Pemaparan pidato Prof. Ir. Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam pengukuhan Guru Besar UAD (Dok. Istimewa)
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki tantangan unik dalam mengelola mobilitas dan transportasi. Pertumbuhan pesat penduduk, urbanisasi, dan ekonomi yang dinamis telah menciptakan tekanan besar pada sistem transportasi di negara ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia sekarang adalah kemacetan lalu lintas yang parah, terutama di kota-kota besar. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang cepat, kurangnya infrastruktur yang memadai, dan kurangnya pengelolaan lalu lintas yang efektif telah menyebabkan kemacetan dan polusi udara menjadi masalah serius yang memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Prof. Ir. Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Teknologi Transportasi Listrik Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence (AI)”. Adapun Prof. Tole dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Elektronika, Instrumen, dan Kendali di Ruang Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 4 Desember 2023.
Pribadi yang masuk sebagai 2% ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University dan Elsevier BV tahun 2021–2023 itu menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai menyadari urgensi untuk mengatasi masalah mobilitas dan transportasi, termasuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan. Hal tersebut diwujudkan dengan diterbitkannya regulasi kendaraan listrik dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
“Teknologi listrik merupakan salah satu inovasi otomotif global terkini yang menyajikan perubahan besar pada paradigma transportasi darat masa depan. Mobil listrik menjadi topik yang paling banyak diteliti dan dikembangkan karena potensinya menggantikan mobil konvensional yang beredar,” tuturnya.
Saat ini, teknologi transportasi masa depan menggunakan mobil listrik atau motor listrik tidak hanya berfokus pada transportasi darat, tetapi berkembang pada transportasi udara dan laut. Pada Desember 2019 telah dilakukan uji terbang perdana pesawat terbang komersial bertenaga listrik di Vancouver, Kanada. Selain itu, dilakukan juga uji terbang pesawat listrik dengan 21.500 sel baterai tahun 2022 di Washington, Amerika Serikat. Sedangkan pada April 2022 diluncurkan kapal tanker bunker bertenaga listrik pertama di dunia yang mulai beroperasi di Jepang.
Adapun kendaraan listrik dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, berdasarkan catu daya dan jenis penggeraknya, antara lain sebagai berikut.
- Kendaraan Listrik Hibrid Plug-in (Plug-in Hybrid Electric Vehicle, PHEV)
- Kendaraan Listrik Hibrid (Hybrid Electric Vehicle, HEV)
- Kendaraan Listrik Murni (Pure Electric Vehicle, PEV)
Artificial Intelligence (AI) untuk Kendaraan Listrik
Pengembangan teknologi transportasi masa depan tentu tidak terlepas dari adanya peran Artificial Intelligence (AI). Guna memanfaatkan sepenuhnya keunggulan kendaraan listrik, maka diperlukan sistem cerdas yang dapat mengoptimalkan kinerja dan mengatasi berbagai tantangan terkait kendaraan listrik ini. Sinergi antara AI dan Electric Vehicle (EV) akan mendorong pengembangan sistem cerdas yang mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan keselamatan, dan memberikan pengalaman pengguna. Beberapa peran penting AI untuk EV lainnya, antara lain sebagai berikut.
- Meningkatkan efisiensi dan manajemen energi kendaraan
- Kemudi otonom (Autonomous Driving)
- Pemeliharaan prediktif
- Optimasi infrastruktur pengisian daya
- Pengembangan teknologi baterai
- Pengalaman pengguna
- Perbaikan electric drive
Electric Motor Drive Berbasis Kendali Vektor
Prof. Tole mengungkapkan bahwa dirinya berfokus pada bidang Direct Torque Control (DTC) yang menitikberatkan pada kendali vektor dalam kendaraan listrik. Teknologi transportasi listrik masa depan berbasis kendali vektor adalah strategi yang menjanjikan untuk mengintegrasikan metode kendali vektor pada berbagai jenis kendaraan listrik, seperti sepeda listrik, mobil listrik, dan kereta listrik. Kendali vektor dapat digunakan untuk mengoptimalkan traksi setiap roda secara independen sehingga mempermudah manuver yang lebih baik termasuk juga pengendalian yang lebih cepat saat berbelok dan menghadapi medan berat. Selain itu, kendali vektor dalam kendaraan listrik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja.
Sistem Manajemen Energi (EMS)
Keberadaan teknologi transportasi masa depan tentu ini akan memberikan penghematan biaya yang signifikan bagi banyak pihak, salah satunya adalah maskapai penerbangan. Teknologi transportasi masa depan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mempromosikan kendaraan berbasis energi terbarukan. Hal ini kemudian juga berdampak pada sistem manajemen energi kendaraan nantinya. Sistem manajemen baterai (battery management system) atau secara umum sistem manajemen energi (energy management system) merupakan bagian penting pada kendaraan listrik. EMS memastikan kinerja baterai dalam mengendalikan dan memanajemen energi pada sistem kendaraan listrik. Selain itu, BMS juga harus memantau kinerja dan melindungi sistem penyimpanan energi baterai dari kendaraan.
Menutup pidatonya, Prof. Tole menyebutkan bahwa teknologi transportasi masa depan akan menuju berlistrik, netral karbon, otonom, dan cerdas. “Tren dan inovasi teknologi listrik masa depan akan berpusat pada efisiensi, mudah diakses, terjangkau, dan dirancang khusus memerangi polusi dan kemacetan,” tutupnya. (Lid)
uad.ac.id