Setelah sebelumnya Rektor IAIN Metro beserta rombongan teken MoU dengan UAD dalam hal pembinaan santri di pesantren mahasiswa, kali ini Ketua Yayasan Darut Tauhid (DT), Bandung, bersama pengurus lain yang berkunjung ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Kamis, (24-11-2022). Rombongan Yayasan Darul Tauhid diterima langsung oleh Kepala Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional (KKUI) beserta staf, Perwakilan Biro Akademik dan Admisi (BAA), serta beberapa pengurus Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (Persada).
Gatot Kunta Kumara, S.T., M.M. selaku Ketua Yayasan DT beserta jajarannya menyampaikan rasa syukur, ucapan terima kasih, dan apresiasi yang kemudian dilanjut diskusi santai penuh keakraban. Ia berharap bisa belajar dan menimba ilmu serta pengalaman, mengingat DT baru 2 tahun ini mendirikan perguruan tinggi. Ia terinspirasi oleh Muhammadiyah yang memiliki ratusan perguruan tinggi.
“Masyaallah, bagi kami Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang paling baik dalam menggerakkan dakwah dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan. Di Muhammadiyah tampaknya tidak ada tokoh atau figur yang menonjol, tetapi memiliki sistem yang sangat baik. Salah satunya mampu mengelola lebih dari 170 perguruan tinggi,” tutur Gatot.
Mewakili Mudir Persada yang masih ada tugas akademik di Malaysia, 3 pengurus Persada yaitu Safika Maranti, Diyan Faturahman, dan Mustofa Ahyar menyampaikan model pembinaan santri.
Disampaikan bahwa sejak tahun 2010, Persada telah melakukan pembinaan mahasiswa, tetapi karena keterbatasan ruang maka santri yang tinggal di dalamnya hanya berkisar 250-an, sehingga santri yang tinggal di dalamnya hanya 1 tahun atau 2 semester. Pada tahun 2020, Persada mekar menjadi 3 lokasi. Ada yang khusus membina santri tahfiz putri, ada yang khusus untuk mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI), dan pusatnya ada di kompleks Kampus IV UAD yang santrinya berasal dari berbagai program studi atau fakultas di UAD.
Selama di asrama mereka mendapat materi pembinaan seputar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), pembiasaan adab dan bahasa, pelatihan soft skill, bimbingan baca, dan hafalan Al-Qur’an maupun hadis. Setiap santri mendapat pembimbing atau musyrif/ah dengan rasio 1:5, yakni 1 musyrif mendampingi 5 santri.
Berdasarkan jalur masuknya, mahasiswa atau santri yang tinggal di Persada dibagi menjadi 3 kategori. Pertama santri Beasiswa Program Misi (BPM) yaitu mereka yang mendapat beasiswa dari UAD sejumlah kurang lebih 80 anak, kemudian santri reguler yakni mereka yang kuliahnya bukan dari beasiswa, serta yang terbaru ialah santri Fakultas Kedokteran sejumlah kurang lebih 100 mahasiswa.
Menanggapi penjelasan dari Persada, Bendahara Yayasan DT, Jakaria Goro menanyakan tentang skema beasiswa di UAD serta permohonan agar alumni santri Darut Tauhid juga bisa diterima kuliah di UAD lewat jalur beasiswa.
Nanang Suwondo, M.Pd.Si. mewakili Kepala BAA menjelaskan lebih lanjut bahwa beasiswa di UAD terdiri atas beberapa macam. Ada yang namanya beasiswa BPM, beasiswa prestasi, dan juga beasiswa dari pemerintah yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP). Masing-masing memiliki persyaratan dan fasilitas yang berbeda.
Pertama, beasiswa BPM yang sudah ada sejak tahun 2007 ini terbagi menjadi 3 jalur yaitu BPM- Kader Persyarikatan (KP), BPM-HQ atau Tahfizul Qur’an, serta BPM-SSO atau Seni Sains dan Olahraga. Persyaratan umum ialah nilai rapor yang mencukupi, tes potensi akademik (TPA), pemahaman AIK, serta lulus wawancara. Adapun persyaratan khususnya, untuk BPM-KP ialah keaktifannya di organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, dibuktikan dengan surat rekomendasi dari Ranting, Cabang, atau Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) setempat.
Adapun untuk jalur tahfiz minimal hafal 10 juz Al-Qur’an. Kemudian untuk jalur BPM-SSO, yakni asal ada bukti sertifikat kejuaraan, olimpiade, maupun karya tertentu. Fasilitas yang diperoleh antara lain bebas baya kuliah 8 semester, kecuali registrasi setiap awal semester sebesar Rp300.000,000. Masing-masing mendapat pembinaan, pelatih, dan monitoring evaluasi setiap akhir semester. Ketiga beasiswa tersebut mulai dibuka Januari hingga April mendatang.
Kedua, beasiswa prestasi yang dimaksud ialah dalam bidang akademik. Biasanya diperoleh saat mereka sudah aktif menjadi mahasiswa. Besaran beasiswanya dapat mencapai 50% dari beban biaya kuliah. Kuota beasiswa ini lebih banyak dari kuota beasiswa BPM. Ketiga, beasiswa KIP atau beasiswa pemerintah. Ini fasilitasnya ialah selain bebas biaya kuliah, juga mendapat uang saku setiap bulannya mencapai Rp1.000.000,00.
Sebelum diskusi diakhiri, Dwi Santoso, M.Hum., Ph.D. selaku Kepala KKUI sedikit memberi informasi terkait anak-anak dari Tenaga Kerja Indonesia/Wanita (TKI/ TKW) yang membutuhkan guru. Ia menawarkan kepada DT barangkali siap membantu mengirimkan santri atau mahasiswanya ke lokasi yang dibutuhkan.
“Ribuan anak-anak butuh nomor induk siswa. Mereka adalah anak-anak kita. UAD telah mengawali dengan program Alumni Mengajar yang rencananya segera kita dikirimkan ke luar negeri. Siapa tahu DT siap mendukung program ini, kami akan bantu untuk menyalurkan,” ungkap Dwi disambut dengan respons positif dari hadirin yang datang di Ruang Pertemuan Perpustakaan Kampus IV UAD tersebut. (Diyan/Guf)
uad.ac.id