Tapak Suci UAD Raih 6 Emas, 4 Perak, dan 1 Perunggu

/in , /by


Alhamdulillah, kabar baik dari Tim Tapak Suci Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menyabet gelar juara umum 1 dengan meraih 6 emas, 4 perak, dan 1 perunggu dalam Kejuaraan Nasional Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara yang berlangsung pada Kamis-Sabtu (3-5/5/2018) ini memperebutkan piala bergilir MPR RI dan piala bergilir rektor IPB.

Enam atlet yang meraih medali emas adalah Muhammad Arfian Hariz pada kelas E putra, Herdiyana Asmoroningtyas pada kelas E putri, Alfin Mubarroq dan Irfan Syahrul Ramdhani pada kategori ganda putra bersenjata, Javid Novean Noorcha pada kelas C putra, Zulfikar Faishal Akbari pada kelas F putra, serta Habib Baharuddin Husain pada kategori tunggal tangan kosong.

Empat atlet yang meraih medali perak adalah Dadang Arif Dwi Saputra pada kelas H putra, Alfin Mubarroq pada kategori tunggal bersenjata, Dewi Setiawati pada kelas C putri, dan  Dhia Asa Imtinan pada kelas D putri. Sementara itu, Wahyu Safitri Zana R. pada kelas B putri menyumbangkan medali perunggu.

Sebanyak 29 perguruan tinggi yang mengikuti mampu membuktikan bahwa persaingan sengit terjadi di dalam Graha Widya Wisuda (GWW) kemarin. Saat ini, kita memang tidak boleh menganggap remeh Perguruan Tapak Suci, karena dapat dibuktikan dengan banyaknya generasi yang telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dalam kancah internasional.

“Kita harus bersyukur apa pun yang didapat pada hari ini. Perjuangan yang kalian torehkan mampu mengharumkan nama UAD. Sekali lagi saya tegaskan, ini awal yang baik di tahun 2018, jangan berpuas diri karena event-event bulan berikutnya akan lebih sulit. Maka, berlatihlah dengan rajin insya Allah kampus akan selalu mendukung. Tetap semangat dan selamat untuk kalian,” ujar Gatot Sugiharto, S.H.,M.H. selaku pembina.

Manajer tim yang mendampingi, yaitu Tito Kurniawan, selalu berpesan, “Semangat kawan-kawan! Juara itu ketika di atas podium saja, ketika turun kalian kembali menjadi atlet dan mulai berlatih lagi.”

UAD Bekerja Sama dengan Banjarnegara

/in /by

“Acara ini sangat layak untuk dijadikan atau diabadikan dalam sejarah di Desa Pucang. Kejadian ini bisa menjadi momentum, untuk pengharapan Kabupaten Banjarnegara dalam mewujudkan desa-desa yang berkembang, berkemajuan, dan sejahtera. Semoga beasiswa satu miliar rupiah yang diberikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bisa membuat Desa Pucang lebih gampang lagi dalam menjalankan pendidikannya di UAD,” jelas Syamsudin selaku Wakil Bupati Banjarnegara saat ditemui di acara UAD Award, di Desa Pucang, Bawang, Banjarnegara.

Kerja sama antara UAD dengan Banjarnegara terjalin sangat baik. Itu dibuktikan pada setiap tahunnya, mahasiswa dari Banjarnegara berjumlah ratusan yang mendaftar di UAD.

Syamsudin mengatakan, banyak aspek yang mendukung kerja sama ini. Pertama, kerena perserikatan ikatan Muhammadiyah sangat besar dan cukup tua umurnya dan kuat karakternya di Banjarnegara. Apalagi, tokoh-tokoh besar Muhammadiyah masih keturunan dari Banjarnegara. Kedua, ditinjau dari kearifan lokal, seperti perguruan Tapak Suci di Muhammadiyah yang salah satu pendirinya dari keturunan Banjarnegara.

Di sisi lain, kepercayaan warga Banjarnegara terhadap UAD sangat kuat. Sebab, UAD merupakan perguruan tinggi yang mampu mengelola sumber daya masyarakat dengan baik sehingga bisa menjadi daya tarik untuk menuntut ilmu.

“Saya sangat beharap, warga Banjarnegara bisa merespons dengan optimal peluang ini. Kami dari Banjarnegara juga akan menjalin hubungan timbal balik dengan UAD supaya UAD bisa lebih terlihat eksistensinya. Semoga UAD bisa membimbing dengan baik warga Banjarnegara,” imbuhnya pada Rabu (2/5/2018).

Alumni UAD di Banjarnegara sangat berperan dalam membangun perekonomian, pendidikan, kearifan, serta kreatif masyarakat khususnya di Desa Pucang. Mereka yang tersebar di Banjarnegara, tidak ada yang menganggur dan sukses dalam memikul amanah dengan mengedepankan syariat-syariat Islam.

Uniknya, di Desa Pucang ada satu keluarga berjumlah 23 orang yang semuanya kuliah di UAD. Mulai dari orang tua, anak-anaknya, sampai cucu-cucunya masuk di UAD, sejak dulu UAD masih bernama IKIP Muhammadiyah. Keunikan itu dibuktikan saat ditemui alumni pertama dari UAD di Desa Pucang yang bernama Sri Listiyanti dan Endah Hartuti. Keduanya angkatan 1985.

“UAD memiliki dasar kemuhammdiyahan yang mengedepankan moral dan pendidikan agama lebih banyak. Apalagi pergaulaun di lingkungan UAD sangat sehat,” ucap keluarga Listiyanti.

Selain beasiswa, UAD juga memberikan 30 sembako untuk kaum duafa, 20 parsel tea set untuk kenang-kenangan, serta menjuluki Desa Pucang sebagai “Kampung UAD”. (ASE)

 

UAD Jadi Tuan Rumah: Partisipasi Peserta Sangat Baik

/in /by

Salah satu peserta dari Gorontalo sedang menyampaikan kesan pesan diakhir sesi penutupan Dialog Ideopolitor (ideologi, politik, dan organisasi) 27-29 April lalu.

Berbagai masalah dan persoalan yang sedang dihadapi Muhammadiyah pada dasarnya mendesak agar segera ditangani dan dicarikan solusi oleh segenap pihak dan komponen persyarikatan yang terkait. Penguatan ulang komitmen bermuhammadiyah, peneguhan kembali ideologi gerakan, pengayaan wawasan keislaman, serta pemberdayaan organisasi dan aktualisasinya berupa strategi maupun taktik, merupakan bagian dari modal kultural berorganisasi untuk merespons beragam masalah dan tantangan tersebut. Oleh karena itu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan acara Dialog Ideopolitor (ideologi, politik, dan organisasi) 27-29 April 2018 di Hotel Jayakarta Yogyakarta.

“Alhamdulillah, UAD telah dipercaya menjadi tuan rumah dan acaranya berjalan lancar. Sesuai dengan rencana, peserta yang terdiri atas sebelas Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan sebelas Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) seyogyanya yang hadir hampir 95% orang. Partisipasi peserta sangat baik. Mereka mengikuti dari awal sampai akhir dan aktif saat materi pendalaman tanya jawab maupun kelompok,” jelas Hendra Darmawan, S.Pd., M.A., selaku ketua panitia sekaligus dosen UAD.

Acara yang bertema “Strategi dan Taktik (Straktak) Muhammadiyah dalam Pusaran Turbulensi Sosial Politik Bangsa” bertujuan untuk memperkuat basis ideologis bagi pimpinan persyarikatan dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial, budaya, ekonomi, dan politik Indonesia kontemporer yang berimbas pada keberadaan Muhammadiyah di wilayah. Selain itu juga untuk memberikan pemahaman tentang peta politik nasional maupun lokal dan pengaruhnya bagi warga Muhammadiyah di wilayah, serta untuk mempertajam kemampuan pimpinan persyarikatan dalam merumuskan strategi dan taktik organisasi yang layak.

“Sesuai dengan rencana, pimpinan pusat membangun kesepahaman peran dan fungsi Muhammadiyah dalam berkontribusi di wilayah percaturan politik nasional, yang pasti tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang menjadi visi misi Muhammadiyah,” harap Hendra. (nda)

UAD Aktif dalam Kerja Sama Internasional

/in , /by

Dari dulu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) aktif menjalin kerja sama dengan negara tetangga seperti Filipina, Thailand, Tiongkok, dan Malaysia. Fakultas dan program studi pun banyak yang menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di negara lain. Biasanya, kerja sama itu berupa pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, dan jurnal.

“UAD sudah lama bekerja sama di kancah internasional, entah itu kerja sama dari segi pendidikan maupun sumber daya mahasiswa. Kita harus meningkatkan kerja sama lagi. Sebab, itu sangat dibutuhkan untuk melihat seberapa jauh potensi kita sekarang,” jelas Dr.  Kasiyarno, M.Hum. Rektor UAD saat memberi sambutan di acara Sosialisasi Kerja Sama Perguruan Tinggi di Belanda, Senin (23/4/2018).

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Din Wahid, Ph.D. selaku dosen UIN Jakarta sekaligus Peneliti Pusat Kajian Islam dan Masyarakat (PPKIM) UIN Jakarta.

Berkat kerja sama yang sering dilakukan, kini UAD semakin dikenal meluas. Selain itu, banyaknya realisasi dari beragam MoU, turut mengantarkan UAD terakreditasi A. Jurnal yang dimiliki pun masuk dalam kategori jurnal terbaik di Indonesia.

Tingkatkan Kenyamanan Mahasiswa, UAD-BNI Syariah Jalin Kerja Sama

/in , /by

Dhias Widhiyati Direktur Bisnis BNI Syariah dan Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. melakukan penandatanganan perjanjian. (kiri-kanan)

“Pembayaran biaya pendidikan melalui layanan host to host lewat BNI Syariah merupakan salah satu fasilitas yang diberikan UAD kepada mahasiswa. Sehingga, memberikan kemudahan pembayaran guna meningkatkan rasa nyaman,” ujar Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjalin kerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. Kerja sama yang dilakukan berupa kemudahan pembayaran oleh mahasiswa melalui sistem host to host (H2H). Perjanjian kerja sama ini berlangsung pada (24/4/2018) di kampus 4 UAD Jl. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta.

Rektor UAD menyambut gembira hal ini. Ia juga berharap kerja sama yang mereka lakukan menjadi win win solution bagi UAD dan BNI Syariah. Harapannya, kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, melainkan diuntungkan. Selain itu, ia juga mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan kartu multifungsi bagi mahasiswa guna meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mahasiswa.

“BNI Syariah berkomitmen menjadi hasanah banking partner untuk menebar hasanah kepada mitra. Sistem host to host memberikan kemudahan pembayaran yang dapat dilakukan di bank, ATM, internet banking dan mobile bangking. Pilihan cara bayar yang banyak diharapkan dapat menghemat waktu mahasiswa tanpa harus mengantri lama di bank. Selain itu, universitas akan mendapatkan laporan berupa data mahasiswa yang sudah membayar dan belum membayar,” ungkap Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis BNI Syariah.

Selain itu, Dhias  juga menanggapi tentang keinginan Rektor UAD untuk mengembangkan kartu multifungsi bagi mahasiswa.

“BNI Syariah bekerja sama dengan BNI memiliki smart card khusus untuk mahasiswa. Smart card tersebut dapat digunakan sebagai kartu debit dan tap cads. Sehingga, mahasiswa dapat menggunakan saat peminjaman buku, parkir, di jalan tol, bus kota, belanja di kantin, bayar biaya kuliah, dan masih banyak lagi,” tambahnya. (Ami)

Mahasiswa S2 UAD Singgung Peran Organisasi K3 Indonesia

/in , /by

Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia dewasa ini tumbuh cukup menggembirakan. Sebut saja Health Safety and Environment (HSE) Indonesia, DK3N, A2K4-Indonesia, WSO Indonesia, IAKKI, IIHA, APKPI, dan lain-lain. Masih banyak lagi komunitas sejenis yang lahir di masyarakat maupun muncul dari organisasi-organisasi di lingkungan kampus.

Kehadiran Organisasi K3 seakan menjadi harapan untuk mewujudkan Indonesia Berbudaya K3. Target ini sudah lama dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia.

“Untuk mewujudkan Indonesia Berbudaya K3, pemerintah diharapkan tidak lagi bekerja sendirian untuk mengampanyekan K3 baik di perusahaan-perusahaan maupun di lingkungan masyarakat. Organisasi K3 berperan di sini,” ujar Hendra Jati, mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Praktisi, pendiri, dan Ketua Umum HSE Indonesia ini mengungkapkan, Organisasi K3 merupakan “para pejuang K3”. Organisasi ini bekerja atas panggilan hati untuk berbuat sesuatu yang lebih bagi bangsa, mereka yang terlibat dalam berbagai organisasi K3 terus melakukan serangkaian kegiatan guna memperkenalkan K3 dan membagikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan keahlian, tentang K3 yang dimilikinya agar bisa diimplementasikan kepada masyarakat.

Hendra berharap, Indonesia menjadi negara yang tertib, bersih, indah, teratur, dan kecelakaan dapat direduce seminimal mungkin.

“Kuncinya seluruh masyarakat dan seluruh elemen bangsa memiliki komitmen tinggi terhadap K3,” tandasnya. (ard)

UAD Award 2018

/in /by

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Award 2018 merupakan kegiatan penghargaan untuk Desa Pucang, Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah. Acara yang berlangsung Rabu (2/5/2018) pukul 13.00-selesai ini dihadiri oleh H. Syamsudin, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Bupati Banjarnegara, masyarakat sekitar, dan alumni UAD yang ada di Desa Pucang.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengatakan, “Alumni UAD di Desa Pucang berjumlah 20 kepala keluarga (KK). Hal yang menarik dari Desa Pucang ini ialah terdapat satu keluarga kuliah di UAD, mulai orang tua hingga cucunya. Saat UAD masih Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah hingga menjadi universitas seperti sekarang ini.”

Pada kegiatan ini, UAD memberikan 30 kotak sembako untuk kaum duafa dan 20 parcel tea set untuk kenang-kenangan bagi keluarga di Desa Pucang yang menguliahkan anaknya di UAD, serta beasiswa bagi calon mahasiswa UAD sebesar 1 miliar rupiah.

Syamsudin dalam sambutannya mengatakan, “Kami berharap, penghargaan yang diberikan untuk saudara-saudara di Pucang ini dapat dijadikan sebagai pemantik untuk mengatasi persoalan yang ada. Kami yakin cita-cita luhur Muhammadiyah akan selalu berusaha mewujudkan nilai itu dalam kehidupan. Ketika bekal yang diberikan UAD cukup, maka akan mengubah Banjarnegara yang bermartabat dan sejahtera.” (wpw)

Di Balik Layar Event

/in /by

Fikri Ihsan Rohmadi dan Arin Agustin sedang menyampaikan materinya dalam acara Event Organization Clinic yang bertemakan “Di Balik Layar Event” yang diadakan oleh UKM Seni Musik pada Ahad (22/4/2018)

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Musik UAD menyelenggarakan Event Organization Clinic yang bertemakan “Di Balik Layar Event”. Acara ini diadakan di auditorium kampus 2 UAD Jalan Pramuka No. 42, Sidikan, Yogyakarta, pada Ahad (22/4/2018). Acara terbuka untuk umum.

Hadir dua pemateri yaitu Fikri Ihsan Rohmadi (Content Creator Saka Production) dan Arin Agustin (Event Creator) untuk memeriahkan acara tersebut.

Fikri mengatakan, untuk menciptakan konsep acara harus punya passion dan melakukan riset. “Tidak semua orang bisa menjadi seorang konseptor. Kita bisa melakukan riset dengan cara hunting event, diskusi, melihat di YouTube, Google, serta Instagram.

“Ketika terjun di dunia event, maka harus bisa menikmati proses. Seorang konseptor harus siap memikirkan hal-hal yang yang terjadi secara tiba-tiba dan mendesak di tengah acara,” tambahnya.

Arin menegaskan bahwa masing-masing event mempunyai target dan kesuksesan sendiri-sendiri. “Satu catatan untuk teman-teman yang ingin membuat event, yaitu objektif.”

Sementara itu, Ilham Setiawan selaku ketua UKM Seni Musik mengucapkan terima kasih pada seluruh hadirin yang datang. “Semoga banyak manfaat yang dapat kita ambil.”

Lalu Muhammad Zainuddin Furqon selaku ketua pelaksana menambahkan, “Tujuan acara ini supaya tidak ada mahasiswa yang salah ketika membuat event dan anggota baru mempunyai gambaran yang luas ketika membuat event. Semoga ini bisa bermanfaat bagi organisasi-organisasi yang ada di kampus.”

“Terkait tema yang kami ambil, yaitu ‘Di Balik Layar Event’, karena sebagian besar kami menilai ketika datang ke sebuah event banyak yang protes karena banyak hal yang dirasa kurang. Semoga  penilaian seperti itu tidak terjadi lagi, serta orang-orang menilai lebih dalam lagi mengenai kerja keras panitia untuk menyukseskan sebuah acara,” tambahnya.

Menjadi Generasi Wanita Cerdas dan Tangguh

/in /by

Dr. Surahma Asti Mulsari, S.Si.,M.Kes. sedang memaparkan materinya di acara seminar emansipasi wanita “Menjadi Generasi Cerdas dan Tangguh” yang diadakan oleh Departemen Sosial dan Pengabdian Masyarakat BEM FMIPA UAD pada Ahad (22/04/2018).

Departemen Sosial dan Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan (BEM FMIPA UAD) menyelenggarakan seminar emansipasi wanita. Acara ini diadakan di meeting room Sargede kampus 2 Unit B UAD pada Ahad (22/04/2018) dan hanya untuk mahasiswi FMIPA.

Tema “Menjadi Generasi Wanita Cerdas dan Tangguh” dipilih untuk acara ini, dan menghadirkan pembicara Nurul Suwartiningsih, S.Pd.,M.Sc. serta Dr. Surahma Asti Mulsari, S.Si.,M.Kes.

Surahma menegaskan, untuk menjadi wanita cerdas dan tangguh kita harus mengenali diri sendiri, memahami hak dan kewajiban sebagai wanita, berdamai dengan diri sendiri, merencanakan pencapaian (target-target), dan tawakkal.

“Peran seorang wanita banyak sekali, dalam peran tersebut kita harus punya peran seimbang dengan cara kompromi. Apa pun yang terjadi kita harus menerima hak dan kewajiban kita sebagai wanita,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Nurul mengatakan bahwa untuk menjadi wanita yang cerdas dan tangguh harus dimulai dari niat. Ia juga mengajak peserta seminar untuk wajib pintar dalam hal apa pun.

“Kalian sebagai wanita bukan berhak pintar, tetapi wajib pintar karena harus mencetak generasi cerdas dan tangguh,”  ucapnya.

Yusuf Nur Hidayah, ketua pelaksana seminar mengatakan, acara ini diadakan untuk membangkitkan semangat mahasiswa FMIPA agar berkegiatan di kampus dan bisa berkontribusi.

“Tema yang kami ambil itu ‘Menjadi Generasi Wanita Cerdas dan Tangguh’, maksudnya agar mahasiswi FMIPA cerdas dan bisa berperan sebagai Kartini di abad ke-21, sesuai dengan bidangnya masing-masing,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Semoga setelah acara ini mahasiswi FMIPA bisa tergugah hatinya untuk berkegiatan di kampus dan berguna bagi masyarakat.” (dta)

Setetes Darah untuk Sesama

/in /by

Salah satu peserta donor darah yang diadakan oleh HMPS PPKn sedang diambil darahnya oleh pihak PMI pada Sabtu (21/4/2018).

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan  Kewarganegaraan (HMPS PPKn) UAD bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta menggelar aksi donor darah sebagai salah satu rangkaian peringatan  menyambut Milad PPKn ke-31. Kegiatan ini untuk umum dan dilakukan di hall kampus 4 UAD Jalan Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada Sabtu (21/4/2018).

Deo Arfa Herlandes selaku sie acara mengatakan bahwa mereka menarget 100 kantong. Dari target tersebut, 50 kantong darah didapatkan.

“Banyak yang gagal mengikuti donor darah karena berat badan kurang, sedang minum obat, dan lain-lain. Donor darah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ini juga merupakan acara tahunan, dan sudah terselenggara sebanyak dua kali,” ujarnya.

Aksi donor darah mendapatkan apresiasi positif dari civitas academica UAD maupun dari luar UAD. Salah satunya Hedith Riadh, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pengok Cabang Gondokusuman Yogyakarta, yang sudah melakukan donor darah lebih dari 15 kali. Ia merasa senang ketika melakukan donor darah.

“Semoga dengan diadakannya donor darah ini, solidaritas antarmasyarakat meningkat,” harap Hedith.

Pernyataan senada disampaikan Nusbi Wengkuthami, mahasiswi  Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang baru melakukan donor darah pertama kalinya. Ia merasa senang bisa mengikuti donor darah itu.

“Saya ikut donor darah karena ingin membantu orang lain,” tuturnya. (dta)

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI