Posts

Tim Teknik Elektro UAD Raih Juara II dalam Ajang AIP 2022

/in /by

Tim Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih juara II dalam Ajang AIP 2022 (Foto: Istimewa)

Tim Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil menyabet juara II dalam ajang Anugerah Inovasi dan Penelitian (AIP) Tahun 2022. Agenda tersebut digelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai upaya untuk terus menumbuhkan iklim inovasi dan penelitian di masyarakat. Tim dari UAD berkolaborasi dengan dosen FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM).

Terdapat 4 kategori lomba dalam AIP Tahun 2022 yaitu inovasi mahasiswa, penelitian mahasiswa, inovasi masyarakat, dan penelitian masyarakat. Dengan mengusung judul “Prototype Sistem Monitoring Cairan Infus dengan Menggunakan Load Cell Berbasis Mikrokontroler”, Tim Teknik Elektro UAD sukses mengamankan posisi kedua di kategori penelitian masyarakat.

Dengan label nama “The Medical Engineer”, tim terdiri atas Phisca Aditya Rosyady, S.Si., M.Sc. (dosen Teknik Elektro UAD), Nurina Umy Habibah, S.Gz., M.S. (dosen Gizi dan Kesehatan UGM), dan Widya Rahayu Dinata, S.T. (alumnus Teknik Elektro UAD).

Dua belas pemenang dari masing-masing kategori diundang untuk menghadiri Seminar Sosialisasi Inovasi Daerah di Kompleks Balaikota pada Rabu, 07 Desember 2022. Acara tersebut merupakan fasilitas dari pemerintah untuk membantu pemenang AIP dalam mengenalkan dan memanfaatkan hasil karyanya. Selain itu, seminar juga ditujukan sebagai wadah bertemunya pemenang AIP dengan pihak-pihak terkait yang dapat membantu pengembangan karya.

Sebagai salah satu anggota tim, Phisca mengungkapkan bahwa prestasi tersebut merupakan suatu kebanggaan. “Semoga dengan diterimanya anugerah ini, dapat menambah motivasi dosen dan mahasiswa Teknik Elektro UAD untuk terus mencapai kesuksesan,” tandasnya. (tsa)

uad.ac.id

Lomba Cooking Master Meriahkan Milad ke-62 UAD

/in /by

Peserta lomba Cooking Master dalam rangka memeriahkan Milad ke-62 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Bidang Humas dan Protokol)

Dalam rangka memeriahkan Milad ke-62, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Lomba Cooking Master bertema “Kreasi Hidangan dari Umbi-Umbian”. Kegiatan ini berlangsung di Kampus I UAD pada Sabtu, 10 Desember 2022.

Lomba memasak diikuti oleh 18 tim dosen dan karyawan UAD dari berbagai unit yang tersebar mulai dari Kampus I hingga Kampus VI. Dengan mengenakan apron dan identitas lucu seperti topi, bando, hingga caping, para peserta menunjukkan kebolehannya dalam mengolah masakan.

Peserta dibebaskan memasak dan memberi nama hasil masakan mereka. “Acara ini menjadi salah satu dari gambaran betapa sivitas UAD menyambut gembira miladnya yang ke-62,” ujar Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum UAD Utik Bidayati, S.E. M.M. dalam sambutannya.

“Semoga semangat kita semakin tinggi, kebersamaan semakin kuat, yang insyaallah bisa membawa UAD menjadi lebih baik dan lebih besar lagi,” imbuhnya.

Seru sekaligus heboh, hanya dalam waktu 120 menit peserta harus bisa menyajikan sesuatu yang istimewa, lezat, dan dengan presentasi yang menarik. Mereka menampilkan hidangan terbaiknya untuk dinilai oleh 3 juri yaitu Anton Yanwar yang merupakan Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Dini Yuniarti, ClQnR. selaku Dekan FEB UAD, serta Dr. Fitriatul Soliha, S.H. M.H. yakni Kaprodi Magister Hukum UAD.

Saat diwawancarai, Anton menyampaikan bahwa kriteria penilaian didasarkan pada kreativitas, kebersihan pada saat proses memasak, kekompakan karena sistemnya kelompok, penampilan setelah makanan jadi, dan terakhir tentu saja rasa.

“Masakan yang disajikan para peserta sangat variatif, menarik karena ada beberapa hidangan yang out of the box. Ini yang saya harapkan, muncul varian-varian baru dari bahan ubi ini yang nantinya bisa dipasarkan dan dijadikan oleh-oleh Jogja karena memang kota destinasi wisata. Jadi selain tempat-tempat wisata, harapannya ada wisata kuliner hasil kreasi masyarakatnya.” (Eka)

uad.ac.id

Mahasiswa KKN UAD Bagikan Bibit Toga di Nitikan Yogyakarta

/in /by

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berikan bibit Toga kepada warga Nitikan Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 84 Unit VII.B.1 menggelar aksi sosialisasi dan pembagian bibit Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di wilayah Nitikan, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta, (06-12-2022). Kegiatan ini diadakan di lingkungan RW 10 dan dihadiri oleh Ketua PKK RW, Ketua PKK RT 38, RT 39, RT 40, serta anggota kader PKK.

Lolita, M.Sc., Apt., dosen Fakultas Farmasi UAD, didapuk sebagai narasumber untuk menyampaikan sosialisasi secara luring. Materi yang disajikan beragam mulai dari definisi, manfaat, jenis, hingga cara pengolahan TOGA untuk upaya preventif, promotif, dan kuratif terhadap berbagai penyakit ringan. Meski memiliki banyak peranan dalam peningkatan kesehatan, tetapi pemanfaatannya di masyarakat masih rendah.

Antusiasme peserta sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. Terbukti dari banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan, terutama terkait khasiat beberapa tanaman untuk penyakit yang dialami. Lolita menyampaikan bahwa TOGA dapat digunakan sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi penyakit ringan. “Selain itu, konsumsi TOGA secara rutin juga cukup efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19,” ungkap Lolita.

Acara dilanjutkan dengan sesi pembagian 134 bibit TOGA secara simbolis kepada kader PKK di lingkungan RW 10 Nitikan. Tanaman yang dibagikan bervariasi seperti jambu biji, sirsak, lidah buaya, asam jawa, jeruk nipis, jahe, kencur, lengkuas, hingga kunyit.

Saputra Bahrul Ilmi selaku ketua unit berharap agar ke depannya warga dapat memanfaatkan lahan kosong di area pekarangan rumah untuk budi daya TOGA. Selain untuk program penghijauan lingkungan, warga juga dapat ikut melestarikan tanaman obat sebagai warisan budaya bangsa. (tsa/lol)

uad.ac.id

UAD Terima Tanah Wakaf dari Keluarga Wasyim

/in /by

Penyerahan tanah wakaf dari keluarga Wasyim kepada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Bidang Humas dan Protokol)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi menerima sertifikat tanah wakaf dari Keluarga Wasyim pada Jumat, 09 Desember 2022. Bertempat di Aula Masjid Islamic Center UAD, prosesi penyerahan tersebut digelar dengan dihadiri oleh banyak kalangan mulai dari pimpinan universitas, Keluarga Wasyim, hingga perwakilan dari Kalurahan Tamanan.

Dalam sambutannya, Muhammad Wasyim selaku perwakilan dari Keluarga Wasyim menuturkan bahwa pertemuan ini dihelat tepat 1 tahun sejak inisiasi awal proses mewakafkan tanah yang dilakukan pada 17 Desember 2021. “Harapannya semoga bisa segera dibangun sehingga kami dapat menyaksikannya secara monumental,” imbuhnya.

Sementara itu, mewakili Rektor UAD, Utik Bidayati, S.E., M.M. selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum UAD mengutarakan rasa terima kasihnya atas apa yang telah diamanahkan kepada UAD. Ia juga bersyukur bahwa prosesnya berjalan cepat, lancar, dan telah selesai secara administrasi. “Kami juga akan mengupayakan agar amanah ini bisa segera terealisasi,” jelas Utik.

Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UAD Ir. H. Asman Latif juga menyampaikan bahwa wakaf merupakan salah satu tabungan pahala yang luar biasa karena akan terus mengalir selamanya. Senada dengan Utik Bidayati dan Muhammad Wasyim, ia pun berharap agar tindak lanjut dari amanah tersebut bisa segera dilakukan.

Prosesi penyerahan sertifikat tanah wakaf dilakukan secara langsung oleh Mujiasih dan Muhammad Wasyim kepada UAD yang diwakili oleh Utik Bidayati, BPH UAD Ir. Azman Latief, dan WR AIK Drs. Parjiman, M.Ag. Acara ditutup dengan peninjauan lokasi tanah wakaf yang berada di Tamanan Wetan. (tsa)

uad.ac.id

Wujud Syukur pada Milad ke-62, UAD Adakan Bakti Sosial

/in /by

Pemberian bingkisan bakti sosial dalam rangka Milad ke-62 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. (Foto: Bidang Humas dan Protokol)

Dalam rangka menyambut Milad ke-62, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar bakti sosial pada Jumat, 09 Desember 2022 di Hall Kampus I UAD dengan tagline “Bangkit dari Pandemi dengan Perkuat Silaturahmi”. Tampak hadir Rektor UAD, Wakil Rektor Bidang Keuangan Kehartaberdaan dan Administrasi Umum, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Dekan Fakultas Hukum (FH), sivitas akademika UAD, beserta warga penerima bansos.

Khusnul Hidayah, S.E., S.Ag., M.Sc. selaku penanggung jawab acara menyampaikan bahwa bantuan yang disalurkan berupa pembagian 450 bingkisan kebutuhan pokok untuk warga sekitar Kampus UAD yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Mulai dari Kampus I hingga Kampus VI, berdasarkan data yang diberikan oleh RT/RW setempat.

Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembagian bansos ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus wujud rasa syukur atas bertambahnya usia dari universitas yang dipimpinnya. “Alhamdulillah hingga hari ini UAD masih berdiri kokoh dan dipercaya untuk menyelenggarakan pendidikan. Semoga bapak dan ibu senantiasa mendoakan UAD agar menjadi perguruan tinggi yang maju.”

Senada dengan Muchlas, Dekan FEB UAD, Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si., CIQnR. saat diwawancarai menyampaikan, “Ini merupakan wujud rasa syukur kami atas bertambahnya usia UAD. Meskipun tidak banyak, semoga bisa memberi manfaat. Kami bahagia, maka warga sekitar juga harus bahagia.”

Dalam rangkaian Milad ke-62 tersebut, selain memberikan bansos, Dini pun membocorkan bahwa UAD juga akan menggelar pengabdian masyarakat di Gunungkidul, Yogyakarta. “Dalam suasana suka cita ini, kami berharap manfaatnya tak hanya dapat dirasakan oleh seluruh sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas,” imbuhnya. (eka)

uad.ac.id

FKIP UAD Fokuskan Internasionalisasi Melalui Kerja Sama dengan SEAMEO

/in /by

Kunjungan SEAMEO ke FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Bidang Humas dan Protokol UAD)

The Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) melakukan kunjungan ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Rabu, 07 November 2022. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kerja sama antara kedua belah pihak yang sebelumnya sudah terbangun.

SEAMEO merupakan sebuah lembaga antarpemerintah yang mencakup wilayah regional Asia Tenggara. Forum ini didirikan pada tahun 1965 atas kesepakatan antarnegara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Dalam pelaksanaan program dan kegiatannya, SEAMEO memiliki 26 pusat unggulan (SEAMEO Centre) yang tersebar di Asia Tenggara dan memiliki bidang keahlian masing-masing.

Di Indonesia sendiri, terdapat 7 SEAMEO Centre yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mereka terdiri atas SEAMEO BIOTROP (Tropical Biology), SEAMEO SEAMOLEC (Regional Open Learning Centre), SEAMEO RECFON (Regional Centre for Food and Nutrition), SEAMEO QITEP (Quality Improvement of Teachers and Education Personnel) in Mathematic, SEAMEO QITEP in Science, SEAMEO QITEP in Language, dan SEAMEO CECCEP (Centre for Early Childhood Care Education and Parenting).

Berdasarkan penuturan dari Dr. Ani Susanti, M.Pd.BI. selaku Wakil Dekan FKIP UAD, di antara ketujuh regional centre tersebut, beberapa ada yang sudah menjalin kerja sama dengan FKIP UAD, salah satunya adalah SEAMEO CECCEP. “Melalui kunjungan ini, kami juga ingin menjalin kerja sama dengan divisi-divisi lainnya,” imbuh Ani.

Jika nantinya inisiasi kerja sama tersebut berhasil direalisasikan, maka implementasi program dan kegiatan yang dilakukan akan beragam. Di bidang pembelajaran misalnya, nantinya akan ada pertukaran mahasiswa se-Asia Tenggara. Lalu untuk bidang penelitian, dapat dilakukan kolaborasi riset, dan untuk pengabdian masyarakat juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan beberapa institusi di bawah naungan SEAMEO.

Terakhir, dengan adanya kerja sama tersebut, FKIP UAD berfokus pada visi internasionalisasi, karena SEAMEO merupakan salah satu forum bergengsi se-Asia Tenggara. “Jadi, harapannya kami bisa semakin go international,” terang Ani. Rombongan SEAMEO menutup kunjungan tersebut dengan menilik ke Museum Muhammadiyah yang berada di kompleks Kampus IV UAD. (tsa)

uad.ac.id

Dukung Pencegahan Stunting, KKN UAD Beri Edukasi Tentang Tumbuh Kembang Anak

/in /by

Mahasiswa KKN UAD Unit VI.C.3 lakukan edukasi tentang stunting dan tumbuh kembang anak di Kalurahan Tegal Panggung (Foto: Farida)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode 84 Unit VI.C.3 melakukan edukasi kebutuhan dan langkah pemenuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak. Sasaran mereka adalah ibu-ibu warga RW 11 Kelurahan Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada Selasa (06-12-2022) itu bertempat di Balai RW setempat.

Agenda tersebut dilatarbelakangi oleh kepedulian mahasiswa KKN UAD Unit VI.C.3 untuk menyukseskan program nasional dalam mencegah kasus stunting di Indonesia. Salsa Bila Safira Putri, salah satu mahasiswa Program Studi Kedokteran, didapuk untuk menjadi pembicara dan menyampaikan tentang kebutuhan serta langkah pemenuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak.

“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah 5 tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Dengan banyaknya kasus stunting yang terus meningkat, kami melakukan program sosialisasi dengan materi mengenai pemenuhan nutrisi yang sehat dan seimbang untuk menjaga tumbuh kembang anak. Sebab, pemenuhan nutrisi merupakan salah satu faktor penting dalam mencegah anak mengalami stunting,” jelas Salsa.

Ia melanjutkan, “Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun, merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode tersebut menjadi kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, serta stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat. Anak juga mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.”

Sementara itu, Ketua RW 11 yakni Winarsih, juga mengaku sangat terbantu dengan adanya edukasi itu. Selain menjaga kesehatan masyarakat, acara ini dapat dijadikan wadah untuk menjalin tali silaturahmi antaramahasiswa KKN dengan warga setempat. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga RW 11, terutama untuk ibu-ibu yang masih mempunyai bayi sehingga mereka lebih memahami dan memperhatikan kesehatan bayinya,” paparnya.

Kegiatan edukasi tersebut mendapat respons positif dari masyarakat, mereka terlibat aktif dan berdiskusi terkait topik yang disampaikan. Melalui acara ini, KKN UAD Unit VI.C.3 berharap materi yang disampaikan dapat diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. (frd)

uad.ac.id

Lansia Sehati dan Mahasiswa KKN UAD Kolaborasi Gelar Berbagai Kegiatan

/in /by

Lansia Sehati dan Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kolaborasi gelar berbagai kegiatan (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 84 Unit I.C.3 menggelar serangkaian kegiatan lomba bersama Kelompok Lansia Sehati RW 13 Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta, pada Selasa, 06 November 2022. Bertempat di posko Lansia Sehati, acara ini dihelat dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.

Secara umum, tema yang diusung dalam agenda tersebut adalah penguatan rasa keakraban dan kebersamaan. Adapun rangkaian kegiatan yang dilombakan antara lain adalah serok uang dan memindahkan karet menggunakan sumpit. Selain itu, tim Unit I.C.3 juga bekerja sama dengan Puskesmas Gondomanan untuk mengadakan sesi cek dan konsultasi kesehatan bagi para lansia.

Bukhari Fitra selaku ketua unit menyampaikan bahwa timnya berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. “Di samping itu, agenda itu merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa para pahlawan yang telah gugur dan untuk menjalin keakraban antara masyarakat Prawirodirjan dengan mahasiswa KKN,” imbuhnya.

Rini, salah satu perwakilan kader Lansia Sehati Prawirodirjan, juga mengungkapkan kebahagiaan atas terselenggaranya kegiatan ini. “Ke depannya, acara seperti ini diharapkan mampu memberi dampak positif kepada anggota kelompok Lansia Sehati,” tutur Rini.

Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun, puncaknya adalah ketika joget maumere yang membuat suasana makin meriah. Dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi, anggota Lansia Sehati dan mahasiswa berbaur menjalin keakraban. Acara ditutup dengan menyanyikan mars lansia dan pembagian hadiah sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat para anggota Lansia Sehati. (tsa)

uad.ac.id

Mendengar Suara dari Bawah Terkait Ekonomi Konstitusional

/in /by

Dr. Dini Yuniarti, CIQnR. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universtias Ahmad Dahlan (UAD) pada seminar nasional Milad ke-62 (Foto: Bidang Humas dan Protokol)

“Ekonomi Konstitusional untuk Mewujudkan Indonesia Berkemajuan” menjadi tema utama Milad ke-62 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2022. Hal tersebut didasarkan pada kolaborasi antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sebagai host dan Fakultas Hukum (FH) sebagai co-host dalam acara milad kali ini. Ekonomi dan konstitusional kemudian memegang pemeran utama yang akan jadi pokok bahasan di seluruh rangkaian acara milad.

Sehubungan dengan hal itu, pada Rabu, 07-12-2022, digelar Seminar Nasional Milad ke-62 UAD dengan tema serupa. Dr. Dini Yuniarti, CIQnR. selaku Dekan FEB UAD didapuk menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan tersebut. Ia menyampaikan tentang ekonomi konstitusional dari sisi mikro atau dengan menyoroti “suara dari bawah”.

Mengutip dari J.J. Rousseau, Dini menjelaskan bahwa konstitusi dapat diartikan sebagai kontrak sosial (social contract) yang merupakan hasil dari kesepakatan bersama masyarakat dalam membentuk kehidupan bersama dalam wadah negara. Dalam kaitannya dengan ekonomi, konstitusi berperan sebagai payung hukum yang melindungi dalam pelaksanaan upaya pemberdayaan ekonomi. “Ketika amanah konstitusi tidak dilaksanakan secara penuh, maka akan berdampak kepada masyarakat di bawahnya,” terang Dini.

Realitas di masyarakat sendiri juga menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi karena didorong oleh faktor ekonomi. Beberapa di antaranya adalah stunting, perkawinan anak, dan tingginya angka kematian ibu (AKI). Selain riset mandiri, semua isu tersebut juga menjadi concern Dini bersama dengan ‘Aisyiyah.

Dua faktor utama yang jadi pemicu problematika tersebut masih awet di masyarakat adalah rendahnya tingkat ekonomi dan pendidikan. Untuk stunting misalnya, orang tua yang terimpit ekonomi akan memberikan asupan gizi yang hanya sekadarnya saja. Hal itu diperparah dengan minimnya pengetahuan mereka terkait gizi seimbang dan akan langsung berdampak terhadap perkembangan anak.

Kemudian untuk perkawinan anak, ada sebagian orang tua yang menganggap perkawinan sebagai jalan keluar untuk terbebas dari kemiskinan. Jadi, alih-alih melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, anak-anak yang masih di bawah umur tersebut justru didorong untuk menikah. Lembaga atau instansi yang berhubungan langsung dengan hal ini juga cenderung kerap melakukan dispensasi sehingga perkawinan anak terus meningkat.

Isu selanjutnya yaitu tingginya AKI, hal tersebut biasa terjadi di desa-desa yang masyarakatnya masih tradisional. Tingkat kematian ibu naik karena mereka melahirkan dengan bantuan dukun di rumah. Lagi-lagi, itu terjadi karena ekonomi yang mendesak sehingga mereka tidak mampu untuk pergi ke dokter atau bidan. Mengatasi tantangan tersebut, pemerintah menginisiasi program Kemitraan Bidan dan Dukun (KBD) dengan memberdayakan bidan untuk penanganan ketika melahirkan dan dukun untuk perawatan pascamelahirkan.

Melihat semua isu yang menjadi pokok bahasan secara keseluruhan, kolaborasi antarseluruh elemen perlu dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Terdapat 4 poin utama yang ditekankan oleh Dini yaitu pemimpin yang berpihak dan visioner, payung hukum yang komprehensif, komitmen dan partisipasi kuat dari semua pihak, serta dukungan pendanaan yang masif.

Sebagai sivitas akademika, peran yang bisa kita ambil dalam kaitannya dengan ekonomi konstitusional antara lain adalah memperkuat riset sehingga solusi yang dihasilkan bisa tepat sasaran. Selain itu bisa juga dengan melakukan pengabdian masyarakat sebagai bentuk aksi nyata. Diharapkan suara dari bawah ini bisa terdengar lebih lantang oleh mereka yang berada di atas atau pemangku kebijakan. (tsa)

uad.ac.id

Mengenal Lebih Jauh Tentang “Fomo”

/in /by

Diskusi “Fomo” pada Talkshow Unit Konseling Mahasiswa oleh Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Eka Marcella)

Fear of missing out (fomo) menjadi istilah yang tidak asing lagi di kalangan milenial maupun Gen Z. Kata itu diartikan sebagai perasaan takut ketinggalan tren, update-an, atau potensi untuk terkoneksi dengan orang lain yang muncul dalam diri seseorang. Untuk menyikapi hal tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Talkshow Unit Konseling Mahasiswa bertajuk “Fear of Missing Out” pada Sabtu, 03 Desember 2022 dengan menghadirkan Sumini yang merupakan penerima beasiswa Bidikmisi tahun 2015.

Sumini menyampaikan bahwa istilah fomo pertama kali dicetuskan oleh Patrick J. McGinnis pada tahun 2004 melalui artikelnya yang berjudul “Social Theory at HBS: McGinnis ‘Two FOs’”. Tulisan itu diterbitkan di Harbus, sebuah majalah dari Harvard Business School (HBS).

“Kecenderungan orang-orang yang mengalami fomo selain takut kehilangan momen, juga berimbas pada tindakan membandingkan diri sendiri dengan apa pun yang di-posting orang lain di sosial media,” paparnya.

Ketika seseorang mengalami fomo, walaupun sebenarnya sedang takut kehilangan momen, sering kali ia juga kehilangan present moment. “Misal ketika kita membuat story di sosial media, kita punya potensi untuk kehilangan momen saat itu karena fokus kita teralihkan.”

Meskipun begitu, Sumini menjelaskan fomo tidak hanya berdampak negatif tetapi juga bisa berdampak positif. “Fomo bisa dijadikan sebagai alarm alami yang bisa mendorong kita untuk lebih menyayangi diri sendiri, fokus kepada apa yang harus dicapai. Balik lagi, bukan bagaimana kita mengatasinya tetapi bagaimana kita mengerti apa yang fear ini inginkan dari kita, apa yang fear ini kasih tahu ke kita,” paparnya.

Ia menambahkan, “Rasa takut ini harus menjadi pengingat bahwa kita harus melakukan sesuatu, harus mencapai sesuatu walaupun nggak sama dengan yang dicapai orang lain. Intinya temukan apa yang membuat dirimu nyaman dan bahagia.” (Eka)

uad.ac.id

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI