• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Momen Mahasiswa Menguatkan Akidah di Bulan Ramadan

13/04/2022/in Terkini /by Ard

IMM PBII Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Adakan Kegiatan Ruang Bincang Komisariat (Foto: Istimewa)

Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang penuh ampunan. Hal ini sesuai dengan Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim yang menegaskan bahwa “Barang siapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, diampuni baginya dosa-dosa masa lalu”.

Sebagai seorang muslim, tentunya kesempatan ini harus dimanfaatkan secara betul untuk meraih rida Ilahi. Itu pula yang dilakukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dengan menggelar majelis ilmu yang membahas mengenai “Akidah Kader dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan”, dengan mengundang narasumber Muhammad Saeful Effendi, S.Pd., M.Pd.B.I.

Saeful menjelaskan bahwa di zaman yang serba paradoks seperti saat ini, antara apa yang ada di pikiran dengan apa yang ada di hati kita saling bertentangan, sehingga sangat diperlukan kekuatan akidah dalam menjalani kehidupan. Akidah di mana pun kita berada harus benar-benar disesuaikan. Jika merujuk pada pengertiannya akidah merupakan suatu hal yang sangat mendasar serta mempunyai konsekuensi.

Seorang individu harus mempunyai pengalaman spiritual untuk dapat menguatkan iman dan akidah. Misalnya seperti cobaan. Manusia dalam menjalani hidupnya pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya cobaan. Namun, itu tidak bisa diartikan secara sempit sebagai sesuatu hal yang menyedihkan atau yang menyengsarakan. Cobaan dapat juga berupa sesuatu hal yang menyenangkan, seperti kekayaan, harta, anak, dan sebagainya. Ini pula yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 214 dan surat Al-Anfal ayat 28. Dalam surat Al-Anfal dijelaskan bahwa harta, kekayaan, dan anak merupakan salah satu wujud dari sebuah cobaan yang membahagiakan.

“Apakah dengan adanya anugerah berupa harta benda, anak-anak, dan kekayaan ini menambah ketakwaan kepada Allah, dengan mensyukuri nikmat-Nya serta melaksanakan hak dan kewajiban seperti yang telah di tentukan oleh Allah? Atau justru malah melalaikan kita terhadap perintah-perintah Allah?” tutur Saeful Effendi. (wid)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/IMM-PBII-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Adakan-Kegiatan-Ruang-Bincang-Komisariat-Foto-Istimewa-1.jpeg 900 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 10:16:592022-04-13 10:17:22Momen Mahasiswa Menguatkan Akidah di Bulan Ramadan

Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat

13/04/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Rutin Ramadan oleh HMTP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Dr. Hardi Santoso, M.Pd. (Foto: Laela)

Departemen Sosial Agama dan Islam Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian Islam dalam rangka bulan suci Ramadan 1443 H. Acara ini dengan tema “Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat” ini merupakan agenda rutin pada bulan Ramadan untuk meningkatkan ketakwaan, memupuk keimanan, dan menebar kebermanfaatan antarsesama. Digelar pada Minggu, 10 April 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dengan pembicara Dr. Hardi Santoso, M.Pd, acara tersebut berlangsung selama dua jam. Sebanyak 51 peserta hadir yang terdiri atas pengurus HMTP beserta bapak dan ibu dosen.

Ghoniyun Nisa selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa tujuan diadakannya acara ini yaitu terjalinnya silaturahmi antarpengurus HMTP, serta menambah ilmu dan memupuk keimanan sehingga terwujud pribadi islami, kompeten, dan berprestasi.

“Tema kajian kita kali ini seharusnya membawa semangat perubahan untuk meningkatkan kemampuan diri, memperluas relasi pertemanan sehingga banyak pembelajaran yang didapatkan. Menjadi mahasiswa gaul sukses dunia akhirat dapat ditempuh dengan menjadi mahasiswa aktif, produktif, kreatif, dan inovatif. Jadilah mahasiswa yang bukan hanya fokus pada dunia, karena pada hakikatnya akhirat tujuan utama,” tutur Pangestika Firda selaku ketua HMTP dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Hardi Santoso menyampaikan makna sukses secara umum yakni mengikhtiarkan segala bentuk usaha kebaikan sebagai bekal akhirat dan usaha membangun jejaring sosial guna mempersiapkan kesuksesan dunia sehingga tercipta generasi unggul dan islami. “Menjadi mahasiswa gaul yang sukses dunia akhirat adalah impian semua orang, kesuksesan tidak akan terlepas dari kegagalan. Jika seseorang selalu fokus pada kegagalan, rintangan dan hambatan maka tujuan tidak akan terlihat. Begitu pun sebaliknya, ketika tujuan adalah prioritas maka dunia ini terasa akan mudah,” papar Hardi Santoso.

“Kesuksesan dunia dapat diwujudkan dengan mencoba kegagalan, tetapi hal tersebut tidak mudah sehingga bantuan orang lain sangat diperlukan. Bimbingan dari orang-orang yang sudah berpengalaman tentunya akan membantu mempersiapkan strategi-strategi utama dan cadangan sesuai target kesuksesan yang direncanakan. Kemudian, jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum kita menebar kebaikan dan kebermanfaatan antarsesama sebagai bekal di akhirat kelak.”

Terakhir Hardi menyampaikan, generasi gaul yaitu mereka yang mampu mengikuti perkembangan zaman, berani menghadapi perubahan, dan selalu menjaga konsistensi hidup dengan memaksimalkan dunia serta memprioritaskan akhirat. (ela)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemateri-Dr.-Hardi-Santoso-M.Pd-kanan-ke-tiga-beserta-ketua-HMTP-Pangestika-Firda-kanan-bawah-Gema-Ramdan-HMTP-Foto-laela.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 09:26:542022-04-13 09:38:21Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat

Kisah Sultan Hassanal Bolkiah, Pedagang Kaki Lima, dan Naifnya Calon Mempelai Wanita

13/04/2022/in Feature /by Ard

Dalam Islam, pernikahan adalah salah satu ibadah yang bernilai kebaikan sangat besar. Untuk melaksanakannya, pernikahan haruslah sempurna dari rukun dan syaratnya. Dari pendapat mayoritas ulama, meski bukan termasuk dari rukun dan syarat nikah, pemberian mahar oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita tidak boleh dianggap remeh. Bahkan, dianggap berdosa dan dinilai telah meninggalkan kewajiban jika calon mempelai pria tidak memberikan mahar, walaupun pernikahannya dinyatakan sah.

“Apa yang dimaksud dengan mahar? Sejatinya di dalam menerangkan segala sesuatu haruslah berangkat dari definisinya terlebih dahulu, agar tidak keliru dalam memahaminya kemudian,” ucap Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H., saat menjadi pemateri kajian jelang buka puasa di Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Secara bahasa, mahar adalah kata serapan dari bahasa Arab ‘muhuruun’ yang bermakna ‘maskawin’, ialah seserahan berupa barang atau uang yang diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita ketika melangsungkan pernikahan.”

Tayang secara langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, pada Senin, 11 April 2022, Kepala Pusat Tarjih UAD itu menjelaskan secara mudah perihal mahar dan bagaimana perilaku bijak dalam menyikapi nilai mahar yang akan diberikan di dalam suatu pernikahan.

Kajian jelang buka puasa Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pembicara Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (Foto: Didi)

Adapun dalil tentang pemberian mahar, Ustaz Budi menyampaikan bahwa ada banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang bisa dijadikan landasan, salah satunya ialah Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 4. “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”

Ustaz Budi beranggapan bahwa pada umumnya masyarakat di Indonesia telah memahami hakikat maupun posisi penting mahar dalam suatu pernikahan. Namun, pemahaman ini sering kali tidak berjalan lurus dengan pemahaman terhadap nilai materi ataupun wujud mahar itu sendiri. Dengan dalil yang diperoleh dari Al-Qur’an dan hadis tanpa memahami asbabul wurud-nya, calon mempelai wanita kerap salah kaprah lagi naif.

Mengutip dari Hadis Riwayat Ahmad, di zaman Rasulullah terjadi pernikahan dengan mahar sepasang sandal, “Lalu adakah mahasiswa UAD saat ini yang kelak berkenan menikah atau dinikahkan dengan mahar sepasang sandal pula?” gurau Ustaz Budi.

Sepasang sandal, zirah perang, sampai hafalan Al-Qur’an merupakan beberapa wujud mahar yang diberikan pada saat itu di zaman Rasulullah. Tapi bukan tanpa alasan, itu diberikan oleh para calon mempelai pria dikarenakan mereka tergolong tidak mampu dari segi materi.

“Karena pria yang datang kepada Rasulullah untuk minta dinikahkan adalah seorang yang tidak mampu, maka solusinya ialah dengan hafalan Al-Qur’an sebagai mahar nikah. Namun jika seorang mempelai pria mampu dalam artian ekonomi maupun materi, bijak kiranya mahar berupa sesuatu yang bernilai,” Ustaz Budi menambahkan.

Sebagai penguat dari penjabaran yang disampaikan, Ustaz Budi turut menyertakan Hadis Riwayat Sunan Abu Dawud 2117, “Dari Uqbah Bin ‘Amir (diriwayatkan) Rasulullah saw. bersabda, sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah baginya (calon suami).”

“Bisa disaksikan dari hadis ini, bahwa yang ditekankan ialah ‘paling mudah bagi calon suami’, dan yang mudah tidak selalu bermakna murah. Dari sinilah salah kaprah biasanya bermula, karena ingin dianggap calon istri yang salihah oleh calon suaminya, tanpa melihat asbabul wurud dalil, calon mempelai wanita menganggap yang mudah bagi calon mempelai suaminya ialah yang murah. Alhasil, si calon mempelai wanita pasrah saja perihal mahar. Padahal siapa tahu, calon mempelai prianya bisa saja mengusahakan mahar yang lebih baik dan bernilai.”

Tidak puas dengan penjelasan yang baru saja disampaikannya, Ustaz Budi memberikan analogi sederhana kepada para jamaah, dengan menggunakan sosok Sultan Hassanal Bolkiah dan pedagang kaki lima sebagai perumpamaan.

“Sultan Hassanal Bolkiah akan dengan mudah memberikan uang senilai tiga puluh miliar sebagai mahar pernikahan. Tapi sebaliknya, seorang pedagang kaki lima akan mencolok mata Anda jika ia ditagih nilai rupiah yang sama sebagai mahar. Dari sini sangat jelas terlihat bahwa mudah belum tentu murah dan pemberian mahar disesuaikan dengan kesanggupan calon mempelai pria, di situlah letak ‘mudah’ yang dimaksudkan.”

Masih satu benang merah, Ustaz Budi berpesan agar para wanita memperhatikan asal muasal pria yang akan mempersuntingnya kelak. Jika pria itu mampu atau kaya, mintalah mahar yang bernilai besar padanya. Lalu sebaliknya, jangan memaksakan mahar yang bernilai besar kepada pria yang tidak mampu.

“Sekali lagi ingat pesan Rasulullah, ‘yang memudahkan mempelai pria’, paham ya?”

Khusus pula kepada pria sampai menyepelekan persoalan mahar dan memberikan mahar berupa barang yang tidak bermanfaat bagi calon mempelai wanita. “Perlu diketahui, bahwa yang berhak meminta mahar ialah calon mempelai wanita, bukan ibu maupun keluarganya sendiri,” tekan Ustaz Budi.

Sebagai ultimatum, Ustaz Budi menceritakan kisah Rasulullah saat mempersunting istrinya, Khadijah. Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa Rasulullah memberikan 20 unta muda sebagai mahar pernikahannya. Jika dikonversi dalam bentuk rupiah, maka akan didapati nilai fantastis sebesar 600 juta rupiah. “Jika benar-benar ingin mengikuti sunah Rasulullah terkait pemberian mahar, beliau telah mencontohkannya saat meminang Khadijah. Dengan memberikan 20 unta betina muda sebagai mahar, Rasulullah menegaskan kepada umatnya jika mampu maka hendaklah calon mempelai pria memberikan mahar yang bernilai besar. Sekali lagi ingat, dilakukan kalau dirasa mudah dan jangan dipaksa bila memberatkan.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-jelang-buka-puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pembicara-Ustaz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 08:52:482022-04-13 08:52:48Kisah Sultan Hassanal Bolkiah, Pedagang Kaki Lima, dan Naifnya Calon Mempelai Wanita

Fun Ramadan for Kids, Upaya Pengurangan Penggunaan Telepon Genggam pada Anak-Anak

13/04/2022/in Terkini /by Ard

IMM BK, PAUD, dan PGSD Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengajak anak-anak Tamanan Bantul membuat kreasi tangan (Foto: Istimewa)

Di bulan penuh berkah ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan Konseling, Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Pendidikan Ilmu (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengajak anak-anak sekitar Masjid Rahmatan Lil Alamin untuk tetap aktif meski dalam keadaan berpuasa.

Fun Ramadan for Kids, kegiatan yang digagas IMM BPP ini sangat menarik dan banyak mengundang antusias anak-anak. Mereka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui permainan yang mengasah keterampilan anak.

“Bentuk kegiatannya seperti mendongeng atau bercerita, bernyanyi, kreasi tangan, dan permainan yang memiliki nilai-nilai tauhid, sikap, serta tanggung jawab,” tutur Khansa Ativa, selaku ketua umum IMM BPP ketika diwawancarai via WhatsApp, (09-04-2022).

Baik anak-anak hingga orang tua sangat antusias dengan merespons baik dan mendukung penuh adanya kegiatan ini. Hal itu tentunya mempermudah kader IMM BPP dalam menjalankan misinya di masyarakat luas.

Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya Pimpinan Komisariat (PK) IMM BPP untuk memberikan wadah kepada para kadernya untuk belajar bersosial, berinteraksi langsung dengan masyarakat, dan mengimplementasikan hal-hal yang sudah didapat dalam perkuliahan ataupun berorganisasi.

Fun Ramadan for Kids dilaksanakan di bulan Ramadan, setiap hari Sabtu dan Minggu di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Perumahan Taman Indah, Tamanan, Krobokan, Tamanan, Kabupaten Bantul. Harapannya baik setelah ataupun masa-masa kegiatan, penggunaan telepon genggam pada anak-anak berkurang dan bertambahnya pemahaman tentang nilai-nilai transendensi. (Lrs)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/IMM-BPP-Mengajak-membuat-Kreasi-tangan-Bersama-Anak-anak--scaled.jpg 1442 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 08:21:272022-04-13 08:21:27Fun Ramadan for Kids, Upaya Pengurangan Penggunaan Telepon Genggam pada Anak-Anak

Ngobrol Tipis-tipis bersama Dekan Fakultas Hukum UAD

12/04/2022/in Terkini /by Ard

Rahmat Muhajir Nugroho, S.H., M.H. (kiri) Dekan Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam acara Obrolan Tipis-tipis (Foto: Raihan)

Sabtu, 09 April 2022, program OTT atau Obrolan Tipis-Tipis mengundang Rahmat Muhajir Nugroho, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Salah satu orang penting di Fakultas Hukum ini, pada kesempatan tersebut membahas tentang kemajuan yang telah dicapai oleh Fakultas Hukum UAD.

Hadirnya sebuah kemajuan yang telah dicapai oleh Fakultas Hukum UAD membuat fakultas melakukan perancangan proses belajar mengajar yang dibutuhkan menjadi perbedaan yang signifikan. Kemajuan yang diraih membuat nama fakultas tersebut menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Kaitannya dengan perpindahan kampus, Rahmat mengatakan, “Terasa berbeda saat berada di Kampus II dan Kampus IV, yang paling pertama terlihat yaitu perbedaan fasilitas seperti gedung dan kelas yang saat ini sudah sangat nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar.”

Adanya pemindahan tersebut, selain membuat mahasiswa lebih bangga dan percaya diri berkuliah di gedung yang megah, juga bisa menjadi ketertarikan mahasiswa atau calon mahasiswa untuk bergabung di Fakultas Hukum UAD. Sementara itu, dalam sistem manajemen kelas memiliki beberapa perubahan, saat ini Fakultas Hukum dalam satu angkatan memiliki delapan kelas dengan jumlah dosen yang lebih banyak.

“Manajemen tersebut tentu dengan perencanaan yang lebih matang, dengan membuat agenda rapat kerja, renstra, dan program kerja. Dalam jangka waktu satu tahun, kami menyesuaikan dengan realitas saat ini,” katanya.

Lebih lanjut ia menuturkan, penerimaan mahasiswa baru mencapai 400 mahasiswa setiap tahunnya. Mulai tahun 2013, mahasiswa Fakultas Hukum UAD mengalami kenaikan yang signifikan hingga tahun 2022, yakni mencapai 1.557 mahasiswa aktif. Dalam jangka waktu sembilan tahun itu, minat mahasiswa cukup tinggi. Bahkan, tahun 2021 hasil survei dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menjadikan Fakultas Hukum UAD terpilih sebagai program studi dengan peminat terbanyak di Yogyakarta.

“Tentu orientasi kami mempersiapkan lulusan yang siap diterima di bidang pekerjaan, khususnya profesi hukum. Kami melakukan berbagai peninjauan kurikulum dan hasilnya kami arahkan pada tiga profil lulusan di antaranya akademisi, praktisi, dan peneliti.”

Ia menambahkan, Fakultas Hukum UAD berhasil mendapatkan izin penyelenggaraan magister hukum. Rencananya pembukaan mahasiswa baru dibuka setelah Hari Raya Idulfitri 2022 dan masa perkuliahan akan diadakan September 2022.

Di akhir masa jabatan sebagai dekan, saat ini Rahmat sedang melakukan riset akreditasi unggul internasional dengan melakukan berbagai tahapan yakni kerja sama internasional, membuka kelas internasional, dan pertukaran pelajar. Ia meyakini dengan mengangkat nilai akreditasi fakultas juga akan memengaruhi peningkatan penerimaan calon mahasiswa baru Fakultas Hukum UAD. (rai)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rahmat-Muhajir-Nugroho-S.H.-M.H.-kiri-Dekan-Fakultas-Hukum-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-acara-Obrolan-Tipis-tipis-Foto-Raihan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-12 10:52:582022-04-12 10:52:58Ngobrol Tipis-tipis bersama Dekan Fakultas Hukum UAD

Diskusi Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Islam dan Ilmu Kesehatan

12/04/2022/in Terkini /by Ard

Diskusi Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Islam dan Ilmu Kesehatan oleh IMM FAI UAD (Foto: Laras)

Bidang Immawati Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan “Dialog Immawati”, dengan bab pembahasannya yakni Bincang Fikih #2, yang mengusung tema “Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Islam dan Ilmu Kesehatan”.

“Selain sebagai wadah dan bentuk pemahaman dan pembinaan kader immawati seputar fikih kontemporer, Bincang Fikih kali ini juga saya kira berbicara soal kesehatan reproduksi, terlebih dalam pandangan Islam penting untuk diperhatikan kembali. Pada dasarnya seseorang tidak lepas dari kesehatan, hal ini bersifat krusial dalam diri seseorang,” tutur Raisah selaku ketua bidang Immawati, (09-04-2022).

Islam juga sangat memperhatikan dan mengharuskan untuk menjaga kesehatan reproduksi karena sudah menjadi fitrah manusia untuk berpasang-pasangan dengan tujuan melestarikan keturunan.

Narasumber pada acara ini adalah Immawati Naufal Elsania, yang sekarang menjadi ketua umum IMM Fakultas Kedokteran UAD. Dalam acara yang dipandu Immawati Tsulusiyah A. sebagai moderator itu, peserta yang bergabung tidak hanya regional IMM UAD, tetapi ada juga peserta dari IMM Malang. Jumlah keseluruhan peserta yakni kurang lebih 40 orang.

Bincang yang dilangsungkan via Google Meet pada Kamis, 07 April 2022, sangat menarik perhatian peserta. Antusias peserta untuk bertanya pun banyak, bahkan ada peserta yang tidak berkesempatan bertanya mengingat waktu yang sudah larut.

Setelah Bincang Fikih ini selesai, harapannya peserta dapat mengetahui dan mengerti atas urgensi dalam kesehatan reproduksi, serta ke depannya mampu merawat nalar kritis dalam menangani persoalan kehidupan saat ini. (Lrs)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Diskusi-Kesehatan-Reproduksi-Wanita-dalam-Islam-dan-Ilmu-Kesehatan-oleh-IMM-FAI-UAD-Foto-Laras.jpg 559 1277 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-12 10:30:572022-04-12 10:30:57Diskusi Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Islam dan Ilmu Kesehatan

Pintu Surga Ar-Rayyan bagi yang Rajin Puasa

12/04/2022/in Terkini /by Ard

Siraman Hati Persada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Laras)

Selama bulan suci Ramadan, Pesantren Ahmad Dahlan (Persada) Yogyakarta menyajikan acara yang ditayangkan di YouTube Persada UAD TV, yakni Siraman Hati. Berbagai tema menarik disampaikan, mulai dari keutamaan di bulan Ramadan, Ramadan bulan Al-Qur’an, pintu surga Ar-Rayyan bagi yang puasa, dan tema-tema lainnya. Sebagai tempat belajar sekaligus dakwah menyebarkan kebaikan, siraman rohani ini diisi oleh mahasantri Persada. Salah satunya Zuhruf Al-Adni, santriwati Persada yang pada Sabtu, 09 April 2022 membagikan ilmu bertema “Pintu Surga Ar-Rayyan bagi yang Puasa”.

Rasulullah saw. pernah bersabda “Sesungguhnya di surga ada delapan pintu, salah satu pintunya disebut dengan Ar-Rayyan, yang pintu tersebut tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa”.

“Dari hadis tersebut, kita dapat pahami bahwa Allah Swt. telah menjanjikan kepada hamba-Nya yaitu orang-orang yang berpuasa di surga Ar-Rayyan. Surga ini dikhususkan bagi yang berpuasa yang tak lain karena niat karena Allah, juga menahan segala hawa nafsunya dari hal-hal yang membatalkan puasa,” tutur Zuhruf dalam ceramahnya.

Ar-Rayyan sendiri memiliki arti sesuatu yang menyegarkan, sesuatu yang dapat menghilangkan rasa haus. Jadi ketika orang-orang yang berpuasa niat karena Allah setelah memasuki pintu surga ini, rasa haus seketika hilang dan tidak akan merasakan kehausan sekalipun.

Pada penutupan Zuhruf menyampaikan, di bulan Ramadan kali ini semoga menjadi kesempatan kita semua untuk meluruskan niat karena Allah Swt., dan termasuk dalam golongan orang-orang yang memasuki surganya melalui pintu Ar-Rayyan, serta di bulan suci ini kita mendapatkan keberkahan, ampunan, dan diberikan kemudahan. (Lrs)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Siraman-Hati-Episode-3-bertema-Pintu-Surga-Ar-Rayyan-bagi-yang-Rajin-Puasa.jpg 720 1520 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-12 08:41:112022-04-12 08:41:11Pintu Surga Ar-Rayyan bagi yang Rajin Puasa

Bulan Ramadan Bulan Al-Qur’an

12/04/2022/in Terkini /by Ard

Siraman Hati Persada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Laras)

Bulan suci Ramadan, bulan penuh ampunan dan segala kebaikan pahalanya dilipat gandakan. Pesantren Ahmad Dahlan (Persada) Yogyakarta memanfaatkan bulan ini dengan tayangan yang memberikan pemahaman baru dengan tema yang apik dan sesuai dengan momen sekarang ini. “Ramadan Bulan Al-Qur’an”, menjadi tema yang dibahas pada siraman hati episode dua dan disampaikan oleh Ahmad Farhan Juliawansyah, salah satu santriwan Persada.

Ia mengatakan, bulan Ramadan memiliki beberapa nama yang masyhur, di antaranya bulannya puasa, bulan ampunan, bulan yang penuh keberkahan, dan bulan Al-Qur’an. Disebut sebagai bulannya Al-Qur’an karena mempunyai beberapa kriteria.

Pertama, pada surat Al-Baqarah ayat 185 dijelaskan, bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk keseluruhan manusia tanpa terkecuali, juga sebagai penjelas daripada petunjuk tersebut, serta sebagai pembeda mana yang halal dan mana yang haram, mana yang benar dan salah.

“Kedua, di bulan ini Rasulullah saw. sering berinteraksi dengan Al-Qur’an, berjumpa dengan malaikat Jibril untuk belajar Al-Qur’an.”

Hal ini juga disebutkan dalam Hadis Ibnu Abbas, Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan, terlebih ketika bulan Ramadan karena bertemu dengan malaikat Jibril, dan sungguh ketika bertemu dengan malaikat Jibril kedermawanan Rasulullah makin bertambah.

Alasan yang ketiga, dalam bulan Ramadan, para ulama salaf termasuk Tabiut Tabi’in, senantiasa meningkatkan intensitasnya dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Sebagaimana yang disampaikan Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif. Khatam Al-Qur’an bisa dilakukan selama tiga hari, tujuh hari, dan sepuluh hari.

Di akhir ceramahnya Farhan mengajak untuk meningkatkan semangat dan intensitas kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, sebagaimana diketahui bersama bahwasanya setiap huruf Al-Qur’an mengandung kebaikan, dan setiap kebaikannya ada sepuluh kali lipat pahala. (Lrs)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Siraman-Hati-Persada-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Laras.jpg 720 1520 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-12 08:27:132022-04-12 08:27:13Bulan Ramadan Bulan Al-Qur’an

Melawan Stres Berat di Semester Atas

12/04/2022/in Feature /by Ard

Hindriyati Muhamat Narasumber Acara Kita Talk Episode 48 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan acara Kita Talk episode 48 dengan mengusung tema “Melawan Stres di Semester Atas”. Acara berlangsung pada Kamis (07-04-2022) melalui kanal YouTube TV UAD. Hadir sebagai narasumber adalah Risdatul Rahmah dan Hindriyati Muhamat yang keduanya merupakan mahasiswa dari Program Studi Psikologi UAD Angkatan 2017.

Annisa selaku host, mengatakan bahwa pada acara Kita Talk merupakan ajang diskusi, mencari informasi, dan berbagi pengalaman yang bukan hanya membahas apresiasi, prestasi, dan inovasi, tetapi juga edukasi.

“Sekarang kita akan mulai berbagi cerita sekaligus mendengarkan secara langsung suka duka dan tips menjadi mahasiswa di semester akhir dari kedua narasumber kita,” tambahnya.

Hindri memaparkan bahwa, “Hal yang dilakukan mahasiswa di semester akhir biasanya akan lebih fokus untuk menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi, dan pada masa ini waktu luang lebih banyak karena jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) sudah berkurang. Sehingga kesempatan ini biasanya saya manfaatkan untuk mencari referensi tugas akhir dan mencari lowongan magang maupun pekerjaan.”

Menurut Hindri, stres adalah adanya suatu tekanan yang didapatkan dari luar sehingga berisiko terhadap mental dan fisik. Keadaan semacam ini akan berdampak pada stres yang membuat diri tidak bersemangat, pola hidup terganggu, dan kurangnya motivasi diri.

Lebih lanjut ia menjelaskan, “Biasanya kekhawatiran yang muncul di semester akhir adalah saat sidang skripsi, karena tanpa disadari saat menghadap dosen penguji ada suatu hal yang membuat lupa karena terlalu panik atau cemas, dan saat menentukan rencana ke depan yang akan dilakukan nantinya. Selain mengerjakan skripsi, saya juga mengikuti latihan silat secara rutin. Bagi saya, melakukan hal yang kita sukai menjadi obat yang ampuh saat jenuh menyelesaikan skripsi. Namun, perlu diingat kita harus bisa membagi waktu antara keduanya.”

Hindri berpesan untuk teman-teman yang saat ini sedang menyusun tugas akhir atau skripsi, semangat terus nikmati prosesnya, percaya pada diri sendiri, dan terima diri sendiri apa adanya. Masalah sebesar apa pun yang diberikan, yakinlah kita mampu mengatasinya, ubah pandangan kita tentang stres, karena stres bukan sebuah ancaman tetapi peluang dan motivasi untuk terus berkembang.

Hal yang tak kalah menarik juga disampaikan oleh Risda. “Jika membahas mahasiswa di semester akhir, tentunya kita akan membahas mahasiswa yang sudah berada di ujung perkuliahan. Fokusnya lebih kepada bagaimana bisa menyelesaikan skripsi dan cara agar dapat lulus tepat waktu. Munculnya pertanyaan-pertanyaan kapan akan lulus yang datang dari keluarga maupun dari orang-orang sekitar membuat diri makin tertekan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap psikis.”

Dalam psikolog, ada beberapa faktor yang bisa membuat mahasiswa menjadi stres saat memasuki semester atas. Antara lain menghadapi tugas kuliah yang menumpuk, skripsi yang tak kunjung selesai atau banyaknya revisi, maupun muncul masalah dengan dosen pembimbing yang sulit ditemui. Jangan dianggap stres selalu memberi dampak buruk. Ada sisi lain yang dapat diambil, yaitu mendorong diri untuk lebih fokus kepada tujuan. Karena dengan begitu, diri dipaksa untuk segera menyelesaikan tujuan dan hal yang ingin dicapai.

Hindri dan Risda mengaku sangat bersyukur dapat diterima sebagai mahasiswa Psikologi UAD karena pada saat belajar psikologi keduanya bisa lebih memahami diri sendiri, belajar mengenali diri sendiri maupun ketakutan, dan mampu menerima kekurangan diri.

Di akhir acara Kita Talk, Risda memberikan motivasi, “Keadaan stres pasti pernah terjadi di kehidupan kita. Tidak ada salahnya jika kita bisa menyelesaikan permasalahan dan stres yang dialami secara mandiri. Tetapi, tidak ada salahnya juga untuk meminta bantuan dari orang lain. Sadarlah jika kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Jangan pernah merasa malu untuk meminta bantuan dari orang lain.” (ctr)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hindriyati-Muhamat-Pada-Acara-Kita-Talk.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-12 08:11:272022-04-12 08:11:27Melawan Stres Berat di Semester Atas

Akhlak Adalah Perhiasan Terbaik

11/04/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Muslimah IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta (Foto: Laras)

Drh. Nurahni, M.Ag. dengan senang hati membagikan ilmunya dalam Kajian Muslimah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kajian ini berlangsung melalui Zoom Meeting pada Jumat, 08 April 2022. Tema yang diusung adalah “Akhlakmu Adalah Perhiasan Terbaikmu”.

“Imam Ghazali, seperti dikutip Yunahar, menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan perilaku dan perbuatan spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran, hingga mengkristal membentuk kepribadian (karakter),” jelas Nurahni, (08-04-2022). “Misalnya, ketika seseorang membutuhkan bantuan, maka dengan spontan membantunya. Kesediaan membantu orang lain secara spontan itu akan menjadi akhlak karimah jika dilakukan berulang, sadar, dan tanpa paksaan.”

Dalam kedudukannya, akhlak menjadi misi utama risalah Islam. Selain itu juga merupakan salah satu ajaran Islam, memberatkan timbangan kebaikan, menjadi indikator iman, buah dari ibadah, menjadi hal yang didoakan Rasulullah saw., serta menjadi salah satu tema pokok Al-Qur’an. Sementara itu, tujuh ruang lingkup akhlak yakni, akhlak kepada Allah, Rasulullah, diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan lingkungan.

“Keutamaan menjaga akhlak karimah yaitu dengan mengingat kedudukan akhlak yang sangat mulia. Akhlak itu penting karena merupakan perintah Allah Swt. dan akan memberikan timbangan kebaikan yang berat di akhirat kelak,” imbuh Nurahni. (Lrs)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Drh.-Nurahni-M.Ag_.-membagikan-ilmunya-di-Kajian-Muslimah-Ikatan-Mahasiswa-Muhammadiyah-IMM-Fakultas-Ekonomi-dan-Bisnis-FEB-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Yogyakarta.jpg 651 1273 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-11 10:25:522022-04-11 10:25:52Akhlak Adalah Perhiasan Terbaik
Page 392 of 398«‹390391392393394›»

TERKINI

  • UAD Selenggarakan Pengajian Songsong Iduladha02/06/2025
  • Peran Kader IMM dalam Menyikapi Isu Pelecehan Seksual02/06/2025
  • Sinergitas Mahasiswa Hadis Menuju Organisasi Progresif02/06/2025
  • Tips Menulis Artikel Ilmiah ala Santi Santika02/06/2025
  • Membekali Mahasiswa dengan Pelatihan Etika dan Kecerdasan Emosional Digital02/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FAI UAD Raih Juara 3 Lomba Qiroatul Akhbar02/06/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal STPN 2025 Se-DIY31/05/2025
  • Inovasi Tim Jelantina Raih Juara 3 Lomba Poster26/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Gold Medal dan Penghargaan Khusus di Ajang Internasional26/05/2025
  • Tim Bouqet Snack PBSI PPG UAD Juara 1 Lomba Video dalam Gelar Karya 202526/05/2025

FEATURE

  • Mahasiswa Harus Responsif dalam Era Digital02/06/2025
  • Ni’matus Syakirah: yang Penting Proses, Bukan Nilai02/06/2025
  • Indonesia Membutuhkan Generasi yang Melek Teknologi den Rendah Hati02/06/2025
  • Perjalanan Hanifia Merawat Cinta Al-Qur’an31/05/2025
  • Cerita Inspiratif Rino, Meniti Karier dan Perjalanan Melawan Burnout31/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top