• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Upayakan Pandak Hijau, Mahasiswa KKN UAD Gagas Program Bertanam

25/02/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa KKN UAD Bagikan Bibit Cabai di Samparan, Pandak, Bantul (Dok. Zaki)

Minggu, 16 Februari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit VII B2 mengadakan kegiatan penanaman dan pembagian bibit cabai di Padukuhan Samparan, Pandak, Bantul. Dengan tema “Bersama Menanam, Bersama Memanen: Cabai untuk Semua”, program ini bertujuan membantu masyarakat Samparan dalam aspek ekonomi dan lingkungan, terutama di tengah kenaikan harga bahan pokok seperti cabai.

Pelaksanaan kegiatan tersebut didampingi dan melalui arahan dosen pembimbing, Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom., dan berpusat di rumah Dukuh Samparan. Bibit cabai yang dibagikan merupakan jenis cabai setan, diperoleh dari usaha salah satu warga dukuh setempat. Pembagian bibit dilakukan secara bertahap, untuk RT 1 dan RT 2, pembagian dilakukan bersamaan dengan pertemuan rutin ibu-ibu di rumah Dukuh. Sementara untuk RT 3 dan RT 4, bibit diserahkan langsung ke rumah masing-masing warga.

Antusiasme warga sangat tinggi, terutama dari kalangan ibu-ibu yang bersemangat mengikuti kegiatan ini. Mereka berharap penanaman cabai tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengurangi pengeluaran rumah tangga. Selain itu, program ini diharapkan dapat menghijaukan lingkungan sekitar, menjadikan Padukuhan Samparan lebih asri dan produktif.

Program ini sejalan dengan inisiatif sebelumnya oleh mahasiswa KKN UAD yang mendorong pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya tanaman pangan, seperti yang dilakukan di beberapa Padukuhan Pandak, Bantul. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam berbagai program pertanian ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan lingkungan.

Dengan adanya program penanaman dan pembagian bibit cabai, diharapkan masyarakat Samparan dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan, serta menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-UAD-Bagikan-Bibit-Cabai-di-Samparan-Pandak-Bantul-Dok.-Zaki.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 11:50:362025-02-25 11:50:36Upayakan Pandak Hijau, Mahasiswa KKN UAD Gagas Program Bertanam

Skrining Tekanan Darah Gratis di Padukuhan Duwet Berlangsung Sukses

25/02/2025/in Terkini /by Ard

KKN UAD Gelar Skrining Tekanan Darah Gratis di Padukuhan Duwet (Dok. KKN UAD)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan kegiatan skrining kesehatan berupa pengecekan tekanan darah di Padukuhan Duwet, Rongkop, Gunungkidul. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini penyakit hipertensi pada masyarakat.

Skrining kesehatan dilakukan dengan pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensimeter dan wawancara untuk mengetahui faktor risiko hipertensi, seperti usia, jenis kelamin, serta riwayat keturunan. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 11, 17, dan 18 Februari 2025, dengan sistem kunjungan rumah ke rumah.

Sebanyak 50 warga, mulai dari usia dewasa hingga lansia, mendapatkan layanan pengecekan tekanan darah gratis. Tim mahasiswa KKN UAD yang terdiri atas 9 orang juga memberikan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan, mengontrol tekanan darah, dan mencegah hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari masyarakat, meskipun berisiko menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pengecekan tekanan darah secara rutin menjadi langkah penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong tindakan pencegahan yang tepat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, terutama terkait hipertensi. Kami berharap, dengan deteksi dini, masyarakat dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka,” ujar Luthfiyya Laili Ramadhani, koordinator kegiatan.

Kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari warga Padukuhan Duwet. Banyak warga yang antusias mengikuti pemeriksaan dan mendengarkan penyuluhan dari mahasiswa. Salah satu warga, Purwosumarto (76), menyampaikan rasa terima kasihnya. “Saya merasa sangat terbantu karena bisa cek tekanan darah secara gratis. Ternyata hasilnya normal, jadi saya merasa lebih tenang. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di desa kami,” ungkapnya.

Selain memberikan manfaat kesehatan, kegiatan ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa KKN UAD untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami lebih dalam kondisi kesehatan di wilayah tersebut.

Mahasiswa KKN UAD berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan yang bermanfaat selama masa pengabdian mereka. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit. (iyya/din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/KKN-UAD-Gelar-Skrining-Tekanan-Darah-Gratis-di-Padukuhan-Duwet-Dok.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 10:53:382025-02-25 10:53:38Skrining Tekanan Darah Gratis di Padukuhan Duwet Berlangsung Sukses

Sosialisasi dan Pelatihan Eco Enzyme Bersama KKN UAD

25/02/2025/in Terkini /by Ard

Sosialisasi dan Pelatihan Eco Enzyme oleh KKN UAD (Dok. KKN UAD)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan sosialisasi dan pelatihan eco enzyme bersama ibu-ibu PKK di rumah Kepala Dukuh Semaken III, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, pada Minggu, 16 Februari 2025. Mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unit IV.B.2.

Kegiatan ini diawali dengan pengenalan eco enzyme dan manfaatnya. Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi bahan organik seperti kulit buah, sayuran, gula merah, dan air. Proses fermentasi ini menggunakan mikroorganisme alami yang mengubah bahan organik menjadi enzim yang bermanfaat. Cairan tersebut kaya akan nutrisi dan baik untuk tanaman, tanah, serta lingkungan.

Penggunaan eco enzyme memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas tanah, menambah nutrisi bagi tanaman, serta meningkatkan keragaman mikroorganisme. Selain itu, eco enzyme dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan, sehingga mendorong pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi pencemaran tanah serta air.

Proses pembuatan eco enzyme dilakukan dengan bahan utama berupa limbah organik. Tahap awal dimulai dengan mencampurkan limbah organik dengan air rendaman beras dalam wadah tertutup, yang kemudian difermentasi selama kurang lebih satu bulan. Selama fermentasi, mikroorganisme bekerja mengurai bahan-bahan tersebut hingga menghasilkan cairan eco enzyme. Setelah proses selesai, cairan disaring untuk memisahkan bahan padatnya, sehingga eco enzyme siap digunakan.

“Sosialisasi eco enzyme ini sangat bermanfaat. Selain menjadi pupuk cair, eco enzyme juga dapat mengurangi limbah organik,” ujar Sri Wigati, salah satu peserta kegiatan.

Larutan eco enzyme dapat digunakan sebagai pupuk cair tanaman dengan perbandingan 1:10 hingga 1:20 (eco enzyme: air), lalu disiramkan ke tanaman atau tanah setiap 1‒2 minggu sekali. Selain itu, eco enzyme juga bisa digunakan untuk mengendalikan hama dengan mencampurkannya dengan air dan menyemprotkannya ke tanaman yang terinfeksi. Larutan ini dapat pula dicampurkan dengan kompos atau pupuk organik lainnya untuk meningkatkan kualitas tanah.

Ketua KKN UAD Unit IV.B.2, Rajendra, menyampaikan tujuan dari kegiatan ini. “Sosialisasi dan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan solusi pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah organik,” ungkapnya.

“Eco enzyme adalah solusi ramah lingkungan yang efektif sebagai pupuk cair dan pestisida alami. Dengan memanfaatkan limbah organik, eco enzyme dapat mendukung pertanian berkelanjutan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Sosialisasi yang tepat akan membantu masyarakat lebih memahami dan mengaplikasikan penggunaan eco enzyme dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Rajendra.

Kegiatan ini diakhiri dengan kuis interaktif yang berisi pertanyaan tentang keuntungan membuat eco enzyme dari limbah dapur. Peserta yang berhasil menjawab dengan benar mendapatkan media eco enzyme yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN UAD. (bgs/din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sosialisasi-dan-Pelatihan-Eco-Enzyme-oleh-KKN-UAD-Dok.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 10:35:582025-02-25 10:35:58Sosialisasi dan Pelatihan Eco Enzyme Bersama KKN UAD

Mahasiswa UAD Ajak Warga Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick Bernilai Ekonomi

25/02/2025/in Terkini /by Ard

KKN UAD Ajak Warga Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick (Dok. KKN UAD)

Saat ini sampah menjadi perhatian semua orang. Pengelolaannya yang baik akan menjadikan lingkungan jauh lebih sehat. Dengan memanfaatkannya menjadi bentuk lain pun ternyata dapat diupayakan. Hal inilah yang melatarbelakangi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit VIII.C.2 untuk mengadakan sosialisasi dan pelatihan ecobrick di Padukuhan Pedak, Kelurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, pada Minggu, 16 Februari 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pengolahan limbah plastik, mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan, serta meningkatkan nilai ekonominya. Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan para pemuda di Padukuhan Pedak.

Ecobrick merupakan teknik pengolahan limbah plastik dengan cara memasukkan plastik bekas ke dalam botol plastik hingga padat dan rapat, sehingga membentuk blok yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti material bangunan, furnitur, hingga karya seni.

Acara dibuka dengan sambutan dan sosialisasi oleh Gea Dwi Asmara, S.E., M.Ec.Dev. yang menjadi narasumber. Dalam penyampaiannya, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. “Ecobrick merupakan salah satu metode untuk meningkatkan nilai ekonomi sampah sekaligus solusi sederhana tetapi efektif dalam mengurangi volume sampah plastik dengan memanfaatkan limbah plastik bekas,” ujarnya.

Sosialisasi dimulai dengan pengenalan berbagai jenis sampah, identifikasi sumber utama penghasil sampah, serta dampak buruk sampah terhadap lingkungan. Selanjutnya, narasumber menjelaskan konsep ecobrick, manfaatnya bagi lingkungan, serta teknik pembuatannya yang benar. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti penjelasan yang disampaikan.

Setelah sesi sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan ecobrick secara langsung. Peserta diajak untuk memotong limbah plastik menjadi ukuran kecil, memasukkannya ke dalam botol plastik hingga padat dan keras, hingga menghasilkan ecobrick berkualitas. Para peserta bahkan berhasil mempraktikkan pembuatan ecobrick yang dapat digunakan untuk membuat kursi.

Warga Padukuhan Pedak menyambut positif program ini. Salah satu peserta pelatihan mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. “Saya baru tahu kalau sampah plastik bisa dimanfaatkan menjadi ecobrick. Biasanya, sampah plastik hanya saya kumpulkan untuk dijual atau diangkut petugas sampah. Pelatihan ini sangat bermanfaat karena sekarang saya bisa mengolah sampah plastik di rumah dengan lebih baik,” katanya.

Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa KKN UAD tidak hanya berkontribusi dalam pengelolaan sampah, tetapi juga memulai langkah menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan. Harapannya, kegiatan ini dapat terus berlanjut di berbagai wilayah sehingga semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. (Din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/KKN-UAD-Ajak-Warga-Olah-Sampah-Plastik-Jadi-Ecobrick-Dok.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 10:04:272025-02-25 10:04:27Mahasiswa UAD Ajak Warga Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick Bernilai Ekonomi

Sinergi KKN UAD Ajak Warga Ngasinan Kelola Sampah dengan Cerdas

25/02/2025/in Terkini /by Ard

Sinergi KKN UAD dan Warga Ngasinan Kelola Sampah (Dok. KKN UAD)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 138 Unit XIII.B.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Program Kerja Tematik di Desa Ngasinan, Kecamatan Gedangsari, Kelurahan Hargomulyo, Gunungkidul, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan mendukung keberlanjutan lingkungan dan perekonomian warga melalui pembentukan Bank Sampah Organik dan Anorganik, pembagian bibit tanaman, serta pelatihan pembuatan eco enzym.

Warga Desa Ngasinan antusias mengikuti sosialisasi dan praktik pembuatan eco enzym sebagai solusi pemanfaatan sampah organik. Eco enzym ini dapat diolah menjadi pupuk cair alami, sabun pembersih rumah tangga, serta pestisida alami. Selain itu, setiap RT (01, 02, 03, dan 04) menerima bantuan bank sampah untuk mengumpulkan botol plastik. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang, seperti plastik dan kertas, akan disetorkan kepada pengepul atau diproses menjadi barang kerajinan.

Muhammad Iqbal Sarif selaku ketua Unit XIII.B.3 KKN UAD mengungkapkan harapannya agar warga lebih memahami cara mengelola sampah dengan baik. “Melalui bank sampah ini, kami berharap warga dapat mengelola sampah dengan lebih baik, tidak hanya untuk kebersihan lingkungan tetapi juga sebagai peluang ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, mahasiswa KKN juga membagikan bibit tanaman kepada warga, meliputi bibit jengkol, sengon, dan jambu mete. Bibit-bibit ini dipilih karena memiliki manfaat ekologis dan ekonomis. Jengkol merupakan tanaman pangan dengan nilai jual tinggi, sengon dapat dimanfaatkan untuk industri kayu, sementara jambu mete kaya akan vitamin C dan bermanfaat bagi kesehatan.

Sumijo, warga RT 03, menyambut baik inisiatif ini. “Kami sangat senang dengan pembagian bibit ini. Selain bermanfaat untuk penghijauan, tanaman ini juga dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.

Dalam sesi pelatihan eco enzym, mahasiswa KKN mendemonstrasikan cara membuatnya dengan mencampurkan kulit buah, sayuran, gula merah, dan air di rumah Dukuh Ngasinan. Eco enzym ini dapat digunakan sebagai bahan pencuci piring, pembersih rumah tangga alami, dan pupuk organik.

“Eco enzym adalah alternatif yang baik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia serta lebih aman digunakan di rumah tangga dan pertanian,” kata Ghosza, salah satu mahasiswa KKN.

Warga RT 01 yakni Tari, turut mengapresiasi pelatihan ini. “Eco enzym ini sangat menarik! Selain mengurangi penggunaan bahan kimia, kami juga bisa memanfaatkan kulit buah yang biasanya dibuang. Ini solusi cerdas yang bisa diterapkan oleh seluruh warga,” ujarnya.

Dengan adanya program tematik tersebut, diharapkan Desa Ngasinan menjadi desa yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan mandiri dalam mengelola sampah serta memanfaatkan potensi alam. Program ini tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. (Din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sinergi-KKN-UAD-dan-Warga-Ngasinan-Kelola-Sampah-Dok.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 09:56:552025-02-25 09:56:55Sinergi KKN UAD Ajak Warga Ngasinan Kelola Sampah dengan Cerdas

GALA BISMA#5: HMPS BISMA UAD Sukses Gelar Closing Ceremony

25/02/2025/in Terkini /by Ard

Closing Ceremony GALA BISMA #5 (Dok. BISMA UAD)

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bisnis Jasa Makanan (BISMA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan acara puncak GALA BISMA#5 pada Rabu, 12 Februari 2025. Closing ceremony yang digelar di Auditorium Kampus II UAD ini mengangkat tema “Mengoptimalkan Potensi Ekonomi Melalui Pemberdayaan Budaya Lokal Bersama BISMA yang Penuh Prestasi”.

Ketua HMPS BISMA UAD, Puandira Caesha Naila Syaltha, mengatakan bahwa acara ini merupakan puncak dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan terakhir. “GALA BISMA#5 dirancang untuk mengasah kreativitas mahasiswa sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal,” ujarnya saat membuka acara.

Acara closing ceremony dimeriahkan dengan dua kegiatan utama yang menarik perhatian puluhan peserta. Pertama, Seminar Digital Marketing yang menghadirkan Silvia Agustriana, S.T.P., M.Sc. selaku pakar pemasaran digital yang telah berpengalaman menangani berbagai merek lokal. Dalam seminar tersebut, Silvia Agustriana berbagi strategi praktis tentang bagaimana memasarkan produk lokal menggunakan platform digital.

“Di era digital ini, kearifan lokal harus bisa dikemas dengan cara yang menarik dan disebarluaskan melalui medium yang tepat. Produk lokal kita memiliki keunikan yang bisa menjadi nilai jual di pasar global,” tegasnya di hadapan para peserta yang antusias mencatat setiap poinnya.

Acara kedua yang tidak kalah menarik adalah Grand Baking Demo yang menampilkan Chef Rose, seorang Technical Baker bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dalam demo tersebut, Chef Rose memperagakan pembuatan kue tradisional yang menggabungkan resep tradisional dengan teknik modern.

“Bahan-bahan lokal kita sangat kaya rasa dan memiliki karakter yang unik. Dengan teknik yang tepat, kita bisa menghasilkan produk bakery premium yang tidak kalah dengan produk impor,” jelas Chef Rose sambil mendemonstrasikan teknik pembuatan kue yang langsung dipraktikkan oleh peserta.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UAD, Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si., CIQnR. yang hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi atas kreativitas dan semangat mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan. “Ini adalah bentuk implementasi nyata dari apa yang dipelajari di kampus. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Selama acara berlangsung, panitia juga menggelar pameran produk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) BISMA yang menampilkan berbagai produk inovatif berbasis bahan lokal. Pameran ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu pemasaran yang telah dipelajari sekaligus membantu mendapatkan exposure lebih luas.

Acara ditutup dengan penampilan tarian manuk dadali dan pemotongan tumpeng, menegaskan tema acara tentang pemberdayaan budaya lokal dalam konteks ekonomi kontemporer. Seluruh peserta terlihat antusias mengikuti rangkaian acara hingga selesai, menandakan keberhasilan penyelenggaraan GALA BISMA#5.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai di sini, tetapi bisa menjadi awal dari lahirnya wirausahawan-wirausahawan muda yang peduli terhadap kearifan lokal,” tutup Ketua Program Studi BISMA. (Din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Closing-Ceremony-GALA-BISMA-5-Dok.-BISMA-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-25 09:45:182025-02-25 09:45:18GALA BISMA#5: HMPS BISMA UAD Sukses Gelar Closing Ceremony

Mahasiswa KKN UAD Berpartisipasi dalam Tradisi Nyadran di Makam Genen

24/02/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Berpartisipasi dalam Tradisi Nyadran di Makam Genen (Foto. KKN UAD)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit VI.B.3 turut serta dalam tradisi Nyadran di Makam Genen bersama warga setempat dan Kepala Dukuh Tegallurung, Bulu, Temanggung, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan selepas salat Jumat pada 14 Februari 2025, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus memperingati bulan Syakban menjelang bulan suci Ramadan.

Tradisi tahunan tersebut diawali dengan doa bersama di makam keluarga Genen yang dipimpin oleh tokoh masyarakat. Warga membawa makanan tradisional untuk didoakan bersama sebagai bentuk rasa syukur dan harapan atas keberkahan di bulan Ramadan. Setelah doa, makanan tersebut dibagikan kepada warga, menciptakan suasana penuh kebersamaan.

Mahasiswa KKN UAD aktif membantu dalam berbagai persiapan, mulai dari membersihkan makam hingga mendokumentasikan kegiatan. “Kami sangat senang bisa terlibat dalam tradisi ini. Selain belajar tentang budaya lokal, kami juga menjalin kedekatan dengan masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa KKN, Krisna Cakra Ningrat.

Kepala Dukuh Tegallurung, Felix Kris Alfian, mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKN. “Kehadiran mereka memberikan energi positif dan penting dalam melestarikan tradisi lokal,” ujarnya.

Kegiatan Nyadran ini diharapkan dapat memperkuat hubungan sosial antarwarga serta memperkenalkan tradisi lokal kepada generasi muda, termasuk mahasiswa KKN yang sedang bertugas di wilayah tersebut. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan tercipta kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kebersamaan dan menghormati leluhur, terutama menjelang bulan suci Ramadan yang penuh berkah. (Kris/din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Berpartisipasi-dalam-Tradisi-Nyadran-di-Makam-Genen-Foto.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-24 13:52:122025-02-24 13:52:12Mahasiswa KKN UAD Berpartisipasi dalam Tradisi Nyadran di Makam Genen

Mahasiswa UAD Gelar Pelatihan Public Speaking Berbasis Budaya Jawa

24/02/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Pelatihan Public Speaking Berbasis Budaya Jawa (Foto. KKN UAD)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode 138 Unit VIII.A.2 dengan VIII.A.3 bersama dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Patria Handung Jaya, S.Pd., M.A., mengadakan pelatihan berbicara di depan umum (public speaking) Jawa untuk generasi muda di Gedung Serbaguna Kelurahan Wijirejo, Bantul, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Pelatihan ini dihadiri oleh pemuda pemudi Karang Taruna Bajang dan Pandak, Lurah Wisnu Riyanto, A.Md., dan Dukuh setempat. Narasumber yang diundang untuk memberikan materi adalah Patria Handung Jaya, S.Pd., M.A. dan Wahono, S.Sn., M.Hum. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB

Acara tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa sekaligus mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum di kalangan generasi muda. Dibuka dengan sambutan oleh Faiz selaku ketua panitia, ia menegaskan pentingnya kemampuan berbicara di depan umum bagi generasi muda.

Sementara itu, Wisnu Riyanto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif kegiatan ini sebagai upaya mendukung perkembangan komunikasi publik dengan nuansa budaya Jawa. Selain itu, penyerahan sertifikat penghargaan diberikan kepada para narasumber oleh Dukuh Bajang dan Dukuh Pandak sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam pelatihan.

Materi pertama disampaikan oleh Patria Handung Jaya yang menjelaskan teknik dasar public speaking secara umum, termasuk cara mengatasi rasa cemas, membangun kepercayaan diri, serta menyampaikan pidato yang menarik. Selanjutnya, Wahono memberikan materi dengan pendekatan bahasa Jawa, yang menekankan pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam komunikasi publik agar lebih dekat dengan masyarakat.

Sesi tanya jawab menjadi kesempatan bagi peserta untuk menggali lebih dalam teknik berbicara yang efektif. Tidak hanya teori, peserta juga diberikan kesempatan untuk langsung mempraktikkan keterampilan mereka dengan berbicara di depan umum. Umpan balik dari para narasumber diberikan secara konstruktif agar peserta dapat meningkatkan performa mereka dalam berbicara di depan umum.

Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menumbuhkan keberanian bagi generasi muda untuk berbicara dengan percaya diri dalam berbagai kesempatan. Dengan semangat “Wani Ngomong, Wani Maju”, diharapkan budaya Jawa tetap lestari dan generasi muda semakin siap menghadapi tantangan komunikasi publik di era modern.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, menandai keberhasilan pelatihan yang inspiratif dan bermanfaat bagi para peserta. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak anak muda yang memiliki keberanian berbicara di depan umum dengan penuh percaya diri dan tetap menjunjung tinggi nilai budaya Jawa. (Mad/din)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Gelar-Pelatihan-Public-Speaking-Berbasis-Budaya-Jawa-Foto.-KKN-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-24 13:38:512025-02-24 13:38:51Mahasiswa UAD Gelar Pelatihan Public Speaking Berbasis Budaya Jawa

Mengapa Kita Tidak Merasakan Penderitaan Orang Lain dalam Falsafah Penciptaan dan Realitas Ketidakadilan?

24/02/2025/in Feature /by Ard

Penulis: Ilhamsyah Muhamad Nurdin (Mahasiswa Magister Psikologi UAD)

Falsafah penciptaan menegaskan bahwa manusia bukanlah individu yang terpisah dari yang lain, melainkan bagian dari komunitas tunggal di mana kebahagiaan seseorang seharusnya beresonansi dengan kebahagiaan orang lain. Begitu pula dengan penderitaan, luka satu manusia seharusnya dirasakan oleh manusia lainnya. Namun, realitas dunia hari ini menunjukkan bahwa prinsip ini telah terkikis. Ketidakadilan terjadi di mana-mana, dan yang melawan hanyalah mereka yang merasakan penderitaan tersebut, sementara yang tidak melawan adalah mereka yang tidak merasakan atau lebih buruk, memilih untuk tidak peduli. Bagaimana kita sampai pada titik ini? Apakah karena pemahaman kita tentang penciptaan manusia telah kabur?

Penciptaan sebagai Keterhubungan, Bukan Individualisme

Sejak awal, manusia diciptakan dalam kebersamaan. Tak ada manusia yang bisa hidup tanpa interaksi sosial. Dalam berbagai tradisi filsafat dan agama, manusia dianggap sebagai makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politikon—makhluk sosial yang secara alami mencari kehidupan bersama. Islam menegaskan konsep ini dalam berbagai ayat yang menyebut manusia sebagai khalifah di bumi, yang bertanggung jawab atas sesamanya. Namun, dalam dunia modern, kita justru semakin terisolasi dalam egoisme individual. Kapitalisme mengajarkan kita untuk mengejar kebahagiaan pribadi tanpa mempertimbangkan yang lain. Kita lebih fokus pada keuntungan sendiri, bahkan jika itu berarti menindas orang lain.

Ketidakadilan Hanya Dirasakan oleh yang Menderita

Ketidakadilan telah menjadi fenomena sistemik yang diterima sebagai bagian dari kehidupan. Orang miskin tetap miskin, sementara orang kaya semakin kaya. Yang tertindas tetap dalam penderitaan, sementara yang berkuasa terus menikmati hak istimewa mereka. Namun, yang lebih mengerikan dari ketidakadilan adalah kenyataan bahwa hanya mereka yang menderita yang benar-benar peduli. Orang-orang yang tidak mengalami penderitaan sering kali memilih diam atau bahkan mengabaikan realitas ini. Mereka tidak merasa perlu untuk bertindak karena merasa aman di zona nyaman mereka. Seolah-olah penderitaan orang lain bukanlah urusan mereka.

Mengapa ini terjadi? Jawabannya sederhana, empati telah dikikis oleh sistem yang kita jalani. Media membombardir kita dengan begitu banyak informasi sehingga tragedi dan ketidakadilan menjadi sekadar angka atau berita sesaat. Pendidikan lebih menekankan kesuksesan individu daripada kepedulian sosial. Masyarakat justru mendukung orang-orang yang “berhasil” tanpa mempertanyakan apakah kesuksesan mereka dibangun di atas penderitaan orang lain.

Kaburnya Pemahaman tentang Penciptaan

Berangkat dari pertanyaan mendasar tentang hakikat penciptaan manusia, kita perlu merenungkan kembali apakah selama ini kita telah keliru dalam memahaminya. Jika sejak awal diajarkan bahwa manusia adalah bagian dari satu komunitas besar, mengapa kita justru menjalani kehidupan dengan mentalitas yang terfokus pada diri sendiri? Pemahaman ini semakin kabur akibat beberapa faktor utama.

Sejak kecil, kita didorong untuk “menjadi yang terbaik”, “mengutamakan diri sendiri”, dan “mengejar impian pribadi”. Slogan-slogan ini sekilas tampak positif, tetapi dalam praktiknya membentuk mentalitas egoistik. Keberhasilan sering kali diartikan sebagai kemenangan atas orang lain, padahal sejatinya, kesuksesan yang hakiki lahir dari kemampuan membangun dan mengangkat sesama. Indoktrinasi individualisme semacam ini menjauhkan kita dari esensi kebersamaan yang seharusnya menjadi dasar dalam kehidupan sosial.

Di sisi lain, kita semakin kehilangan sensitivitas moral terhadap penderitaan orang lain. Dekadensi moral dan ketidakpedulian sosial membuat kita hanya peduli pada ketidakadilan yang langsung menyentuh diri sendiri. Kita menutup mata terhadap eksploitasi pekerja, ketimpangan ekonomi, dan kebrutalan sosial. Bahkan, ketidakadilan kerap dinormalisasi dengan dalih bahwa “hidup memang tidak adil”. Sikap apatis semacam ini semakin mengikis empati dan memperkuat jurang perbedaan dalam masyarakat.

Selain itu, nilai agama dan budaya yang sejatinya mengajarkan kebersamaan serta empati sering kali mengalami distorsi. Banyak yang menjalankan ritual keagamaan tanpa benar-benar memahami makna substantifnya. Beragama tetapi tetap menindas, berbudaya tetapi tetap egois—inilah paradoks yang terjadi. Falsafah penciptaan yang seharusnya membentuk perilaku sosial kita akhirnya hanya menjadi teori kosong tanpa implementasi nyata.

Jika kita terus membiarkan hal ini berlanjut, kita akan semakin terasing dari makna sejati keberadaan kita. Mungkin kini saatnya untuk kembali bertanya, bukan hanya tentang siapa kita, tetapi juga bagaimana seharusnya kita hidup sebagai bagian dari satu kesatuan yang lebih besar.

Kembali ke Falsafah Penciptaan

Jika kita ingin membangun dunia yang lebih adil, kita harus kembali ke prinsip dasar penciptaan manusia sebagai komunitas yang saling terhubung. Kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa hanya dinikmati oleh segelintir orang harus tumbuh dalam diri setiap individu. Ada keinginan kolektif yang perlu dibangun untuk berbagi kebahagiaan dan meringankan penderitaan sesama.

Salah satu langkah penting adalah mereformasi pendidikan agar tidak hanya berorientasi pada pencapaian individu semata. Sistem pendidikan harus menanamkan nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan solidaritas, menggantikan pola yang terlalu menekankan kompetisi. Dengan begitu, generasi mendatang akan tumbuh dengan kesadaran bahwa keberhasilan sejati adalah keberhasilan bersama.

Selain itu, empati perlu dihidupkan kembali sebagai landasan utama dalam kehidupan sosial. Kita harus membiasakan diri bertanya, “Bagaimana perasaan orang lain? Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?” daripada sekadar berfokus pada kepentingan pribadi. Sikap ini akan membangun hubungan yang lebih kuat antarindividu dan menciptakan lingkungan yang lebih peduli.

Akan tetapi, semua upaya ini tidak akan cukup tanpa tindakan nyata dalam melawan ketidakadilan. Ketidakadilan tidak akan hilang dengan sendirinya; perlu keberanian untuk menghadapi dan mengubahnya, baik melalui aksi langsung, edukasi, maupun pembangunan sistem yang lebih adil. Jika kita tidak merasakan penderitaan orang lain, bukan berarti kita harus menjauh, tetapi justru mencari cara untuk lebih memahami dan terlibat. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih berkeadilan dan penuh empati.

Sebagai penutup, falsafah penciptaan bukan sekadar teori, tetapi pedoman hidup yang seharusnya membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia. Ketidakadilan yang terjadi di mana-mana adalah bukti bahwa kita telah melupakan prinsip ini. Kita telah terbiasa hidup dalam ketidakpedulian, hanya bereaksi jika kita sendiri yang terkena dampaknya. Ini bukan hanya kebutaan moral, tetapi pengkhianatan terhadap hakikat penciptaan kita sebagai manusia.

Jika kita ingin mengubah dunia, kita harus mulai dengan mengubah cara kita memahami diri sendiri dan orang lain. Kita harus kembali pada pemahaman bahwa semua manusia adalah bagian dari komunitas yang sama—satu tubuh yang merasakan kebahagiaan bersama dan menderita bersama. Hanya dengan begitu, kita bisa membangun dunia yang lebih adil, di mana penderitaan satu orang menjadi keprihatinan bagi semua, dan kebahagiaan satu orang menjadi kebahagiaan bersama.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-Ilustrasi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-24 12:51:482025-02-24 12:51:48Mengapa Kita Tidak Merasakan Penderitaan Orang Lain dalam Falsafah Penciptaan dan Realitas Ketidakadilan?

Sambut Ramadan 1446 H, LPSI UAD Gelar Pengajian Bertema Unifikasi Iman dan Ilmu

24/02/2025/in Terkini /by Ard

LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pengajian dalam rangka menyongsong bulan suci Ramadan 1446 H (Dok. Humas UAD)

Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pengajian dalam rangka menyongsong bulan suci Ramadan 1446 H dengan tajuk “Ramadhan: Unifikasi Iman dan Ilmu”. Acara ini berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025, bertepatan dengan 22 Syakban 1446 H, bertempat di Masjid Islamic Center UAD dan juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD.

Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. selaku Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UAD beserta jajaran, Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, serta Ustaz Muhammad Rofiq Muzakkir, Lc., M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Selain itu, turut hadir para dekan, wakil dekan, kepala biro dan lembaga, kepala unit kerja di lingkungan UAD, serta dosen dan tenaga kependidikan UAD.

Dalam sambutannya, Nurcholis menyampaikan pentingnya kesiapan dalam menyambut Ramadan, baik secara fisik, mental, maupun keilmuan. “Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperdalam pemahaman agama agar lebih bermakna,” ujarnya.

Selanjutnya Muhammad Rofiq Muzakki menyampaikan materi tentang pentingnya unifikasi iman dan ilmu dalam Ramadan untuk menjadikan bulan suci ini sebagai sarana perubahan diri menuju kebaikan. Ia menekankan tiga aspek penting dalam menjalankan ibadah Ramadan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelestarian nilai-nilai kebaikan.

“Persiapan meliputi doa agar diberi kesehatan dan kekuatan, memperbanyak istighfar, serta memahami fikih puasa. Sedangkan dalam pelaksanaannya, ibadah harus dilakukan dengan kesungguhan dan penuh makna. Yang tidak kalah penting adalah menjaga konsistensi amal ibadah setelah Ramadan berakhir,” paparnya.

Ia juga mengulas hukum-hukum puasa berdasarkan Al-Qur’an dan hadis, termasuk golongan yang diberikan keringanan untuk tidak berpuasa serta kewajiban menggantinya dengan fidiah atau qada. Ia menambahkan bahwa Ramadan juga menjadi ajang untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Acara diakhiri dengan doa bersama, dilanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta sebagai bentuk kebersamaan dalam menyambut bulan suci Ramadan. Dengan adanya pengajian ini, diharapkan seluruh sivitas akademika UAD dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan lebih khusyuk dan penuh makna. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/LPSI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menyelenggarakan-pengajian-dalam-rangka-menyongsong-bulan-suci-Ramadan-1446-H-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-02-24 12:14:042025-02-24 12:14:04Sambut Ramadan 1446 H, LPSI UAD Gelar Pengajian Bertema Unifikasi Iman dan Ilmu
Page 65 of 302«‹6364656667›»

TERKINI

  • Dosen PBI UAD Lakukan Pengabdian Internasional, Dorong Inovasi Pembelajaran di Thailand22/06/2025
  • Fudgy Bliss Sukses Curi Perhatian di UAD FAIR 202522/06/2025
  • Dosen PBI UAD Ikuti Workshop Penulisan Artikel untuk Jurnal Internasional22/06/2025
  • HMPS PPKn UAD Gelar Webinar Nasional, Soroti Pancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis21/06/2025
  • Himakom UAD Adakan Pelatihan Public Speaking21/06/2025

PRESTASI

  • Ahmad Syaiful Hadi Raih Juara 1 Baca Puisi di Festival Kenduri Sastra #420/06/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Nilai Pancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis Menuju Masyarakat Berkemajuan21/06/2025
  • Speak with Impact, Bangun Kepercayaan Diri Mahasiswa21/06/2025
  • Upaya Sekolah Menyiapkan Generasi Kritis Menghadapi Dunia Luar melalui Pancasila21/06/2025
  • Bukan Desainer? Tidak Masalah!21/06/2025
  • Membumikan Opini, Menyalakan Literasi21/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top