Divisi Sains dan Teknologi (Saintek) PKM Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Divisi Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terdiri atas Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemasik), Statistika Ria dan Festival Sains (Satria Data), Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM), serta lain-lain. Saat ini, yang menjadi kepala divisi yaitu Hasan Darwan dari Program Studi (Prodi) Matematika. Ia menjelaskan beberapa program kerja yang sedang berlangsung.

“Perkembangan saintek untuk tahun ini sangat signifikan, terutama dalam hal kinerja pengurus dan prestasi pengurus. Dari total 6 pengurus, 3 di antaranya berprestasi dengan mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan 3 lainnya sedang menunggu hasil pengumuman akhir lolos pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). Selain itu, masih ada banyak prestasi kami lainnya,” ucap Hasan.

Menurutnya, yang menjadi tantangan untuk PKM Center Saintek adalah program kerja dari satu lomba ke lomba lainnya sangat beririsan, sehingga persiapannya harus segera dilakukan dan dilaksanakan. Mereka juga harus bisa membagi fokus mengerjakan untuk persiapan satu lomba dengan lomba lainnya.

Hasan menceritakan cara yang ia lakukan dalam mengoordinasi anggota. Kunci utama dalam menyelesaikan dan memutuskan suatu hal yaitu komunikasi. Ia membahas hal-hal penting dengan pengurus, seperti pembagian kerja tim dan mengingatkan pengurus untuk selalu memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada mahasiswa UAD.

Di PKM Center memang banyak suka dan dukanya. Ia dan anggotanya selalu meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk mempersiapkan peserta dalam berbagai perlombaan. Tidak jarang mereka menerima kritik dan saran dari mahasiswa karena pelayanan yang kurang maksimal dan hal-hal lain yang perlu ditingkatkan. Bahkan, mereka sering meninggalkan waktu tidur untuk terus memantau perkembangan tim mahasiswa.

“Semua pengalaman ketika bergabung dalam Divisi Saintek PKM Center UAD tidak akan pernah saya lupakan. Apalagi kalau melihat capaian yang didapat. Prestasi Saintek tahun ini mengalami peningkatan. Dalam program kerja LIDM, dari total 76 tim, 3 tim di antaranya lulus ke tahap final, padahal tahun sebelumnya hanya 1 tim saja yang lulus ke tahap final.”

Hasan menambahkan, “Pesan saya untuk adik-adik mahasiswa yang ingin bergabung ke dalam PKM Center UAD, jangan ikut organisasi atau komunitas selain PKM Center karena komunitas ini kalau sudah berjalan, program kerja yang ada hampir tidak bisa ditinggal dan harus siap dengan kerjaan dan kegiatan mendadak. Sebisa mungkin harus bijak dan profesional untuk menjalankan tugas sebagai PKM Center UAD.” (Rini)

uad.ac.id

Grant Proposal Writing Workshop FSBK UAD di Aula Islamic Center (Dok. Istimewa)

Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Grant Proposal Writing Workshop yang bertemakan “Getting Your Research Funded” pada Senin, 27 Mei 2024. Acara yang diikuti oleh para dosen FSBK ini berlangsung di Aula Islamic Center Kampus IV UAD.

Kegiatan ini menghadirkan seorang trainer dari Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Universitas Gadjah Mada, Dicky Sofjan, Ph.D. Tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk membantu para peserta dalam meningkatkan keterampilan dalam menulis proposal dana yang efektif.

Acara dibuka oleh Rizky Alida, S.S. selaku master of ceremony (MC), dilanjutkan dengan sambutan dari Wajiran, S.S., M.A., Ph.D. selaku Dekan FSBK. Wajiran berharap agenda workshop ini dapat meningkatkan motivasi serta memaksimalkan kinerja dosen-dosen FSBK dalam merancang proposal penelitian.

Terdapat lima sesi yang dilaksanakan dalam acara ini. Sesi-sesi tersebut meliputi Introduction: Journey of Self Discovery, Landscape of International Aid and Research Funding, Principles and Techniques of Effective Grant Proposal Writing, Coaching Clinic Drafting, Critiquing, and Improving Your Proposals, serta Takeaways and Next Steps.

Berbagai pengalaman Dicky Sofjan dalam menjalin hubungan dengan berbagai International Affairs, mulai dari Asia Tenggara hingga Amerika Serikat menarik perhatian para peserta. Pada kesempatan itu, Dicky turut membagikan beberapa tips penulisan proposal untuk menggaet minat berbagai organisasi serta agensi yang berpotensi mendukung pendanaan penelitian.

“Proposal yang baik adalah proposal yang mengandung inti argumentasi yang secara keseluruhan, mencakup poin utama dari penelitian tersebut,” jelas Dicky.

Sebelum acara ditutup, terdapat sesi coaching yang didampingi oleh trainer untuk membedah proposal penelitian peserta sehingga menjadi lebih baik dan sesuai dengan standar dengan harapan kemudian dapat menarik impresi para pemberi dana. (Lid)

uad.ac.id

PK IMM JPMIPA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan hand bouquet (Dok. Istimewa)

Di tengah banyaknya mahasiswa semester akhir yang meraih gelar, kehadiran di acara wisuda terasa lebih indah dan berarti dengan membawa sesuatu yang spesial. Menyadari hal tersebut, Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan (Ekowir) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pelatihan hand bouquet sebagai respons terhadap kebutuhan mahasiswa yang merayakan momen penting seperti wisuda atau momen penting lainnya. Selain itu, dengan mencoba berwirausaha buket juga menawarkan peluang bisnis yang menarik dengan permintaan yang banyak dan ruang kreativitas yang tak terbatas.

Tema “Mahasiswa Berkarya, Mahasiswa Berwirausaha” dalam kegiatan pelatihan hand bouquet mencerminkan semangat untuk menggabungkan kreativitas dengan semangat bisnis di kalangan mahasiswa. Pelatihan ini tidak hanya mengasah keterampilan untuk mengembangkan kreativitas, melainkan juga membuka peluang usaha. Fokus pembuatan buketnya adalah buket snack yang harganya murah dan terjangkau juga lebih dapat memberikan manfaat karena isinya dapat dimakan.

Pelatihan diadakan pada Sabtu, 25 Mei 2024 di Meeting Room Kampus IIB UAD. Kegiatan diikuti oleh 30 peserta baik dari internal IMM JPMIPA maupun eksternal. Hal yang menarik adalah kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh IMMawati saja, melainkan ada 10 IMMawan yang turut belajar di kegiatan ini.

Pembina IMM JPMIPA yaitu Hani Irawati, M.Pd. dalam sambutannya mengapresiasi bahwa kegiatan pelatihan ini sangat luar biasa karena banyak IMMawan yang bergabung. Di kehidupan sekarang ketika hedonisme sudah luar biasa tingginya, banyak sekali mahasiswa yang suka menjadi kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Sebagai mahasiswa apalagi sebagai kader persyarikatan harus mampu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari), mandiri secara finansial. Ia juga menyampaikan bahwa berwirausaha bisa dimulai dari hal-hal kecil, memulai dengan mengikuti kegiatan pelatihan hand buket seperti sekarang ini.

Turut hadir trainer dari internal Bidang Ekowir PK IMM JPMIPA, yaitu IMMawati Maulidira Rahmawati. Kepala Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PK IMM JPMIPA 2024/2025 itu merupakan kader yang sudah terbiasa membuat buket untuk hadiah keluarga atau temannya. Selain itu, IMMawati Dira juga mempunyai usaha katering makanan. Dalam pelatihan ini, ia mengawali dengan memberikan materi terkait buket. Dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu sesi membuat buket.

Peserta dibagi menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok berisi 4 kader. Setiap kelompok diberikan alat dan bahan yang sudah disiapkan oleh panitia. Kemudian dibimbing oleh IMMawati Dira dalam pembuatan buket snack-nya.

Peserta dibebaskan untuk berkreasi semaksimal mungkin, jadi tidak terpaku pada contoh kreasi yang diberikan oleh trainer. Hasil buket snack dari acara pelatihan ini akan dipasarkan melalui platform Instagram @jpmipa_shop yang merupakan media promosi produk dari bidang Ekowir dan kader IMM JPMIPA.

“Dengan mengusung tema tentang berkarya dan berwirausaha, diharapkan peserta pelatihan bisa menerapkan ilmu yang sudah disampaikan oleh pemateri dan peserta bisa tertarik untuk mencoba berwirausaha. Satu lagi pesan dari kami bidang Ekowir, jangan takut berwirausaha. Mulai ciptakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang,” ucap Elen Saputri, ketua panitia pelatihan sekaligus sekretaris bidang Ekowir. (doc)

uad.ac.id

Acara Kuliah Umum Program Studi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tsulusiyah)

Program Studi (Prodi) Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kuliah umum pada Rabu, 29 Mei 2024 yang dimulai pada pukul 08.30 WIB. Acara diadakan secara hybrid, yaitu bertempat di Amphitarium Lantai 9 Gedung Utama Kampus IV UAD dan via Zoom Meeting. Peserta kuliah umum terdiri atas seluruh mahasiswa aktif Ilmu Hadis UAD dan peserta yang hadir daring dari kalangan umum serta dari perguruan-perguruan tinggi lainnya.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD Dr. Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I., Ketua Program Studi (Kaprodi) Jannatul Husna, Ph.D., Sekretaris Program Studi (Sekprodi) Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., serta dosen-dosen Ilmu Hadis UAD. Pemateri kuliah umum yaitu Associate Prof. Dr. Faisal bin Ahmad Shah selaku sosen dan Associate Professor Department of Al-Qur’an and Hadith, Academy of Islamic Studies University Malaya.

Kaprodi Ilmu Hadis UAD menyampaikan, “Kuliah umum merupakan suatu tradisi di prodi kita, yang seharusnya diadakan sebelum memulai perkuliahan. Namun karena jadwal narasumber tidak memungkinkan, maka kita undur hingga terlaksana pada hari ini. Acara kuliah umum digelar hampir tiap semester dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri, utamanya dari perguruan tinggi mitra. Kami juga menghadirkan pembicara-pembicara yang memiliki kepakaran dalam ilmu hadis, hal ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dan ilmu baru. Kami juga telah menginisiasi program student mobility ke Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Trengganu, Malaysia. Program pertukaran itu dilaksanakan selama dua minggu dan berkredit SKS yang bertujuan untuk kemajuan mahasiswa.”

Dekan FAI UAD juga menyambut acara kuliah umum tersebut dengan sangat baik. “Prodi Ilmu Hadis itu sangat langka, terbukti dari semua Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) tampaknya hanya satu yakni di Ilmu Hadis UAD. Hal ini ibarat permata di tengah hutan. Kebanyakan PTMA membuka Prodi Pendidikan Agama, Bahasa, Hubungan Internasional, padahal Muhammadiyah selalu merujuk pada Al-Qur’an dan hadis. Maka dari itu, hari ini merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk kita semua, seakan memberikan recharge, insight, dan ilmu baru dari pakar hadis.”

Setelah itu, Nur Kholis selaku Wakil Rektor AIK UAD menyampaikan keresahannya terkait perkembangan ilmu hadis di Indonesia. “Banyak yang bergembira dengan perkembangan studi ilmu hadis di Indonesia, tetapi saya termasuk yang merasa kurang bahagia. Saya belum melihat teman-teman ilmu hadis khususnya UAD, mencoba melakukan kajian hadis dengan menyadari atas tantangan yang sangat dahsyat kecuali hanya skripsi dibuat supaya cepat lulus.”

Ia melanjutkan, “Di satu sisi bergembira karena lulus tepat waktu, tetapi idealisme keilmuan betul-betul mengalami kemunduran. Muhammadiyah membagi aspek ajaran agama menjadi empat, yaitu akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah. Kajian epistemologi Muhammadiyah di dalam memahami dua dasar dalil ajaran agama menggunakan epistemologi bayani, burhani, dan irfani.”

Sekelompok orang yang saat ini menghiasi media sosial, mengkaji dua dasar agama termasuk hadis Nabi dengan seakan-akan semua ajaran agama didekati dengan epistemologi bayani/tekstual. Contohnya perdebatan soal pengharaman musik. Muhammadiyah memasukannya pada muamalah duniawiyah, sehingga menggunakan pendekatan burhani berbasis pada konteks bukan teks.

Orang-orang ilmu hadis benar-benar tertidur pulas, tidak bangkit barang sedikit pun untuk merasa resah dengan hegemoni yang terjadi ini. Sekelompok orang yang menghegemoni masyarakat, memahami bahwa larangan musik setara dengan hadis-hadis akidah dan ibadah.

“Maka kita memiliki problem yang begitu besar, mari kita rebut wacana kajian hadis di Indonesia! Jangan hanya diserahkan kepada sekelompok orang saja, yang kemudian dengan pemahamannya akan menghegemoni seluruh dinamika pemahaman hadis di Indonesia,” tandas .

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi kuliah umum oleh Associate Prof. Dr. Faisal bin Ahmad Shah, dengan tema “Diskursus Hadis Kontemporer: Realitas dan Prospek Pengembangannya di Nusantara”. Bidang keahlian yang dimiliki beliau yaitu metode pemahaman hadis, takhrij hadis, dan tafsir hadis. Tak lupa, setelah penyampaian materi pun dibuka sesi diskusi. Kemudian, acara diakhiri dengan foto bersama tamu undangan dan seluruh peserta. (Lus)

uad.ac.id