan selama berpuasa. Orang yang berpuasa juga harus jihad di jalan Allah, seperti tidak menyekutukan-Nya serta tidak menyembah selain Allah.

“Haram hukumnya bagi manusia yang menyembah setan,” ucap Amien Rais mengakhiri ceramahnya. (ASE).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/amien-rais.png 765 1359 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-23 09:30:432018-05-23 09:30:43Menyambut Ramadan bersama Amein Rais

GLS Upaya Tingkatkan Literasi Siswa

21/05/2018/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu wujud kepedulian masyarakat, terutama perguruan tinggi. Program ini menjadi salah satu program literasi secara nasional. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan literasi secara nasional maupun internasional. Sebab, literasi merupakan hal dasar yang wajib dikuasai setiap anak.

Di Indonesia, berdasarkan data dari Programme for International Student Assesment (PISA), lebih dari 50 persen anak Indonesia berusia 15 tahun tidak memiliki kemampuan dasar yang baik dalam membaca. Sumber tersebut menyebutkan bahwa tingkat literasi Indonesia masih pada peringkat 10 terbawah.

Sumber lain dari Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIAAC) terhadap orang dewasa usia 16-65 tahun di Jakarta, pada tahun 2015 menunjukkan lebih dari 70 persen individu berada di bawah level 1 (terendah) dalam hal literasi.

Penguatan literasi siswa dan masyarakat terus menjadi perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dra. Sudarmini, M.Pd. dan Prof. Drs. Soeparno. Keduanya melakukan pengabdian masyarakat melalui GLS untuk meningkatkan literasi siswa di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta.

“Program GLS yang dicanangkan pemerintah belum tersosialisasikan dengan baik ke sekolah, termasuk di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Kegiatan literasi di sekolah ini masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata jam kunjung perpustakaan harian hanya mencapai lima persen dari jumlah siswa,” papar Sudarmini.

Ia menambahkan, kendala utama implementasi GLS di antaranya padatnya kegiatan dengan program lima hari sekolah, terbatasnya sumber daya manusia pelaksana karena harus dilaksanakan di luar jam belajar, dan terbatasnya sarana serta prasarana penunjang. Oleh karenanya, diperlukan mitra untuk mendampingi dan memberikan arahan, yang dalam hal ini diperankan oleh perguruan tinggi melalui pengabdian kepada masyarakat.

Berkaca dari fakta tersebut, Sudarmini dan tim merancang kegiatan penyuluhan dan kampanye GLS khusus untuk siswa pada 23-24 April 2018. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Kegiatannya antara lain membaca efektif (membaca sastra dan membaca SQ3R), pelatihan menulis (puisi, sinopsis, dan resensi), serta lomba menulis puisi dan resensi.

“Kegiatan ini tidak hanya dikhususkan kepada siswa saja. Semua unsur di sekolah termasuk kepala sekolah dan jajaran pimpinan, guru, staf tata usaha, perpustakaan, bahkan satpam turut terlibat. Program ini menjadi tanggung jawab bersama. Akan ada tindak lanjut kontrak kesepakatan hasilnya maksimal.”

Salah satu implementasi GLS yang memiliki andil besar meningkatkan literasi siswa dengan menghidupkan perpustakaan sekolah. Perpustakaan menjadi salah satu pusat aktivitas yang menyenangkan dalam rangka membangun literasi sekolah.

Pada kegiatan ini, Sudarmini melibatkan alumni dan mahasiswa PBSI sebagai mentor belajar siswa. Ia berharap, program GLS di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa dan membudayakan kegiatan baca dan tulis. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengabdian-Masyarakat-GLS-oleh-Dosen-PBSI-UAD-2.jpg 853 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-05-21 10:38:022018-05-21 10:38:54GLS Upaya Tingkatkan Literasi Siswa
Page 68 of 71«‹6667686970›»

TERKINI

  • Alumni FH UAD Ciptakan Karya Tulis dalam Bentuk Buku29/10/2025
  • PPK Ormawa HMTI Latih Warga Tegalrejo Olah Mangrove Jadi Produk Bernilai Ekonomi29/10/2025
  • IMM FSBK UAD Petakan Arah Gerak Mahasiswa Baru Lewat Forum Diskusi29/10/2025
  • Prodi S-2 Bimbingan dan Konseling UAD Terakreditasi Unggul29/10/2025
  • Mahasiswa UAD Gelar Dahlan Muda Menginspirasi di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta28/10/2025

PRESTASI

  • Tim LLC FH UAD Raih Juara I dalam Ajang National Call for Paper & Conference 202529/10/2025
  • Tim Basket UAD Naik ke Divisi 1 Liga Mahasiswa28/10/2025
  •  Mahasiswa FH UAD Raih Medali Perunggu di PON Beladiri Kudus 202528/10/2025
  • UKM Taekwondo Borong 26 Medali pada Kejuaraan Bang Taja Championship 202528/10/2025
  • Tim King Phoenix UAD Raih Juara III dalam Kontes Robot Terbang Indonesia 202528/10/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top