• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Studi Pentas Teater 42 UAD Tampilkan “Tuhan, Tolong Bunuh Emak”

04/04/2023/in Terkini /by Ard

Studi Pentas Komunitas Teater 42 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan judul Tuhan, Tolong Bunuh Emak (Foto: Novita)

Komunitas Teater 42 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar studi pentas (stupen) yang kali ini bertajuk Tuhan, Tolong Bunuh Emak pada Senin, 20 Maret 2023 di Bale Gadeng, Sagan, Yogyakarta. Stupen ini merupakan kegiatan tahunan sekaligus wadah unjuk ekspresi dan kreasi generasi baru Komunitas 42.

“Stupen merupakan pementasan yang secara turun-temurun digelar untuk menyambut kawan-kawan yang baru bergabung dalam komunitas teater. Ini juga sebagai langkah awal mengenal lebih dalam tentang teater, semacam masa orientasi komunitas,” ungkap Rega Ade Pratama, Ketua Komunitas Teater 42.

Proses kreatif pementasan ini berlangsung selama 3 bulan, dari tahap pemilihan naskah, penggarapan, pementasan, hingga penikmatan. Sutradara stupen Rania Juliana mengungkapkan pemilihan naskah dilakukan secara musyawarah mufakat. “Siapa pun boleh mengusulkan naskah yang nanti kami pilih berdasarkan kesepakatan.”

Naskah Tuhan, Tolong Bunuh Emak gubahan Yessy Natalia, peserta kelas Menulis Lakon Salihara 2021 mendapat suara penuh kawan-kawan komunitas. Kisah yang diangkat dinilai realis dan tragedis, tentang Bekti dan segala ihwal yang membuat hati teriris. Naskah ini juga baru dihadirkan dalam bentuk drama audio, belum pernah dipentaskan sebelumnya.

Selama berproses, Rania membangun kepercayaan tim dengan menjaga kesehatan dirinya. Penggarapan teater merupakan proses yang berat, penting baginya untuk membangun iklim yang sehat dan menyenangkan. Rania yang pernah menjadi director film merasakan perbedaan kentara ketika menggarap film dan pementasan. Dan, itu menjadi tantangan tersendiri.

“Saya awam dalam dunia teater. Ini kali pertama menyutradarai sebuah pentas drama. Sebelumnya memang pernah menjadi director film untuk tugas mata kuliah, nah, saya penasaran bagaimana proses kerja dalam teater. Oleh karena itu, ketika ada kesempatan, saya mengajukan diri. Ada beberapa tantangan selama berproses, saya harus bisa menyesuaikan diri dengan orang-orang teater, orang seni. Kemudian, merombak naskah (beberapa bagian) hingga diterima sebaik mungkin.”

Lebih lanjut, ia menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras kawan-kawan komunitas hingga melahirkan pentas yang luar biasa. Ia juga bersyukur bisa bergabung dengan komunitas dan mengenal orang-orang hebat di dalamnya.

Sementara itu, Rega pun merasa senang dan bangga atas keberhasilan gelar stupen tempo hari. Ia berharap agar stupen terus terlaksana, sebagai pembawa napas baru bagi komunitas.

“Saya berharap, kawan-kawan yang telah melaksanakan ibadah stupen kemarin agar tidak berhenti dari proses-proses kreatif lainnya, apa pun proses itu. Menurut saya, teater itu seni yang mencakup banyak disiplin ilmu: sastra, musik, tata rias, tata cahaya, keaktoran, bahkan manajemen. Oleh karena itu, dari kisah-kisah dan sekilas pengamatan, berawal dari komunitas teater, soft skill mengenai aspek-aspek tersebut tentu akan terasah,” jelas Rega. (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Studi-Pentas-Komunitas-Teater-42-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-judul-Tuhan-Tolong-Bunuh-Emak-Foto-Novita-scaled.jpg 1440 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-04 09:31:202023-04-04 09:31:20Studi Pentas Teater 42 UAD Tampilkan “Tuhan, Tolong Bunuh Emak”

Tipu Daya Setan dan Cara Mengatasinya

04/04/2023/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Puasa Ramadan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Sebelum manusia diciptakan oleh Allah, terlebih dahulu Allah telah menciptakan musuh-musuh manusia, seperti iblis, setan, dan jin. Allah menciptakan setan itu sebagai musuh yang nyata bagi manusia, hal tersebut dinyatakan dalam Q.S. Yusuf: 5. Sementara ini, dalam Q.S. Fatir: 6, Allah juga berfirman, “Sungguh setan itu adalah musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.

Itulah pemaparan pembuka yang disampaikan Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D., dalam kesempatan Kajian Menjelang Berbuka di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (29-3-23) yang menjelaskan bahwa golongan-golongan setan itu berasal dari jin dan iblis.

Iblis berasal dari kata abrasa yang berarti frustrasi, pembangkang, karena ia membangkang dari perintah Allah. Kemudian jin berasal dari kata najana yakni sesuatu yang tidak tampak. Oleh karena itu mengapa sebelum terbentuknya bayi secara sempurna dikatakan sebagai janin? Karena wujudnya masih ada di dalam kandungan dan tidak tampak secara langsung di depan mata kepala. Kata jin bisa juga berasal dari kata junnah artinya perisai, dan janna-jannihi-jin yang artinya sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya adalah setan yang berasal dari kata satana yang berarti menjauh, menjauh dari perintah dan rahmat Allah Swt.

Mengulas kembali kisah setan yang tidak mau bersujud kepada manusia, pada saat itu Allah menyuruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam, kecuali iblis atau setan. Setan dengan sombongnya tidak mau sujud kepada manusia (Adam), karena ia tercipta dari api sehingga merasa lebih tinggi dan hebat. Setan sombong tetapi tidak memiliki analisis yang bagus.

“Mengapa? Sebab realitasnya dilihat dari sifatnya api itu tidak bisa memusnahkan tanah, tetapi tanah dapat memadamkan api. Selain itu tanah adalah tempat tumbuh berbagai tanaman dan sebagai lahan penghidupan bagi apa yang diperlukan oleh manusia di bumi,” terang Ustaz Anhar Anshory.

Tidak hanya sampai di situ, setan juga menyindir dengan berkata kepada Allah, “Mengapa Engkau menjadikan manusia itu menjadi khalifah padahal kerajaannya hanya menumpahkan darah?” Lantas Allah menjawab, “Aku lebih tahu daripada kamu (setan).” Manusia itu lebih hebat, Adam dapat menyebutkan nama-nama benda dan tidak terlepas dari pertolongan Allah, sedangkan setan itu lemah. Namun pertanyaannya adalah, mengapa banyak manusia yang tertipu? Hal itu dikarenakan manusia tidak bisa memahami dan membangun potensi dirinya, sehingga tidak memiliki kekuatan untuk membelenggu setan.

“Mendengar kata belenggu, maka berkaitan erat dengan puasa, karena wa shufadatissyayaathiin, dan setan itu dirantai atau dibelenggu. Lalu siapa pelakunya? Pelakunya bukanlah Allah. Jika selama ini kita berpikir bahwa mereka dibelenggu atau dirantai selama Ramadan oleh Allah itu merupakan persepsi yang kurang tepat. Sebab sebenarnya orang-orang yang melakukan puasa atas dasar iman dan lillahi ta’ala itulah yang membelenggu.

“Jadi di bulan Ramadan ini bagaimana kita dapat menjadikan setan itu terbelenggu agar tidak dapat menggoda sehingga merusak puasa yang kita jalankan dalam rangka meningkatkan kualitas puasa kita? Semuanya tergantung bagaimana kesiapan iman dalam diri kita.”

Strategi Setan Melawan Manusia

Terdapat beberapa cara setan melawan manusia, di antaranya sebagai berikut.

  1. Menyesatkan (Tadhill)
  2. Bisikan (waswasah), secara umum ditegaskan dalam Q.S. An-Naas bahwa setan membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Kemudian dalam hadis Nabi juga menyatakan bahwa keistimewaannya yaitu bisa menyelinap ke dalam aliran darah manusia.
  3. Lupa (nisyan), Q.S. Al-An’am: 68. Sifat lupa merupakan salah satu sifat manusiawi yang dimiliki manusia dan bersifat kodrati seperti yang dialami oleh para orang tua. Namun, ada lupa yang tidak bersifat kodrati yakni lupa yang disebabkan oleh setan yang menjadikan manusia lupa terhadap larangan-larangan Allah.
  4. Angan-angan kosong (tamani), Q.S. Al-Mujadilah: 19. Setan menjadikan manusia berangan-angan sehingga manusia lalai, bahkan sekadar angan-angan tanpa usaha apa pun. Tentu hal tersebut menjadi suatu kemustahilan yang dapat menjadikan manusia stress akibat angan-angan yang tidak tercapai.
  5. Memandang baik perbuatan maksiat, Q.S. Al-Hijr: 39‒40. Contoh dalam ranah pemilu, mereka banyak yang memandang bahwa sogok-menyogok adalah suatu fenomena yang sah-sah saja. Padahal Nabi telah menegaskan bahwa “Dilaknat oleh Allah orang yang menyogok dan disogok.”
  6. Janji palsu (wa’dun), Q.S. Ibrahim: 22. Jadi setan itu memang mendorong manusia bermain janji. Bahkan dahulu dibolehkan memerangi orang-orang yang mengingkari janji atau munafik.
  7. Tipu daya setan (kaidun), Q.S. An-Nisa’: 76. Manusia ditipu dengan kenikmatan dunia seolah-olah dunia adalah sumber kebahagiaan yang sempurna padahal Allah telah menyatakan dalam Al-Qur’an bahwa dunia itu adalah kesenangan yang bersifat menipu.
  8. Hambatan (shaddun), Q.S. An-Naml: 24.
  9. Permusuhan (‘adwah), Q.S. Al-Maidah: 91.
  10. Menakut-nakuti (Takhwaif)

Sebagai muslim yang beriman jangan takut menegakkan kebenaran, dan jangan menggadaikan kebenaran dengan dunia.

Usaha Melawan Setan

Beberapa hal yang perlu kita tingkatkan dan lakukan untuk melawan godaan setan di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Ikhlas dalam Beragama

Setan berkata “Aku akan mampu menjadikan mereka (manusia) memandang sesuatu yang tidak baik menjadi baik, yang sesuatu itu bertentangan dengan Islam. Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas dalam beragama, aku tidak mampu.” Ikhlas berasal dari kata khalis artinya suci, dan bersih secara batiniah, sedangkan secara terminologis ikhlas adalah kebersihan hati dalam melakukan ibadah semata-mata mengharapkan cinta dan rida Allah. Maka, ketika kita mampu ikhlas celah setan untuk merusak ibadah kita akan semakin sempit, begitu pun sebaliknya.

  1. Ber-Islam secara Kafah

Dalam hal ini jangan hanya lidah kita saja yang masuk Islam, tetapi hati kita turut beriman, serta pikiran kita juga harus cerdas dan terus belajar serta memahami apa yang kita dimaknai karena syariat (ilmu) dan keimananan tidak dapat dipisahkan. Jika hanya sekadar beriman tetapi tidak memahami syariat maka akan terjadi ketimpangan. Oleh karena itu, masuk Islam secara kafah adalah lidah kita mengatakan aku beriman, hati kita ikhlas beriman karena Allah, dan pikiran kita bergerak untuk belajar dan memahami apa yang kita imani.

  1. Secara Praktis

Hal-hal praktis yang dapat kita laksanakan sehari-hari adalah meliputi membaca Al-Fatihah dengan memahami maksud ayat-Nya, membaca mauizatain yakni bacaan taawud dengan memaknai maknanya, membaca ayat kursi beserta memaknai maknanya, membaca Q.S. Al-Baqarah lengkap, membaca zikir baik secara bil-qolbi (hati) maupun bil-amal (perbuatan), dan berwudu. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Puasa-Ramadan-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 1073 1913 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-04 08:44:252023-04-04 08:44:25Tipu Daya Setan dan Cara Mengatasinya

BEM FAST Gelar Safari HMPS: Satukan Visi Ormawa

04/04/2023/in Terkini /by Ard

Sesi diskusi Departemen Sosial dan Pemberdayaan Mahasiswa dan Agama Islam HMPS se-FAST Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode 2023 sukses melaksanakan agenda Safari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se-FAST pada Kamis‒Senin, 24‒27 Maret 2023 di Gedung Laboratorium Kampus IV UAD.

Safari HMPS adalah program kerja dari Departemen Dalam Negeri BEM FAST UAD. Acara ini merupakan kegiatan diskusi yang dipandu oleh demisioner sebagai pemantik dan pemantapan program kerja tiap departemen bersama divisi yang memiliki peran dan fungsi yang sama di HMPS se-FAST. Safari HMPS mengangkat tema “Melangkah Bersama untuk Mewujudkan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang Interaktif dan Progresif”.

Dalam acara tersebut, Muhammad Faqih Mukhtar selaku Kepala Departemen Dalam Negeri menyampaikan, “Tujuan diadakannya Safari HMPS adalah untuk menyatukan visi serta membawa misi sinergitas ormawa yang ada di lingkup FAST agar solid untuk periode ini. Safari ini setiap harinya hanya mempertemukan 2‒3 divisi saja agar diskusi berjalan optimal.”

Safari HMPS dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Akademik dan Kemahasiswaan FAST, Tawar, S.Si., M.Kom. Pembukaan dilaksanakan pada Rabu, 22 Maret 2023 bertempat di Ruang Sidang FAST lantai 8 di Gedung Utama Kampus IV UAD. BEM FAST secara resmi mengundang seluruh pimpinan Ormawa se-FAST dalam acara pembukaan tersebut. “Dengan adanya Safari HMPS yang diselenggarakan oleh BEM, harapannya mampu bersinergi seluruh ormawa dan menyelaraskan visi dan misi ormawa terhadap visi dan misi fakultas dalam menciptakan sivitas akademika saintis muda yang unggul dan inovatif,” jelasnya.

Syafarino, Gubernur BEM FAST UAD menyampaikan, “Kami meminta setiap divisi untuk mematangkan kembali seluruh rancangan program sebelum rapat kerja ormawa dilaksanakan, agar program tidak saling tumpang tindih dan hal-hal yang sifatnya bisa dilakukan secara bersama-sama. Maka satukanlah, Ormawa FAST harus bisa berkolaborasi, itu makna dari sinergitas ormawa.”

Faqih menimpali dengan penuh semangat, “Dampak positif dari kegiatan tersebut yaitu kami mendapat dukungan dari Wakil Dekan FAST, ia mengharapkan agar antar-Ormawa se-FAST bisa kolaboratif, interaktif, dan juga progresif.”

Selama acara berlangsung, respons dari pengurus HMPS mendukung penuh atas program baru dari Departemen Dalam Negeri BEM FAST, bahkan mereka sangat bersemangat menghadiri kegiatan tersebut. Panitia mencatat bahwa tidak ada yang absen dalam acara yang berlangsung selama 5 hari penuh tersebut.

Dhita Pratama, Ketua HMPS Fisika menyampaikan komentar positif dalam acara itu. “Acara ini memang sangat bermanfaat, artinya, kami dari HMPS bisa menghemat waktu bila nantinya beberapa program kerja yang mempunyai tujuan dan kebermanfaatan sama bisa disatukan. Dengan senang hati, kami dukung dan ini demi kebaikan KBM FAST ke depannya.” (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sesi-diskusi-Departemen-Sosial-dan-Pemberdayaan-Mahasiswa-dan-Agama-Islam-HMPS-se-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-04 08:11:042023-04-04 08:11:04BEM FAST Gelar Safari HMPS: Satukan Visi Ormawa

Ramadan, Bulan Berpuasa Agar Manusia Bersyukur

02/04/2023/in Terkini /by Ard

Pengajian Songsong Ramadan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Foto: Istimewa)

Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Pengajian Songsong Ramadan di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV UAD pada Senin, 20 Maret 2023 dengan tema “Ramadan Mencerahkan Semesta”. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika dan pegawai UAD.

Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum. selaku Kepala LPSI dalam sambutannya mengucapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Ramadan di Kampus (RDK) UAD 1444 H. Universitas UAD selama bulan Ramadan ini memang akan mengadakan beberapa kegiatan. Pertama, Kajian Duha yang akan dilaksanakan setiap Sabtu pagi. Kedua, Kajian Jelang Buka Puasa yang dilaksanakan setiap hari menjelang buka puasa dan akan disiapkan ribuan nasi kotak untuk buka puasa bersama, kemudian dilanjutkan salat Magrib berjamaah. Ketiga, salat Isya dan tarawih berjamaah, dilanjutkan dengan kajian. Kajiannya dilaksanakan di antara salat Isya dan tarawih. LPSI akan menjadwalkan untuk masing-masing fakultas setiap harinya. Keempat, nuzululquran, haflah qori’, dan salat gerhana.

“UAD akan berkomitmen betul untuk kemudian meneguhkan dan menguatkan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK),” ucapnya.

Drs. Parjiman, M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang AIK dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat menyukseskan kegiatan pagi itu. Permohonan maaf juga apabila kurang berkenan dalam menyambut.

“Pengajian ini sangat penting karena sering berhadapan dengan realitas kapan umat Islam akan mulai puasa Ramadan, Idulfitri, dan lain-lain. Semoga dengan adanya pengajian ini semua jamaah dapat memahami dan menghayati bulan Ramadan dengan spirit Islam dan Kemuhammadiyahan,” ucapnya.

Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. selaku Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Dalam Majelis Tarjih kriteria penetapan awal bulan itu ada 3, di antaranya ialah bulan berjalan telah mengelilingi bumi 1 putaran, tercapainya keliling itu sebelum matahari tenggelam pada akhir bulan tersebut, dan saat matahari tenggelam bulan masih di atas ufuk,” ucap Syamsul.

Puasa Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang disyariatkan pada tahun kedua dari hijrah Nabi Muhammad saw. Puasa Ramadan wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang sudah balig dan berakal sehat.

“Puasa diwajibkan pada bulan Ramadan karena pada bulan inilah diturunkan Al-Qur’an, sehingga Ramadan menjadi bulan yang mulia dan penting. Alasan itulah yang membuat bulan ini layak dipuasai. Selanjutnya, karena Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan itu adalah petunjuk bagi manusia dan merupakan ayat-ayat yang jelas dari petunjuk Allah serta pembeda antara yang benar dan salah. Petunjuk itu ialah anugerah Illahi yang besar. Bulan Ramadan wajib dipuasai karena sebagai perwujudan rasa syukur anugerah petunjuk tersebut,” jelas Syamsul Anwar.

“Oleh karena itu, surah Al-Baqarah ayat 185 ini ditutup dengan penegasan ‘agar kamu bersyukur’. Dengan kata lain bulan Ramadan dipilih untuk dijadikan bulan berpuasa adalah agar manusia ingat dan mensyukuri anugerah petunjuk dari Allah yang diturunkan pada bulan itu. Diturunkannya Al-Qur’an pada bulan Ramadan adalah suatu malam yang penuh berkah yaitu malam kemuliaan atau malam lailatulkadar. Makanya, bulan Ramadan mengandung malam kemuliaan dan itu layak dipuasai,” sambungnya.

Diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk memberi pencerahan, untuk mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan menuju pada cahaya. Pencerahan itu bisa diperoleh dengan baik apabila diamalkan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Turunnya Al-Qur’an adalah untuk mencerahkan semesta.

“Puasa bukan semata hanya aktivitas fisik saja. Aktivitas fisik hanyalah sebuah kegiatan yang di baliknya terdapat simbolisasi makna yang mendalam. Jadi, agama itu adalah dunia makna-makna. Setiap apa yang dilakukan terutama dalam hal ibadah, yang lebih penting adalah makna yang terkandung di dalamnya bukan aktivitas fisiknya,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Songsong-Ramadan-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Prof.-Dr.-H.-Syamsul-Anwar-M.A.-Ketua-Majelis-Tarjih-dan-Tajdid-Pimpinan-Pusat-Muhammadiyah-Foto-Istimewa.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-02 16:31:172023-04-02 16:31:17Ramadan, Bulan Berpuasa Agar Manusia Bersyukur

Spiritualitas yang Terkoyak di Masyarakat Indonesia

02/04/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Kajian Tarawih Ramadan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Muhammad Aziz, S.T., M.Cs. (Foto: Siti Mawaddah)

“Apakah benar bahwa saat ini spiritualitas masyarakat Indonesia telah terkoyak?” tanya Muhammad Aziz, S.T., M.Cs. selaku pemateri dalam kajian tarawih pada Jumat, 3 Ramadan 1444 H/24 Maret 2023, yang berlangsung secara luring di kompleks Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) serta disiarkan langsung pada kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD.

Melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, spiritualitas berasal dari kata spiritual yang berarti berhubungan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin). Sedangkan kata terkoyak berasal dari kata koyak yang memiliki arti cabik, robek, atau sobek. Koyak yang mendapat prefiks (imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar) berfungsi membentuk kata kerja pasif pada kata terkoyak.

Jadi, spiritualitas yang terkoyak bisa diartikan sebagai ekspresi keberagamaan seseorang dalam rangka melakukan relasi dengan Tuhan, tetapi sedang mengalami kegelisahan, kegalauan, kepribadian ganda, dan lain-lain. Mengutip dari istilah Buya Asy-Syafi’i, “Spiritualitas yang terkoyak adalah kondisi seseorang yang sedang mengalami kesulitan berkomunikasi dan berunding dengan Allah.”

Kembali lagi dengan pertanyaan di awal mengenai spiritualitas masyarakat Indonesia. Ada 2 fenomena paling menarik dari hal tersebut. Fenomena pertama yang menunjukkan kebalikan dari terkoyaknya spiritualitas, sedangkan fenomena kedua menunjukkan adanya kekoyakan tersebut.

Fenomena pertama, dilihat dari realitas sosial di Indonesia memiliki grafik naik pada pola keberagamaan yang dibuktikan dari tahun ke tahun. Contohnya, orang yang ingin dan telah mendaftarkan diri untuk beribadah haji makin banyak. Hal ini menyebabkan daftar tunggu calon haji semakin panjang. “Katanya di Yogyakarta kalau mendaftar ibadah haji hari ini, butuh waktu 30 tahun untuk menunggu giliran berangkat,” celetuk Aziz. Sehingga alternatif untuk pemenuhan hasrat ke Baitullah dialihkan kepada ibadah umrah.

Mengetahui data ini, membuat perasaan menjadi senang karena dapat diasumsikan bahwa perekonomian masyarakat Indonesia makin baik dan kesadaran keberagamaan semakin baik pula. Lalu, apakah data ini dapat menunjukkan keseluruhan masyarakat Indonesia?

Masuk ke fenomena kedua, di mana kita juga dapat melihat orang–orang mengalami kesulitan secara ekonomi beserta kekeringan secara spiritual. Namun kasus yang paling mencolok saat ini adalah tindakan korupsi yang merajalela. Seperti topik yang sedang hangat dibicarakan di media sosial yaitu Direktorat Jenderal Pajak yang pamer kemewahan dan kekayaannya. Bahkan, Mahfud MD dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan ada potensi pencucian uang di Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) mencapai 300 triliun rupiah. Mendengar angka sebesar ini bikin geleng-geleng kepala.

Pada tahun 2022, transparansi internasional meluncurkan corruption perception index yang mengukur tingkat persepsi korupsi sektor publik yaitu korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi dengan rentang indeks 0–100, dengan 0 dipersepsikan sangat korup dan 100 sangat bersih. Indonesia berada pada skor 34 pada urutan 110 dari 180 negara yang diukur. Di ASEAN, Indonesia menduduki peringkat 7 di bawah Singapura, Malaysia, Timor Leste, Vietnam, dan Thailand.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada negara kita? Padahal Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi sangat disayangkan masih masuk sebagai negara dengan indeks tingkat korupsi yang tinggi.”

Selain korupsi yang merajalela, masalah yang masih mengakar kuat pada mayoritas masyarakat muslim di Indonesia yaitu memahami agama dalam tahap lahiriah saja. Salat sekadar ritual, membaca Al-Qur’an tidak sampai di tahap memahami maknanya termasuk pada aspek pengamalan, bersedekah dengan harapan akan dilipatgandakan hartanya oleh Allah, pergi umrah dengan memakai hijab yang benar tetapi saat pulang dilepaskan kembali, dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasi krisis spiritualitas ini, dalam khazanah Muhammadiyah terdapat 3 model pendekatan ijtihad (usaha yang sungguh-sungguh) dalam keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih yang kerangka metodologi pengembangan pemikirannya yaitu pendekatan bayani, burhani, dan irfani. Artinya Islam dipelajari secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang bulat, tidak sepotong-sepotong atau sebagian. Apabila Islam dipelajari secara parsial atau sebagian, apalagi bukan yang menjadi pokok ajarannya, hal ini biasanya mampu mengundang perpecahan umat.

Manusia dituntut tidak hanya beragama secara ritual, tetapi juga beragama secara spiritual. Agama tidak hanya dipahami sebagai sebuah tuntunan ritual ibadah, tetapi merupakan satu kesatuan antara aspek eksoterik dan esoteris sehingga kenikmatan dan keindahan dalam beragama tidak hanya bersandar pada aspek rasio tetapi juga aspek batin.

Allah berfirman di dalam sura Al-A’raf ayat 179, “Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Sudah saatnya Muhammadiyah untuk memberikan pemahaman khususnya kepada warga persyarikatan dan umat Islam tentang aspek penting dalam ajaran agama. Yaitu, aspek spiritual sambil menyosialisasikan melalui forum formal dan informal Muhammadiyah, bahkan di setiap pelatihan perkaderan sekaligus memberikan pencerahan untuk bangsa ini. Harapannya, mampu mencegah sekurang-kurangnya meminimalisasi tindakan-tindakan yang mengoyak bangsa dan melukai umat Islam. (Ema)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Tarawih-Ramadan-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Muhammad-Aziz-S.T.-M.Cs_.-Foto-Siti-Mawaddah-scaled.jpg 1451 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-02 15:45:112023-04-02 15:45:11Spiritualitas yang Terkoyak di Masyarakat Indonesia

Musyker IMM FAST: Wujudkan Spirit Kolektif sebagai Optimalisasi Kader Intelektual

02/04/2023/in Terkini /by Ard

Musyawarah Kerja (Musyker) IMM Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Royan Agil N)

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah sukses melaksanakan Musyawarah Kerja (Musyker) bertempat di Kampus IV UAD pada Minggu, 26 Maret 2023.

Acara yang dihadiri oleh seluruh PK, demisioner, dan kader IMM FAST tersebut berlangsung khidmat. Musyker dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PK IMM FAST, Widi Pinastika Istirofah, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi.

Widi menyampaikan, “Dengan semangat baru, optimisme, dan kolaborasi, kita akan wujudkan arah gerak IMM FAST ke depan lebih baik lagi. Periode ini kami membawa misi ‘Spirit Kolektif sebagai Optimalisasi Kader Intelektual’ sebagai arah gerak selama 1 periode.”

Musyker merupakan kegiatan permusyawaratan yang membahas mengenai program kerja inti dan masing-masing bidang PK IMM FAST yang akan dilaksanakan selama 1 periode. Termasuk di antaranya adalah arah gerak dan pemantapan visi dan misi ketua umum.

Berbagai macam polemik dan permasalahan perkaderan di semua bidang yang belum tuntas pada periode sebelumnya, menjadi pertimbangan utama PK IMM FAST dalam merumuskan rancangan program kerja. Tentunya yang inovatif sesuai dengan visi Widi yaitu optimalisasi fungsi kader IMM melalui trilogi dan tri kompetensi sebagai upaya memajukan komisariat IMM FAST yang berjiwa militan.

Syawal Saputra selaku Ketua Bidang Organisasi yang menyelenggarakan acara ini menyampaikan, “Poin penting dalam Musyker yaitu bagaimana kita dapat menarik kader dengan mengadakan diskusi sesuai minat mereka, serta mengadakan kegiatan luring yang mampu mengekspresikan suara kader. Lebih penting lagi, hal itu dapat berdampak bagi peningkatan kualitas kader sebagai bentuk upaya kaderisasi kader Muhammadiyah yang progresif dan menjawab tantangan dakwah ke depan.”

Partisipasi kader cukup aktif dalam merespons pemaparan program dari PK. “Pertimbangannya yaitu bagaimana program kerja mampu mewujudkan substansi. Selain itu, bobot kompetensi yang sudah disusun oleh bidang kader dapat tersampaikan dengan baik kepada kader. Pada tahap akhir, kami sesuaikan dengan kalender akademik agar tidak mengganggu jalannya perkuliahan,” ungkap Syawal.

Farid Suryanto, S. Pd., M.T. selaku Pembina IMM FAST telah menyetujui program kerja dengan catatan substansi dan pokok materi harus terjawab. Ketika program kerja itu tidak bisa menjawab, maka program tersebut jelas tidak akan bermanfaat. Ia juga berpesan untuk memperbanyak kegiatan bertema keilmuan sebagai wadah kader untuk memperluas khazanah kajian diskusi dan mampu mengkritisi segala keresahan dan permasalahan yang ada saat ini.

“Hal itulah yang menjadi salah satu pembeda IMM dengan organisasi pergerakan lainnya. Kita memiliki wawasan intelektual yang tinggi dan kritis dalam menanggapi segala hal,” jelasnya.

Syawal berpesan kepada seluruh PK, “Sesuai arah gerak dan visi misi ketua umum, mari kita perkuat sinergitas dan nilai altruisme kita agar kita menjadi makin kompak, kader pun nyaman dan semangat dalam mengikuti seluruh kegiatan yang kita laksanakan nanti.”

“PK saat ini harus lebih militan ber-IMM dan selalu berprestasi dalam hal apa pun sesuai minat dan bakat masing-masing sebagai bentuk optimalisasi kader intelektual. Perlu kerja sama tim untuk bersama-sama membangun IMM FAST lebih baik lagi, itulah wujud dari spirit kolektif,” tutup Widi. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Musyawarah-Kerja-IMM-Fakultas-Sains-dan-Teknologi-Terapan-FAST-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Royan-Agil-N.jpg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-02 14:11:582023-04-02 14:11:58Musyker IMM FAST: Wujudkan Spirit Kolektif sebagai Optimalisasi Kader Intelektual

PWM DIY Gelar Pengajian Ramadan di UAD

01/04/2023/in Terkini /by Ard

Pengajian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Pengajian Ramadan 1444 Hijriah dengan tema “Membumikan Risalah Islam Berkemajuan Mencerahkan D.I. Yogyakarta”, resmi dihelat pada Jumat, 31 Januari 2023 di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan akan berlangsung selama 3 hari ke depan hingga tanggal 2 April 2023.

Dalam pidato iftitahnya, Ketua PWM DIY Muh. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. mengatakan bahwa pengajian Ramadan kali ini, selain sebagai sarana silaturahmi antara jamaah Muhammadiyah dan pimpinan se-wilayah Muhammadiyah DIY, juga bertujuan untuk lebih menyosialisasikan Islam Berkemajuan. Harapannya, diperoleh pemahaman yang benar dan tepat tentang isi putusan Muktamar itu.

Berdasarkan isi amanat dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si., risalah Islam berkemajuan mengandung substansi tentang Islam sebagai pandangan keagamaan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai mendasar dan utama tentang kemajuan dalam perspektif Islam sekaligus dalam berbagai aspek kehidupan.

Sementara itu, Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. memberikan sapaan hangat kepada seluruh jamaah yang hadir sekaligus berbagi wawasan tentang Islam berkemajuan dalam perspektif keilmuannya. Topik bahasan yang diangkat adalah “Peran Teknologi untuk Dakwah Islam Berkemajuan”.

Berdasarkan pengamatannya, Muchlas menyampaikan, saat ini di dalam perserikatan Muhammadiyah implementasi teknologi informasi sudah cukup masif. Hanya saja, dalam perspektif IT terdapat persoalan yang cukup pelik yang dihadapi yaitu sistem dan data antarbagian yang belum terintegrasi sehingga data terdistribusi ke mana-mana.

Selain itu, adanya disrupsi digital mempermudah masyarakat dalam menyumbang berbagai informasi. “Celakanya, kebebasan berekspresi yang tidak didukung dengan aturan menyebabkan berita yang ditulis menjadi berkualitas rendah hingga hoaks,” paparnya. Tak hanya itu, lahirnya Artificial Intelligent (AI) seperti ChatGPT, sebuah mesin cerdas berbasis pengetahuan yang dapat mengelaborasi, punya potensi mengatasi otoritas keagamaan yang dibangun oleh Muhammadiyah.

Dalam kesempatan ini pula, Muchlas pun menyampaikan berbagai langkah solutif di antaranya penciptaan SuperApp Muhammadiyah, sebuah platform yang dapat mengintegrasikan seluruh data antarbagian perserikatan. Perlunya memperkuat konten di semua lini platform media daring dengan prinsip media konvergen diharapkan dapat menetapkan konten-konten yang valid sebagai sumber untuk sosial media.

Selain itu reaktif, atau memiliki sosial media analisis untuk mendeteksi sentimen positif dan negatif terhadap Muhammadiyah sehingga dapat dilakukan antisipasi. Terakhir, membangun server AI yakni informasi yang ditaruh di dalam adalah informasi yang valid dengan harapan post-truth atau berita bohong yang diyakini kebenarannya dapat diatasi.

“Mudah-mudahan, pengajian kita selama 3 hari ke depan ini dapat memenuhi fungsinya untuk mengkristalisasikan dan menyosialisasikan konsep Islam berkemajuan,” tutupnya.s (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Pimpinan-Wilayah-Muhammadiyah-PWM-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 12:51:572023-04-01 12:51:57PWM DIY Gelar Pengajian Ramadan di UAD

Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

01/04/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Jelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (kiri) (Foto: Ummi Hasanah)

Kajian Jelang Buka Puasa yang terselenggara di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berlangsung khidmat pada Senin, 27 Maret 2023. Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kepala Pusat Tarjih UAD didapuk sebagai pemateri dengan topik pembahasan mengenai ikhlas.

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Padahal, ikhlas adalah kunci menuju hati yang lebih tenang, penuh rasa syukur, dan hidup yang lebih baik.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Setiap amal perbuatan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Terlebih jika dilakukan dengan penuh keikhlasan. Budi memberikan contoh terkait dengan keikhlasan. “Keikhlasan tercermin ketika kita mendengarkan ceramah tidak merasa jenuh,” tuturnya.

Secara sederhana ikhlas artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah Swt., atau semata-mata menaati perintah-Nya. Dalam kitab Nadhrotun Na’iim tertulis bahwa “Engkau tidak mencari selain Allah sebagai saksi dan pemberian ganjaran atas amalmu.” Cukup Allah sebaik-baiknya alasan untuk melakukan suatu perbuatan. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.

Selaras dengan hal itu, Budi mengatakan bahwa, “Kamu tidak butuh dilihat orang, kamu tidak butuh pendapat orang, kamu tidak butuh imbalan apa pun dari orang lain. Itulah yang dinamakan ikhlas. Keikhlasan membutuhkan latihan dan proses.”

Lebih lanjut, ia menuturkan, “Seorang mukmin akan mendapatkan pahala karena niatnya, sekalipun tidak mengerjakan niat tersebut karena uzur.” Niat yang ikhlas merupakan syarat amalan baik yang diterima Allah Swt.

Tanda Sudah Ikhlas

Menuju ikhlas sesungguhnya merupakan proses latihan jiwa. Ada 3 hal yang menandakan bahwa seseorang telah memiliki sikap ikhlas. Pertama, tidak ada bedanya bagi seseorang ketika dipuji atau dicela. Maksudnya ialah saat seseorang melakukan suatu perbuatan lalu, mendapatkan cacian atau pujian dirinya akan tetap melakukan hal tersebut. Kedua, tidak menghiraukan pandangan dan omongan manusia. “Orang mau ngomong apa silakan, ini saya. Karena saya mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah,” jelasnya. Ketiga, mengharapkan pahala dari amal yang telah dilakukan untuk akhirat.

Keikhlasan Adalah Benteng Pertahanan

Ikhlas adalah benteng manusia yang tidak bisa ditembus oleh setan. “Kalau teman-teman sudah ikhlas maka setan tidak akan mampu menyesatkan kita,” jelasnya. Seperti dalam firman Allah surah Shad ayat 82–83 yang menerangkan bahwa iblis akan menyesatkan semua manusia kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas.

Ada 3 hal yang dapat menjebak kepada ketidakikhlasan. Pertama, bila seseorang telah menganggap dirinya hebat. Kedua, bila seseorang merasa amalnya sudah banyak. Ketiga, ketika seorang hamba lupa akan dosa-dosa yang telah dilakukan. “Jika hal ini sudah ada pada diri manusia, maka setan tidak akan mencari jalan lain untuk menggodanya dan merasa bahwa dirinya telah menang,” tutur Budi.

Terakhir, ia mengajak semua jamaah untuk terus datang ke kajian. “Mari, hadiri terus kajian meskipun saat ini belum ikhlas. Datang saja, nanti Allah yang akan mengikhlaskan karena kebiasaan yang terus dilakukan,” tutupnya. (umh)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Jelang-Buka-Puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-kiri-Foto-Ummi-Hasanah.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 11:11:002023-04-01 11:11:00Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

PMM MBKM: Find Your Treasure

01/04/2023/in Terkini /by Ard

Program “FKIP Berbincang” yang diselenggarakan BEM dan IMM FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membahas MBKM (Foto: Catur Rohmiasih)

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), merupakan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan atau keahlian yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka (KM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.

Sementara itu, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan program dari MBKM. Salah satu kampus Muhammadiyah yaitu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sangat mendukung program ini, terbukti dari jumlah mahasiswa yang mengikuti MBKM makin meningkat. Hal ini disampaikan oleh Dr. Suyatno, S.Pd., M.Pd.I. selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam sambutannya pada acara FKIP Berbincang. Tema yang diambil find your treasure, peran mahasiswa dalam menemukan pengalaman autentik melalui program PMM.

Acara yang terselenggara oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP UAD berkolaborasi dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bimbingan dan Konseling (BK), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) itu sukses digelar secara daring pada Minggu, 26 Maret 2023. Pemateri pertama merupakan Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UAD Dr. Ishafit, M.Si. dan pemateri kedua Adisty Griselda, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang mengikuti PMM 2 di universitas yang berada di Makassar. Saat sesi tanya jawab, acara makin interaktif dipandu oleh Rashika Ardafa Sahila yang juga pernah mengikuti PMM angkatan 1.

Ishafit banyak menyampaikan paparan mengenai MBKM, khususnya manfaat program PMM. Pertama, untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, dan wadah perekat kebangsaan antarmahasiswa se-Indonesia melalui pembelajaran antarbudaya. Kedua, mengembangkan kepemimpinan dan soft skills yang adaptif terhadap beragam latar belakang sehingga meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme. Ketiga, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di Perguruan Tinggi (PT) penerima, serta mendapat pengakuan Sistem Kredit Semester (SKS). Keempat, memperkuat, menambah, dan memperkaya kompetensi mahasiswa.

Sedangkan untuk PT, dapat meningkatkan kemampuan PT dalam mengelola program pertukaran mahasiswa, meningkatkan keberagaman mahasiswa di PT penerima sekaligus membuka ruang jumpa mahasiswa dari PT penerima dan PT pengirim, serta meningkatkan kerja sama antar-PT dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Adisty mengaku banyak mendapatkan pengalaman menarik selama mengikuti program PMM. “Asyiknya bisa merasakan belajar di kampus lain di luar pulau Jawa. Saya sangat senang dapat mengenal banyak kawan di sana. Pengalaman ini sungguh tidak akan terlupa,” ungkapnya. Selain itu, Adisty juga mendapatkan mata kuliah modul nusantara bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, wawasan kebangsaan, dan cinta tanah air.

Dalam modul ini ada 4 jenis kegiatan utama. Kegiatan pertama kebhinekaan, yaitu mahasiswa mengikuti kegiatan promosi kebhinekaan yang diadakan PT penerima. Contohnya seperti kunjungan museum, kunjungan rumah ibadah, tur wisata, dan lain-lain. Kegiatan kedua inspirasi. Mahasiswa mengikuti talkshow dari figur inspiratif daerah. Contohnya budayawan daerah, atlet berprestasi daerah, kepala daerah, pengusaha, figur-figur sukses, dan sebagainya.

Kegiatan ketiga yaitu refleksi. Mahasiswa merefleksikan pengalaman kebhinekaan untuk memahami dan menghargai keberagaman. Misalnya diskusi kelompok, refleksi, dan renungan. Kegiatan keempat, kontribusi sosial. Mahasiswa melaksanakan kegiatan kontribusi sosial di daerah PT penerima. Contohnya bakti sosial, pentas budaya, relawan rumah sakit, membuat kelas inspirasi di sekolah, dan lain sebagainya.

Di akhir acara Ishafit menyampaikan, “Sesuai dengan pemeo dari PMM yaitu ‘Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya’, harapannya untuk program PMM angkatan 3 pada tahun ini lebih banyak yang mengikuti. Mengingat pengalaman belajar dan bersosial yang besar. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Program-FKIP-Berbincang-yang-diselenggarakan-BEM-dan-IMM-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Catur-Rohmiasih.jpg 635 1356 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 10:35:362023-04-01 10:35:36PMM MBKM: Find Your Treasure

Penelitian, Publikasi, hingga KI Jadi Kunci Klaster Mandiri

01/04/2023/in Terkini /by Ard

Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D Kepala LPPM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Ardy Priyantoko)

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. menyampaikan bahwa penelitian, publikasi, hingga Kekayaan Intelektual (KI) mengantarkan UAD meraih predikat klaster Mandiri Perguruan Tinggi (PT) tahun 2023. Bahasan ini ia sampaikan dalam Zoom Meeting Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh LPPM UAD pada Jumat, 17 Maret 2023.

“Alhamdulillah, kita bisa menyelenggarakan acara ini. Sosialisasi di internal perlu kita adakan sebagai bagian dari penegasan dan penguatan untuk penelitian dan pengabdian yang hilirnya berupa publikasi dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Publikasi dan penelitian sudah makin bagus serta KI meningkat tajam sehingga kita dianggap layak untuk masuk ke klaster Mandiri di antara 40 PT lainnya.”

Dilansir dari situs web LPPM UAD, data Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UAD tahun 2019 menunjukkan angka 121 PkM, sedangkan pada tahun 2021 sebesar 336 PkM. Hal ini menunjukkan kenaikan PkM UAD secara signifikan. Adapun publikasi baik Scopus, Web of Science, Garba Rujukan Digital (GARUDA), dan Google Scholar, dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para dosen atas keikutsertaannya dalam program Matching Fund. Matching Fund merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan sasaran pendanaan program penguatan antara PT dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

“Pada tahun ini, keikutsertaan dosen-dosen UAD dalam program Matching Fund makin baik, terdapat 27 proposal yang berhasil submit di Batch 1 dan 10 kelompok lolos pitching, 4 di antaranya sudah mendapat undangan verifikasi keuangan. Ini menjadi alternatif pendanaan kita dari eksternal karena kini penelitian bersifat kompetitif, tak lagi desentralis. Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya sosialisasi dan klinik minggu depan, kualitas proposal yang dihasilkan makin membaik. Di periode ini juga kami berharap bisa meningkatkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya internasional baik penelitian maupun pengabdian karena hal ini masih menjadi catatan. Semoga kita bisa bersanding dan mengimbangi PT lain dalam klaster Mandiri ini,” papar Anton Yudhana.

Turut hadir dalam sosialisasi yakni Wakil Rektor bidang Akademik Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen atas kinerjanya yang sudah mengantarkan UAD menuju klaster Mandiri. “Ini pencapaian yang sungguh luar biasa, kita harus mempertahankan klaster ini pada tahun-tahun berikutnya.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Anton-Yudhana-S.T.-M.T.-Ph.D-Kepala-LPPM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Ardy-Priyantoko.jpg 1124 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-01 10:13:132023-04-01 10:13:13Penelitian, Publikasi, hingga KI Jadi Kunci Klaster Mandiri
Page 286 of 470«‹284285286287288›»

TERKINI

  • PBI UAD Sosialisasikan Jalur Tugas Akhir melalui Publikasi Ilmiah17/05/2025
  • UAD Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Dorong Penguatan Riset dan Hilirisasi17/05/2025
  • Cerita Aisyah, Salah Satu Wisudawan Terbaik UAD17/05/2025
  • IMM JPMIPA UAD Gelar Seminar Kewirausahaan dan Pelatihan Desain Canva16/05/2025
  • PKK Bimawa UAD dan Talent Force Adakan Webinar Dukung Karier Mahasiswa16/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara I Rope Access di Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Prestasi di Ajang Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025

FEATURE

  • Menjaga Etika Kehumasan di Tengah Laju AI17/05/2025
  • Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Digital17/05/2025
  • Peran dan Pemanfaatan AI dalam Praktik Kehumasan Modern16/05/2025
  • Menangkan 14 Kejuaraan, Reyhan Jadi Wisudawan Berprestasi FH UAD16/05/2025
  • Kebaikan Adalah Kunci Kebahagiaan16/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top