Cerpen tentang Mitos di Kampung Antarkan Mifta Jadi Juara
“Konon, di daerah saya di Sulawesi, ada suatu kepercayaan dari leluhur bahwa ada manusia suci yang keluar dari bambu. Dan dalam cerpen saya, ayah dari anak perempuan itu dibunuh karena dianggap menganut kepercayaan dari leluhur. Ia juga dianggap sebagai seseorang yang mengagungkan orang yang muncul dari bambu. Sementara di negara ini khususnya di Sulawesi, orang-orang dibatasi untuk menganut aliran kepercayaan tersebut,” jelas Miftah.
Cerpen “Air Mata Pembawa Pesan” yang diangkat dari cerita dan mitos di tanah kelahiran Miftahul Sidik ini, sukses menjuarai Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PSM PTM) tingkat nasional.
Saat menuliskan cerita dalam lomba yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 13−15 Agustus 2019 lalu, Mifta mengaku kesulitan. Sebab harus menyesuaikan dengan tema yang ditentukan panitia. Ditambah tempat menulis yang kurang menyenangkan yakni di dalam ruangan tertutup.
“Kesulitan dalam lomba kemarin hanya untuk menyesuaikan cerpen dan tema yang telah ditentukan. Terus ditambah tempat menulis yang kurang menyenangkan di dalam ruangan tertutup, berasa seperti ujian SBMPTN saja, jadi agak kesulitan saat menuangkan ide,” ungkapnya.
Pencapaian mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu, tidak lepas dari peran UAD yang memberikan mentor cerpenis andal yakni Sule Subaweh. (ASE)