• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Tanggung Jawab Pribadi Seorang Muslim

30/04/2022/in Terkini /by Ard

Ustaz Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si. pemateri kajian ramadan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Rabu, 27 April 2022, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian Ramadan dengan tajuk “Tanggung Jawab Pribadi Muslim”. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD. Hadir sebagai pemateri Ustaz Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si. yang merupakan anggota Badan Pembina Harian (BPH) UAD sekaligus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Dalam tema tersebut, Ustaz Fathurrahman menyampaikan juga hubungan tanggung jawab sebagai muslim dengan Lailatulqadar, yakni sesuatu yang sesungguhnya bisa dirasakan di hari-hari kehidupan dunia, termasuk juga dalam profesi yang sedang dijalankan. Kebaikan satu malam Lailatulqadar apabila dikonversikan setara dengan kebaikan yang dilakukan secara 88 tahun yang dilakukan secara kontinu.

Pada malam Lailatulqadar sesungguhnya Allah Swt. sedang mengajak kita untuk menemukan kembali fitrah kita yang paling autentik, yang belum mengalami kerusakan di dalam kehidupan kita. Maka orang yang mendapatkan Lailatulqadar bukan semata-mata mendapatkan pahala kebaikan selama lebih dari 1.000 bulan, tetapi mereka adalah hamba Allah yang menemukan kembali titik koordinat yang paling mulia diciptakan oleh Allah bagi kita semua.

“Salah satu fitrah Allah yang wajib kita jaga itu memiliki dua makna, yang pertama tidak ada diskriminasi dari Allah ketika menciptakan hamba-hamba-Nya di atas fitrahnya, makna kedua yaitu tidak boleh bagi kita semua untuk merusak kemurnian fitrah ini. Nah, dengan begitu kita mengalami krisis kemanusiaan. Krisis kemanusiaan ini lebih berat dibandingkan dengan krisis energi. Apabila kita sampai mengalami krisis kemanusiaan mencapai titik akumulasi tertinggi maka Allah akan binasakan dan mengganti dengan generasi yang baru, tentunya kita tidak akan mengharapkan itu,” papar Ustaz Fathurrahman.

Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai kepedulian. Pada dasarnya sebesar apa pun manfaat yang kita berikan kepada orang lain, semuanya akan dikembalikan kepada kita. Faktanya kita berbuat baik kepada siapa pun, tetapi jika kita uraikan dalam benang yang terdalam, kita sedang memberikan kebaikan kepada diri kita sendiri. Keridaan Allah pada dasarnya tergantung pada diri kita sendiri berupaya dalam meraih rida tersebut.

“Apa pun bentuk kekafiran pangkalnya adalah sombong, apa pun bentuk maksiat berangkat dari tamak, apa pun bentuk kezaliman pangkalnya adalah hasad. Kesombongan kita ganti dengan kerendahan hati, tamak kita ganti dengan kepuasan nurani, hasad kita ganti dengan rida, itu semua yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan,” tutup Ustaz Fathurrahman dalam kajian Ramadan tersebut. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Fathurrahman-Kamal-Lc.-M.Si-sedang-memaparkan-materi-pada-kajian-ramadan.-foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-30 08:01:212022-04-30 08:01:21Tanggung Jawab Pribadi Seorang Muslim

Seminar Nasional Farmasi UAD: Tanaman Obat, Kemandirian Obat, dan Industri Halal

21/04/2022/in Terkini /by Ard

Prof. Dr. apt. Nurfina Azam, S.U. pemateri Seminar Nasional yang diadakan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan seminar nasional dengan tajuk “26 Years of Dedication and Impact: Producing Excellent Pharmacists” pada Sabtu, 17 April 2022. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD. Hadir sebagai pemateri yaitu Prof. Dr. apt. Nurfina Azam, S.U. sebagai dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Prof. Dr. apt. Nurkhasanah, M.Si. yang merupakan dosen Farmasi UAD.

Seminar ini merupakan salah satu dari rangkaian Milad Farmasi ke-26 yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UAD.

Nurfina menyampaikan mengenai penelitian dan pengembangan produk alami menuju kemandirian obat. Apa yang dapat dilakukan dengan produk alami (tanaman obat)? Berbicara mengenai tanaman obat, tentunya bisa dilakukan menjadi sebuah penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengobatan kesehatan, dan produk siap jual. Indonesia merupakan megasenter keanekaragaman hayati di dunia, sebanyak 30.000 jenis tumbuhan dengan 7.000 di antaranya berkhasiat sebagai obat. Sehingga, potensi sumber daya alam hayati di Indonesia terdapat 9.606 spesies tanaman obat, yang 3‒4 % dimanfaatkan dan dibudidayakan secara komersial sedangkan ada 350 spesies tanaman obat yang teridentifikasi.

“Melihat tanaman obat di Indonesia melimpah, penelitian banyak tetapi tidak mendalam dan komprehensif. Nah, bagaimana dengan obat di Indonesia apa yang dapat dilakukan? Obat yang akan di-publish itu harus melewati serangkaian uji, sayangnya di Indonesia tidak terus menerus dilakukan. Kendala yang terjadi yaitu budidaya tanaman, proses produksi, pengembangan produk dan pemasaran, penyediaan bahan baku tidak seimbang dengan kebutuhan, serta ketidakseragaman mutu tanah yang berdampak pada ketidakseragaman kandungan senyawa,” papar Nurfina.

Sementara itu, Nurkhasanah menjelaskan prioritas riset halal untuk mendukung perkembangan industri halal. Visi Indonesia yakni menjadi pusat industri halal di dunia 2024, mengingat negara ini mempunyai populasi muslim terbesar di dunia. Permintaan pasar untuk produk-produk Islam sangat besar, sehingga halal menjadi isu yang sangat sensitif saat ini. Permasalahan industri halal Indonesia yaitu kontribusi berdasar nilai ekspor baru berkisar 3,8% dari total pasar halal. Padahal, Indonesia adalah konsumen produk makanan minuman halal terbesar (114 miliar USD). Produk beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal seperti makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, dan barang gunaan uang dipakai. Itu banyak digunakan oleh masyarakat. Selain itu, produk jasa pun harus bersertifikat halal seperti jasa penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, dan penyajian.

Terakhir ia menyampaikan, “Salah satu karakteristik negara maju adalah besarnya peran penelitian dalam mengembangkan industri. Tantangan industri halal saat ini adalah ketersediaan bahan baku dan bahan pendukung yang terjamin kehalalannya, juga pengembangan ekosistem ekonomi syariah secara umum. Tema riset yang berdampak tinggi yaitu riset pengembangan material, riset pengembangan proses, dan riset pengembangan autentifikasi.” (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-apt.-Nurfina-Azam-SU-sedang-memaparkan-materi-materi-pada-Seminar-Nasional.-foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-21 08:13:182022-04-21 08:13:18Seminar Nasional Farmasi UAD: Tanaman Obat, Kemandirian Obat, dan Industri Halal

Diskusi Panel Interprofessional Education

11/04/2022/in Terkini /by Ard

dr. Leonny Dwi Rizkita, M. Biomed. Pemateri Diskusi Panel Interprofessional Education oleh Faultas Kedokteran, FKM, dan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Terdapat peran dan tanggung jawab profesi kedokteran dalam Interprofessional Education (IPE). Domain dari IPE yaitu teamwork, attitudes, responsibilities, communication, learning, dan person-centred care. Hal inilah yang dibahas dr. Leonny Dwi Rizkita, M. Biomed. dalam kolaborasi antara Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ketika mengadakan diskusi panel dengan tajuk “Interprofessional Education” pada Sabtu, 9 April 2022.

Selain Leonny, acara yang digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube FKM UAD Official ini menghadirkan dua pembicara lainnya yang ahli di bidangnya. Mereka adalah apt. Putri Rachma Novitasari, M.Pharm. Sci. dan Ahmad Faizal Rangkuti, S.K.M., M.Kes.

“Roles and responsibilities, secara umum diartikan, sebagai tim harus melakukan pengawasan kesehatan dan pencegahan penyakit, penelitian perawatan kesehatan (penelitian medis), rehabilitasi, pendidikan penyedia layanan kesehatan (dokter, perawat, ahli gizi, pekerja sosial, dll.), serta melakukan penyelidikan, diagnosis, dan perawatan orang sakit maupun terluka tidak bisa dilakukan seorang diri tanpa bantuan tim. Oleh karena itu diperlukan belajar dan memahami peran profesi masing-masing agar dalam melayani pasien bisa secara maksimal,” ujar Leonny.

Ethical practice, masing-masing profesi harus memiliki dan mengetahui kode etiknya, seperti halnya kode etik dokter yang tertera pada UU RI No. 29 tahun 2002 tentang Praktik Kedokteran. Dalam menghadapi resolusi konflik, hal-hal yang harus diperhatikan dalam IPE yaitu beri nama masalah dan taruh di atas meja kemudian bersama-sama mengidentifikasi kemungkinan penggerak konflik, mengidentifikasi kepentingan dan tujuan bersama, bersama-sama mencari solusi yang memungkinkan, memastikan solusi memenuhi kepentingan masing-masing pihak, serta mencapai kesepakatan tentang solusi dan cara bertindak.

“Communication juga menjadi hal yang penting dalam kesuksesan kerja sama. Pada dasarnya tidak mungkin semua hal akan dikerjakan sendiri tanpa adanya komunikasi dengan yang lain. Tak hanya itu, kolaborasi dan kerja sama dalam IPE menjadi peran yang utama,” tambahnya.

Lebih lanjut, Putri menyampaikan mengenai peran dan tanggung jawab profesi Farmasi dalam IPE. Sebagai calon praktisi kesehatan diharapkan kita mengetahui apa yang dimaksud dengan tim kolaborasi dan kerja sama tim yang efektif untuk menghadapi tantangan di zaman modern ini. Permasalahan yang sering terjadi dalam IPE yaitu masalah komunikasi dan sering memicu medication eror.

“Program IPE dalam disiplin ilmu Farmasi memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya dalam hal pelayanan obat kepada pasien atau pada tim multidisiplin profesi, tetapi juga sangat memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Ada berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari model IPE, di antaranya membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat dan berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solving), serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.”

Ia menambahkan, “Peran dan tanggung jawab Farmasi dalam IPE yaitu professional awareness, professional recognition, exploration and trial, professional relation expansion, dan commitment to the collaborative working relationship. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien, karena dapat melibatkan tumpang tindih terjadinya konflik interprofesional dan juga keterlambatan pemeriksaan jika terdapat salah komunikasi dalam kolaborasi tenaga kesehatan.”

Sementara itu, Ahmad selaku pemateri ketiga menyampaikan mengenai peran dan tanggung jawab ahli Kesehatan Masyarakat dalam IPE. Peran tenaga ahli Kesehatan Masyarakat di masyarakat di antaranya pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum, perbaikan lingkungan pemukiman, pemberantasan vektor, pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat, pelayanan ibu dan anak, pembinaan gizi masyarakat, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pengawasan obat dan minuman, serta pembinaan peran masyarakat.

“Apa yang kita dilakukan dalam kolaborasi IPE ini tidak terlepas dari perintah Allah Swt. yaitu kita diciptakan dari berbagai suku, bangsa, agar saling mengenal. Apabila kita jabarkan lebih luas, kita diciptakan dari berbagai profesi untuk lebih saling mengenal dan kita dianjurkan untuk fastabiqul khairat saling berlomba dalam kebaikan. IPE dalam kerja sama meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kolaborasi ini merupakan sunah dan suatu perintah dari Allah Swt. sehingga tidak ada alasan untuk bersikap egois dalam profesi masing-masing, karena sesungguhnya setiap profesi itu mulia,” tutup Ahmad.

Terakhir, dari diskusi panel Interprofessional Education, mahasiswa diminta untuk membuat esai mengenai IPE kemudian dipresentasikan dalam pertemuan diskusi selanjutnya. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Leonny-Dwi-Rizkita-M.-Biomed-sedang-memaparkan-materi-dalam-Diskusi-Panel-Interprofessional-Education.-foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-11 09:27:452022-04-11 09:28:17Diskusi Panel Interprofessional Education

Kajian Ramadan Fakultas Farmasi: Konsep Profesionalisme dalam Islam

04/04/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Songsong Ramadan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pengajian dalam rangka menyongsong bulan suci Ramadan 1443 H dengan tema “Konsep Profesionalisme dalam Islam: Agar Bekerja Berbuah Surga”. Acara digelar pada Jumat, 1 April 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD. Hadir sebagai pemateri adalah Prof. Dr. K.H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. selaku Rektor Universitas Darussalam Gontor.

Dwi Utami, S.Si., Apt. selaku Kepala Program Studi Sarjana Farmasi UAD dalam sambutannya menyampaikan, dengan adanya forum kajian ini dapat menjadi suatu wadah bagi keluarga besar Fakultas Farmasi untuk berkumpul lagi. Harapannya dengan adanya acara ini dapat memberikan manfaat dan berkah untuk lebih semangat dalam menjalankan puasa.

Lebih lanjut, Hamid menyampaikan tidak semua orang Islam itu beriman (tidak semua muslim itu mukmin), tetapi semua mukmin pasti muslim. Rukun Islam merupakan pembersih jiwa, ketika jiwa bersih pasti kita akan melakukan amal individual dan amal sosial seperti mencari ilmu, mengajar ilmu, bekerja mencari nafkah, berdagang, berkeluarga, berpolitik, membantu orang miskin, dan memilih pemimpin. Dalam melakukan amal sosial maupun individual tersebut harus memakai ajaran Islam sehingga amal-amal perbuatan kehidupan disebut dengan syariat (jalan hidup). Menurut Al-Mawdudi, visi Islam (worldview Islam) dimulai dari konsep keesaan Tuhan (syahadat) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia.

“Arti iman dalam Islam bukan hanya apa yang ada dalam hati. Pengertian iman sebagai keyakinan dalam hati dan pengalamannya, pernyataannya dengan lisan, serta pengalamannya dengan anggota tubuh. Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Iman itu bukan sekadar angan-angan, tetapi keyakinan yang tertanam dalam hati dan dibuktikan kebenarannya oleh amal perbuatan,” papar Hamid.

 Dalam Q.S. An-Nur ayat 39 dijelaskan bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada Allah itu apa pun perbuatannya tidak ada artinya dalam Islam. Orang yang beramal tetapi tidak beriman, mereka percaya bahwa amalnya lebih mulia dari agamanya. Banyak orang muslim yang mengaku beriman tetapi percaya dengan hal-hal yang musyrik. Apabila ada keimanan bersamaan dengan kemusyrikan, maka iman yang akan hilang. Orang yang beriman tetapi tidak berhubungan dengan amal, seperti halnya bekerja tetapi tidak karena iman, bekerja tidak niat untuk ibadah. Keimanan tidak tampak dalam bentuk amal, baik individual maupun sosial, bahkan keimanan tidak jadi kejujuran, kebersihan, kerja keras, disiplin. Beramal yang benar adalah yang disertai dengan atau berdasarkan pada iman. Sehingga, mukmin yang profesional adalah bekerja berdasarkan keimanannya.

Terakhir Hamid menyampaikan mengenai cara mukmin profesional (beramal dengan iman) berbuah surga yaitu dengan beramal dengan ikhlas, beriman dengan salat dan zakat seperti halnya yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 277, serta beriman dan bertakwa dengan perkataan benar. Adapun balasan dan beramal di dunia yaitu tidak merasa khawatir atas jaminan keselamatan hidup, memperoleh jaminan petunjuk dari Allah Swt., keberuntungan, rezeki yang baik, dan mendapatkan kebaikan hidup di dunia. Sedangkan balasan beriman dan beramal saleh di akhirat yaitu pahala yang mengalir tidak putus-putus, mendapat ampunan atau kesalahan, serta penghapusan atas dosa. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Songsong-Ramadan-Fakultas-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-04 08:54:492022-04-04 08:54:49Kajian Ramadan Fakultas Farmasi: Konsep Profesionalisme dalam Islam

General Lecture Interprofessional Education

29/03/2022/in Terkini /by Ard

dr. Barkah Djaka Purwanto, Sp. PD-KGH FINASIM Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memaparkan materi pada Kuliah Umum Interprofessional Education (Foto: Farida)

Kolaborasi antara Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum dengan tajuk “Interprofessional Education” pada Sabtu, 26 Maret 2022. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD. Hadir sebagai pemateri adalah dr. Barkah Djaka Purwanto, Sp. PD-KGH. FINASIM. selaku dosen Fakultas Kedokteran UAD.

Dwi Utami, S.Si., M.Si., Apt. selaku Kepala Program Studi Sarjana Farmasi UAD menyampaikan, kolaborasi ini akan menjadi suatu motor penggerak, tempat antara satu mahasiswa dengan yang lain dapat saling mengenal, kolaborasi, juga menginisiasi kegiatan lain yang diminati. Kolaborasi sangat penting di lingkup kesehatan, karena akan saling berinteraksi pada saat dunia kerja.

Lebih lanjut, Barkah menyampaikan Interprofessional Education (IPE) merupakan praktik kolaborasi antara dua atau lebih profesi kesehatan yang saling mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan. IPE menjadi suatu metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis kelompok untuk menciptakan suasana belajar kolaborasi untuk mewujudkan praktik kolaborasi di lapangan kerja. IPE akan terjadi ketika anggota dari dua atau lebih profesi belajar tentang dan dari satu sama lain.

“Mahasiswa yang mendapatkan IPE kemungkinan lebih memahami peran dan tanggung jawab antar profesi, karena akan memahami peran masing-masing. Kompetensi yang menjadi dasar IPE yaitu nilai atau etika dalam praktik, peran atau tanggung jawab, komunikasi antarprofesi serta tim, dan kerja sama,” papar Barkah.

Aktor yang dapat berkecimpung untuk mengimplementasikan IPE yaitu pemimpin di bidang kesehatan dan pendidikan, mahasiswa dan profesional kesehatan yang berkomitmen, pendidik serta individu, dan komunitas atau masyarakat. Manfaat IPE dalam kemajuan menuju universal health yaitu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan akses keprofesian kesehatan, meningkatkan kepercayaan pada profesional kesehatan, pengurangan biaya perawatan kesehatan, meningkatkan praktik, dan produktivitas di tempat kerja.

Terakhir Barkah berharap dengan adanya kuliah umum ini dapat mengantarkan mahasiswa menjadi manusia yang holistik dalam menangani semua kasus di masyarakat. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Barkah-Djaka-Purwanto-Sp.-PD-KGH-FINASIM-selaku-Dosen-Fakultas-Kedokteran-Universitas-Ahmad-Dahlan-sedang-memaparkan-materi-pada-Kuliah-Umum-Interprofessional-Education.-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-29 08:36:292022-03-29 08:36:29General Lecture Interprofessional Education

Milad Fakultas Farmasi UAD ke-26: Mewujudkan Ketahanan Kesehatan Indonesia

25/03/2022/in Terkini /by Ard

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. memberikan sambutan pada acara Milad Farmasi UAD ke-26. (Foto: Farida)

Puncak acara Milad Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diselenggarakan pada Senin, 21 Maret 2022, mengusung tema “26 Years Dedication and Impact: Producing Excellent Pharmacist”. Acara digelar secara luring bertempat di Kampus III UAD Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, juga secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD. Kegiatan dilanjut dengan orasi ilmiah dengan mengundang narasumber yaitu Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm. MARS. selaku Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Republik Indonesia.

Rizka dalam orasi ilmiah menyampaikan mengenai “Building Synergy for A Bright Future of Indonesia Through Active Role of Pharmacist”. Tantangan kesehatan yang dihadapi Indonesia sangat mendasar, di antaranya stunting, kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, dan kasus tuberkulosis (TBC). Melihat tantangan tersebut, kemandirian farmasi dan alat kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk mewujudkan ketahanan kesehatan di Indonesia, yang diawali dengan kemampuan penguasaan produksi obat dan akses yang sangat dibutuhkan. Permasalahan kondisi sektor farmasi dan alat kesehatan saat ini masih adanya ketergantungan bahan baku obat impor, belanja alat kesehatan didominasi produk impor, dan biaya penelitian dan pengembangan masih rendah.

Masalah penggunaan obat pada masyarakat meliputi kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penggunaan obat yang benar termasuk antimikroba (terutama antibiotik), pembelian obat keras (contohnya antibiotik) secara bebas tanpa resep, terapi infeksi tidak efektif karena perkembangan riset antimikroba baru menurun, sedangkan temuan mikroorganisme resistan penyebab infeksi meningkat.

“Apoteker harus menjadi long life learner dalam mengantisipasi dinamika situasi dan kondisi yang terus berubah sehingga dapat menjadi tenaga kesehatan yang andal dalam melaksanakan tugasnya mewujudkan masyarakat yang sehat. Tentunya dengan usia Fakultas Farmasi yang sudah dewasa, dapat melakukan inovasi dan dapat memberikan sumbangsihnya bagi peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia,” ucap Rizka.

Lebih lanjut, Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi UAD dalam pidato tahunan menyampaikan, tema Milad Farmasi tahun ini memperlihatkan bahwa selama 26 tahun Fakultas Farmasi UAD telah menghasilkan alumni yang berkualitas dan menduduki posisi penentu di berbagai area pekerjaan kefarmasian. Hal ini membuktikan bahwa lulusan Fakultas Farmasi mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan keilmuan terutama dalam menghadapi era literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.

Di akhir penyampaiannya, Dyah berharap Fakultas Farmasi akan lebih mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan mempertahankan, serta meningkatkan kualitasnya dengan energi baru dan visi yang baru. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-UAD-Dr.-Muchlas-M.T.-sedang-memberik-sambutan-pada-acara-Milad-Farmasi-UAD-ke-26.-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-25 06:47:392022-03-25 06:47:39Milad Fakultas Farmasi UAD ke-26: Mewujudkan Ketahanan Kesehatan Indonesia

Kehalalan Obat dan Sediaan Farmasi

17/03/2022/in Terkini /by Ard

Prof. Dr. apt. Nurkhasanah, M.Si. dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pemateri Diskusi Bertajuk “Kehalalan Obat dan Sediaan Farmasi” (Foto: Farida)

Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat mengadakan pengabdian masyarakat internasional dengan diskusi yang bertajuk “Kehalalan Obat dan Sediaan Farmasi” pada Sabtu, 12 Maret 2022. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dan kanal YouTube Muhammadiyah Amerika Serikat. Hadir sebagai narasumber adalah Prof. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt. selaku dosen Farmasi UAD sekaligus Ketua Halal Center UAD.

Acara ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberlakuan pemberian sertifikasi halal, tidak terkecuali dalam produk makanan, kosmetik, dan obat sebagai bentuk perwujudan negara yang menjamin kehidupan beragama Islam dan memberikan ketenangan untuk memberikan serta memakai produk halal.

Nurkhasanah menyampaikan, sesungguhnya mengonsumsi yang halal adalah perintah Allah sesuai dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 168 dan 172. Memakai produk halal tidak hanya pada makanan, tetapi halal saat ini sudah berkembang dalam ilmu sains yang biasa disebut halal sains. Halal dapat diartikan sebagai hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Hal-hal yang menentukan kehalalan yaitu halal zatnya, halal dalam memprosesnya, halal penyimpanannya, halal penyajiannya atau transportasinya, dan halal cara memperolehnya.

“Makanan segar jelas haram atau halalnya, seperti daging sapi halal dan daging babi haram, tetapi jika sudah menjadi makanan olah, tidak ada yang bisa menjamin halal atau haramnya dan termasuk syubhat, sampai ada kejelasan halal atau haram. Makanan yang bersumber dari daging, perlu adanya kejelasan dari jenis hewan dan cara penyembelihannya. Sehingga proses audit harus melibatkan orang yang mengetahui prosesnya tidak hanya Majelis Ulama Indonesia saja,” papar Nurkhasanah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, produk halal merupakan produk yang diproduksi dari bahan yang halal dan thayyib pada fasilitas produksi yang bersih atau bebas dari barang yang haram dan najis. Obat yang berbahan dari hewan apabila hewan tersebut haram, sudah pasti obat tersebut menjadi haram, tetapi apabila obat yang berbahan dari hewan yang halal, perlu diperhatikan cara penyembelihannya (diproses secara islami) dan pemanfaatan darahnya. Pada dasarnya berobat wajib menggunakan metode yang tidak melanggar syariat dan obat yang digunakan wajib menggunakan obat yang suci dan halal. Obat cair berbeda dengan minuman, baik secara kegunaan ataupun hukumnya. Obat digunakan dalam kondisi sakit untuk pengobatan sedangkan minuman digunakan untuk konsumsi. Lalu bagaimana hukum alkohol untuk obat? Obat cair maupun noncair yang mengandung alkohol atau etanol yang berasal dari khamar, hukumnya haram. Penggunaan alkohol atau etanol yang bukan berasal dari khamar, baik merupakan hasil sintesis kimiawi dari petrokimia ataupun hasil industri fermentasi nonkhamar untuk bahan obat cair ataupun noncair, hukumnya boleh dengan beberapa syarat di antaranya tidak membahayakan bagi kesehatan, tidak ada penyalahgunaan, aman dan sesuai dosis, serta tidak digunakan secara sengaja untuk membuat mabuk.

Produk kosmetik yang mengandung khamar adalah haram, dan penggunaannya hukumnya haram. Produk kosmetik dalam (masuk ke tubuh) yang mengandung alkohol yang berasal dari hasil fermentasi tanaman yang bukan termasuk khamar dengan kadar di bawah 0,5 % adalah halal, apabila secara medis tidak membahayakan. Produk kosmetika luar (tidak masuk ke dalam tubuh) yang mengandung alkohol yang berasal dari hasil fermentasi tanaman yang bukan termasuk khamar adalah halal apabila secara medis tidak membahayakan. Penggunaan alkohol atau etanol pada produk kosmetik luar (tidak masuk dalam tubuh) tidak dibatasi kadarnya, selama etanol yang digunakan bukan berasal dari khamar dan secara medis tidak membahayakan.

“Bahan farmasetik lain yang menjadi bahan tambahan yang bukan obat senyawa kimia bioaktif bersama obat, dibuat menjadi produk farmasi. Bahan yang kritis dapat digunakan di antaranya kapsul (gelatin), magnesium stearat (sumber lemak), dan tablet salut (sumber wax dan tween 80),” ucap Nurkhasanah.

Terakhir, ia berharap agar semua produk pada tahun 2024 nanti sudah bersertifikat halal, untuk menjamin keamanan dan lebih jelas dalam memilih penggunaan setiap produk. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr-Nurkhasanah-M.Si-Apt-dalam-acara-Pengabdian-Masyarakat-Internasional-sedang-memaparkan-materi.-foto-Farida.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-17 09:43:372022-03-17 09:51:27Kehalalan Obat dan Sediaan Farmasi

Kembangkan Soft Skill Melalui Program MBKM

08/03/2022/in Terkini /by Ard

Dr. apt. Dwi Utami, M.Si (kanan) Kaprodi Farmasi UAD memaparkan materi pada acara Podcast Farmasi Inspiratif (Foto: Farida)

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Positif (Podcast Farmasi Inspiratif) #11 pada Kamis, 3 Maret 2022 dengan tajuk “Kembangkan Soft Skill Melalui Program MBKM”. Acara ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Farmasi UAD dengan menghadirkan narasumber Dr.apt. Dwi Utami, M.Si. selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Farmasi UAD, Widyanari Febriyana Wulansari selaku mahasiswa lolos pendanaan PKM-RE, dan Ditya Oktaviani selaku Ketua Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Farmasi UAD 2021.

Dwi menyampaikan, Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) bermula dari adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya pandemi Covid-19, perguruan tinggi dituntut untuk menciptakan lulusan yang adaptif, dan bisa memahami kondisi saat di lapangan yang menjadi bekal ketika lulus nanti. Oleh karena itu, perguruan tinggi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa menuntut ilmu di tempat yang lain, tidak hanya di program studi.

“Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan apa pun yang didapatkan saat perkuliahan. PKM ini terdiri atas beberapa bidang, bidang yang saya pilih masuk dalam PKM-RE (Riset Eksakta) yaitu mengembangkan sebuah ide atau formulasi untuk diteliti lagi. Motivasi mengikuti kegiatan PKM-RE karena ingin mendapatkan pengalaman, menambah relasi, dan mengembangkan soft skill,” papar Widyanari.

Lebih lanjut, Ditya menyampaikan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui organisasi mahasiswa (ormawa) maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mampu membina masyarakat di suatu tempat yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pada program ini lebih banyak mengembangkan soft skill, di samping itu korelasi apa yang dilakukan pada program MBKM harus sejalan dengan capaian pembelajaran di program studi.

Menjelang akhir Podcast, Dwi menyampaikan mari mengembangkan diri bukan hanya dari bidang kognitif, beberapa pembelajaran di program studi terdapat hidden kurikulum terutama untuk pengembangan soft skill. “Apa pun yang Anda lakukan untuk pengembangan diri akan memberikan manfaat kepada diri Anda, bukan sekadar nilai.” (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.apt_.-Dwi-Utami-M.Si-sedang-memaparkan-materi-pada-acara-Podcast-Farmasi-Inspiratif.-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-08 08:11:542022-03-08 08:11:54Kembangkan Soft Skill Melalui Program MBKM
Page 8 of 8«‹678

TERKINI

  • Epivenue 2025 Soroti Peran Gen Z dalam Politik Digital19/07/2025
  • Mahasiswa UAD Kembangkan Media Digital Interaktif Berbasis Android19/07/2025
  • PPK Ormawa BEM Farmasi UAD Lolos Hibah Nasional, Wujudkan Desa Kanoman Sehat Melalui Program “Healthy Village House”19/07/2025
  • Kongres KBM FAI 2025: Mewujudkan Organisasi Mahasiswa yang Progresif, Kolaboratif, dan Berintegritas19/07/2025
  • UAD Gelar Seminar Nasional: Statistik sebagai Pilar Kebijakan Publik Kota Yogyakarta19/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara Nasional dengan Inovasi Project Based Learning untuk Teks Berita18/07/2025
  • Kembangkan Robot Edukatif Berbasis Aljabar Lie, Tim Matematika UAD Raih Juara Nasional18/07/2025
  • Mahasiswa Sistem Informasi UAD Raih Dua Kejuaraan Nasional Artikel Ilmiah18/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Artikel dan Presenter Terbaik di Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional 202518/07/2025
  • Mahasiswa UAD Juara Nasional Lewat Inovasi Pengolahan Limbah Menjadi Energi Terbarukan18/07/2025

FEATURE

  • Kupas Tuntas Strategi Konten dan Dakwah Digital18/07/2025
  • Mengungkap Rahasia Artikel Populer Bersama Harian Jogja17/07/2025
  • Menemukan Ketenangan dengan Mengingat Allah17/07/2025
  • Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan11/07/2025
  • Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah10/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top