Tim Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Juara I NMCC di Sekolah Tinggi Hukum Militer, Jakarta (Dok. Istimewa)
Tim Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih juara I National Moot Court Competition (NMCC) di Sekolah Tinggi Hukum Militer, Jakarta. National Moot Court Competition merupakan ajang kompetisi peradilan semu militer atau simulasi persidangan militer bergengsi yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Hukum Militer dan bekerja sama dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia (RI) pada Selasa–Jumat, 12–15 Desember 2023.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 19 delegasi dari berbagai universitas baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Dari 19 delegasi itu langsung di pilih 6 terbaik untuk juara I, II, III dan harapan I, II, III dengan penilaian yang sudah ditentukan oleh penyelenggara. Tim KPS UAD didampingi oleh Mufti Hakim, S.H., M.H. selaku dosen pendamping.
“Selain itu, kami juga didampingi oleh Letnan Kolonel Chk Joko Trianto, S.H., M.H. dan Mayor Chk Gatot Sumarjono, S.H., M.H. yang selalu sabar memberi arahan dan membantu kami dalam mengerjakan pemberkasan. Beberapa alumni pun turut mendampingi dalam proses persiapan dan performa,” ucap Sendy Febra Mantacani yang merupakan Ketua KPS FH UAD sekaligus anggota dalam delegasi National Moot Court Competition.
Selaku ketua delegasi, Reyhan Gymnastiar mengatakan bahwa ia berharap semoga tahun depan bisa tetap mempertahankan piala bergilir Mahkamah Agung RI di UAD. “Dengan melakukan yang terbaik, maka hasilnya akan yang terbaik. Disiplin dan pantang menyerah itu merupakan kunci kesuksesan,” tuturnya.
Ia juga berpesan kepada adik tingkat yang akan melanjutkan supaya dapat menjaga amanah yang sudah didapat itu, karena untuk meraih juara I ini bukanlah suatu hal yang mudah. “Ingat, mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan. Jadi, jangan lengah karena bisa jadi delegasi lain saat ini sedang berlari untuk menyiapkan kompetisi di tahun depan. Jangan sampai tertinggal karena sudah merasa puas,” sambungnya.
Lebih lanjut, Sendy mengungkapkan proses persiapan National Moot Court Competition itu. Persiapan dimulai dari melakukan riset kepada pihak terkait, seperti riset dengan Peradilan Militer Yogyakarta, kemudian riset juga pada karem 072/Pamungkas. Dalam proses persiapan dalam pemberkasan, mereka didampingi oleh pihak dosen, Peradilan Militer, dan beberapa alumni. “Tentunya semua hal tersebut tidak akan terwujud apabila tidak dibersamai dengan dukungan dari fakultas dan universitas, baik berupa finansial maupun dukungan langsung dari pihak-pihak dosen terkait yang tidak pernah pelit ilmu untuk anak-anaknya,” ucap Sendy.
Tentunya, tim tersebut juga sangat kompak dan mau belajar bersama untuk memberikan yang terbaik bagi UAD sehingga keberhasilan bisa diraih. “Kami memiliki delegasi yang saling dukung satu sama lain, saling menguatkan, dan yang pasti delegasi kami selalu merasakan susah serta senang sama-sama,” imbuhnya.
Dalam meraih penghargaan itu, tentu banyak hal yang telah mereka korbankan dan lalui. Namun, hal tersebut tidak membuat semangat mereka pupus. “Justru seribu masalah yang kami terima dijadikan pecutan agar bisa memberikan yang terbaik dan maksimal untuk UAD, kekompakan yang selalu kami jaga serta doa yang tidak pernah putus adalah jalan utama kami menuju kemenangan,” tutup Sendy. (Zah)
uad.ac.id