• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Kajian Genetika dalam Al-Qur’an: Harmoni Ilmu, Iman, dan Sains

27/03/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama apt. Lalu Muhammad I., Ph.D. (Foto. Masjid IC UAD)

Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 1445 H melalui Kajian Menjelang Berbuka oleh apt. Lalu Muhammad I., Ph.D. pada Selasa, 11 Maret 2025, menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukanlah dua entitas yang saling bertentangan, melainkan bisa berjalan berdampingan dalam harmoni. Hal ini disampaikan dalam kajian ilmiah bertajuk “Al-Qur’an: Inspirator Sains dan Saintis Muslim” yang mengupas bagaimana kitab suci Islam memberikan inspirasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Surah Al-Mu’minun ayat 12‒14 menjelaskan proses penciptaan manusia, yang kini dapat dijelaskan secara ilmiah melalui embriologi modern. Bahkan, konsep genetika yang diperkenalkan oleh Gregor Mendel juga dapat dikaitkan dengan sistem keturunan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Ustaz Lalu menjelaskan dalam dunia genetika, fenomena unik juga ditemukan pada Suku Bajau di Sumatra, masyarakat maritim yang terkenal sebagai “pengembara laut”. Penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki varian gen PDE10A yang membuat limpa mereka lebih besar, meningkatkan kapasitas oksigen dalam darah. Selain itu, gen BDKRB2 yang ditemukan pada mereka berperan dalam refleks menyelam manusia, memungkinkan mereka bertahan lebih lama di dalam air.

Selain itu, ia juga membahas tentang puasa yang diwajibkan dalam Islam ternyata memiliki manfaat ilmiah yang luar biasa. Penelitian Profesor Yoshinori Ohsumi, peraih Nobel di Bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2016, membuktikan bahwa autophagy proses alami tubuh dalam mendaur ulang sel yang rusak dipicu oleh puasa. Setelah 12 jam tanpa makanan, tubuh mulai masuk ke fase survival repair mode, membakar lemak sebagai energi dan meregenerasi jaringan.

Selain itu, di bulan Ramadan, kadar oksitosin hormon yang berperan dalam kebahagiaan dan ikatan sosial mengalami peningkatan signifikan. Inilah yang menjelaskan mengapa banyak orang merasa lebih bahagia saat berpuasa.

Kajian ini menekankan pentingnya kolaborasi antara ilmuwan dan ulama dalam menggali lebih dalam hubungan antara sains dan agama. Seperti yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw. yang berarti, “Sebaik-baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan petunjuk dalam Al-Qur’an, umat Islam dapat lebih memahami kebesaran Allah Swt. serta menjadikan sains sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-apt.-Lalu-Muhammad-I.-Ph.D.-Foto.-Masjid-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-27 09:35:532025-03-27 09:35:53Kajian Genetika dalam Al-Qur’an: Harmoni Ilmu, Iman, dan Sains

Janji Adalah Utang, Menepatinya Adalah Tanda Ketakwaan

27/03/2025/in Terkini /by Ard

Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. pada ceramah tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Masjid IC UAD)

Ceramah Tarawih di bulan Ramadan oleh Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. bertempat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 9 Maret 2025, menyoroti pentingnya menepati janji dalam kehidupan beragama dan sosial. Ia mengawali ceramah dengan mengutip Surah Al-Maidah ayat 1 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji!”

Ayat ini menegaskan bahwa dalam Islam, menepati janji adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Janji bukan sekadar ucapan, melainkan memiliki konsekuensi moral dan spiritual. Setidaknya, terdapat tiga jenis perjanjian dalam Islam. Para ahli tafsir termasuk Al-Raghib Al-Asfahani menjelaskan bahwa janji dalam Islam terbagi menjadi tiga cabang utama.

Pertama, perjanjian dengan Allah Swt. Sebagai seorang mukmin, setiap muslim telah menyatakan keimanan kepada Allah melalui rukun iman. Namun, iman bukan hanya sekadar pengakuan, melainkan harus diiringi dengan komitmen untuk menjalankan segala perintah-Nya. Menepati janji kepada Allah berarti melaksanakan kewajiban agama seperti salat, puasa, dan beramal saleh dengan penuh ketaatan.

Kedua, perjanjian dengan sesama manusia. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, menepati janji dalam hubungan antarindividu maupun dalam skala yang lebih luas. Seperti janji pemimpin kepada rakyat atau perjanjian perdata dalam transaksi bisnis, menjadi prinsip hidup yang sangat penting. Kejujuran dan tanggung jawab dalam menepati perjanjian sosial mencerminkan integritas seorang muslim.

Ketiga, perjanjian dengan diri sendiri. Janji kepada diri sendiri, seperti nazar misalnya seseorang berniat untuk bersedekah atau membantu sesama ketika diberikan kesehatan atau rezeki juga merupakan bentuk perjanjian yang harus ditepati.

Prof. Syamsul menekankan bahwa menepati janji bukan hanya sebatas kewajiban, tetapi juga menjadi cerminan keimanan dan karakter seorang muslim. Ibnu Mas’ud menyebutkan bahwa janji adalah utang yang wajib dibayar, sehingga tidak boleh diabaikan. Islam mengajarkan bahwa janji memiliki konsekuensi moral yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-H.-Syamsul-Anwar-M.A.-pada-ceramah-tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Masjid-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-27 09:31:182025-03-27 09:31:18Janji Adalah Utang, Menepatinya Adalah Tanda Ketakwaan

Zakat dan Pajak: Instrumen Keuangan Islam untuk Kemajuan Bangsa

26/03/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah menjelang berbuka puasa Ramadan 1446 H di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulin)

Ceramah Menjelang Berbuka pada Senin, 10 Maret 2025, bertempat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Ustazah Sartini Wardiwiyono, Ph.D., Ak., C.A., memaparkan peran penting zakat dan pajak dalam membangun kesejahteraan masyarakat dan negara. Sejarah membuktikan bahwa zakat telah menjadi sumber utama penerimaan negara sejak masa awal pemerintahan Islam dan terus berperan dalam meningkatkan kesejahteraan umat hingga saat ini.

Di era modern, pajak menjadi instrumen utama penerimaan negara di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, dalam negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, zakat dan pajak memiliki potensi besar jika dikelola secara optimal dan bersinergi satu sama lain.

Melalui kajian ini, Ustazah Sartini menyoroti berbagai tantangan dan pekerjaan rumah bagi umat Islam dan bangsa Indonesia dalam mengoptimalkan peran zakat. Terdapat langkah yang perlu dilakukan. Optimalisasi potensi zakat dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan edukasi yang lebih luas, agar zakat dipahami sebagai instrumen kesejahteraan sosial, bukan sekadar kewajiban agama. Selain itu, strategi fundraising perlu diperkuat dengan inovasi digital, seperti platform zakat daring, agar lebih mudah diakses. Zakat juga perlu diintegrasikan ke dalam sistem perpajakan dengan mekanisme tax rebate, sehingga dapat langsung mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.

Penyaluran, tata kelola lembaga zakat harus semakin transparan, akuntabel, dan profesional, dengan sistem audit yang ketat agar meningkatkan kepercayaan masyarakat. Sinergi antara lembaga zakat dan masyarakat juga harus diperkuat melalui program-program yang efektif, seperti bantuan pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi umat.

Kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan juga harus diperkuat. Pemerintah perlu melakukan perbaikan dalam tata kelola pajak agar lebih berkeadilan, wajar, serta sesuai dengan kemampuan wajib pajak. Pajak yang dikelola dengan baik akan meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan negara. Prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam sistem perpajakan juga harus lebih diperhatikan agar masyarakat yakin bahwa pajak yang mereka bayarkan benar-benar digunakan untuk pembangunan negara. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-menjelang-berbuka-puasa-Ramadan-1446-H-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ulin.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-26 10:43:512025-03-26 10:43:51Zakat dan Pajak: Instrumen Keuangan Islam untuk Kemajuan Bangsa

Suami-Istri Kuliah di Magister Farmasi UAD: Belajar Bersama, Sukses Bersama

26/03/2025/in Terkini /by Ard

Nazih Basuki Setyo Nugroho dan Rista Yulianti mahasiswa Magister Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Nazih)

Menjalani peran sebagai mahasiswa, pekerja, sekaligus orang tua bukanlah perkara mudah. Namun, Nazih Basuki Setyo Nugroho, S.Farm., Apt. dan Rista Yulianti, S.Farm., Apt., membuktikan bahwa dengan komitmen dan manajemen waktu yang baik, segalanya bisa dijalani secara seimbang. Pasangan suami istri ini merupakan mahasiswa Magister Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2024 yang memilih melanjutkan studi bersama demi masa depan yang lebih baik.

Nazih dan Rista mengakui bahwa membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan keluarga menjadi tantangan tersendiri. Mereka selalu mendiskusikan jadwal kuliah dan pekerjaan setiap pekan agar tidak terjadi benturan dengan waktu bersama keluarga. “Kami berkomitmen menjalankan jadwal yang telah disusun dengan tetap mengutamakan keluarga di sore hari, serta belajar bersama saat anak sudah tidur,” ujar Nazih. Dengan strategi ini, mereka mampu menjalani semua peran dengan baik tanpa mengorbankan salah satu aspek kehidupan mereka.

Keputusan untuk melanjutkan studi di Magister Farmasi UAD bukan tanpa alasan. Mereka memilih UAD karena program studinya telah terakreditasi Unggul, didukung oleh dosen-dosen yang berkompeten dan berdedikasi tinggi. Selain itu, lingkungan kampus yang nyaman serta sistem pembelajaran berbasis evidence-based yang selalu diperbarui menjadi daya tarik tersendiri. “Kami ingin terus mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian yang begitu cepat. Dengan berkuliah di UAD, kami yakin bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik,” kata Rista.

Meskipun menjalani kuliah bersama terasa menyenangkan, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Waktu menjadi kendala utama, terutama dalam mengurus anak di tengah kesibukan kuliah dan pekerjaan. Namun, dengan komunikasi yang baik, mereka mampu menemukan solusi terbaik. “Kami selalu melibatkan anak dalam komunikasi keluarga. Kadang, jika tidak ada yang mengasuh, anak kami ikut ke perkuliahan. Alhamdulillah, pihak kampus sangat mendukung dan mengizinkan mahasiswa membawa anak saat kuliah,” ungkap Rista. Hal ini menjadi bukti bahwa lingkungan akademik di UAD sangat ramah terhadap keluarga.

Bagi mereka, kuliah bersama pasangan memberikan banyak keuntungan. Selain lebih mudah dalam membagi waktu, mereka juga memiliki teman brainstorming yang selalu siap berdiskusi dan saling memotivasi. “Kuliah bersama pasangan membuat proses belajar jauh lebih menyenangkan. Kami bisa saling menyemangati agar bisa lulus tepat waktu,” tutur Nazih.

Tak hanya itu, mereka juga memegang teguh prinsip bahwa hidup adalah proses belajar yang tak pernah berhenti. Semangat untuk terus menimba ilmu menjadi motivasi utama mereka dalam menempuh pendidikan S-2. “Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki. Teruslah belajar dan berkembang. Selain itu, ini juga cara kami memberikan contoh kepada anak agar memiliki semangat belajar yang tinggi,” tambah Rista.

Perjalanan Nazih dan Rista di Magister Farmasi UAD menjadi inspirasi bagi banyak pasangan lainnya. Mereka membuktikan bahwa dengan niat yang kuat, manajemen waktu yang baik, serta dukungan lingkungan akademik yang positif, pendidikan tinggi dapat diraih tanpa mengorbankan peran dalam keluarga dan pekerjaan. Semangat mereka dalam belajar menjadi bukti bahwa ilmu tidak mengenal batas, dan pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nazih-Basuki-Setyo-Nugroho-dan-Rista-Yulianti-mahasiswa-Magister-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Nazih.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-26 10:36:572025-03-26 10:36:57Suami-Istri Kuliah di Magister Farmasi UAD: Belajar Bersama, Sukses Bersama

Pimpinan UAD Gelar Silaturahmi Ramadan Bersama Forum Wartawan UAD

26/03/2025/in Terkini /by Ard

Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Silaturahmi Ramadan Bersama Forum Wartawan UAD (Foto. Humas dan Protokol UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Silaturahmi Ramadan 1446 H bersama Forum Wartawan UAD di Eastparc Hotel Yogyakarta pada 24 Maret 2025. Kegiatan ini menjadi ajang mempererat hubungan antara pimpinan UAD, wartawan, serta Humas di lingkungan UAD dalam suasana penuh kebersamaan.

Dr. Dodi Hartanto, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan agenda rutin yang telah menjadi tradisi bagi Bidang Humas dan Protokol bersama Kantor Universitas. “Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang sudah biasa dilakukan oleh Bidang Humas dan Protokol bersama dengan Kantor Universitas. Acara ini merupakan ajang silaturahmi Ramadan 1446 H yang mana pimpinan UAD bersama wartawan UAD dan juga Humas Fakultas. Tujuan utamanya adalah mempererat kualitas persaudaraan dan juga pertemuan,” ujarnya.

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T. turut memberikan sambutan dan mengapresiasi kehadiran para wartawan dalam kegiatan tersebut. “Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran wartawan khususnya pada forum silaturahmi ini. Saya sangat berharap teman-teman wartawan semuanya bisa terus membantu kami untuk menyampaikan kabar-kabar terbaik kami, serta dapat merespons berita-berita kami secara efektif,” ungkapnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kajian yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, Dr. Nur Kholis, M.A. Dalam tausiahnya, ia menekankan besarnya rahmat Allah dibandingkan dengan dosa manusia. “Tidak ada dosa yang lebih besar dibandingkan dengan rahmat Allah Swt. Bahkan seorang perempuan yang dihina oleh manusia, ketika ia kembali kepada Allah, maka ia menjadi lebih mulia daripada orang-orang yang merasa suci tetapi hatinya kering dari keikhlasan. Jangan pernah melihat orang dari masa lalunya karena bisa jadi masa depannya jauh lebih baik dibandingkan kita. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, yang penting kita berusaha semaksimal mungkin. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan jangan diremehkan, karena perbuatan baik yang kecil itu bisa menjadi sebab Allah menghindarkan kita dari keburukan, bahkan menjadi penyebab kesuksesan dan keselamatan kita. Maka, sekecil apa pun kebaikan yang bisa kita lakukan, maka lakukanlah,” pesannya.

Silaturahmi Ramadan ini tidak hanya menjadi wadah untuk mempererat hubungan antarlembaga, tetapi juga sebagai momentum meningkatkan keimanan dan kebersamaan di bulan suci Ramadan. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pimpinan-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Gelar-Silaturahmi-Ramadan-Bersama-Forum-Wartawan-UAD-Foto.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-26 10:25:112025-03-26 10:25:11Pimpinan UAD Gelar Silaturahmi Ramadan Bersama Forum Wartawan UAD

Mahasiswa Magister Kesmas UAD Edukasi Kader Posyandu tentang PPIA

26/03/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Edukasi Kader Posyandu tentang PPIA (Foto. FKM UAD)

Dalam upaya peningkatan pengetahuan kader posyandu Kelurahan Mantijeron tentang Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Program Pemberdayaan Umat (Prodamat). Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo Kelurahan Mantrijeron, Yogyakarta, ini dihadiri oleh 26 peserta. Materi diberikan dengan metode interaktif dan diakhiri dengan pre-test dan post-test sebagai alat untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta.

Penularan HIV dari ibu ke anak merupakan isu kesehatan masyarakat yang kompleks dan serius, memengaruhi kesehatan ibu, bayi, dan masa depan generasi muda. Pengetahuan merupakan faktor penting dalam perilaku kesehatan, termasuk dalam konteks PPIA. Pengetahuan yang bagus terkait PPIA harapannya dapat meningkatkan upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak di masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa S-2 Kesmas UAD melakukan kegiatan edukasi ini guna meningkatkan pengetahuan kader mengenai PPIA. Adapun mahasiswa yang berpartisipasi adalah Sajdah Khusnul Mukhlis, Ghanis Kristia, Fitri Rahmyanai, dan Any Wijayanti.

Dalam kegiatan ini, mereka menyampaikan informasi komprehensif terkait PPIA, meliputi mekanisme penularan HIV dari ibu ke anak, faktor risiko, cara pencegahan, dan pelayanan kesehatan. Kader yang mengikuti kegiatan didorong untuk dapat memberikan informasi tentang PPIA pada ibu hamil serta masyarakat pada umumnya. Mereka juga harapannya dapat mengedukasi ibu hamil dan pasangan untuk melakukan tes HIV di layanan kesehatan. Selain pemaparan materi, metode pembelajaran interaktif juga dilakukan agar peserta lebih memahami materi, seperti tanya jawab dan diskusi. Acara juga diawali dengan ice breaking untuk meningkatkan konsentrasi peserta selama kegiatan berlangsung.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang sangat baik dari kader posyandu Kelurahan Mantijeron. Dengan adanya acara tersebut, diharapkan ada peningkatan peran kader dalam menyebarluaskan informasi tentang PPIA pada ibu hamil dan masyarakat secara luas. Prodamat ini menunjukkan kontribusi UAD dalam meningkatkan pengetahuan kader posyandu Kelurahan Mantrijeron tentang PPIA. (doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Magister-Kesmas-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Edukasi-Kader-Posyandu-tentang-PPIA-Foto.-FKM-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-26 10:14:082025-03-26 10:14:08Mahasiswa Magister Kesmas UAD Edukasi Kader Posyandu tentang PPIA

Ramadan, Iman, dan Ilmu: Benteng Kokoh Melawan Perilaku Koruptif

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Prof. Dr. Suyadi, M.Pd.I. (Dok. Ulinuha)

Ceramah Tarawih dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang dilaksanakan pada Jum’at, 7 Maret 2025, di Masjid Islamic Center UAD menghadirkan Prof. Dr. Suyadi, M.Pd.I. sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, ia mengangkat tema penting mengenai ilmu dan iman sebagai benteng dalam melawan korupsi, yang merupakan salah satu permasalahan serius di Indonesia.

Prof. Suyadi menyoroti nilai fantastis kasus korupsi di Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya, masih dikuasai oleh orang-orang yang serakah. Dalam pandangannya, korupsi bukan hanya kejahatan hukum, tetapi juga pelanggaran moral dan agama. Sejak tahun 2006, Majelis Tarjih dan Tajdid Pusat Muhammadiyah telah melakukan ijtihad yang menghasilkan buku Fikih Anti Korupsi sebagai pedoman bagi umat Islam dalam memahami dan melawan praktik koruptif. Pada tahun 2012, Nahdlatul Ulama juga menerbitkan buku Jihad Melawan Korupsi, yang memperkuat upaya pemberantasan korupsi dari perspektif keagamaan.

Prof. Suyadi mengutip Surah Al-Ma’idah ayat 63 yang artinya, “Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka, tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.”

Ayat ini menegaskan pentingnya peran ulama dan pemuka agama dalam mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi. Sayangnya, menurut Prof. Suyadi, ada masa di mana para rohaniawan merasa suci sendiri dan tidak peduli terhadap realitas sosial, termasuk fenomena korupsi yang merajalela.

Ia juga mengingatkan bahwa ulama tidak boleh diam dalam menghadapi praktik koruptif. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan meskipun kerap dianggap tidak efektif oleh sebagian masyarakat, tetap memiliki peran penting sebagai pintu hidayah agar pemimpin negara mendapatkan petunjuk untuk berada di jalan yang lurus.

Hal yang menarik dari kajian fikih antikorupsi adalah pandangan bahwa korupsi termasuk dalam syirik akbar, yakni dosa besar karena dampaknya yang meluas. Korupsi bukan hanya dinikmati oleh individu pelaku, tetapi juga keluarganya (istri, anak, bahkan cucu) sehingga menciptakan lingkaran ketidakadilan yang terus berlanjut. Dalam analoginya, Prof. Suyadi membandingkan suasana kelas dengan ruang sidang anggota dewan. Mahasiswa yang terbiasa menyontek telah melakukan tindakan koruptif dalam skala kecil. Jika tidak ditanamkan nilai kejujuran sejak dini, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi praktik korupsi dalam kehidupan nyata.

Melalui kajian neurosains, otak seorang koruptor sebenarnya berfungsi secara normal, tetapi tidak sehat. Hal ini dibuktikan oleh pengalaman Prof. Suyadi saat melakukan riset di Lapas Sukamiskin, di mana para koruptor hampir tidak ada yang mengakui kesalahannya. Mereka selalu memiliki seribu satu alasan untuk membenarkan perbuatannya.

Menurut Prof. Suyadi, ibadah puasa memiliki dampak besar dalam membentuk karakter yang bersih dari perilaku koruptif. Otak yang sehat memiliki kecenderungan spiritualitas yang baik, dan puasa dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran moral dan etika. Orang yang berpuasa karena iman sejati tidak akan mudah tergoda untuk melanggar hukum dan norma.

Sebagai refleksi, Prof. Suyadi mengajak jamaah untuk bertanya pada diri sendiri: apakah puasa kita benar-benar karena iman, atau hanya sekadar rutinitas tanpa makna? Ramadan harus menjadi momentum untuk memperbaiki diri, menguatkan iman, serta menjadikan ilmu sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari agar terbebas dari praktik koruptif dan perilaku tidak jujur. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Prof.-Dr.-Suyadi-M.Pd_.I.-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 11:07:482025-03-24 11:07:48Ramadan, Iman, dan Ilmu: Benteng Kokoh Melawan Perilaku Koruptif

RDK UAD 1446 H: Islam dan Konstitusi

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. (Dok. Anove)

Dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Kajian Menjelang Buka Puasa pada Senin, 17 Maret 2025, di Masjid Islamic Center UAD. Tema yang diangkat dalam kajian kali ini adalah “Islam dan Konstitusi”, dengan narasumber H. Nurul Satria Abdi, S.H., M.H., yang merupakan Wakil Dekan Fakultas Hukum UAD.

Kajian tersebut membahas konsep kenegaraan dan konstitusi dalam perspektif Islam serta teori ketatanegaraan modern. Dalam pemaparannya, pembicara menjelaskan bahwa sebuah negara memiliki tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah, serta konstitusi sebagai aturan dasar yang mengatur bagaimana suatu negara dijalankan.

Dalam kajian ini, dikupas bagaimana konstitusi memiliki peran fundamental dalam membentuk sistem pemerintahan yang stabil dan berkeadilan. Konstitusi bukan sekadar dokumen hukum, tetapi juga landasan dalam mengatur hubungan antara warga negara dan pemerintah, menjaga keseimbangan kekuasaan, serta memastikan hak-hak asasi manusia terlindungi. Selain itu, pembicara juga menekankan bahwa dalam perjalanan sejarah, kekuasaan sering kali disalahgunakan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pembatasan dan pengawasan untuk mencegah penyimpangan dalam sistem pemerintahan.

Salah satu contoh nyata dalam sejarah Islam mengenai konsep konstitusi adalah Piagam Madinah, yang disusun oleh Nabi Muhammad saw. Dokumen ini dikenal sebagai salah satu bentuk konstitusi pertama di dunia yang memberikan hak yang sama bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang suku atau agama. Piagam Madinah menjadi bukti bahwa Islam telah mengenal konsep tata negara yang berlandaskan nilai-nilai keadilan dan kebersamaan. Model ini kemudian dikaitkan dengan berbagai pendekatan negara-negara Islam modern dalam menyusun konstitusi mereka. Dari pembahasan tersebut, jamaah diajak untuk memahami bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam sistem pemerintahan yang berbeda di setiap negara.

Tujuan utama kajian ini adalah mengeksplorasi peran manusia sebagai khalifah di bumi dalam konteks konstitusi dan ketatanegaraan. Konstitusi tidak hanya berfungsi sebagai pedoman hukum, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Dalam Islam, konsep itu sejalan dengan tugas manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab untuk menegakkan kebenaran, menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sosial, serta mengelola bumi dengan penuh keadilan.

Dari kajian bertema Islam dan Konstitusi ini, diharapkan peserta semakin memahami pentingnya konstitusi dalam menjaga stabilitas negara serta bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam sistem pemerintahan modern. RDK UAD 1446 H terus menghadirkan kajian-kajian inspiratif yang memperkaya wawasan keislaman dan kebangsaan bagi sivitas akademika. (Anove)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Buka-Puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Nurul-Satria-Abdi-S.H.-M.H.-Dok.-Anove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 11:00:492025-03-24 11:00:49RDK UAD 1446 H: Islam dan Konstitusi

Dari Kampus ke Kampung: Saatnya Ilmu Berbuah Tindakan

24/03/2025/in Feature /by Ard

Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. (Dok. Ulinuha)

Ceramah Tarawih menjadi agenda rutin dalam kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam ceramah di Masjid Islamic Center UAD yang disampaikan oleh Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D., ia menekankan pentingnya tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ramadan selalu menjadi waktu yang penuh berkah untuk meningkatkan keimanan dan memperbaiki diri.

Ustaz Anton mengawali dengan pengamalan dari doa yang artinya, “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Dalam agama, yang hak dan yang batil sudah jelas. Namun, memahami saja tidak cukup, kita juga harus mengamalkannya. Contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan adalah sebagian dari iman, tetapi mengapa masih ada yang membuang sampah sembarangan? Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, tetapi masih banyak yang melanggar aturan lalu lintas. Semua ini menunjukkan bahwa ilmu tanpa amal belum memberikan manfaat yang sesungguhnya.

Kebiasaan baik harus dimulai dari diri sendiri. Apa yang kita pelajari di sekolah atau di kampus seharusnya tidak berhenti di sana, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di rumah dan di kampung-kampung sekitar. Membangun kebiasaan baik memerlukan kesadaran dan keteladanan. Bagi anak muda, penting untuk kembali ke kampung halaman dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Masjid-masjid besar telah berdiri megah, tetapi sering kali kurang perhatian dalam pembinaan jamaahnya. Kita memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali masjid dengan bimbingan dan kegiatan keislaman.

Hafalan Al-Qur’an dan ilmu agama yang kita miliki sebaiknya tidak hanya menjadi koleksi pribadi, tetapi harus diamalkan di masyarakat. Ramadan adalah momentum terbaik untuk memperbaiki diri dan berbagi ilmu. Jadikan Ramadan ini sebagai kesempatan untuk menjadi berita baik bagi lingkungan kita dengan perilaku dan amal yang lebih baik. Mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai ajang untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh. Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita dapat menciptakan perubahan yang nyata dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk selalu istikamah dalam kebaikan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Prof.-Ir.-Anton-Yudhana-S.T.-M.T.-Ph.D.-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 10:53:532025-03-24 10:53:53Dari Kampus ke Kampung: Saatnya Ilmu Berbuah Tindakan

Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.A (Dok. Ulinuha)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi penyelenggara Kajian Rutin Menjelang Berbuka. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 Maret 2024 bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag. ini mengupas mengenai peran penting akal dalam kehidupan beragama serta bagaimana Islam memandang akal sebagai anugerah besar yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Ustaz Ridha mengutip pandangan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga kekuatan utama. Daya akal, yang membawa seseorang kepada hakikat kebenaran dan membedakan antara yang benar dan salah. Daya amarah, yang jika dikendalikan dengan baik dapat membawa seseorang pada kekuatan dan keberanian, tetapi jika tidak, bisa berujung pada kesewenang-wenangan. Kekuatan syahwat atau nafsu, yang mendorong manusia untuk mencari kenikmatan, tetapi dapat menjerumuskan ke dalam kelalaian jika tidak terkendali.

Bulan Ramadan, menurutnya, menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk melatih pengendalian diri terhadap amarah dan hawa nafsu, sehingga akal tetap jernih dalam menjalani kehidupan. Akal dan otak memiliki perbedaan mendasar. Otak adalah organ fisik yang dapat diraba, sedangkan akal bersifat abstrak dan bertanggung jawab dalam mengendalikan serta mengarahkan manusia agar tidak lepas kendali.

Akal berfungsi sebagai penjaga hati agar tetap hidup dalam kebenaran dan menjauhi segala larangan Allah, melalui akal manusia dapat memahami Al-Qur’an dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam semesta. Dengan merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah, seseorang dapat semakin memperkuat keimanannya dan menyadari bahwa semua ciptaan Allah memiliki tujuan yang jelas dan tidak sia-sia.

Akan tetapi, akal memiliki batasan, dalam hal ibadah mahda seperti salat dan puasa, akal tidak boleh mempertanyakan ketetapan Allah karena hal tersebut berada di luar jangkauan nalar manusia. Oleh karena itu, akal harus digunakan sesuai dengan petunjuk wahyu, tanpa terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesombongan intelektual. Sebagai anugerah besar dari Allah, akal merupakan amanah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Islam mewajibkan ibadah seperti salat dan puasa bagi mereka yang berakal, serta melarang segala sesuatu yang dapat merusak fungsi akal, seperti konsumsi khamar dan hal-hal yang dapat menghilangkan kesadaran.

Ustaz Ridha menegaskan bahwa akal harus selalu dipelihara dan dikembangkan dengan ilmu. Hal ini sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu perintah untuk membaca (iqra). Dengan menuntut ilmu, manusia dapat memperkokoh keimanannya dan menghindarkan diri dari penyimpangan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini tentunya memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya menjaga akal agar tetap selaras dengan wahyu dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu. Dengan memahami dan mengamalkan konsep akal dalam Islam, umat muslim diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, penuh kesadaran, serta selaras dengan ajaran agama. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Ustaz-M.-Ridha-Basri-S.Th_.I.-M.A-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 10:47:312025-03-24 10:47:31Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi
Page 36 of 299«‹3435363738›»

TERKINI

  • PKM Internasional UAD Sosialisasikan Hukum Waris Islam dan Proses Mediasi07/06/2025
  • Dosen UAD Jadi Narasumber Program Jogja Sehat07/06/2025
  • IMM FEB UAD Gelar Pelatihan BETA05/06/2025
  • IMM PBII Gelar Diskusi Sigma dalam Semarak DAD 202505/06/2025
  • IMM Buya Hamka UAD Adakan Kegiatan Ngaji Berfaedah dan Al-Kahfi Day05/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PBSI UAD Raih Juara III Lomba Esai Victory Cup 202507/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Desain Nasional03/06/2025

FEATURE

  • Indonesia Darurat Seksual dan Perspektif IMM07/06/2025
  • Pentingnya Visual yang Kuat dalam Media Sosial07/06/2025
  • Memahami Social Media Insight05/06/2025
  • Menerapkan Flipped Classroom untuk Menjadi Guru Profesional05/06/2025
  • Kisah Asna Adira: Atasi Kendala Skripsi hingga Raih Predikat Lulusan Terbaik05/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top