Sulap Sampah Organik Jadi Kompos: KKN UAD Dampingi Warga Wirobrajan dalam Pelatihan Biopori
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode ke-91 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan Kelurahan Wirobrajan dampingi warga RW 4 Wirobrajam dalam “Pelatihan Pembuatan Kompos Melalui Pengolahan Sampah Organik Skala Rumah Tangga dengan Metode Biopori”. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat, 7 Juni 2024 di tempat Bank Sampah RW 4 Wirobrajan.
Pelatihan ini dihadiri oleh Lurah Kelurahan Wirobrajan beserta pengurus lainnya baik di Kelurahan Wirobrajan ataupun RW 4 Wirobrajan. Turut hadir juga Bintara Pembina Desa (Babinsa) guna mendukung kelancaran kegiatan pelatihan tersebut. Nona Carolina, selaku ketua KKN Alternatif UAD Periode ke-91 Unit 3.A.1 menyampaikan “Dengan diadakannya pelatihan biopori ini, harapannya warga di RW 4 Wirobrajan mendapatkan pengetahuan sekaligus praktik langsung di rumah masing-masing untuk memanfaatkan sampah organik di rumah menjadi kompos. Tentu hal ini sangat membantu mengurangi sampah di Yogyakarta.”
Gatot Sunardi selaku Ketua RW 4 Wirobrajan dalam sambutannya menyampaikan, “Salah satu keresahan warga adalah masalah sampah. Dengan adanya pelatihan biopori untuk membuat kompos maka dapat menanggulangi kendala masyarakat.” Dalam kesempatan tersebut, ia juga berharap RW 4 Wirobrajan bisa memiliki tempat pembakaran sampah sendiri.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Supangat Infantri Jaya, S.A.P. selaku Ketua Sie (Kasie) Perekonomian dan Pembangunan di Kelurahan Wirobrajan. Ia menyampaikan, “Dana program biopori ini diperoleh dari Dana Keistimewaan Provinsi Yogyakarta dan untuk masing-masing kelurahan diberikan 100 juta rupiah. Dana tersebut diberikan dalam bentuk pipa biopori, bor profesional, paving, dan biaya operasional pemasangan biopori untuk masyarakat.”
Materi pelatihan disampaikan oleh Anastasia Yuni Susanti dan Riyanti Ningsih selaku Fasilitator Kelurahan (Faskel) Wirobrajan. Mereka memaparkan tentang upaya mengurangi sampah di Yogyakarta. Selain itu, dijelaskan juga syarat-syarat untuk membuat lubang biopori yaitu tidak dekat dengan sumber air, idealnya di dekat dapur, dan sampah basah nonplastik (sampah organik) yang dapat dimasukkan. Untuk mempercepat penguraian sampah, warga RW 4 Wirobrajan disarankan untuk memberikan campuran tanah, eco enzim, air leri, atau EM4.
Terakhir, Sri Suwardani, S.Sos. yang merupakan Lurah Kelurahan Wirobrajan menyampaikan, “Harapannya satu keluarga bisa mendapatkan dua biopori, minimal satu rumah memasang satu biopori.”
Selain itu, ia juga mengingatkan warganya untuk segera memasang karena akan dilakukan monitoring setelah dua minggu. Harapannya setelah biopori sudah terpasang, dapat digunakan dengan baik oleh warga RW 4 Wirobrajan. (Tim KKN UAD)