• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Antara Batu Makkah dan Batu Gunungkidul

03/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

(catatan perjalanan Haji ke Mekah)

Oleh Sukardi

(Penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi UAD)

 

Mendengar kata “Makkah”. Bayangan kita akan dihadapkan dengan sejarah panjang dari riwayat para nabi: dari Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan banyak lagi nabi yang diriwayatkan lainnya di sana. Makkah (Kakbah) sebagai kiblat ummat Islam. Tempat mereka yang ingin menjalani ibadah rukun islam. Makkah, menjadi istimewa dan sangat penting bagi ummat Islam di seluruh dunia. Padahal kondisi alam lingkungan Makkah sebelum disulap menjadi hotel yang menjulang tinggi. Struktur tanahnya kering, penuh bebatuan dan terdiri atas berbagai pegnungan. Dari berbagai sudut kota, yang kita dapatkan (saat sekarang) adalah hotel dan gunung batu. Rumah penduduk didirikan di atas pegunungan dan di lereng lereng gunung. Hotel yang lebih mendominasi bangunan di sekitar kota Makkah didirikan di tepi jalan raya dan berada pada areal bekas gempuran bukit pegunungan. Jalan raya di kota Makkah dan sekitarnya banyak yang naik turun. Beberapa jalan lain justru berada pada terowongan buatan menerobos tanah batu pegunungan. Cukup dengan meratakan lahan, dilanjutkan dengan menabur adonan aspal sirtu (Pasir Batu) dan menggilas meratakan saja. Jalanan sudah rata.

Pegunungan di Makkah tidak jauh beda dengan pegunungan batuan di Gunungkidul. Sama-sama terdiri atas pegunungan dan bebatuan. Di sana juga didapatkan pegunungan. Bedanya, pegunungan di Makkah batuan pegunungannya batuan hitam kering tidak ada lapisan tanah. Sedangkan bebatuan pegunungan di Gunungkidul batu kapur putih berlapiskan tanah. Setiap tahun hujan, sehingga pepohonan tumbuh. Di samping pegunungan bebatuan di Gunungkidul masih banyak tumbuh pepohonan tanaman keras dan banyak tanaman bahan pangan seperti singkong, jagung, kedelai bahkan padi banyak tumbuh di musim penghujan.

Makkah kondisi tanah bebatuannya kering sebagian daerah bebatuan dan sebagian lain pasir kering tidak banyak tumbuhan. Udara Makkah kering. Jauh dari laut. Untuk menjadi hijau, harus dipersiapkan lahan buatan dan harus disiram dengan air yang dipersiapkan secara khusus. Disediakan saluran selang penyiram tanaman setiap satu pohon satu kran atau satu saluran air tersendiri. Yang hebat, Makkah dengan gunung dan gurun pasirnya yang kering mampu membuat sejarah dan dapat menghadirkan jutaan orang dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya. Bahkan setiap bulan. Mampu mendatangkan rejeki dan kemakmuran rakyat Makkah.

Gunungkidul dengan perbukitannya yang sebenarnya jauh lebih subur dari Makkah. Justru menjadikan penduduknya pergi meninggalkan kampung halaman yang dibilang tandus. Penduduknya lebih memilih mengadu nasib di luar daerah. Mereka merasa lebih bisa mendapatkan penghasilan lebih besar nilainya dari pada berkutat dengan pertanian singkong dan yang lainnya. Hanya setiap lebaran mereka pulang ke kampung halaman dengan membawa pulang hasil kerjanya di rantauan. Saat kembali ke rantau (tempat kerja) selalu menggeret anak muda potensial yang terus menyedot potensi penggerak pembangunan daerah setempat. Mereka yang tergeret merasa kerja di daerah kelahiran belum bisa menghasilkan  pendapatan yang layak.

Mungkinkah Gunungkidul dengan pantainya yang indah. Perbukitannya yang menawan dapat disulap menjadi daerah wisata yang handal. Dipublikasikan secara luas yang dapat menyedot turis asing maupun turis local yang dapat menghasilkan rupiah dan mensejahterakan rakyat setempat?

Kami tidak tahu bagaimana dulu di jaman kerajaan Hindu dan jaman  kerajaan Budha. Rakyat mampu membangun tempat peribadatan spektakuler Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang sekarang menjadi obyek wisata internasional. Tentu yang dapat menghasilkan duit. Padahal Prambanan bukan apa-apa. Borobudur bukanlah lingkungannya menarik sebelum ada bangunan candinya. Kami yakin di kala itu kekayaan kerajaan masih terbatas. Teknologi masih  tradisional. Alat transportasi sangat tradisional. Mengapa kerajaan  bisa mendirikan bangunan monumental sehebat itu?

Prambanan dan Borobudur bisa. Tentu juga tidak sulit membentuk Gunungkidul menjadi sumber duit dan menghias bukit Gunungkidul menjadi sumber dollar. Semoga lahir putra bangsa yang cemerlang …!

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-03 02:28:302014-02-03 02:28:30Antara Batu Makkah dan Batu Gunungkidul
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top