Diseminasi hasil kegiatan lapangan mahasiswa peminatan promosi kesehatan dan ilmu perilaku FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)
“Keuntungan mengikuti pengabdian salah satunya bisa membantu masyarakat, mendapatkan ilmu yang bermanfaat, pengalaman yang luar biasa, implementasi mata kuliah (rekognisi KKN), dan mendapat apresiasi dari universitas,” kata Iis.
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu mempunyai nama lengkap Iis Suwartini, S.Pd., M.Pd. Ia hadir sebagai narasumber dalam acara Diseminasi Hasil Kegiatan Lapangan Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, dengan mengambil tema “Peran Mahasiswa Promosi Kesehatan dalam Pemberdayaan dan Perubahan Perilaku Kesehatan Masyarakat” yang diselenggarakan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD. Kegiatan ini merupakan wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengasah kemampuan komunikasi, sekaligus menjadi tahap terakhir dari praktikum untuk mendesiminasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama praktikum kemudian dipresentasikan kepada publik.
Iis merupakan salah satu dosen yang telah banyak mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) maupun Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). Ia juga aktif menulis di media massa maupun media cetak. Jadi, kehadirannya dalam acara yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan di kanal YouTube FKM UAD Official pada Sabtu, 15 Januari 2022 tersebut sangatlah tepat.
Menurut Iis, ada beberapa tema yang bisa diangkat untuk mendapatkan dana hibah, antara lain pengentasan kemiskinan (pengembangan usaha), kesehatan (perilaku masyarakat di masa pandemi), pendidikan (pembelajaran di masa pandemi), ketahanan pangan (pemanfaatan lahan pekarangan untuk bercocok tanam), energi baru dan terbarukan, lingkungan keanekaragaman hayati, mitigasi bencana, budaya dan seni, serta industri kreatif dan pariwisata.
“Dunia pendidikan ini banyak sekali media pembelajaran yang lahir di saat pandemi sehingga dibutuhkan kolaborasi dari beberapa program studi. Tema apa pun yang akan diangkat tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah kolaborasi,” ucapnya.
Ia menambahkan, fokus pengembangan yang dapat dilakukan di antaranya merintis/memodifikasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengetahuan/peningkatan pendapatan, legalitas (paguyuban, Nomor Induk Kesenian (NIK), makanan PIRT, UMKM IUMK, dampak program, dan keberlanjutan. Metode pelaksanaan ada sosialisasi, pelatihan, peningkatan kapasitas anggota dan kelompok (publikasi media cetak dan media massa), serta penerapan iptek.
“Hal pertama yang bisa dilakukan adalah sosialisasi terlebih dahulu kepada pemangku kebijakan, membuat pamflet untuk disebar, dan kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan (PKK, karang taruna, dsb.) yang akan diadakan pengabdian. Inti dari pengabdian adalah lelah yang lillah karena pengabdian berbeda dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lebih banyak waktu dan tenaga yang terkuras. Jangan putus asa untuk melakukan perubahan. Kerjakan selagi bisa. Tetap semangat!” pungkas Iis. (ctr)