• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Menjadi Teman Bertumbuh yang PEKA: Refleksi Konselor Sebaya dalam Menemani Perjalanan Diri

23/04/2025/in Feature /by Ard

Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bimawa UAD)

Dalam dinamika kehidupan kampus yang penuh transisi dan pencarian jati diri, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berkembang secara akademik, tetapi juga secara psikologis dan sosial. Peran konselor sebaya menjadi sangat penting dalam fase ini. Dalam Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya Tingkat Program Studi yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen Psikologi UAD, mengangkat perspektif mendalam mengenai pertumbuhan diri dan pentingnya menjadi teman yang PEKA dalam proses tersebut.

Pertumbuhan Diri: Bukan Kompetisi, Melainkan Proses

Dian Kinayung membuka materinya dengan mengajak peserta memahami bahwa pertumbuhan diri adalah proses individual yang bersifat dinamis dan berkelanjutan. Dalam proses ini, manusia belajar mengenali dirinya, mengelola emosinya, dan membangun relasi yang sehat dengan lingkungan. Salah satu bentuk kekeliruan umum adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain secara tidak proporsional. “Membandingkan diri itu sah-sah saja, asalkan apple to apple. Jangan membandingkan perjalanan mahasiswa baru dengan figur publik seperti Maudy Ayunda yang sudah melewati fase hidup yang berbeda,” jelasnya. Perbandingan yang tidak realistis hanya akan melahirkan ketidakpuasan dan menyuburkan perasaan tidak cukup, padahal setiap individu memiliki konteks dan ritme pertumbuhan yang unik.

Menjadi Teman Bertumbuh yang PEKA

Sebagai konselor sebaya, mahasiswa tidak dituntut menjadi ahli psikologi, tetapi diharapkan memiliki sensitivitas kemanusiaan yang tinggi. Dalam hal ini, ia memperkenalkan konsep menjadi teman bertumbuh yang PEKA, sebuah akronim yang mencerminkan empat nilai penting, yaitu Perhatian, hadir sepenuhnya dalam interaksi, memberi ruang tanpa menghakimi. Empati, mampu merasakan dari sudut pandang orang lain, bukan sekadar merasa kasihan. Komunikatif, menyampaikan gagasan dan mendengarkan secara aktif, terbuka, dan asertif. Amanah, menjaga kepercayaan, baik secara moral maupun dalam menyimpan rahasia.

Keempat elemen ini menjadi fondasi utama dalam menjalin relasi suportif antara konselor sebaya dan mahasiswa baru.

Latihan Kesadaran: Sebuah Awal Menuju Keseimbangan Diri

Sebagai penutup, ia mengajak peserta untuk tidak hanya memahami secara kognitif, tetapi juga mengintegrasikan dalam praktik. Salah satu latihan sederhana tetapi efektif yang dilakukan adalah latihan pernapasan sadar (mindful breathing). Latihan ini bertujuan mengembalikan fokus ke saat ini, menenangkan pikiran, dan meningkatkan kesadaran diri, kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang konselor sebaya. Latihan semacam ini tidak hanya bermanfaat dalam menghadapi stres pribadi, tetapi juga menjadi modal penting saat mendampingi mahasiswa lain yang sedang mengalami tekanan akademik maupun emosional.

Menyemai Pertumbuhan Lewat Hubungan yang Bermakna

Materi yang disampaikan oleh Dian Kinayung memberikan pesan mendalam bahwa peran konselor sebaya bukan tentang menjadi “penyelamat”, melainkan menjadi “teman bertumbuh”, seseorang yang berjalan bersama dalam proses pencarian makna, melewati tantangan hidup, dan merayakan pencapaian sekecil apa pun. Dengan menjadi pribadi yang PEKA, konselor sebaya dapat menjadi ruang aman yang langka di tengah dunia yang terlalu cepat menilai. Dan dari relasi yang hangat itulah, benih-benih pertumbuhan sejati mulai bersemi. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dian-Kinayung-S.Psi_.-M.Psi_.-Psikolog-Dosen-Psikologi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 11:36:002025-04-23 11:36:00Menjadi Teman Bertumbuh yang PEKA: Refleksi Konselor Sebaya dalam Menemani Perjalanan Diri

Tips Menjadi Konselor Sebaya yang Siaga, Tulus, dan Transformasional

23/04/2025/in Feature /by Ard

Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd., Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bimawa UAD)

Pada acara Orientasi Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Tahun 2025, dalam atmosfer hangat dan penuh antusiasme di lantai 10 Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 19 April 2025, Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd. membuka materinya dengan satu pesan kuat: “Sebagai konselor sebaya, kita bukan hanya hadir untuk mendengar, tetapi juga melindungi dan bertindak.”

Ia menyebut bahwa konselor sebaya harus menjadi sosok yang protect and empower, yakni mampu melindungi teman-teman mahasiswa baru dari potensi masalah, sekaligus aktif mengambil langkah untuk memberdayakan mereka agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal negatif. Salah satu contohnya adalah dengan mendampingi mahasiswa angkatan 2024 secara intensif agar tidak terjadi miskomunikasi dalam proses adaptasi mereka di lingkungan kampus.

Lebih lanjut, ia mengingatkan adanya potensi penipuan yang mengatasnamakan dosen UAD, seperti modus meminta mahasiswa mengirimkan pulsa. Konselor sebaya, menurutnya, harus menjadi informan yang valid, yang mampu menyampaikan informasi benar tentang sistem akademik maupun non-akademik kampus, agar mahasiswa baru tidak terjerumus dalam situasi merugikan.

Dalam bagian lain, Caraka juga menyoroti bahaya dari berpikir secara cognitive bias, sebuah istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan pola pikir menyimpulkan sesuatu hanya dari satu peristiwa tanpa mempertimbangkan konteks luas. “Ada yang bilang, Bill Gates tidak kuliah tetapi sukses. Maka saya juga tidak perlu kuliah. Ini pola pikir yang keliru,” tegasnya. Kuliah bukan hanya soal gelar, melainkan proses pembentukan karakter, pola pikir, serta keterampilan hidup.

Salah satu tantangan nyata bagi mahasiswa baru, lanjut Caraka, adalah manajemen waktu. Banyak mahasiswa baru yang masih bingung mengatur antara kuliah, organisasi, istirahat, dan kehidupan sosial. Di sinilah peran konselor menjadi penting untuk mengarahkan mahasiswa baru membentuk kebiasaan dan ritme yang sehat sejak awal.

Caraka kemudian merinci tugas pokok konselor sebaya, antara lain, membangun hubungan positif dengan mahasiswa baru, menjadi informan yang memberikan penjelasan seputar layanan akademik dan non-akademik di UAD, serta memberikan pendampingan secara aktif, menjadi tempat curhat atau konsultan yang dipercaya mahasiswa. Namun, lebih dari sekadar tugas teknis, ia menekankan pentingnya konselor sebaya untuk berlatih memimpin manusia. Menurutnya, pemimpin transformasional adalah pelayan, seseorang yang siap melayani dengan sepenuh hati, dengan empati, ketulusan, dan kehadiran yang nyata di tengah mahasiswa lain.

Pesan yang disampaikan Caraka terasa menyentuh dan membumi. Ia tidak hanya berbicara sebagai pejabat kampus, melainkan sebagai seorang pendidik yang memahami dinamika mahasiswa dari hati ke hati. Materinya bukan sekadar teori, melainkan panggilan untuk menjadi pribadi yang siap hadir bagi sesama, tanpa pamrih. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Caraka-Putra-Bhakti-M.Pd_.-Dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 11:11:092025-04-23 11:11:09Tips Menjadi Konselor Sebaya yang Siaga, Tulus, dan Transformasional

Membangun Resiliensi Remaja di Era Digital: Pentingnya Berpikir Mendalam dan Damai

23/04/2025/in Feature /by Ard

Membangun Resiliensi Remaja di Era Digital (Dok. Rahmad)

Oleh: Rahmad Boli Raya, S.Pd.

Remaja Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Kehadiran teknologi digital, khususnya smartphone dan media sosial, tidak hanya membuka akses ke informasi global, tetapi juga menghadirkan tekanan psikologis yang tidak selalu mudah dihadapi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 15,8% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, dengan kecemasan dan depresi sebagai gejala yang paling umum.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana kita dapat membantu remaja agar tangguh dalam menghadapi dinamika zaman? Resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit dari kesulitan dan beradaptasi secara positif terhadap tekanan, menjadi keterampilan penting yang perlu dikembangkan sejak dini. Dalam konteks ini, terdapat dua pendekatan yang dapat mendukung penguatan resiliensi remaja, yakni berpikir mendalam (deep thinking) dan berpikir damai (peace thinking).

Perkembangan teknologi telah membentuk kebiasaan mengonsumsi informasi secara cepat dan dangkal. Budaya digital seperti “scroll, like, dan lanjut” mengurangi ruang untuk merenung. Remaja terbiasa menerima arus informasi secara pasif, sering kali tanpa menyaring atau memikirkan makna yang lebih dalam. Notifikasi yang tiada henti memecah perhatian mereka, menjauhkan mereka dari kemampuan berpikir kritis.

Konsekuensinya, ketika menghadapi masalah kompleks seperti konflik interpersonal, tekanan akademik, atau kebingungan identitas, remaja cenderung memberikan respons cepat tanpa refleksi. Penelitian menunjukkan bahwa 67% remaja di Indonesia menggunakan strategi penyelesaian masalah jangka pendek yang tidak menyentuh akar persoalan. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya pendekatan berpikir mendalam.

Berpikir mendalam mengajak remaja untuk mengambil jeda dari banjir informasi, merefleksikan pengalaman, dan memahami permasalahan dari berbagai sudut pandang. Pertanyaan reflektif seperti, “Mengapa saya merasa tidak nyaman saat melihat keberhasilan orang lain di media sosial?” atau “Apa yang sebenarnya membuat saya merasa cemas?” dapat membantu remaja mengenali emosi dan merumuskan respons yang lebih sehat. Praktik refleksi harian selama 10–15 menit terbukti mampu menurunkan tingkat kecemasan hingga 35% dan meningkatkan pengelolaan stres sebesar 42%. Seorang siswa bahkan menyatakan bahwa dengan menulis jurnal refleksi, ia menyadari sebagian besar kecemasannya berasal dari kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain—sebuah kesadaran yang membantunya memilah antara fakta dan perasaan pribadi.

Selain tekanan mental, remaja juga dihadapkan pada berbagai konflik, baik internal maupun eksternal. Perundungan siber, kompetisi akademik yang tidak sehat, serta polarisasi opini di media sosial menjadi tantangan tersendiri. Sayangnya, banyak remaja menyikapi konflik dengan dua pendekatan ekstrem: agresi atau penghindaran. Kedua strategi ini umumnya tidak membuahkan penyelesaian bermakna.

Dalam hal ini, berpikir damai menjadi pendekatan yang relevan dan diperlukan. Berpikir damai tidak mengajak remaja menjadi pasif, melainkan mendorong mereka untuk memandang konflik sebagai peluang memahami diri sendiri dan orang lain. Pendekatan ini mencakup empati aktif, komunikasi tanpa kekerasan, serta transformasi konflik yang tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga memperbaiki hubungan. Program mediasi teman sebaya di sekolah telah terbukti menurunkan konflik antar siswa hingga 45%. Dalam program ini, para siswa dilatih untuk menjadi mediator yang mengedepankan dialog saling menghargai. Selain menurunnya konflik, para mediator melaporkan peningkatan kesadaran dan kepercayaan diri dalam menghadapi permasalahan pribadi.

Pengembangan resiliensi melalui berpikir mendalam dan berpikir damai tentu bukan semata tanggung jawab sekolah. Ini adalah tugas kolektif seluruh elemen masyarakat. Media massa dan platform digital perlu menghadirkan konten yang mendorong refleksi dan diskusi bermakna, bukan sekadar mengeksploitasi emosi dan kontroversi. Keluarga pun memiliki peran sentral dalam menumbuhkan budaya reflektif dan dialogis. Interaksi harian yang terbuka dan penuh empati menjadi fondasi dalam membentuk pola pikir yang sehat. Forum-forum komunitas juga perlu dihidupkan kembali sebagai wadah diskusi remaja dalam mengeksplorasi isu-isu yang mereka hadapi.

Penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang menerapkan komunikasi dua arah dan reflektif melaporkan hubungan orang tua-anak yang lebih harmonis serta tingkat resiliensi remaja yang lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan yang dialogis dan penuh pengertian dalam pengasuhan mampu menciptakan ruang aman bagi remaja untuk bertumbuh secara emosional.

Pada akhirnya, resiliensi bukan hanya tentang kemampuan untuk bertahan, tetapi juga tentang kemampuan untuk tumbuh melalui kesulitan. Dengan menanamkan keterampilan berpikir mendalam dan berpikir damai, remaja dapat belajar menghadapi realitas dengan bijak dan produktif. Mereka akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya mampu mengelola tekanan hidup, tetapi juga siap menjadi agen perubahan di masyarakat.

Di tengah arus informasi yang cepat dan budaya instan yang dangkal, penting bagi kita untuk mengajak remaja berhenti sejenak, berpikir lebih dalam, dan menciptakan kedamaian batin. Masa depan bangsa bergantung pada sejauh mana kita mampu menanamkan nilai-nilai ini dalam pendidikan dan pengasuhan generasi muda.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Membangun-Resiliensi-Remaja-di-Era-Digital-Dok.-Rahmad.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 11:00:482025-04-23 11:00:48Membangun Resiliensi Remaja di Era Digital: Pentingnya Berpikir Mendalam dan Damai

Brain Rot dan Krisis Kesehatan Mental

23/04/2025/in Feature /by Ard

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Dosen Magister Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bimawa UAD)

Di tengah dunia yang semakin digital dan serba instan, kesehatan mental generasi muda menghadapi tantangan baru yang tidak kasat mata. Dalam kegiatan Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 19 April 2025, Dr. Dody Hartanto, M.Pd. selaku Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (IBKPT ABKIN) sekaligus dosen Magister Bimbingan dan Konseling (BK) UAD, mengangkat sebuah topik yang menggugah, “Brain Rot: Masalah dan Peran Konselor Sebaya”.

Melalui materinya, Dody membuka ruang kontemplatif yang dalam. Menurutnya, konselor sebaya tidak hanya hadir sebagai pendengar, tetapi sebagai pribadi yang secara aktif dan sadar turut serta dalam perjalanan perbaikan, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. “Menjadi konselor itu bukan tentang siapa yang paling sempurna, melainkan siapa yang paling sadar akan proses bertumbuh,” ujarnya.

Fatherless dan Luka yang Mengendap

Dalam pemaparannya, Dody menyampaikan fakta mencengangkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal fatherlessness, ketiadaan figur ayah, baik secara fisik maupun emosional, dalam kehidupan anak. Dampaknya tidak bisa dianggap sepele. Ketidakhadiran ayah dapat memengaruhi struktur kepribadian, kestabilan emosi, dan kemampuan membentuk relasi sehat.

Lebih lanjut, ia membahas bentuk-bentuk adverse childhood experiences (ACEs), yakni pengalaman masa kecil yang berdampak negatif terhadap tumbuh kembang psikologis individu. Ini termasuk pelecehan emosional, fisik, dan seksual. Selain itu juga kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan zat, hingga adanya gangguan mental dalam keluarga. Trauma yang bersumber dari pengalaman ini sering kali bersembunyi dalam diam, menjelma menjadi kecemasan kronis, kehilangan arah hidup, bahkan depresi yang sulit dikenali.

Brain Rot: Ketika Pikiran Tergerus Era Digital

Dody memperkenalkan istilah “brain rot” sebagai kondisi penurunan fungsi kognitif, emosional, dan sosial akibat paparan digital yang berlebihan dan tidak sehat. Istilah ini populer di kalangan generasi muda dan secara metaforis menggambarkan “pembusukan otak” yang disebabkan oleh konten dangkal, overstimulasi dari media sosial, dan rendahnya kontrol diri.

Efek dari brain rot tidak hanya mengganggu fokus dan produktivitas, tetapi juga menurunkan empati, mengikis kemampuan refleksi, serta memicu kelelahan mental yang tak kentara. “Kita mungkin merasa sibuk dan terus ‘terhubung’, tetapi sebenarnya pikiran kita kehilangan arah dan kedalaman,” tutur Dody.

Strategi Penyembuhan: Dari Digital Detoks hingga Empati Sosial

Sebagai bentuk upaya preventif dan kuratif terhadap brain rot, Dody menyarankan beberapa langkah konkret yang bisa diterapkan oleh mahasiswa, terutama para konselor sebaya. Pertama, detoks digital secara berkala, yakni membatasi penggunaan gadget dan media sosial dalam waktu tertentu untuk memberi ruang bagi ketenangan mental. Meningkatkan literasi digital, agar mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga mampu memilah informasi yang bergizi secara psikologis. Kedua, olahraga teratur, sebagai sarana mengolah hormon stres dan memperkuat koneksi antara tubuh dan jiwa. Ketiga, mengutamakan interaksi sosial secara langsung, karena kehadiran fisik dan perhatian yang nyata jauh lebih menyembuhkan dibanding notifikasi digital. Keempat, membatasi konten hiburan yang bersifat impulsif, terutama yang tidak memberi makna atau menambah nilai dalam proses perkembangan diri.

Konselor Sebaya: Pemulih yang Tumbuh Bersama

Dody menutup materinya dengan penekanan bahwa konselor sebaya adalah mitra bertumbuh, mereka tidak datang dengan semua jawaban, tetapi hadir dengan kesediaan untuk mendengarkan, memahami, dan berjalan bersama. Dalam dunia yang penuh luka tersembunyi dan distraksi tak berujung, konselor sebaya adalah simpul kecil dari harapan yang menyala. Sebagaimana disampaikannya, “Bantulah temanmu bukan karena kamu lebih hebat, tetapi karena kamu juga sedang belajar menjadi utuh. Dan dalam proses itu, kita semua sedang saling menyembuhkan.” (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-Dosen-Magister-Bimbingan-dan-Konseling-BK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 10:49:042025-04-23 10:49:04Brain Rot dan Krisis Kesehatan Mental

Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya UAD 2025: Siapkan Mahasiswa Tangguh, Adaptif, dan Berprestasi

23/04/2025/in Terkini /by Ard

Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tim Dokumentasi PKK BIMAWA)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Unit Konseling Mahasiswa di bawah Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (PKK Bimawa), menyelenggarakan kegiatan Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya Tingkat Program Studi pada Sabtu, 19 April 2025. Acara ini digelar di Ruang Kaca, sisi timur lantai 10, Gedung Utama Kampus IV UAD.

Kegiatan yang mengangkat tema “Mendampingi Mahasiswa UAD Menuju Generasi Tangguh, Adaptif, dan Berprestasi” ini bertujuan membekali para konselor sebaya dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam mendampingi mahasiswa di lingkungan program studi masing-masing.

Acara dibuka secara resmi oleh Choirul Fajri, S.I.Kom. M.A. selaku Kepala Bimawa UAD. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya peran konselor sebaya dalam menciptakan atmosfer kampus yang sehat, penuh harapan, dan mendukung pertumbuhan mahasiswa secara emosional maupun akademik. “Kita punya 90 konselor sebaya dari program studi, dan 11 konselor sebaya dari universitas, dari total 101 konselor sebaya yang ada di UAD. Di tengah zaman yang tidak mudah ini, kita tetap harus menjalani hidup dengan bahagia. Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tetapi kita sendiri yang menciptakannya,” ujar Choirul Fajri.

Ia juga menekankan bahwa generasi Z harus tetap optimis dan penuh harapan. “Tantangan zaman harus kita hadapi dengan keyakinan bahwa kita pasti bisa. Bantu teman-teman yang sedang mengalami masalah. Ingat, masalah itu untuk diselesaikan, bukan untuk dihindari. Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya,” tambahnya. Choirul Fajri pun mengajak seluruh peserta untuk mengikuti program pembekalan ini dengan sungguh-sungguh agar dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendampingi sesama mahasiswa.

Acara tersebut juga menghadirkan tiga narasumber berkompeten, yaitu Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd. (Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Bimawa UAD), Dr. Dody Hartanto, M.Pd. (Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia sekaligus dosen Magister BK UAD), serta Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., Psikolog (dosen Psikologi UAD).

Peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan berbagai manfaat, antara lain ilmu dan wawasan konseling praktis, e-sertifikat, serta kesempatan menjalin relasi dengan mahasiswa dari berbagai program studi. Melalui kegiatan tersebut, UAD terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk mahasiswa yang tangguh, adaptif, dan berprestasi, serta menciptakan lingkungan kampus yang suportif dan peduli terhadap kesehatan mental. (Mawar Ledya Serli)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Orientasi-Pembekalan-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Tim-Dokumentasi-PKK-BIMAWA.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 10:28:332025-04-23 10:28:33Orientasi Pembekalan Konselor Sebaya UAD 2025: Siapkan Mahasiswa Tangguh, Adaptif, dan Berprestasi

Kupas Tuntas Istilah Persidangan

23/04/2025/in Feature /by Ard

Nurul Satria Abdi, S.H., M.H., Dosen Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. LDKM)

Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) sekaligus dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi pemateri dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH UAD di Binakarya Homestay, Yogyakarta, pada Sabtu, 19 April 2025.

Materi yang dipaparkan yakni pertama, berupa bagaimana seorang pemimpin saat mengambil keputusan dan kedua, agar menambah rasa sedap akan diskusi, ia pun menjelaskan istilah persidangan guna mengasah pengetahuan para hadirin sebagai mahasiswa FH.

Menurutnya, seorang pemimpin seharusnya memiliki sifat komunikatif, tanggung jawab, mampu mengambil keputusan dengan bijak, memiliki kecakapan intelektual, bersikap dewasa, serta mampu memberikan motivasi yang positif kepada kelompoknya dalam mencapai sebuah tujuan. “Pemimpin bisa saja lahir karena dipilih, diangkat, karena turun-temurun, maupun atas inisiatif sendiri,” ujarnya. Bagaimanapun pemimpin itu lahir, yang terpenting harus memiliki wibawa (power) terhadap hal yang ia lakukan.

Selanjutnya, materi yang dijelaskan terkait istilah persidangan yang sangat menarik. Ia mengatakan bahwa dalam persidangan terdapat etika-etika yang harus kita miliki seperti menyampaikan ide dengan jelas, menjadi pendengar yang baik, usahakan tidak mendominasi pembicaraan, serta menekan subjektivitas. Pemateri juga menjelaskan terkait ketukan palu sidang dalam persidangan.

Menariknya, ia menjelaskan istilah-istilah dasar dalam sidang secara rinci seperti, pleno (lengkap [dihadiri] oleh semua anggota), paripurna (lengkap [dihadiri] semua anggota dan biasanya menjadi rapat penutup), skorsing (penghentian sidang untuk sesaat sebab hal persidangan), pending (penghentian sidang sebab hal di luar muatan sidang), interupsi (pemotongan pembicaraan oleh anggota sidang terhadap peserta lainnya), dan kuorum (jumlah minimun orang yang harus hadir agar rapat dapat dilaksanakan).

Nurul Satria berharap dengan penjelasan materi terserbut, mahasiswa UAD khususnya FH, dapat menjadi pemimpin yang baik serta mampu menambah pengetahuan terkait istilah dalam persidangan. (Salsya Yunita)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nurul-Satria-Abdi-S.H.-M.H.-Dosen-Fakultas-Hukum-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-LDKM.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 10:22:102025-04-23 10:22:10Kupas Tuntas Istilah Persidangan

Mahasiswa FH UAD Jadi Pemateri Utama dalam Acara LDKM

23/04/2025/in Terkini /by Ard

Muhammad Aliffitra Ismail Mahasiswa FH UAD sebagai Pemateri Utama (Dok. LDKM)

Muhammad Aliffitra Ismail, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021 sekaligus Staf Kementrian dalam Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UAD, menjadi pemateri utama dalam kegiatan bertema “Definisi dan Pentingnya Sinergi dalam Kepemimpinan”. Ini adalah program kerja yang diselenggarakan oleh BEM FH UAD yakni Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) di Binakarya Homestay, Yogyakarta, pada Sabtu, 19 April 2025.

Ia menyatakan bahwa secara harfiah, seorang pemimpin memiliki kewenangan untuk mengarahkan, membina, ataupun menuntun para pengikutnya. Menurutnya, kepemimpinan adalah sebuah seni untuk mengkoordinasikan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

“Tipologi kepemimpinan terbagi menjadi enam, yaitu tipe autokratik, paternalistik, karismatik, laissez faire, demokratik, dan militeristik,” ungkapnya. Tipe autokratik berarti pemimpin yang tidak mau menerima kritik, saran, maupun pendapat. Pemimpin dengan tipe tersebut sering kali kurang mampu mengikat rasa emosional kepada pengikutnya.

Tipe paternalistik cenderung memiliki sifat mengayomi dan bersikap layaknya orang tua terhadap para anak-anaknya demi kesejahteraan bersama. Tipe karismatik biasanya memiliki daya tarik yang kuat dan visi yang jelas sehingga mampu membangun hubungan emosional yang mendalam. Kemudian pemimpin yang memberikan kebebasan yang penuh terhadap bawahannya untuk mengambil keputusan disebut laissez faire. Gaya pemimpin yang menekankan partisipasi aktif anggota dalam mengambil keputusan disebut dengan tipe demokratif.

Banyaknya tipe gaya dalam memimpin menjadikan pembelajaran bahwa ada gaya pemimpin yang memang harus dihindari seperti tipe autokratik. Rasa ingin menang sendiri harus mampu dikendalikan dengan baik agar mampu menciptakan sinergitas yang baik.

Alif berharap dengan penjelasan terkait kepemimpinan ini bisa menjadi wadah yang bermanfaat bagi para calon pemimpin. Ia juga menyebutkan sikap pemimpin tidak boleh lepas dari nilai-nilai tauhid, moralitas, serta ajaran Qur’an hadis. (Salsya Yunita)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Aliffitra-Ismail-Mahasiswa-FH-UAD-sebagai-Pemateri-Utama-Dok.-LDKM.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-23 10:12:592025-04-23 10:12:59Mahasiswa FH UAD Jadi Pemateri Utama dalam Acara LDKM

BEM FH UAD Sukses Gelar Program Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa

22/04/2025/in Terkini /by Ard

Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) BEM FH Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. FH UAD)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menjalankan gelar program kerja (proker) Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) dengan tema “Sinergi dalam Kepemimpinan: Merajut Kebersamaan Demi Masa Depan Gemilang” di Binakarya Homestay, Yogyakarta, pada Sabtu, 19 April 2025.

Kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan dasar mahasiswa sebagai calon pemimpin di masa depan nantinya. Tindak lanjut setelah terselenggaranya acara LDKM adalah diharapkan mahasiswa mampu memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang penuh saat menjadi pemimpin yang menekankan tanggung jawab dan amanah dari Allah Swt.

Pemateri dalam acara LDKM yakni Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. selaku Wakil Kepala Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dan Muhammad Aliffitra Ismail yang merupakan mahasiswa FH angkatan 2021. Materi yang dipaparkan tidak jauh dari bagaimana sikap seorang pemimpin yang bukan sekadar soal kekuasaan, melainkan sebagai tugas mulia yang harus dijalankan dengan teladan.

Kegiatan yang diketuai oleh Nailah Azara Adrian, mahasiswa FH UAD angkatan 2023 ini berlangsung dengan sukses. (Salsya Yunita)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Latihan-Dasar-Kepemimpinan-Mahasiswa-LDKM-BEM-FH-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-FH-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-22 11:33:282025-04-22 11:33:28BEM FH UAD Sukses Gelar Program Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa

HMPS Sastra Inggris UAD Gelar Beads Workshop

22/04/2025/in Terkini /by Ard

Beads Workshop oleh HMPS Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. HMPS SASING UAD)

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Inggris (Sasing) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menjalankan acara Beads Workshop “Praktik dan Teknik Pembuatan Aksesori Manik-Manik” dengan mengundang pemateri yang berpengalaman sekaligus mengasah hard skill. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat, 18 April 2025, di Aula Islamic Center (IC) UAD.

Beads Workshop dilaksanakan untuk memberikan wadah kreativitas bagi Keluarga Besar Mahasiswa (BKM) Sastra Inggris dalam bidang kerajinan tangan, khususnya perhiasan dari manik-manik (beads). Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tangan serta memberikan peluang baru dalam mengasah keterampilan di bidang kerajinan.

Pemaparan materi dalam acara tersebut tidak lain yakni tentang pengenalan jenis manik-manik dan teknik dasar merangkai manik-manik. Lokakarya tersebut juga disertai dengan sesi praktik langsung yang dipandu oleh pemateri.

Kabar baiknya, beberapa peserta yang terpilih dalam Beads Workshop akan mengisi acara di panti asuhan yang diselenggarakan minggu ini. Peserta yang terpilih nantinya akan membagikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dari Beads Workshop untuk diajarkan kepada adik-adik di panti asuhan.

Wakil Ketua HMPS Sastra Inggris, Aditya Pria, menyatakan, “Motivasi kami dalam menyelenggarakan acara Beads Workshop adalah untuk menciptakan ruang kreatif yang edukatif tetapi menyenangkan,” ujarnya. Harapannya para peserta yang mengikuti ini bisa mendapatkan pengalaman baru serta mampu mengembangkan keterampilan yang bermanfaat. (Salsya Yunita)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Beads-Workshop-oleh-HMPS-Sastra-Inggris-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-HMPS-SASING-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-22 11:27:582025-04-22 11:27:58HMPS Sastra Inggris UAD Gelar Beads Workshop

Perkuat Silaturahmi, Organisasi Otonom UAD Gelar Acara Halalbihalal

22/04/2025/in Terkini /by Ard

Halalbihalal Organisasi Ortonom Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Ortom UAD)

Organisasi otonom (ortom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses mengadakan halalbihalal di Auditorium Kampus III pada Sabtu, 19 April 2025, dengan tema “Refleksi Diri untuk Menyucikan Hati dalam Jalinan Silaturahmi yang Bersinergi”. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi penyedap agar jalinan silaturahmi sesama ortom menjadi lebih erat.

Acara dimulai dengan pembukaan yang dibuka oleh pembawa acara kemudian dilanjut pembacaan kalam Ilahi, menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, “Mars Muhammadiyah”, dan “Mars UAD”. Kemudian, dilakukan sambutan-sambutan, penyampaian materi, penyerahan cendera mata, dan ditutup dengan doa.

Halalbihalal yang dihadiri oleh perwakilan ortom se-UAD yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci (TS), dan Hizbul Wathan (HW) ini diselenggarakan untuk merefleksikan diri serta semakin kompak dalam mewujudkan cita-cita Muhammadiyah agar mampu menjadi cermin yang baik untuk mahasiswa UAD lainnya.

Materi dalam kegiatan tersebut dipaparkan oleh Kepala Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) UAD serta dosen Perbankan Syariah UAD Andy Putra Wijaya, S.E.I., M.S.I. Ia sangat memotivasi para hadirin khususnya ortom UAD untuk saling membantu agar silaturahmi yang terjalin bukan hanya sebagai bentuk formalitas saja.

Harapannya setelah diadakan kegiatan halalbihalal ini, ortom UAD mampu berkolaborasi untuk melahirkan program yang tentunya bermanfaat untuk UAD dan berpartisipasi aktif dalam mengharumkan nama baik universitas. (Salsya Yunita)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Halalbihalal-Organisasi-Ortonom-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Ortom-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-22 11:20:362025-04-22 11:20:36Perkuat Silaturahmi, Organisasi Otonom UAD Gelar Acara Halalbihalal
Page 33 of 487«‹3132333435›»

TERKINI

  • Meriah dan Penuh Apresiasi, UAD FAIR 2025 Resmi Ditutup14/06/2025
  • “Hai Dahlan Muda” UAD Hadirkan Inspirasi Akademik bagi Mahasiswa Baru14/06/2025
  • Lomba Mewarnai Jenjang PAUD/TK se-DIY Meriahkan UAD FAIR 202514/06/2025
  • Peran Konselor Sebaya Dampingi Adaptasi Mahasiswa14/06/2025
  • Mahasiswa Harus Kritis Hadapi Krisis Sosial-Politik14/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UKM Karate UAD Raih 12 Medali dalam Kejuaraan Internasional11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Nasional Cover Lagu Islami11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 1 Nasional Solo Vokal Pop di Ajang Euphoria Art 202508/06/2025

FEATURE

  • Membangun Citra Positif Melalui Digital Public Relations14/06/2025
  • Merajut Kedekatan dengan Allah Lewat Istigfar, Syukur, dan Doa13/06/2025
  • Mendidik dengan Kata, Menggerakkan dengan Nalar12/06/2025
  • Pentingnya Manajemen Event Taktis dan Terstruktur12/06/2025
  • Persiapan Matang Jadi Kunci Tim Basket UAD Juara 1 Ajang GBC 202512/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top