• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

UAD Gelar Pengajian Syawalan 1446 H dan Pelepasan Jamaah Haji

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Pengajian Syawalan 1446 H dan Pelepasan Jamaah Haji (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Nuansa Syawal terasa hangat di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat Pengajian Syawalan dan Pelepasan Jamaah Haji 1446 H Keluarga Besar UAD digelar pada Rabu, 9 April 2025. Bertempat di Masjid Islamic Center UAD, kegiatan ini berlangsung khidmat sejak pukul 08.30 hingga 11.30 WIB, dan dihadiri oleh segenap sivitas akademika UAD. Kegiatan ini mengusung tema “Merajut Ukhuwah dalam Sinergi, Menguatkan Kampus Unggul Berkemajuan.”

Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Muhammad Hamdi, S.E., MBA. perwakilan sivitas akademika yang akan berangkat haji. Ia menyampaikan dalam sambutannya bahwa tahun ini UAD memberangkatkan 11 orang calon jamaah haji. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., mengajak seluruh peserta untuk terus menumbuhkan semangat kebersamaan, memperkuat keimanan, serta mengimplementasikan nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sambutannya, Rektor juga menyampaikan, “Momentum Idulfitri merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan maaf kepada orang lain. Suatu sikap yang memiliki dampak yang sangat dahsyat dalam menumbuhkan kasih sayang. Oleh karena itu, mari bangun sinergi agar UAD unggul dan berkemajuan dengan rasa kasih sayang. Kemajuan UAD bukan hanya di tangan pimpinan, tetapi sifatnya kolektif kolegial. Kemajuan UAD ada di tangan seluruh sivitas akademika.”

Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd. turut menambahkan, “Mari kita semua mengelola UAD dengan sebaik mungkin, menumbuhkan spirit kolektif kolegial sehingga bisa menjadi cerminan bagi perguruan tinggi yang lain.”

Hadir sebagai penceramah, dr. H. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S. selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang menyampaikan tausiah tentang dosa. Bahwa kita harus menjadi manusia yang saling memaafkan, ber-amar makruf nahi munkar dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam tausiahnya, ia juga menekankan nilai-nilai keikhlasan yang harus terus dijaga oleh setiap muslim, khususnya seluruh sivitas akademika. “Mari menjaga keteladanan yang baik untuk membangun generasi bangsa yang baik pula,” sambungnya.

Acara ini turut pula dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan organisasi kemahasiswaan UAD, di antaranya Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas, para Gubernur BEM Fakultas, para Ketua DPM Fakultas, para Ketua Organisasi Otonom (Ortom), para Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Fakultas, para Ketua UKM, para Ketua Komunitas, serta para Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Kehadiran mereka menambah kekhidmatan suasana dan mencerminkan semangat kolektif dalam membangun sinergi antara aspek spiritual dan kepemimpinan mahasiswa.

Suasana haru dan penuh doa menyelimuti momen syawalan saat para jamaah menerima ucapan selamat dan dukungan dari rekan-rekan kerja. Doa bersama dipanjatkan agar seluruh jamaah diberikan kelancaran, kesehatan, dan keselamatan dalam menjalankan ibadah di tanah suci.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi UAD untuk mempererat silaturahmi, menguatkan spiritualitas, serta meneguhkan semangat kolektif dalam membangun kampus yang unggul dan islami. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Gelar-Pengajian-Syawalan-1446-H-dan-Pelepasan-Jamaah-Haji-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 10:38:172025-04-10 10:38:17UAD Gelar Pengajian Syawalan 1446 H dan Pelepasan Jamaah Haji

Tadabur Surah Al-Zalzalah

06/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian subuh Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjalankan Kajian Subuh secara rutin di Masjid Islamic Center untuk memberikan pemahaman secara mendalam terkait surah di dalam Al-Qur’an. Hal ini diharapkan mampu membawa keberkahan serta menambah amalan kita semua di bulan Ramadan supaya berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala sebagai bekal kita di hadapan Allah Swt. nantinya. Kajian yang diadakan pada 18 Maret 2025 membicarakan terkait “Tadabur Surah Al-Zalzalah” dan dipaparkan oleh Ustaz Jihan Amrul Izzudin.

Rasulullah saw. bersabda dalam HR. Muslim yang artinya, “Ada seseorang di antara kalian yang hidupnya dipenuhi dengan amalan-amalan penghuni surga, sampai-sampai jarak antara dirinya dengan surga hanya berjarak satu hasta, tetapi takdir mendahului dia, di akhir kehidupannya dia melakukan amalan penghuni neraka, maka dia masuk ke dalam neraka. Begitu pula sebaliknya, ada seseorang di antara kalian itu yang hidupnya dipenuhi dengan amalan-amalan penghuni neraka, sampai-sampai jarak antara dirinya dengan neraka tinggal satu hasta, tapi di akhir dari kehidupannya dia melakukan amalan penghuni surga, maka dia masuk ke dalam surga.”

Makna yang tersirat dalam hadis tersebut ialah agar kita berdoa memohon kepada Allah Swt. semoga selalu diberi istikamah dan diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah. Makna tersebut sangat berkesinambungan dengan tema Kajian Subuh 18 Ramadan 1446 H yakni Tadabur Surah Al-Zalzalah yang membicarakan tentang hari kiamat.

Ustaz Jihan menyatakan pada ayat 1 sampai ayat 3 dalam Surah Al-Zalzalah memiliki makna bahwa kita harus yakin dan mengimani hari akhir itu memang benar adanya. Kita juga harus bermuhasabah terkait dengan apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi hari esok, apakah perbuatan baik atau justru keburukan kita yang ternyata masih lebih banyak dari kebaikan kita. Maka pergunakanlah bulan Ramadan ini untuk meminta ampun kepada Allah Swt. agar terhindar dari api neraka.

Pembahasan selanjutnya pada ayat 4 sampai ayat 5 diartikan bahwa bumi akan bersaksi atas semua yang kita lakukan, baik perbuatan baik atau buruk. Untuk itulah jangan lupa tebar perbuatan baik seperti saat kita setelah salat fardu lalu ingin melaksanakan salat sunnah, dianjurkan untuk pindah tempat, supaya banyak bekas tempat kita dalam bersujud. Tempat, baju, barang yang kita miliki nantinya akan menjadi saksi di hadapan Allah Swt. atas hal yang sudah kita perbuat di muka bumi ini.

Di akhir kajian, Ustaz Jihan menjelaskan, pada ayat 6 hingga 8 bermakna bahwa semua yang kita lakukan di dunia ini, perbuatan baik ataupun perbuatan buruk, kecil ataupun besar, semuanya Allah Swt. lihat dan pasti terdapat balasan serta ganjaran atas perbuatan tersebut. Pergunakanlah akal dan jiwa kita untuk tidak meremehkan sekecil apa pun perbuatan yang kita lakukan, entah itu baik atau buruk. (salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-subuh-Masjid-Islamic-Center-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-06 20:33:522025-04-06 20:33:52Tadabur Surah Al-Zalzalah

Unifikasi Gaya Bahasa Al-Qur’an

06/04/2025/in Terkini /by Ard

Pengajian di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Faiq)

Pengajian Buka Puasa di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Rabu, 19 Maret 2025, menghadirkan Ustaz Muhammad Zakaria Darlin, Lc., M.A., Ph.D. sebagai penceramah. Ia merupakan dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UAD, yang pada kesempatan tersebut menyampaikan materi “Unifikasi Gaya Bahasa Al-Qur’an”.

Ustaz Zakaria membuka ceramahnya dengan mengingatkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setia muslim. Selanjutnya, barulah ia membahas mengenai materi pokok yakni unifikasi. Unifikasi merupakan bahasa hukum yang berasal dari kata united yang artinya penyatuan. Maka, unifikasi gaya bahasa Al-Qur’an dapat dimaknai secara istilah yaitu menyatukan teknologi, ilmu pengetahuan, dan realitas dalam masyarakat dengan Al-Qur’an. Hal inilah juga yang merupakan tujuan Muhammadiyah dalam unifikasi gaya bahasa Al-Qur’an sehingga ketika membaca Al-Qur’an tidak keluar dari realitas yang ada.

Lebih lanjut Ustaz Zakaria menyampaikan bahwa gaya bahasa yang ada dalam Al-Qur’an tidak bisa diubah-ubah karena setiap kata dan susunan dalam Al-Qur’an sudah ada makna rahasia retorikanya. Seperti lafaz basmalah di mana letak Ar-Rahman dan Ar-Rahim tidak dapat dipindah maupun dihilangkan. Hal ini karena Ar-Rahman bermakna rasa kasih Allah kepada seluruh makhluk-Nya baik yang beriman maupun tidak. Sedangkan Ar-Rahim merupakan tambahan dari Ar-Rahim yang diberikan berupa kasih sayang khusus kepada hamba-Nya yang beriman.

Ustaz Zakaria juga menjelaskan bahwa menurut pemikiran Muhammadiyah, untuk membentuk negara yang ideal diperlukan integrasi antara ilmu pengetahuan dan teknologi, serta realitas masyarakat dengan Al-Qur’an. Dalam konteks ini akidah dianggap sebagai ruh unifikasi ilmu sehingga Muhammadiyah memandang bahwa umat Islam dapat mewujudkannya secara bersama-sama.

Menurutnya, keselarasan antara lafaz dan makna dalam Al-Qur’an sangatlah solid. Setiap kata yang digunakan dalam Al-Qur’an tidak hanya indah secara fonetis, tetapi juga memiliki kedalaman makna yang harmonis. Setiap kata dipilih dengan ketelitian yang luar biasa sehingga dapat menyampaikan pesan yang tepat. Inilah yang membuat setiap susunan katanya tidak dapat diubah karena dapat mengubah jauh maknanya.

Di akhir ceramahnya, Ustaz Zakaria berpesan agar kita selalu bertakwa kepada Allah. Sebab dengan demikian Allah akan memberi solusi pada setiap masalah dari arah yang tak diduga. Kita juga akan diberi rezeki oleh Allah dari yang tidak disangka-sangka. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-di-Masjid-Islamic-Center-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-06 20:22:472025-04-06 20:22:47Unifikasi Gaya Bahasa Al-Qur’an

Sosialisasi NUDC dan KDMI 2025

05/04/2025/in Terkini /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Sosialisasikan NUDC dan KDMI 2025 (Foto. Ika)

Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar sosialisasi persiapan National University Debating Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025 pada Kamis, 20 Maret 2025. Sosialisasi ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom serta dapat diakses melalui live streaming YouTube akun Bimawa UAD Jogja. Acara diikuti baik dari pihak mahasiswa maupun dosen masing-masing program studi (prodi) dan fakultas UAD.

Sosialisasi NUDC dan KDMI merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman, motivasi, serta persiapan bagi mahasiswa UAD dalam menghadapi NUDC dan KDMI tingkat wilayah maupun nasional. Diperlukan kemampuan berbicara, berpikir kritis, dan berargumentasi yang baik dalam perlombaan NUDC dan KDMI. Keduanya merupakan kompetisi debat terbesar di Indonesia yang diadakan oleh pemerintah.

Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan laporan Presiden Debating Community (Deco) dan sambutan Pembina Deco UAD. Dalam sambutannya, Pembina Deco UAD mengungkapkan bahwa seleksi internal NUDC dan KDMI 2025 terbuka untuk seluruh mahasiswa UAD. “Kami dari tingkat universitas merasa bahwa perlu sekali untuk memilih perwakilan yang benar-benar terbaik dari UAD, sehingga kami mencoba untuk membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa. Kami sangat memohon bantuan dari Bapak dan Ibu sekalian untuk memilih dan menginformasikan kepada putra-putri terbaik dari masing-masing prodi dan fakultas untuk mendaftarkan diri sebagai calon peserta atau perwakilan UAD untuk mengikuti kompetisi.”

Sambutan dilanjutkan oleh Kepala Bimawa dan foto bersama seluruh peserta sosialisasi. Kemudian memasuki acara inti yaitu sosialisasi NUDC dan KDMI 2025. Bahasa yang digunakan untuk NUDC adalah bahasa Inggris sedangkan KDMI menggunakan bahasa Indonesia. Sistem debat yang digunakan pada NUDC dan KDMI 2025 adalah sistem British Parliamentary yang mana setiap tim terdiri atas dua pendebat. Seleksi wilayah NUDC dan KDMI 2025 dilaksanakan secara daring dan untuk lomba nasional akan menyesuaikan dengan tuan rumah.

Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi teknis dan lini masa internal delegasi NUDC serta KDMI UAD 2025. Pendaftaran seleksi internal delegasi dibuka pada 20 Maret–5 April 2025 via google form. Prodi diminta mengirimkan dua mahasiswa dalam satu tim, yang kemudian akan dimintai Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) sebagai bukti keaktifan mahasiswa. Sementara itu, technical meeting dilaksanakan pada 10 April, serta seleksi internal akan dilaksanakan pada 12 April. (Jun)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Sosialisasikan-NUDC-dan-KDMI-2025-Foto.-Ika.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-05 07:12:422025-04-05 07:12:42Sosialisasi NUDC dan KDMI 2025

Tanya Jawab: Dinamika Perempuan Berkemajuan Menghadapi Ketimpangan Sosial

05/04/2025/in Terkini /by Ard

Pengajian Ramadan 1446 H PWA DIY di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi saksi berlangsungnya sesi terakhir diskusi bertajuk “Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial”. Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) pada Minggu, 16 Maret 2025, yang menghadirkan Prof. Siti Syamsiatun, Ph.D. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah sebagai pemateri utama, ditemani dengan Hafizhotu Diyanah, S.S.T. selaku moderator.

Sesi tanya jawab menjadi bagian yang menarik dalam pengajian ini. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah, “Bagaimana kita bisa memviralkan dakwah kita di dunia maya? Bagaimana hukumnya kita ketika menjadikan situs-situs di luar Muhammadiyah sebagai referensi, karena terkadang kita kesulitan menemukan hadis yang autentik di situs Muhammadiyah?”

Prof. Siti Syamsiatun menanggapi dengan menjelaskan bahwa penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan jamaah. Ia juga menekankan bahwa Muhammadiyah telah menyiapkan platform digital yang berisi referensi resmi, termasuk keputusan-keputusan dan pedoman dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, yang dapat diakses oleh jamaah.

“Kalau jamaah kita usianya sudah lanjut, ya tidak perlu diajari digital. Namun kalau ibu-ibu muda, ini perlu, karena mereka akan berhadapan dengan anak-anak yang sejak lahir sudah akrab dengan gadget,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, seorang peserta bertanya, “Saat ini banyak ranah sosial yang perlu kita introspeksi, tetapi juga terdapat keterbatasan sehingga perlu kolaborasi dengan semua pihak. Apa yang bisa kita lakukan sehingga majelis kita bisa optimal?”

Menanggapi hal tersebut, Prof. Siti menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak. Ia juga menyarankan kolaborasi dengan majelis tablig dalam menghadirkan penceramah yang sesuai dengan kebutuhan jamaah.

“Kita bisa bantu dalam penelitian, misalnya dengan mendokumentasikan perubahan dari dulu hingga kini, bagaimana ‘Aisyiyah berhasil memberdayakan perempuan,” jelasnya.

Berakhirnya sesi tanya jawab menutup pengajian dengan penuh antusiasme dari para peserta. Diskusi yang berlangsung tidak hanya membuka wawasan tentang peran perempuan dalam menghadapi ketimpangan sosial, tetapi juga memberikan pemahaman praktis mengenai strategi dakwah di era digital. Dengan adanya pemaparan solusi dan kolaborasi yang ditawarkan, diharapkan para peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan kontribusi mereka dalam dakwah dan pemberdayaan masyarakat. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-1446-H-PWA-DIY-di-Amphitarium-Kampus-IV-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-05 07:04:282025-04-05 07:04:28Tanya Jawab: Dinamika Perempuan Berkemajuan Menghadapi Ketimpangan Sosial

Transformasi Diri Menuju Insan yang Bertakwa

05/04/2025/in Terkini /by Ard

Khutbah Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. (Foto. Lusi)

Dalam khutbah Jumat 6 Maret 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, menyampaikan pentingnya menjadikan Ramadan sebagai momentum transformasi diri menuju insan yang bertakwa.

Ia mengawali khutbah dengan mengimbau para jamaah untuk senantiasa memperbarui ketakwaan kepada Allah Swt. Mengutip kitab Minhaju Sawi, ia menyampaikan bahwa takwa sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib ra. memiliki beberapa komponen utama. Pertama, menanamkan rasa takut kepada Allah Swt. Kedua, selalu beramal sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan sunnah. Ketiga, menjauhi larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya. Keempat, memiliki visi hidup yang tidak hanya terfokus pada dunia yang fana, tetapi juga kehidupan akhirat. Kelima, rida terhadap segala ketetapan Allah Swt.

Dalam Bustanul Waidzin disebutkan bahwa Ramadan dinamakan sebagai bulan yang membakar kesalahan dan dosa, sehingga umat Islam dianjurkan untuk banyak memohon ampunan. Ramadan juga dikenal dengan berbagai sebutan, antara lain syahru siyam, karena di dalamnya diwajibkan berpuasa; syahru qiyam, karena malam-malamnya dihidupkan dengan salat tarawih; syahru tarbiyah, karena mengajarkan disiplin, empati, dan kejujuran; syahru juud, karena umat Islam menyambut dan menjalani Ramadan dengan penuh kesungguhan; syahru maghfirah, sebagai bulan penuh ampunan; syahru sadaqah, karena menjadi momen terbaik untuk bersedekah. Selain itu juga syahru barakah, karena dipenuhi keberkahan; syahru qur’an, karena di bulan ini Al-Qur’an diturunkan. Berbagai keutamaan tersebut menjadikan Ramadan sebagai sayyidus syuhur atau tuannya bulan-bulan lainnya.

Selain dimensi spiritual, puasa juga memberikan manfaat kesehatan. Ilmuwan Jepang meneliti bahwa proses detoksifikasi dalam tubuh terjadi secara alami saat seseorang berpuasa. Enam jam setelah sahur, energi dari makanan mulai habis, dan tubuh mulai melakukan autophagy, yaitu proses mendaur ulang sel-sel yang rusak menjadi energi baru. Lima jam berikutnya, hasil dari proses ini didistribusikan ke sel-sel yang membutuhkan, sehingga tubuh menjadi lebih sehat.

Allah Swt. menegaskan dalam Surah Al-Anfal ayat 29 bahwa puasa dapat menjadi sarana transformasi diri menuju ketakwaan. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa orang yang bertakwa akan diberi kemampuan distingtif oleh Allah Swt., yaitu memiliki bashirah (cahaya dalam hati) untuk membedakan antara yang bermanfaat dan sia-sia; menyadari potensi diri dan mengarahkannya ke jalan kebaikan; merencanakan perubahan diri agar kehidupan di masa mendatang lebih baik; dan mampu memproyeksikan masa depan dengan persiapan yang matang di masa kini.

Sebagai penutup, Dr. M. Ikhwan Ahada mengajak jamaah untuk menjadikan Ramadan sebagai kesempatan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan agar menjadi insan yang bertakwa. “Mudah-mudahan puasa tahun ini Allah antarkan kita semua menjadi orang-orang mutakin,” tutupnya. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Dr.-M.-Ikhwan-Ahada-M.A.-Foto.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-05 06:53:532025-04-05 06:53:53Transformasi Diri Menuju Insan yang Bertakwa

Tadabur Surah An-Nashr

04/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian Subuh Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertajuk tadabur Surah An-Nashr (Foto. Salsya)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah menjalankan Kajian Subuh pada 6 Maret 2025 yang dipaparkan oleh Ustaz Badru Tamam, S.Ag. dengan tema “Tadabur Surah An-Nashr” agar kita semua mendapatkan pertolongan dari Allah Swt. serta selalu memuji serta bertaubat kepada Allah Swt. secara ikhlas.

Surah An-Nashr disebut juga Surah At-Taudi’ atau surah perpisahan yang termasuk surah Madaniyah, yaitu diturunkan Ketika Nabi Muhammad saw. telah hijrah dari Makkah ke Madinah. Surah An-Nashr diturunkan ketika Nabi Muhammad saw. melaksanakan haji wada, dan Allah Swt. menurunkan sebuah firman yang kemudian setelah 80 hari firman tersebut turun, Nabi Muhammad Swt. meninggal dunia. Surah An-Nashr pun dikatakan pula sebagai penanda bahwa ajal Nabi Muhammad saw. sudah semakin dekat.

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy mengatakan bahwa surah yang mulia ini terdapat kabar gembira dan perintah kepada Nabi Muhammad saw. Kabar gembiranya adalah Allah memberikan pertolongan kepada Nabi Muhammad saw. dan umat Islam sehingga bisa menaklukkan Kota Makkah dan banyak orang yang berbondong-bondong masuk ke agama Allah Swt. Bahkan orang-orang yang awalnya menentang ajaran tersebut pun setelah memasuki Islam langsung menjadi pembela agama Allah Swt.

Kemudian perintah yang Allah Swt. datangkan kepada Nabi Muhammad saw. ialah agar beliau senantiasa mensyukuri atas nikmat yang Allah Swt. berikan dengan cara memuji dan memohon ampun kepada Allah Swt.

Tadabur Surah An-Nashr dijelaskan oleh Ustaz Badru, bahwasanya sesungguhnya Allah Swt. telah menolong Nabi Muhammad saw. dalam menghadapi musuh-musuhnya sehingga Nabi bisa menaklukkan bangsa Arab termasuk suku Quraisy dan suku lainnya. Lalu, dari pertolongan tersebut umat Islam bisa menaklukkan Kota Makkah yang di mana kaum bangsa Arab mengatakan jika Nabi Muhammad saw. mampu menaklukkan Kota Makkah maka ia termasuk golongan orang yang benar atas dasar pertolongan dari Allah Swt.

Kesimpulannya adalah Surah An-Nashr menunjukkan akan pertanda perpisahan antara Nabi dengan umatnya dan surah tersebut merupakan kabar gembira untuk umat Islam karena Allah Swt. menolong Nabi dan menaklukkan Kota Makkah, serta umat Islam bisa berbondong-bondong memasuki agama Islam dengan terus memuji dan memohon ampun kepada Allah Swt. (salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Subuh-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bertajuk-tadabur-Surah-An-Nashr-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-04 23:22:032025-04-04 23:22:03Tadabur Surah An-Nashr

Keistimewaan Nuzululqur’an

03/04/2025/in Terkini /by Ard

Tablig Akbar memperingati Nuzululqur’an di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ito)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Tablig Akbar dalam rangka memperingati Nuzululqur’an pada Senin, 17 Ramadan 1446 H atau bertepatan dengan 17 Maret 2025 M. Acara yang berlangsung khidmat ini menghadirkan Syekh Dr. Ahmed Abdel Halim Khattab, anggota Lembaga Fatwa Mesir Dar El-Ifta, sebagai pemateri utama.

Dalam tausiahnya, Syekh Ahmed Abdel Halim Khattab menjelaskan makna turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Ia mengulas bahwa bulan Ramadan menjadi bulan istimewa karena di dalamnya terdapat peristiwa Nuzululqur’an, sebagaimana Allah firmankan dalam Surah Al-Baqarah dan Surah Al-Qadr. Malam turunnya Al-Qur’an, yaitu lailatulkadar, disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, ia mengajak jamaah untuk memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya, terutama di sepuluh malam terakhir untuk meraih keberkahan malam lailatulkadar. Ia juga mengingatkan bahwa tanda-tanda lailatulkadar tidak disebutkan secara gamblang dalam Al-Qur’an, tetapi ada beberapa ciri yang bisa dikenali. 

“Pada malam itu, cuaca cenderung sejuk, tidak terlalu panas maupun dingin, serta cahaya bulan tampak lebih redup dari biasanya. Selain itu, suasana terasa lebih tenang, ayam lebih sering berkokok, dan suara anjing menggonggong lebih sedikit,” jelasnya. 

Ia juga menambahkan bahwa salah satu tanda spiritual dari malam istimewa ini adalah hati yang terasa damai dan air mata yang mengalir dengan sendirinya saat beribadah. Selain membahas keutamaan lailatulkadar, Syekh Ahmed juga menyoroti pentingnya menjaga ibadah secara konsisten. Ia mengingatkan agar setelah Ramadan, umat Islam tetap melanjutkan kebiasaan ibadah dengan bertahap, tidak langsung membebani diri dengan amalan berat. 

“Jangan memaksakan diri langsung melakukan banyak ibadah hingga akhirnya merasa lelah dan meninggalkannya. Mulailah dari yang ringan, seperti puasa Senin dulu, lalu bertahap ke ibadah lainnya. Begitu pula dengan salat tahajud, cukup dua rakaat terlebih dahulu hingga nanti tumbuh sendiri kecintaan kita kepada ibadah,” ujarnya.

Menutup tausiahnya, Syekh Ahmed berpesan agar umat Islam senantiasa menghidupkan Ramadan dengan amalan yang penuh makna, termasuk memperbanyak doa. Ia menganjurkan tiga doa utama yang perlu dilazimkan di sepuluh malam terakhir, yaitu doa meminta kemudahan dalam berzikir dan beribadah, doa memohon kebaikan dunia dan akhirat, serta doa agar diampuni oleh Allah. Acara kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab dan doa bersama, dengan harapan semoga seluruh jamaah mendapatkan keberkahan Ramadan dan kesempatan untuk meraih lailatulkadar. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tablig-Akbar-memperingati-Nuzululquran-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ito.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-03 08:17:472025-04-03 08:17:47Keistimewaan Nuzululqur’an

Tadabur Surah Al-Kafirun

03/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian Subuh RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 1446 H Tadabur Surah Al-Kafirun (Foto. Salsya)

Kajian Subuh secara rutin yang telah dilaksanakan pada 7 Maret 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan tema “Tadabur Surah Al-Kafirun” disampaikan oleh Ustaz M. Syahdan Ardiansyah berjalan dengan lancar. Kajian tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman agar kita terhindar dari golongan orang-orang yang kafir serta menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Surah Al-Kafirun memiliki beberapa poin yang cukup penting sehingga perlu dipahami dengan saksama. Pertama, surah tersebut diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. di Makkah dan tergolong menjadi surah Makkiyah. Surah Al-Kafirun turun tatkala para tokoh kafir Quraisy menawarkan diri kepada Nabi Muhammad saw. akan menyembah Allah Swt. selama satu tahun dengan syarat bahwa Nabi Muhammad saw. pun harus menyembah Tuhan yang mereka sembah selama satu tahun. Sebab itulah Surah Al-Kafirun diturunkan agar membantu Nabi Muhammad saw. dalam menjawab penawaran dari kafir Quraisy.

Keutamaan dalam Surah Al-Kafirun salah satunya ialah akan terbebas dari kesyirikan. Pesan inti dari surah tersebut yakni membahas secara khusus tentang mengesakan Allah Swt. dalam ibadah dan melepaskan diri dalam segala bentuk kesyirikan. Lalu, mampu memisahkan antara syirik dan iman, serta bagaimana seorang mukmin untuk tidak mengikuti perkataan dan perbuatan orang-orang yang melakukan perbuatan syirik.

Ustaz Syahdan juga menyampaikan bahwa nilai dan tadabur dari Surah Al-Kafirun yakni untuk mengajarkan kita tentang bagaimana Allah Swt. mendikte Nabi Muhammad saw. dalam menjawab penawaran orang kafir Quraisy, kemudian menyatakan dengan terang-terangan bahwa kita melepas diri dari kesyirikan. Kemudian, kita juga harus senantiasa berhati-hati terhadap penawaran dan janji-janji kaum kafir Quraisy kepada kaum muslim dalam hal agama. Khususnya karena hal ini misi dari agama mereka yang batil, serta menyatakan secara terangan-terangan bahwa agama Islam terpisah dari agama lain yang mengandung kesyirikan.

Hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari golongan orang-orang yang kafir adalah dengan berusaha sebaik mungkin dalam menerima kebenaran dan menepis tuduhan pembenci Islam dengan dalil Al-Qur’an, dan melepaskan diri dari bentuk kesyirikan serta penganutnya. Kemudian tidak menerima penawaran dalam hal agama ataupun akidah dari orang-orang kafir Quraisy. Terakhir, menolak anggapan persamaan atau kemiripan antara agama Islam dengan agama yang lain karena itu merupakan anggapan batil secara syariat yang tidak akan sesuai dengan logika dan fakta. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Subuh-RDK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-1446-H-Tadabur-Surah-Al-Kafirun-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-03 08:02:262025-04-03 08:02:26Tadabur Surah Al-Kafirun

Profil Orang Beriman dan Berakal dalam Islam

03/04/2025/in Feature /by Ard

Ceramah Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Qaem Aulasyahied, S.Th.I, M.Ag. (Foto. Tsulusiyah)

Dalam Kajian Menjelang Berbuka pada 6 Maret 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Qaem Aulasyahied, S.Th.I, M.Ag. yang merupakan Sekretaris Program Studi Ilmu Hadis UAD sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyampaikan materi tentang profil orang beriman dan berakal dalam Islam.

Qaem Aulasyahied mengawali ceramahnya dengan mengutip Surah Ar-Rahman, yang mengingatkan bahwa kullu man alaiha fan yang berarti segala sesuatu di muka bumi bersifat fana (sementara), sedangkan yang kekal hanyalah Allah, pemilik segala kemuliaan dan kehormatan. Ia juga mengutip perkataan Jalaluddin Rumi, “Kalau kita bisa mencintai sesuatu yang sementara, mengapa kita tidak bisa mencintai sesuatu yang selamanya?” Hal ini menegaskan bahwa cinta yang paling menguntungkan adalah cinta kepada Allah Swt.

Dalam penjelasannya, Qaem Aulasyahied menguraikan makna bacaan salat, khususnya Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Kata alhamdu menurut tafsir Syekh Abu Bakar Al-Jazairi mengandung dua makna pujian. Pertama, ats-tsanau li dzatillah, yaitu pujian terhadap zat Allah yang Maha Kekal dan Maha Sempurna. Kedua, ats-tsanau li af’alihi ala ibadihi, yakni pujian terhadap segala tindakan Allah kepada hamba-Nya, termasuk pemberian umur, rezeki, kehidupan, dan kebahagiaan.

Meski sudah memiliki dasar keimanan, Qaem menegaskan bahwa keimanan manusia bisa naik dan turun. Ia mengutip sebuah hadis yang menggambarkan seorang Yahudi yang masuk Islam tetapi kemudian menghadapi musibah bertubi-tubi. Rasulullah saw. menegaskan bahwa Islam bukanlah jaminan untuk terhindar dari kesulitan, melainkan seperti tungku api yang menguji keimanan seseorang. Dari hadis ini, terdapat tiga pelajaran penting. Pertama, iman pasti diuji sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 214. Kedua, Allah memerlukan pembuktian iman dari hamba-Nya. Ketiga, pembuktian iman menegaskan bahwa iman seseorang benar-benar berfungsi.

Menurutnya, ujian keimanan memiliki tingkatan yang berbeda, mulai dari al-ba’tsa u (ujian ringan), kemudian dhorro u (ujian berat seperti kemiskinan), hingga zilzalah (musibah yang mengguncang, seperti kehilangan orang terkasih). Allah menguji manusia untuk melihat sejauh mana keteguhan imannya. Terdapat dua tipe hamba Allah: mereka yang beriman hanya di lisan, tetapi tidak beriman di hati, dan mereka yang benar-benar mengimani Allah dan hari akhir.

Para ulama menjelaskan bahwa iman yang sejati adalah iman yang berfungsi, yaitu yang menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat. Qaem juga menegaskan bahwa ketika seseorang berbuat dosa, maka imannya sedang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa seseorang yang melakukan zina, minum khamar, atau mencuri, maka pada saat itu ia sedang dalam keadaan tidak beriman.

Sementara itu, Syekh Abu A’la Al-Maududi menjelaskan tiga indikator iman yang berfungsi dengan baik. Pertama, iman yang menjadikan pemiliknya mencintai Allah di atas segalanya, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 165. Kedua, iman yang mendorong seseorang untuk semangat dalam melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Ketiga, iman yang mengarahkan pemiliknya untuk berorientasi kepada kehidupan akhirat, sebagaimana termaktub dalam Surah Ibrahim ayat 2‒3.

Di akhir kajiannya, Qaem Aulasyahied menekankan bahwa cinta kepada Allah adalah cinta yang hakiki. Orang beriman bukanlah mereka yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi mereka yang menyadari bahwa iman harus terus diuji dan dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan istigfar dan amal kebaikan, iman seseorang akan tetap berfungsi dan semakin kokoh. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Qaem-Aulasyahied-S.Th_.I-M.Ag_.-Foto.-Tsulusiyah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-03 07:50:092025-04-03 07:50:09Profil Orang Beriman dan Berakal dalam Islam
Page 34 of 299«‹3233343536›»

TERKINI

  • PKM Internasional UAD Sosialisasikan Hukum Waris Islam dan Proses Mediasi07/06/2025
  • Dosen UAD Jadi Narasumber Program Jogja Sehat07/06/2025
  • IMM FEB UAD Gelar Pelatihan BETA05/06/2025
  • IMM PBII Gelar Diskusi Sigma dalam Semarak DAD 202505/06/2025
  • IMM Buya Hamka UAD Adakan Kegiatan Ngaji Berfaedah dan Al-Kahfi Day05/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PBSI UAD Raih Juara III Lomba Esai Victory Cup 202507/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Desain Nasional03/06/2025

FEATURE

  • Indonesia Darurat Seksual dan Perspektif IMM07/06/2025
  • Pentingnya Visual yang Kuat dalam Media Sosial07/06/2025
  • Memahami Social Media Insight05/06/2025
  • Menerapkan Flipped Classroom untuk Menjadi Guru Profesional05/06/2025
  • Kisah Asna Adira: Atasi Kendala Skripsi hingga Raih Predikat Lulusan Terbaik05/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top