• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Bank Sampah sebagai Solusi Ekonomi Sirkular

08/09/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Implementasi Bank Sampah di Dukuh Krajan oleh KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, Indonesia menghasilkan timbulan sampah yang mencapai lebih dari 56,63 juta ton per tahun, namun hanya 39,01% (22,09 juta ton) yang berhasil dikelola dengan baik.

Permasalahan sampah di Indonesia telah menjadi isu krusial yang menuntut perhatian serius. Bank Sampah muncul sebagai salah satu strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi persoalan tersebut. Dengan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), Bank Sampah mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah, lalu menukarnya dengan nilai ekonomi. Konsep ini tidak hanya membantu mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga memberi manfaat finansial dan sosial bagi warga.

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Reguler Periode 149, Unit II.A.3, di Dusun Krajan 1, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, mengimplementasikan program Bank Sampah pada Rabu, 27 Agustus 2025. Program ini mendapat respons positif dari masyarakat dan perangkat desa. Antusiasme terlihat dari partisipasi warga yang mengikuti Sosialisasi Bank Sampah.

Secara sosial, Bank Sampah memperkuat rasa gotong royong antarwarga karena dikelola secara kolektif. Dari sisi ekonomi, warga merasakan tambahan pendapatan meski dalam skala kecil. Namun, yang lebih penting, program ini menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan sampah adalah investasi jangka panjang.

Implementasi Bank Sampah di Dusun Krajan 1 membuktikan bahwa program berbasis pemberdayaan masyarakat mampu menjawab persoalan lingkungan dengan pendekatan sederhana, murah, dan berkelanjutan. (doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Implementasi-Bank-Sampah-di-Dukuh-Krajan-oleh-KKN-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-08 10:13:032025-09-15 13:00:16Bank Sampah sebagai Solusi Ekonomi Sirkular

Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja

05/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Guru Besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling Keluarga Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd. sebagai guru besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling Keluarga. Pada pidato pengukuhannya, Prof. Dody menyampaikan pidato berjudul “Konseling Harapan: Paradigma Baru Layanan bagi Keluarga dan Remaja dengan Masalah Kesehatan Mental.”

Dalam pemaparannya, Prof. Dody mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan pertanyaan mendasar: “Kemanakah kita akan pergi pasca nanti mati?” Ia menekankan bahwa setelah kematian, setiap individu akan dikenang oleh orang-orang terdekatnya, dan kualitas kenangan itu bergantung pada bagaimana seseorang menjalani kehidupannya di dunia.

Prof. Dody menyoroti perubahan signifikan struktur dan fungsi keluarga di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Menurutnya, banyak permasalahan kehidupan berakar dari dinamika keluarga, yang ia sebut sebagai “kotak pandora.” Permasalahan yang sering muncul antara lain komunikasi yang minim, disfungsional keluarga, perubahan nilai-nilai, ketidakhadiran ayah secara psikologis (fatherless), hingga pengalaman buruk di masa kanak-kanak (adverse childhood experience).

“Survei ketahanan keluarga di Indonesia mengungkapkan 68 persen masalah kesehatan mental pada remaja dan dewasa muda berakar dari pengalaman negatif di keluarga. Kondisi ini menandakan bahwa tekanan dalam keluarga dapat memunculkan permasalahan sosial yang serius,” jelas Prof. Dody.

Data dari AINAMS tahun 2022 turut memperkuat pandangannya. Disebutkan bahwa sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, atau setara dengan satu dari tiga remaja. Sebagian besar kasus tersebut berkaitan dengan relasi keluarga. “Masalah hopelessness, gangguan mood, dan stigma terkait kesehatan mental masih menjadi hambatan signifikan bagi remaja dan keluarga untuk mencari bantuan profesional,” tambahnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Dody memperkenalkan paradigma baru konseling yang ia sebut sebagai Konseling Harapan. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang berfokus pada kekurangan (deficit based), pendekatan ini menekankan pada kekuatan (strength based) serta potensi internal individu dan keluarga.

Dalam model yang dibahas, Prof. Dody menggunakan bunga teratai sebagai metafora. Teratai yang tumbuh dari lumpur namun tetap bersih melambangkan kemampuan keluarga menghadapi tantangan sekaligus mengembangkan potensi terbaiknya melalui konseling harapan. Model ini divisualisasikan dengan kelopak bunga berjumlah delapan, terinspirasi dari bentuk bintang Alhambra, yang merepresentasikan delapan aspek penting dalam konseling harapan.

Prof. Dody juga menegaskan bahwa model konseling ini berlandaskan nilai-nilai spiritual, khususnya Surah An-Nisa ayat 9. Ayat tersebut menekankan pentingnya empati universal dan naluri orang tua dalam melindungi serta mendidik anak-anak. “Membangun harapan bukan hanya tentang optimisme individu, tetapi juga membangun jejaring dukungan sosial dalam keluarga dan masyarakat,” ujarnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-Guru-Besar-dalam-bidang-Bimbingan-dan-Konseling-Keluarga-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-05 09:21:442025-09-15 13:01:54Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja

Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa UAD di Dusun Karanganyar

04/09/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Dusun Karanganyar (Foto. KKN UAD)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam KKN Periode 145 Unit VII.D.1 mengadakan sosialisasi di Dusun Karanganyar. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan cara memanfaatkan sampah organik dan anorganik agar lebih bermanfaat serta dapat didaur ulang. Program ini merupakan bentuk kerja sama Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD dengan Pemerintah Kalurahan Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul. Kegiatan ini juga merupakan program bersama antara mahasiswa dan dosen Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes.

Kegiatan ini bertajuk “Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik dengan Jugangan, Biopori, dan Bank Sampah”. Acara ini diselenggarakan pada Minggu, 10 Agustus 2025, di Rumah Dukuh Karanganyar.

Jugangan dibuat dengan menggali tanah sedalam 80 sampai 100 cm untuk menyimpan sampah organik seperti dedaunan dan limbah dapur. Sementara itu, biopori memiliki tujuan yang sama namun menggunakan alat yang berbeda, yaitu dengan memasukkan sampah organik ke dalam pipa paralon.

Dalam sosialisasinya, disampaikan tentang kegunaan larutan EM4 dan molase yang menjadi kunci utama dalam proses biopori. “Dua cairan ini akan dicampur, lalu didiamkan selama 12 jam untuk membantu proses penguraian agar lebih cepat,” jelas salah satu mahasiswa.

Larutan EM4 (Effective Microorganisms) adalah aktivator yang mempercepat proses fermentasi, sedangkan molase (gula tebu) berperan sebagai nutrisi bagi mikroorganisme tersebut. Waktu panen kompos dengan metode ini adalah sekitar 7 hingga 14 hari.

Selain pemanfaatan sampah organik, pada sosialisasi juga dijelaskan tentang pemanfaatan sampah anorganik melalui pembentukan bank sampah. Bank sampah berbentuk sangkar besar dengan ukuran 2 m × 1 m × 50 cm. “Harus diletakkan di tengah desa atau dekat lapangan supaya semua warga tahu dan dapat menggunakannya dengan baik,” ucap Dukuh Karanganyar.

Program ini bertujuan memberikan solusi berkelanjutan terhadap sampah plastik dan botol. Dengan adanya bank sampah, warga tidak hanya diajak memilah, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi karena sampah tersebut dapat ditukarkan dengan insentif atau dijual kembali.

Warga Dusun Karanganyar menyambut seluruh kegiatan ini dengan antusias. Keberhasilan penyelenggaraan sosialisasi ini tidak lepas dari bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Prof. Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D., serta kontribusi masyarakat setempat. (doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Inovasi-Pengelolaan-Sampah-Organik-dan-Anorganik-oleh-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-di-Dusun-Karanganyar-Foto.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-04 09:48:012025-09-15 13:00:27Inovasi Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik oleh Mahasiswa UAD di Dusun Karanganyar

Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi

04/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam bidang kepakaran teknologi formulasi sediaan obat dan kosmetika (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan guru besar baru yaitu Prof. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si., dalam bidang kepakaran teknologi formulasi sediaan obat dan kosmetika. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Nining membawakan orasi ilmiah berjudul “Transformasi Sediaan Antiinflamasi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum L.): Eksplorasi Sediaan Topikal dan Inisiasi Scale-Up ke Skala Pilot.”

Minyak atsiri bunga cengkeh telah lama dikenal di Indonesia, khususnya dari Kepulauan Maluku, sebagai salah satu rempah berkhasiat dan bernilai tinggi. Indonesia bahkan dijuluki sebagai “raja cengkeh dunia” karena kandungan eugenol yang tinggi sehingga diminati masyarakat global. Menurut Prof. Nining, kekayaan alam tersebut perlu terus dieksplorasi untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam bidang farmasi dan pengobatan.

“Upaya ini sejalan dengan implementasi ayat Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 11, bahwa tumbuhan yang Allah ciptakan adalah tanda kebesaran-Nya sekaligus anugerah bagi umat manusia,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, minyak atsiri bunga cengkeh diketahui memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan antiinflamasi dengan mekanisme penghambatan senyawa proinflamasi. Rangkaian riset yang dilakukan Prof. Nining dimulai dengan formulasi minyak atsiri bunga cengkeh dalam tujuh tipe sediaan topikal, yakni salep basis larut air, salep basis hidrokarbon, salep basis serap, losion, emulgel, krim tipe A/M, dan krim tipe M/A. Dari hasil uji, empat di antaranya menunjukkan aktivitas antiinflamasi.

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa sediaan hidrofilik lebih efektif dalam menyalurkan aktivitas minyak atsiri. Misalnya, konsentrasi minyak atsiri dalam salep basis larut air relatif lebih kecil dibandingkan losion dan emulgel, namun tetap menunjukkan hasil yang baik.

Formulasi tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk mikroemulsi. Komposisi optimal diperoleh pada 7% fase minyak, 60% fase surfaktan, dan 30% fase air, dengan penggunaan kombinasi tween 80 dan PEG 400 sebagai surfaktan-cosurfaktan. Hasil uji menunjukkan bahwa kombinasi tersebut memberikan stabilitas fisik dan karakteristik yang sesuai untuk skala industri.

Tahap selanjutnya adalah inisiasi scale-up dari skala laboratorium menuju skala pilot. Dalam proses ini, digunakan dua metode, yakni low energy (pengadukan 360-980 rpm selama 10-30 menit) dan high energy (penggunaan ultraturrax dengan kecepatan 3.600-8.000 rpm selama 10-30 menit). Hasil evaluasi menunjukkan parameter pH, viskositas, serta stabilitas fisik yang baik, yang nantinya menjadi dasar bagi pengembangan skala industri lebih lanjut.

Prof. Nining menegaskan bahwa pencapaian akademik ini merupakan hasil dari perjalanan panjang dalam menekuni bidang formulasi sediaan obat dan kosmetika. “Capaian ini bukan hanya hasil kerja keras pribadi, melainkan juga berkat hubungan, kerja sama, dan dukungan dari berbagai pihak,” ungkapnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-apt.-Nining-Sugihartini-M.Si_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-bidang-kepakaran-teknologi-formulasi-sediaan-obat-dan-kosmetika-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-04 09:39:132025-09-15 13:00:39Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi

Psikologi Komunitas Kelompok Rentan

03/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengukuhkan Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Psikolog sebagai guru besar dalam bidang Psikologi Komunitas Kelompok Rentan. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Psikologi Komunitas: Transisi Psikologi ‘Individual Sentris’ ke ‘Komunal-Sistemik’ Sentris”, Prof. Elli menekankan pentingnya pergeseran paradigma dalam ilmu psikologi.

Sejak kelahirannya, psikologi berakar dari dunia kedokteran yang orientasinya bersifat individual. Fokusnya lebih banyak pada fisik dan perilaku manusia, bahkan sering kali hanya pada individu yang sakit atau bermasalah. Namun, menurut Prof. Elli, pendekatan tersebut tidak lagi memadai dalam menghadapi kompleksitas persoalan kesehatan mental masyarakat modern.

“Individu itu tidak berdiri sendiri, melainkan bersarang dalam lapisan-lapisan yang saling memengaruhi hingga ke tingkat makro dan kronosistem. Maka psikologi tidak bisa berhenti hanya pada level individu, melainkan harus bertransformasi ke arah pendekatan komunitas dan sistemik,” jelasnya.

Prof. Elli memaparkan bahwa pada era sebelum 1990-an, penyakit masyarakat didominasi penyakit menular yang dapat diatasi dengan penemuan obat-obatan modern. Namun, setelah tahun 2000, masalah kesehatan lebih banyak dipicu oleh gaya hidup, tekanan sosial, dan faktor lingkungan.

Situasi ini menuntut psikologi untuk tidak lagi semata-mata bersifat kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga preventif dan promotif. Dengan kata lain, psikologi harus bekerja di “hulu” dengan memberdayakan masyarakat agar mampu menjaga kesehatan mentalnya sebelum masalah muncul.

Dalam pidatonya, Prof. Elli menegaskan bahwa psikologi komunitas harus berorientasi pada pemberdayaan kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak, lansia, kaum minoritas, penyandang disabilitas, masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan), serta mereka yang mengalami stigma sosial akibat kondisi fisik maupun mental.

“Tanpa keterlibatan masyarakat, kesehatan mental di tingkat komunitas mustahil diwujudkan. Masyarakat harus dilatih, diberdayakan, dan memiliki daya untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka sendiri,” paparnya.

Ia juga menyoroti keterkaitan antara kesejahteraan mental, keadilan sosial, dan situasi struktural. Menurutnya, ketidakadilan sosial menjadi akar dari banyak masalah psikososial. Dalam konteks ini, Prof. Elli mengaitkan prinsip Islam dalam Surah al-Ma’un yang menekankan perhatian pada anak yatim dan fakir miskin sebagai kelompok yang memerlukan dukungan.

Sebagai penutup, Prof. Elli menegaskan bahwa psikologi di UAD akan memberi warna dengan pendekatan komunitas yang kuat. Fokus utamanya adalah pemberdayaan masyarakat, penguatan kelompok rentan, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mental.

“Psikologi komunitas tidak hanya bicara tentang ilmu, tetapi juga tentang peradaban. Bila kita mengabaikan kelompok rentan, kita mengabaikan masa depan masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Elli-Nur-Hayati-M.PH_.-Ph.D.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-03 12:56:552025-09-15 13:00:51Psikologi Komunitas Kelompok Rentan

Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY

03/09/2025/in Feature, MBKM /by Ard

 

Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengukuhkan salah satu guru besar barunya, Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes., dalam bidang pengelolaan sampah dan manajemen lingkungan. Pada pidato pengukuhannya yang berjudul “Mengelola Sampah, Mengelola Kehidupan: Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Lingkungan di Yogyakarta”, ia menyoroti potensi besar pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dalam paparannya, Prof. Surahma mengungkapkan bahwa setiap orang di Yogyakarta menghasilkan rata-rata setengah kilogram sampah per hari. “Bayangkan, bila ditimbun dalam setahun, volume sampah tersebut bisa menutupi Candi Prambanan dengan gunungan sampah,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, timbulan sampah nasional mencapai kurang lebih 67 juta ton per tahun, menjadikan Indonesia salah satu penyumbang terbesar di Asia Tenggara. Adapun di DIY, timbulan sampah mencapai 600–700 ton per hari atau sekitar 300–350 ribu ton per tahun, dengan 60–65 persen berasal dari rumah tangga.

Kondisi ini semakin mendesak setelah TPA Piyungan mengalami kelebihan kapasitas sejak 2022, sehingga memicu munculnya sedikitnya 21 titik pembuangan sampah ilegal di Yogyakarta dan sepanjang jalur ring road. Di balik krisis tersebut, Prof. Surahma melihat adanya potensi besar. Jika dikelola dengan baik, sampah di DIY diperkirakan bernilai Rp90–98 miliar per tahun. Bahkan jika hanya separuhnya yang masuk dalam sistem formal bank sampah, nilainya tetap signifikan, yakni sekitar Rp40 miliar, setara dengan biaya pembangunan puluhan sekolah dasar.

Komposisi sampah di DIY menunjukkan 53 persen berupa sampah organik, 12 persen plastik, dan 8 persen kertas. Hal ini berarti lebih dari separuh timbulan sebenarnya masih dapat diolah kembali. “Namun, faktanya lebih dari 90 persen sampah masih ditimbun di landfill. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

Selain aspek ekonomi, Prof. Surahma juga menekankan dampak kesehatan akibat pengelolaan sampah yang buruk, mulai dari meningkatnya kasus demam berdarah, diare, hingga memperburuk sanitasi yang berhubungan dengan kasus stunting anak.

Pengelolaan sampah di DIY juga menunjukkan ketimpangan antarwilayah. Kota Yogyakarta berhasil mengelola lebih dari 96 persen sampah melalui peraturan daerah yang diterapkan sejak 2022, sementara Sleman mendorong rumah tangga untuk mengolah sampah secara mandiri. Namun, Bantul masih stagnan, sedangkan Gunungkidul dan Kulon Progo menghadapi tantangan tersendiri akibat aktivitas pariwisata dan UMKM.

World Bank sendiri memprediksi timbulan sampah global akan naik menjadi 2,2 miliar ton per tahun pada 2025. Di DIY, dengan harga pasaran kompos Rp1.000/kg, plastik Rp4.000/kg, dan kertas Rp2.000/kg, total nilai sampah bisa mencapai Rp91,7 miliar per tahun. Angka tersebut setara dengan 10 persen APBD DIY. “Lebih dari sekadar ekonomi, bank sampah juga memberi manfaat sosial, mulai dari tabungan pendidikan, dana sosial, hingga insentif keluarga,” tambahnya.

Prof. Surahma menawarkan strategi ilmiah berlapis untuk mengatasi permasalahan sampah. Tingkat keluarga: pemilahan sampah, penggunaan komposter, biopori, dan edukasi. Penelitiannya menunjukkan edukasi keluarga dapat menurunkan residu hingga lebih dari 30 persen; Tingkat komunitas: optimalisasi 1.200 bank sampah unit di DIY yang terbukti efektif dengan partisipasi ribuan warga; Tingkat regional: optimalisasi TPA, teknologi refuse-derived fuel (RDF), pirolisis, dan composting skala besar; Tingkat kebijakan nasional: penguatan langkah yang sejalan dengan SDGs (tujuan 3, 11, dan 12) serta Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045; Tingkat perguruan tinggi: pengembangan teknologi inovatif, seperti pembakar sampah berbasis IoT, briket bioarang, pencacah sampah, serta media edukasi masyarakat.

Menutup pidatonya, Prof. Surahma menegaskan bahwa paradigma pengelolaan sampah tidak lagi sekadar mengangkut dan menimbun, melainkan mencegah sejak awal. “Jika setiap keluarga disiplin memilah, komunitas aktif dalam bank sampah, dan pemerintah konsisten meregulasi, maka beban TPA akan berkurang drastis,” ujarnya.

Ia menegaskan, “Sampah adalah ujian peradaban. Bila kita lalai, ia menjadi krisis. Namun bila kita kelola dengan ilmu dan kebersamaan, sampah bisa menjadi sumber daya, pengetahuan, bahkan peradaban baru. Mengelola sampah berarti mengelola kesehatan, ekonomi, sosial, dan masa depan bangsa.” (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Surahma-Asti-Mulasari-S.Si_.-M.Kes_.-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-03 10:46:182025-09-15 13:01:00Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY

15 Dosen UAD Terpilih Menjadi Reviewer BRIN, Bukti Kualitas Riset Semakin Unggul

02/09/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Salah Satu Gedung di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam bidang riset dan inovasi. Sebanyak 15 dosen UAD terpilih menjadi Reviewer Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN dengan nomor B-1947/II.7/HK.01.00/7/2025.

Adapun dosen yang terpilih yakni Prof. Sulistiyawati, S.Si., M.PH., Ph.D., Dr. Fitriana, MSc.FM., Sp.KKLP., Dr. Enung Hasanah, S.Pd., M.Pd., Dr. Wantini, S.Pd.I., M.Pd.I., Dr. Ika Maryani, S.Pd., M.Pd., Prof. Dr. Ir. Erna Astuti, ST., M.T., IPM., Prof. Dr. Ir. Siti Jamilatun, M.T., Prof. Dr. Solikhah, S.KM., M.Kes., Dr.PH., Prof. Dr. Ir. Zahru Mufrodi, S.T., M.T., IPM., Ir. Herman Yuliansyah, S.T., M.Eng., Ph.D., Apt. Lalu Muhammad Irham, M.Farm., Ph.D., Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Ir. Iqbal S. Si, M.Sc., Ph.D., Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si., serta Dr. Murinto, S.Si., M.Kom.

Menurut Ir. Phisca Aditya Rosyady, S.Si., M.Sc., Ketua BRIN UAD, capaian ini tidak lepas dari kesiapan dosen UAD yang dinilai memiliki spesifikasi kepakaran sangat baik. Ia menjelaskan, pembukaan sebagai reviewer BRIN memang ditujukan bagi seluruh periset dari BRIN, perguruan tinggi, maupun lembaga riset lainnya, baik ASN maupun non-ASN. Adapun syarat yang ditetapkan cukup ketat, yaitu berpendidikan minimal S3, memiliki kepakaran sesuai bidang pendanaan riset, pengalaman dalam penelitian dengan minimal dua kali pendanaan eksternal sebagai ketua, memiliki paten atau Hak Kekayaan Intelektual yang dilisensikan ke industri, serta publikasi bereputasi dengan minimal lima indeks Scopus.

Phisca menambahkan, UAD dalam tiga tahun terakhir selalu menduduki peringkat teratas jumlah proposal yang didanai hibah Kememdiktisaintek untuk kategori PTS se-Indonesia. Karena itu, BRIN UAD aktif menyebarluaskan informasi pembukaan reviewer sekaligus memberikan pendampingan parsial kepada dosen dalam proses seleksi administrasi hingga substansi. “Peluangnya sangat strategis. Dosen UAD yang menjadi reviewer nasional akan mendapat pengalaman penting dalam mereview proposal riset. Hikmahnya, pengalaman itu bisa didiseminasikan ke dosen lain di UAD sehingga mereka lebih siap menyusun proposal berkualitas agar lolos dan didanai,” jelasnya.

Hingga Agustus 2025, dari sekitar 30 proposal riset UAD yang disubmit, tercatat dua sudah dinyatakan lolos pendanaan, sementara beberapa lainnya telah lolos administrasi dan substansi serta menunggu proses kontrak. Pada Oktober mendatang, BRIN kembali membuka batch ketiga pendanaan Riset Indonesia Maju (RIM), dan UAD tengah mempersiapkan proposal terbaiknya.

Lebih jauh, Phisca berharap capaian ini bukan hanya menambah jumlah pendanaan, tetapi juga menguatkan daya saing riset UAD di tingkat nasional. “Dengan semakin banyak dosen yang menjadi reviewer, UAD tidak hanya berkompetisi dalam pendanaan, tetapi juga memastikan kualitas riset meningkat, mengarah pada hilirisasi, menghasilkan produk terapan yang bermanfaat bagi masyarakat, hingga berimplikasi pada komersialisasi sebagai income generator bagi universitas,” tegasnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Salah-Satu-Gedung-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-02 10:56:212025-09-15 13:01:1215 Dosen UAD Terpilih Menjadi Reviewer BRIN, Bukti Kualitas Riset Semakin Unggul

Mahasiswa dan Dosen UAD Kaji Potensi Edible Coating Berbasis Biji Durian, Asap Cair, dan Daun Kelor untuk Makanan Cepat Saji

02/09/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Mahasiswa dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kaji Potensi Edible Coating Berbasis Biji Durian, Asap Cair, dan Daun Kelor untuk Makanan Cepat Saji (Foto. Vale)

Mahasiswa yang tergabung dalam tim penelitian dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tengah mengembangkan inovasi edible coating berbasis bahan alami untuk meningkatkan mutu dan keamanan makanan cepat saji. Penelitian bertajuk “Edible Coating Berbasis Pati Biji Durian, Asap Cair, dan Ekstrak Daun Kelor untuk Meningkatkan Mutu dan Keamanan Makanan Cepat Saji” ini merupakan salah satu riset yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) tahun 2025.

Riset ini diketuai oleh Ir. Ibdal, S.Si., M.Sc., Ph.D., dengan anggota tim Ir. Ika Dyah Kumalasari, S.Si., M.Sc., Ph.D., dan Ir. Titisari Juwitaningtyas, S.T.P., M.Sc. Selain dosen, penelitian ini juga melibatkan mahasiswa Teknologi Pangan, yaitu Valerina Bintang Maharani, Mya Adi Sabrina, dan Salmah Zakiroh Al-Hamdani.

Penelitian ini menawarkan pendekatan baru dengan memanfaatkan pati biji durian (PBD) yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Bahan tersebut kemudian dikombinasikan dengan asap cair sekam padi (AC) sebagai agen antimikroba alami dan ekstrak daun kelor (EDK) sebagai agen antioksidan sekaligus anti-alergen. “Dengan kombinasi ini, edible coating yang dikembangkan tidak hanya berfungsi memperpanjang umur simpan, tetapi juga memberikan aktivitas bioaktif yang lebih lengkap,” jelas Valerina, salah satu mahasiswa peneliti.

Metode yang digunakan dalam riset ini adalah Response Surface Methodology-Central Composite Design (RSM-CCD) untuk mengoptimalkan formulasi PBD, AC, dan EDK secara lebih akurat. Keunggulan edible coating ini dibandingkan pengawet sintetis adalah sifatnya yang ramah lingkungan, aman bagi kesehatan, sekaligus mampu menghadirkan senyawa bioaktif seperti antimikroba, antioksidan, dan anti-alergen yang jarang diteliti sebelumnya.

Pada tahun pertama (2025), penelitian ini ditargetkan menghasilkan edible coating inovatif yang diuji pada produk makanan cepat saji, seperti bakso ikan. Sementara pada tahun kedua (2026), produk ini akan diperluas penggunaannya pada pempek dan siomay, sekaligus dipersiapkan menuju tahap sertifikasi keamanan pangan dan potensi komersialisasi. Selain itu, luaran penelitian juga mencakup publikasi di jurnal internasional bereputasi serta rencana paten sederhana.

“Harapannya edible coating ini bisa menjadi solusi nyata untuk menjaga mutu dan keamanan makanan cepat saji dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan. Di sisi lain, riset ini juga dapat membantu mengurangi limbah pangan melalui pemanfaatan biji durian dan sekam padi, sehingga mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular,” tambah Valerina. (Adi)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-dan-Dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Kaji-Potensi-Edible-Coating-Berbasis-Biji-Durian-Asap-Cair-dan-Daun-Kelor-untuk-Makanan-Cepat-Saji-Foto.-Vale.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-02 10:20:162025-09-15 13:01:25Mahasiswa dan Dosen UAD Kaji Potensi Edible Coating Berbasis Biji Durian, Asap Cair, dan Daun Kelor untuk Makanan Cepat Saji

PPKO BEM Psikologi UAD Gelar Kelas Kesetaraan Gender di Desa Temuwuh

02/09/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Foto saat PPKO BEM Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Kelas Kesetaraan Gender di Desa Temuwuh (Foto. PPKO BEM Psikologi UAD)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan “Kelas Kesetaraan Gender” sebagai bagian dari Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPK Ormawa) di Desa Temuwuh, Dlingo, Bantul. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 9 Agustus 2025 di Sekolah Perempuan Poetri Mardika.

Latar belakang diadakannya kelas ini berangkat dari kenyataan bahwa perempuan masih menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan. Mulai dari keterbatasan akses pendidikan dan ekonomi, beban ganda dalam keluarga, hingga stereotip peran domestik yang kerap membatasi ruang gerak perempuan. Oleh karena itu, kelas ini menjadi wadah untuk memberikan pemahaman sekaligus penguatan diri agar perempuan mampu berdaya dan setara dengan laki-laki.

Kegiatan ini menghadirkan Adi, perwakilan dari Himpunan Psikologi (HIMPSI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dikenal sebagai psikolog aktif membahas isu keluarga. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya peran perempuan sebagai fondasi keluarga sekaligus pengajar pertama yang menanamkan nilai-nilai kehidupan bagi anak-anak. Materi yang disampaikan mencakup perbedaan gender dan jenis kelamin, konsep diri, perilaku bias gender, serta strategi penguatan diri untuk perempuan. Diskusi juga menyinggung tantangan yang masih dihadapi perempuan, khususnya dalam konteks kehidupan di pedesaan.

PPKO BEM Psikologi menyampaikan bahwa kelas ini bertujuan agar perempuan di Desa Temuwuh menyadari hak dan potensinya sebagai individu setara dengan laki-laki, baik dalam aspek pendidikan, ekonomi, maupun sosial.  Dari hasil diskusi, terungkap bahwa banyak masyarakat khususnya peserta dan suami peserta sudah memahami konsep kesetaraan gender secara umum. Mereka tidak malu untuk berbagi peran dan saling membantu dalam kehidupan rumah tangga. Namun, diskriminasi justru masih sering datang dari lingkungan sekitar.

Beberapa peserta mengaku kerap mendapat cibiran, misalnya “alah cuman lulusan SMP sok banget ngikut ini itu” atau “jadi istri kok suaminya ditinggal terus”, ketika mereka berusaha aktif dalam kegiatan sosial atau mengambil peran lebih mandiri.  Kegiatan ini menjadi langkah nyata PPKO BEM Fakultas Psikologi dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pedesaan, sekaligus menumbuhkan kesadaran bersama bahwa kesetaraan gender merupakan fondasi penting dalam membangun keluarga dan masyarakat yang lebih adil. (Tifa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-saat-PPKO-BEM-Psikologi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Gelar-Kelas-Kesetaraan-Gender-di-Desa-Temuwuh-Foto.-PPKO-BEM-Psikologi-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-09-02 09:51:062025-09-15 13:01:37PPKO BEM Psikologi UAD Gelar Kelas Kesetaraan Gender di Desa Temuwuh

Cassmelcake: Dari Singkong Tradisional Menuju Inovasi UMKM Warga Balong

28/08/2025/in MBKM, Terkini /by Ard

Cassmelcake oleh Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)

Singkong sering kali dipandang sebagai pangan sederhana. Di banyak daerah, termasuk di Padukuhan Balong, Kelurahan Balong, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, singkong hanya diolah sebatas direbus, digoreng, atau dijadikan gaplek. Padahal, hasil bumi ini begitu melimpah dan memiliki potensi besar jika diolah dengan cara yang lebih kreatif dan modern.

Melihat kenyataan tersebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 145 Unit III.C.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hadir dengan sebuah terobosan: Program Pengolahan Inovatif Berbahan Dasar Singkong. Dari program inilah lahir Cassmelcake, kue singkong karamel yang dikemas secara lebih menarik, dengan cita rasa modern namun tetap merakyat.

Program ini bukan hanya sekadar memperkenalkan resep baru, tetapi juga mengajarkan bahwa kreativitas mampu mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Seperti disampaikan Irine, penanggung jawab program, “Kami ingin membantu masyarakat menyadari bahwa singkong tidak hanya bisa diolah secara tradisional, tetapi juga dapat dibuat menjadi produk modern dengan potensi pasar yang lebih luas.”

Respons warga pun sangat positif. Ibu-ibu terlihat antusias mengikuti demonstrasi pembuatan Cassmelcake. Ibu Lamtari, salah satu warga, menyebut inovasi ini sebagai angin segar. “Olahan singkong versi modern ini membuatnya simpel, rasanya enak, dan mudah dipraktikkan,” ujarnya.

Pemberdayaan masyarakat tidak selalu harus berangkat dari modal besar atau teknologi rumit, tetapi justru dapat dimulai dari potensi lokal yang diolah dengan sentuhan inovasi. Cassmelcake hanyalah contoh kecil, namun semangat di baliknya mencerminkan bagaimana pendidikan tinggi dapat hadir langsung di tengah masyarakat.

Harapannya, Cassmelcake bukan sekadar camilan musiman hasil program KKN, tetapi dapat berlanjut menjadi produk UMKM yang mengangkat nama Balong di kancah kuliner lokal, bahkan nasional. (doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Cassmelcake-oleh-Mahasiswa-KKN-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-08-28 11:19:232025-08-28 15:43:28Cassmelcake: Dari Singkong Tradisional Menuju Inovasi UMKM Warga Balong
Page 2 of 10‹1234›»

TERKINI

  • Hari Prodi P2K UAD 2025: Makin Dekat, Makin Akrab18/09/2025
  • Mahasiswa UAD Siap Berkompetisi, Wakili DIY di POMNAS 202518/09/2025
  • KKN UAD Sosialisasikan Pembuatan Ekoenzim18/09/2025
  • PLP-KKN UAD dan SMA Negeri 1 Piyungan Wujudkan Kebun Hidroponik Paralon18/09/2025
  • Mimpi Besar Naura, Mahasiswa Baru Termuda UAD17/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara di Kompetisi dan Pelatihan Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Dua Gelar Juara di Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025
  • Tim Fortune UAD Raih Juara I Lomba International Economic & Business Plan Competition16/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Esai Nasional Gebyar Matematika 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Taekwondo Wali Kota Cup XII 202510/09/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top