Selasa (13/09/2011), Biro Sistem Informasi dan Komunikasi (BISKOM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, mengadakan studi banding ke Jakarta dan Bandung. Perjalanan yang dilaksanakan selama 4 hari (terhitung tanggal 13 – 16 September 2011) ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam pengelolaan sistem informasi dan komunikasi di daerah Jakarta dan Bandung.

Kunjungan ke Jakarta (14 September 2011) di Universitas Bina Nusantara (BINUS University), Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat, bertujuan untuk menggali informasi tentang pengelolaan infrastruktur dan layanan IT yang dilakukan oleh universitas tersebut.

“Kami mencoba untuk mencari informasi sebanyak mungkin guna perkembangan BISKOM. Kami ingin mengetahui pengelolaan infrastruktur dan layanan IT yang dilakukan oleh universitas tersebut. Selain itu, kami juga mencari informasi tentang implementasi IT Governance serta strategi yang dilakukan BINUS dalam mengembangkan aplikasi sistem informasi dan penerapan sistem mutu universitas mereka.” papar Tawar, S.Si., M.Kom, kepala BISKOM yang sekaligus koordinator Perjalanan Studi Banding.

Ada beberapa metode dan sistem yang cocok yang digunakan BINUS dalam menerapkan dan mengaplikasikan sistemnya. Seperti tidak membatasi laman website di kampus mereka.

“Pembelajaran yang kami terapkan memang beresiko. Kami sengaja tidak membatasi atau memblokir website apa pun. Termasuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, bahkan laman-laman situs lainnya. Pada awalnya kekhawatiran akan kenakalan remaja selalu membayangi kami. Tapi, kalau kami menutup akses itu, berarti kami tidak dewasa sebagai pendidik. Kami berkeyakinan, kami adalah pendidik, bukan pengajar. Semua bisa diarahkan dengan edukasi-edukasi yang positif. Lalu kamu melakukan diskusi melalui seminar dan workshop. Ketakutan itupun hilang dengan sendirinya. Sekarang prestasilah yang justru kami tuai, bukan kekerdilan berfikir para mahasiswa. Itu semua karena kami mencoba untuk tidak menuduh mahasiswa dengan pikiran-pikiran yang negatif.” papar Edi Mulyono, SJ, salah satu staf yang menyambut kedatangan rombongan.

“Dengan menutup dan mebatasi laman, itu bukanlah pendidikan yang sehat. Karena secara psikologis, manusia (remaja khususnya) akan mereasa tertantang untuk menembus aturan-aturan yang membebani mereka. Justru itu adalah masalah besar untuk keberlangsungan pendidikan.” Tambahnya.

Selain kru Biskom, studi banding juga diikuti oleh perwakilan dari Biro Adminisi Akademik (BAA), Badan Penjaminan Mutu (BPM), dan Bidang Sumber Daya Manusia (SDM).

Setelah melakukan kunjungan ke BINUS, rombongan langsung menuju ke Cyber Building di Jl. Kuningan Barat, No. 8, Jakarta. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengetahui sistem perancangan data center yang berada di sana. Dari Cyber Building, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Di Bandung, (16/09/2011), rombongan menuju gedung Telkom, SM General Support, Telkom Learning Center, Jl. Gegerkalong Hilir, No. 47, Bandung. Dalam kunjungan kali ini, para rombongan menggali informasi tentang pengembangan kompetensi SDM IT di Telkom. Selain itu, kunjungan yang disambut langsung oleh staf khusus PT TELKOM Bandung ini berhasil mendapatkan informasi tentang tata kelola data center dan portal TELKOM, serta sistem Helpdesk TELKOM Bandung untuk pengembangan di BISKOM UAD, Yogyakarta. Setelah kunjungan selesai, rombongan pun langsung bertolak pulang ke Yogyakarta dan tiba pada jumat subuh. (IHS)

Read more

Tahun 2011 ini kegiatan Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) secara umum diikuti oleh 3600 mahasiswa yang terdiri dari 3142 mahasiswa baru tahun 2011 dan 435 mahasiswa angkatan 2010 yang belum mengikuti P2K pada tahun lalu, dan 23 mahasiswa asing yang berasal dari Negara China sebanyak 18 mahasiswa, Negara Thailand 2 mahasiswa, dan Timor Leste 2 mahasiswa serta dari Belanda 1 mahasiswa.

Rangkaian acara P2K ini akan berlangsung 4 hari yang dimulai pada tanggal 12 September 2011 dan berakhir pada tanggal 15 september. Dalam kegiatan ini para mahasiswa peserta P2K akan menjalani serangkaian kegiatan berupa pengenalan kehidupan dan jati diri kampus beserta infrastruktur di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa baru dalam mengikuti aktivitas perkuliahan di masa yang akan datang.

Selain itu akan diselenggarakan stadium general dengan pembicara bapak Dr. Ichsanuddin Noorsy dengan tema “Dengan Semangat Kebangsaan Kita Ciptakan Generasi Mahasiswa yang Penuh Nilai”. Dengan pemberian materi tersebut diharapkan agar mahasiswa lebih meningkatkan wawasan kebangsaan terhadap bangsa Indonesia.

Kegiatan P2K juga akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa lama untuk menyampaikan materi kemahasiswaan yang akan dilaksanakan 12 s/d 14 September di masing-masing fakultas. Setelah itu di tempat yang sama, Gor Among Rogo Yogyakarta nanti juga akan diadakan pameran-pameran. Sebagai penutup acara, akan diadakan pentas seni yang dimeriahkan oleh band ternama Sheila On 7. (Sbwh)

Read more

Tahun 2011 peringkat universitas berbasis Q Stars kembali dirilis. Program QS Stars terdiri dari evaluasi yang berjalan selama 3 tahun dan memiliki basis cluster berdasarkan pendekatan rating (tanda bintang) hal ini memiliki keunggulan dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan bila menggunakan sistem berbasis rangking. QS APPLE melakukan evaluasi terhadap pencapaian performa perguruan tinggi Indonesia melalui 5 (lima) indikator capaian, seperti: Graduate Employability, Teaching Quality, lnfrastructure, lnternasionality, dan Engagement.

Penetapan “bintang” ditentukan berdasarkan nilai atau skor akhir dari seluruh indikator. Passing grade untuk “Bintang Satu” sampai “Bintang Lima”, makna bintang menurut Q Stars, dijelaskan di bawah ini.

One Star – A typical One Star university has established all the key components required to provide a quality service to its students and, in many cases, the foundations upon which to build a strong domestic reputation. A One Star institution will often have been established within the last twenty years and will be putting in place the leadership with ambition to develop quickly.

Two Stars – A typical Two Star university is active in research and has an established domestic reputation. The institution is a key part of its local community and will often have begun to consider international opportunities.

Three Stars – A typical Three Star university is nationally well recognised, and may have also begun to attract international recognition. This institution maintains a reputable level of research and its graduates are attractive to employers.

Four Stars – A typical Four Star university is highly international, demonstrating excellence in both research and teaching. The institution provides an excellent environment for students and faculty.

Five Stars– A typical Five Star institution is generally world-class in a broad range of areas, enjoys a high reputation and has cutting-edge facilities and internationally renowned research and teaching faculty.

Sumber: www.topuniversities.com

Read more

Bagi para akademisi yang berminat untuk menerima hibah, The Australia-Indonesia Institute membuka Hibah Grant untuk tahun 2012. Proposal yang disetujui akan didanai hingga $20,000. Penerimaan proposal ini dibuka mulai tanggal 29 Agustus – 12 September 2011. Proposal periode ini diutamakan untuk bidang Education Religion and Society Yout, Arts and Culture, Civil Society and Media, Science and Technology.

Berikut informasi yang dikutip dari DiktiGroup:

The Australia-Indonesia Institute
Expressions of interest — now open

This grant round, the AII is trialling a new process for grant applications involving a two stage online application process. The first stage will be to invite one-page Expressions of Interest from individuals and organisations interested in applying for a grant from the AII for projects that strengthen people-to-people links between Australia and Indonesia.

Selengkapnya silakan baca :
http://www.dfat.gov.au/aii/grant_download.html

Read more

Seorang pakar Muslim yang saat ini tergabung di De Nederlandse Raad voor Ifta (Dewan Fatwa Negeri Belanda), yaitu Prof. Dr. Sofjan Siregar, M.A. Beliau memberikan pandangannya terhadap metode penentuan awal bulan dan akhir bulan kalender Islam (Hijriyah). Pandangan beliau ini dirangkum oleh media online www.detiknews.com, kutipan artikelnya sebagai berikut. (@)

Den Haag – Hadits tentang rukyah tidak secara eksplisit melarang metode lain untuk menentukan bulan baru. Rukyah bukan ritual, oleh karena itu hendaknya rukyah tidak disakralkan.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA dari De Nederlandse Raad voor Ifta (Dewan Fatwa Negeri Belanda, red), dalam perbincangan melalui telepon dengan detikcom Den Haag, Senin malam atau Selasa (30/8/2011) WIB.

Penentuan bulan baru dalam Islam dapat ditempuh berdasarkan atas observasi hilal pada hari ke-29. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW:

“Berpuasalah kalian karena melihatnya dan akhiri puasa karena melihatnya.Sesungguhnya kami ini masyarakat buta huruf, tidak dapat menulis dan menghitung (ilmu perbintangan), jumlah hari- hari dalam sebulan adalah begini dan begini (sambil memberi isyarat dengan kedua tangannya), yakni kadang 29 dan kadang 30 hari. (HR. Bukhari III/25 dan Muslim III/124).

Pengamatan hilal merupakan satu-satunya metode di masa Nabi SAW untuk menentukan kapan orang seyogyanya memulai puasa atau Idul Fitri. Hadits ini tidak secara eksplisit melarang metode lain untuk menentukan bulan baru. 

Pada bagian akhir hadits tersebut Nabi SAW mengaitkan observasi hilal dengan buta huruf masyarakat di masa itu. Adalah sangat esensial untuk mengetahui bahwa rukyah adalah metode atau alat untuk menentukan kapan puasa dimulai dan diakhiri, namun tidak memiliki karakter ritual.

“Oleh sebab itu pelaksanaan rukyah tidak boleh diritualkan, apalagi disakralkan,” tegas Sofjan

Dijelaskan, Nabi SAW telah menetapkan illat atau alasan penggunaan metode rukyah hanya untuk masyarakatnya, sebab mereka saat itu buta huruf.

Sesuai kaidah fiqh Al hukmu yaduru maal illah wujudan wa adaman (keberlakuan suatu aturan atau hukum terkait dengan ada atau tidaknya alasan). Dalam hal tidak ada alasan, maka status yuridis aturan yang bersangkutan otomatis gugur.

Di masa Nabi SAW hilal hanya bisa ditentukan melalui rukyah. Sedangkan di masa kini dimungkinkan untuk menetapkan kapan bulan baru dengan akurasi tinggi.

“Memperhatikan ketelitian perhitungan astronomi saat ini, kita dapat mengetahui dengan eksak mengenai kapan konjungsi geosentris terjadi dan kapan eksistensi hilal,” terang Sofjan.

Konjungsi ini, Senin (29 Ramadan 1432 H) atau 29/8/2011 terjadi di pagi hari. Jadi ada peluang besar untuk melihat hilal pada tempat-tempat berbeda di seluruh dunia. Misalnya di Indonesia, ketinggian hilal kira-kira 2 derajat di atas ufuk (horizon). Itu berarti bahwa di negara-negara sebelah Barat Indonesia posisi hilallebih besar.

“Kalaupun hilal tidak terlihat, berdasarkan perhitungan itu kita meyakini bahwa hilal bulan Syawal telah muncul dan valid secara hukum. Artinya bahwa 1 Syawal bertepatan dengan 30 Agustus 2011,” demikian Sofjan.(es/es)

Read more