Melancong ke Solo Seraya Menambah Ilmu
Mahasiswa merupakan manusia dewasa yang pikirannya sudah tidak sempit lagi. Rutinitasnya tak melulu soal presentasi di kelas. Bukan pula hanya melakukan tantangan di depan teman-temannya di dalam kampus. Melancong ke luar kampus guna menambah ilmu, tentu saja perlu dilakukan.
Luluk Mahdhuroh sudah membuktikan hal tersebut. Ia tergabung dalam delapan orang perwakilan mahasiswa dan dosen dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk bertamu ke Universitas Sebelas Maret dalam acara Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra pada 19 Oktober 2019. Selain mendapat pengetahuan, wawasan, dan relasi, ia juga menjadi tahu pendidikan di luar sana. Tidak hanya itu, ia mendapat sebuah tantangan baru, yakni menjadi pemakalah di hadapan hadirin yang berasal dari berbagai kampus yang sebagian besar ialah S2 dan S3. Dirinya satu-satunya dari UAD yang masih menempuh S1.
Grogi dan takut salah bicara pasti ada karena materinya terasa beda. Dosen-dosen yang hadir tentu ilmunya sudah tinggi, sedangkan mahasiswi dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini mengaku masih dalam tahap belajar. Tak gencar, ia tetap menyampaikan materi yang sudah disiapkan.
Materi yang disampaikan Luluk tentang media pembelajaran flash. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada pelajaran menyimak. Harapannya media yang ia dan rekannya sampaikan bisa menghilangkan kejenuhan para siswa.
Pembuatan makalah dilakukan Luluk selama kurang lebih dua minggu, dan dilakukan secara mandiri. Proses itu yang membuatnya semakin terasah dalam kepenulisan. Bagi Sekretaris Umum Kreativitas Kita (Kreskit) ini, merupakan kebahagiaan tersendiri kalau bisa menulis. Apalagi kalau bisa sampai dipublikasikan. Setidaknya ia bisa memberi manfaat kepada orang lain melalui tulisan.
“Mahasiswa terkadang takut untuk memulai menulis, karena belum terbiasa. Hal semacam itu perlu dihilangkan. Seiring berjalannya waktu, kemampuan akan terasah dan akan mengetahui prosedur menulis. Salah satunya dengan mengikuti acara di luar kampus yang berbekal tulisan. Semua bertahap dan harus dicoba. Kalau mau instan atau ibarat kata bisa langsung menulis, itu tidak mungkin,” tegasnya pada 25-10-19 di Hall Kampus Utama UAD. (Dew)