• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Refleksi Capaian Kinerja UAD Tahun 2022

26/12/2022/in Feature /by Ard

Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. saat menyampaikan Laporan Rektor 2022 pada Upacara Milad ke-62 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Bidang Humas dan Protokol UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Sidang Senat Terbuka dengan Agenda Upacara Milad ke-62 pada Kamis, 22 Desember 2022. Bertempat di Amphitarium Kampus IV UAD, acara dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dan para sivitas akademika UAD.

Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. menyampaikan Laporan Tahunan Rektor sebagai salah satu bagian wajib dalam agenda tersebut. Laporan tahunan merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja rektor selama tahun 2022. Dalam penyajiannya, dikelompokkan dalam beberapa kategori meliputi kontribusi dalam Muktamar 48, Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Pendidikan dan Pengajaran, Sumber Daya Manusia (SDM), Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Kemahasiswaan, serta pusat studi dan unit usaha UAD.

“Kami sangat bersyukur karena secara umum capaian kinerja dalam 1 tahun terakhir ini telah menunjukkan tren positif dengan kemajuan UAD yang signifikan,” ungkap Muchlas dalam sambutannya. Meskipun begitu, ia menyampaikan bahwa seluruh sivitas akademika tetap diharapkan untuk bisa terus meningkatkan kualitas diri dengan menunjukkan kinerja terbaiknya demi masa depan UAD yang lebih baik.

Secara rinci, berikut adalah rangkuman capaian kinerja UAD yang disampaikan dalam Laporan Tahunan Rektor. Pertama adalah kontribusi UAD di Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48. Terhitung sejak sebelum Muktamar dimulai, UAD telah menyelenggarakan Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah 48 dan Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) dengan berkolaborasi bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

UAD juga meluncurkan buku berjudul Dakwah Muhammadiyah dalam Masyarakat Digital: Peluang dan Tantangan sebagai kado untuk Muktamar 48. Tidak lupa pula peran mobil listrik pintar rancangan UAD yaitu SEVADA 1 (Smart Vehicle of Ahmad Dahlan) yang sukses membantu mobilisasi para pejabat negara dalam gelaran Muktamar 48. Sistem pemilihan berbasis daring berupa e-voting juga dikembangkan secara langsung oleh tim IT yang berasal dari UAD.

Kedua, bidang AIK, diwujudkan dalam penataan struktur organisasi dan penyediaan alokasi anggaran untuk bidang tersebut. Pada tahun 2022, terhitung UAD mengatur kebijakan anggaran untuk bidang AIK sebesar 5,58 persen. Jumlah tersebut telah melebihi ketentuan minimal yang ditetapkan oleh Majelis Diktiltbang PP Muhammadiyah yaitu sebesar 5 persen dari biaya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) tiap tahun. AIK juga ditetapkan sebagai Mata Kuliah Konstitusional (MKI) dan sertifikasi.

Ketiga, capaian bidang pendidikan dan pengajaran, mulai bulan Oktober 2022 hingga 2027, UAD kembali memperoleh akreditasi A dari BAN-PT. Selain itu, tahun ini penerimaan mahasiswa baru UAD juga meningkat sebesar 31 persen. Tahun 2020 terdapat 6.983 mahasiswa baru, tahun 2021 sebanyak 6.934 mahasiswa, dan tahun 2022 sejumlah 7.767 mahasiswa.

Keempat yaitu bidang SDM, saat ini jumlah keseluruhan pegawai UAD mencapai 1.212 orang yang terdiri atas 751 dosen dan 461 tenaga kependidikan (tendik). Jabatan fungsional berupa guru besar terus diupayakan melalui berbagai program. Pada tahun 2022, UAD sukses mendampingi 30 dosen potensial untuk menuju guru besar. Jabatan fungsional juga ditujukan kepada tendik, salah satunya yakni pustakawan dan laboran.

Kelima, bidang penelitian dan publikasi ilmiah, tahun ini UAD telah menjalin kerja sama penelitian internasional dengan beberapa institusi seperti Universiti Malaysia Terengganu, University of Groningen, dan Karabȕk University. Selain itu, pada tahun 2022 Science and Technology Index (SINTA) UAD berhasil menduduki peringkat pertama PTMA se-Indonesia dan PTS se-DIY, serta peringkat 5 PTS se-Indonesia.

Keenam, bidang pengabdian masyarakat, anggaran PKM yang bersumber dari dana internal dan eksternal UAD secara total mencapai 2,5 miliar pada tahun 2022. Internasionalisasi PKM juga terus dilakukan dengan menggandeng beberapa mitra seperti komunitas muslim, sekolah muslim, dan PCIM di sejumlah negara.

Ketujuh yaitu capaian bidang kemahasiswaan, terdapat banyak sekali prestasi mahasiswa yang berhasil ditorehkan tahun ini. Salah satunya adalah tim I-Trash yang berhasil meraih medali emas dalam ajang International Invention Competition of Young Moslem Scientists. Lima tim mahasiswa UAD juga sukses menyabet 4 emas dan 1 perak dalam World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022.

Terakhir, untuk pusat studi dan unit usaha juga tidak kalah banyak menorehkan kemajuan membanggakan. CIRNOV UAD misalnya, tahun ini kembali meneruskan kerja sama dengan PT Dahana untuk mengembangkan rudal darat. Untuk Rudal Merapi sasaran udara juga makin bagus dalam performanya.

Demikian laporan tersebut disampaikan oleh Rektor UAD sebagai wujud rasa syukur sekaligus bahan refleksi dan muhasabah untuk memproyeksikan masa depan UAD. “Kami berharap seluruh keluarga besar UAD terus meningkatkan performanya,” tandas Muchlas. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-UAD-Dr.-Muchlas-M.T.-saat-menyampaikan-Laporan-Rektor-2022-pada-Upacara-Milad-ke-62-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Bidang-Humas-dan-Protokol-UAD-2.jpeg 853 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-12-26 10:33:162022-12-26 10:33:16Refleksi Capaian Kinerja UAD Tahun 2022

Peran Perguruan Tinggi dalam Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Sosial dan Ekonomi

28/11/2022/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Ir. Winarni Monoarfa, MS., dalam Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Prof. Dr. Ir. Winarni Monoarfa MS. hadir dalam Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Sabtu, 25 November 2022 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia itu menyampaikan mengenai visi menuju Indonesia 2045, agenda 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) dan target Nationally Determined Contribution (NDC), serta peran perguruan tinggi dalam menjaga ke lingkungan sosial dan ekonomi.

“Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 terlihat jelas bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan 3 poin penting yaitu bahwa manusia merupakan bagian dari ekosistem yang sangat erat kaitannya dengan lingkungan hidup, yang kedua adalah hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta yang ketiga adalah kita melakukan corrective action yang dilakukan terus-menerus oleh pemerintah. Dalam hal ini untuk pemenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,” jelas Winarni.

Tren dunia menuju 2045 merupakan tantangan yang sangat besar, misalnya seperti demografi global, urbanisasi dunia, peranan emerging economies, keuangan internasional, kelas menengah, persaingan sumber daya aam (SDA), perubahan iklim, dan teknologi. Adapun pilar pembangunan Indonesia 2045 adalah pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan maupun teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Indonesia mempunyai strategi yang luar biasa, hal tersebut karena peluang bonus demografi yang akan membuat Indonesia makin maju dalam agenda-agenda penting di dunia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai agenda 2030 (SDGs). Tujuan SDGs merupakan pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup, pembangunan yang menjamin keadilan, dan terlaksananya tata kelola. SDGs telah menjadi kerangka bersama stakeholders untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan. Oleh karena itu, terdapat lima prinsip SDGs yaitu people, planet, prosperity, peace, dan partnership.

Tak ketinggalan, Winarni juga menjelaskan mengenai potensi perguruan tinggi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kontribusinya dalam SDGs di bidang penelitian dapat berupa penelitian terkait SDGs, inovasi dan solusi, penelitian interdisiplin dan transdisiplin, peningkatan kapasitas peneliti, serta evidence-based analysis. Selanjutnya pada bidang pendidikan meliputi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, mobilisasi generasi muda, serta peningkatan pemahaman dan kapasitas. Kemudian pada bidang pengabdian masyarakat meliputi fasilitator dan katalisator keterlibatan publik, dialog dan aksi lintas-sektor, advokasi masyarakat, juga peningkatan komitmen para pemangku kepentingan. Gaya hidup ramah lingkungan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab harus dapat diterapkan sejak di lingkungan kampus, serta inovasi green campus dapat menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas untuk bisa diduplikasi dalam kehidupan dan aktivitas keseharian. (frd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Ir.-Winarni-Monoarfa-MS.-dalam-Seminar-Nasional-Hasil-Pengabdian-Kepada-Masyarakat-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-28 08:45:342022-11-28 09:04:46Peran Perguruan Tinggi dalam Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Sosial dan Ekonomi

Melihat Sisi Ketenagakerjaan di Era Industri 5.0

18/11/2022/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Aidul Fitricioda Azhari, S.H., M.Hum. dalam Konferensi Nasional V P3HKI di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Dalam sesi seminar dan diskusi di Konferensi Nasional V Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI) pada Jumat, 04-11-2022 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Aidul Fitricioda Azhari, S.H., M.Hum. dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) banyak menyampaikan tentang revolusi industri dan fenomena ketenagakerjaan.

“Globalisasi membuat tenaga kerja diposisikan sebagai komoditas, bukan buruh. Dalam artian bahwa semua yang ada dalam diri mereka bisa diperjualbelikan, termasuk kemampuan, kognitif, otak, hingga otot,” papar Prof. Aidul.

Sebelum melangkah lebih jauh, ia memberikan bekal kepada para peserta seminar seputar sejarah revolusi industri di dunia. Secara ringkas, terdapat 6 fase dalam sejarah revolusi industri, yaitu Revolusi 1.0 yang berkisar pada tahun 1780 dan fokus pada mechanisation; Revolusi 2.0 pada 1870 fokus pada electrification; Revolusi 3.0 pada tahun 1970 untuk automation; Revolusi 3.5 pada 1980 tentang globalisation; Revolusi 4.0 yang sedang terjadi sekarang yaitu digitalisation; serta Revolusi 5.0 di masa depan yang akan fokus pada personalisation.

Saat ini, dunia akan segera memasuki Era Industri 5.0, di mana pengalaman konsumen menjadi fokus utama yang hendak dicapai. Kustomisasi yang tinggi juga menjadi salah satu karakteristiknya. Selain itu, Era 5.0 menuntut untuk pasokan yang responsif dan terdistribusi, pengalaman interaktif produk, serta kembalinya sistem ke tenaga kerja.

Untuk bisa menghadapi Era 5.0, seorang individu setidaknya harus memiliki 4 kompetensi dasar berikut ini. Technical competency, yaitu berhubungan dengan hard skills yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan baru, contohnya kemampuan coding, information security, dan kemampuan memahami manusia serta budaya. Critical competency, sebuah metode pendekatan untuk menyelesaikan problematika dan tugas, contohnya kreativitas, entrepreneurship, dan analisis.

Personal competency, yaitu kemampuan diri untuk menghadapi tantangan secara efektif, contohnya kegesitan, kemauan untuk terus belajar, dan daya tahan mental yang kuat. Terakhir, social competency, yaitu tentang cara kita menjadi lebih terbuka dan peka untuk bekerja bersama, contohnya kecerdasan emosional, teamwork and cooperation, serta kemampuan interkultural.

Agar bisa memiliki semua kemampuan yang telah disebutkan tadi, ada beberapa hal yang saling berkaitan dan membawa efek domino kepada satu sama lain. Misalnya, kebijakan pendidikan yang dipengaruhi oleh infrastruktur. Sementara pembangunan infrastruktur terkadang tidak merata karena adanya ketimpangan sosial ekonomi. Hal tersebut kemudian akan berhubungan dengan otonomi daerah yang juga berimbas pada kebijakan industri. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Aidul-Fitricioda-Azhari-S.H.-M.Hum_.-dalam-Konferensi-Nasional-V-P3HKI-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Tsabita.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-18 08:10:232022-11-18 08:10:23Melihat Sisi Ketenagakerjaan di Era Industri 5.0

Globalisasi, Hukum, dan Ketenagakerjaan

17/11/2022/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li. dalam Konferensi Nasional V P3HKI di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Globalisasi hanya akan tercipta sempurna di sebuah dunia yang mempunyai toleransi, kedamaian, dan bebas bencana alam. Sayangnya, ketiga poin tersebut tidak bisa kita temui di kehidupan saat ini. Dalam praktiknya, globalisasi memiliki beberapa pro dan kontra. Sisi baiknya, globalisasi memperluas akses barang dan jasa, membebaskan orang dari kemiskinan, meningkatkan kesadaran budaya, serta pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

Meski begitu, poin kontra juga tidak kalah kuatnya. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li. dari Universitas Sumatra Utara dalam sesi diskusi di Konferensi Nasional V Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI) pada Sabtu, 05-11-2022, menyampaikan tentang sisi kontra globalisasi dari perspektif hukum.

Pertama adalah pemerintah pusat mengurangi otonomi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan legislasi lokal, mereka juga kurang mampu untuk melindungi sumber daya negara serta tenaga kerja domestik. Selain itu, globalisasi juga membuat bertambahnya kejahatan lintas batas, hal tersebut sejalan pula dengan makin susahnya penegakan hukum.

Prof. Ningrum lalu melanjutkan penjelasan seputar pasar global sebagai hal yang kerap digembar-gemborkan di era globalisasi ini. Pasar global dapat diartikan sebagai sebuah pasar yang transaksi antara penjual dan pembelinya melingkupi cakupan dunia (dari satu negara ke negara lain). “Pasar global dan persaingan global berdampak pada ketenagakerjaan,” imbuh Prof. Ningrum.

Munculnya fenomena tersebut dilatarbelakangi karena negara yang memiliki sumber daya alam terbatas. Setidaknya ada 4 faktor terjadinya pemasaran global, yaitu perbaikan komunikasi dan transportasi, teknologi, perjanjian ekonomi regional, serta perkembangan ekonomi dunia. Untuk menghadapi pasar global, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan. Di antaranya periksa alur proses, lalu, dapatkan peluang pasar, jangan lupa juga untuk membuat strategi jitu. Kemudian, rencanakan pemasaran secara efektif dan persiapkan biaya modal.

Terjadinya pandemi Covid-19 di dunia telah membawa banyak dampak, tanpa terkecuali untuk negara. Mereka harus berpikir ulang, beradaptasi, dan bertransformasi ke perubahan baru, baik secara paksa maupun sukarela. Termasuk juga kebijakan dalam hal ketenagakerjaan. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Ningrum-Natasya-Sirait-S.H.-M.Li_.-dalam-Konferensi-Nasional-V-P3HKI-di-UAD-Foto-Tsabita.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-17 09:04:182022-11-17 09:04:18Globalisasi, Hukum, dan Ketenagakerjaan

MBKM sebagai Jalur Transformasi Pendidikan Tinggi

16/11/2022/in Feature /by Ard

Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. Kepala LLDikti Wilayah V DIY (Foto: Humas UAD)

Dua tahun belakangan, perubahan signifikan terjadi di berbagai aspek kehidupan karena pandemi Covid-19. Tanpa terkecuali dunia pendidikan yang juga turut merasakan dampaknya. Seiring dengan digitalisasi yang berjalan pesat, adaptasi dengan pola kebiasaan baru harus dilakukan. Hal tersebut kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi para insan yang bergelut di dunia pendidikan, mereka harus mampu berorientasi ke masa depan.

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 4.670 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari 8 juta. Meskipun begitu, pada Februari 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka pengangguran dari jenjang sarjana masih menyentuh hampir 900 ribu orang.

Hal tersebut jelas menjadi sebuah kontradiksi dan menunjukkan bahwa masih rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi. Dalam kesempatan menjadi keynote speaker di acara pembukaan Konferensi Nasional V Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Jumat, 04-11-2022, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. selaku Kepala LLDikti Wilayah V DIY berbicara mewakili Kemendikbudristek RI tentang problematika ini.

Aris menggarisbawahi bahwa masih terdapat dua miss match yang menyebabkan angka pengangguran sarjana masih tinggi. Pertama adalah vertical miss match, yaitu kondisi di mana tingkat pendidikan tidak sesuai dengan tingkat pekerjaan. Kedua adalah horizontal miss match, yaitu latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaan.

“Diperlukan adanya link and match untuk menyinergikan perguruan tinggi dengan industri sebagai penyedia pekerjaan,” jelas Aris.

Sebagai upaya menyikapi isu tersebut dan transformasi pendidikan tinggi, Kemendikbudristek menginisiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di awal tahun 2020. Program ini memiliki sasaran utama meningkatkan kompetensi dan kualitas mahasiswa serta meningkatkan relevansi lulusan sarjana agar dapat menjadi tenaga kerja andal. “MBKM hadir menjadi mata rantai penghubung antara perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja,” terang Aris.

Di tengah upaya pembangunan kualitas pendidikan tinggi, perguruan tinggi harus mampu mendisrupsi diri dan menyiapkan mahasiswa sebagai pembelajar sepanjang hayat yang responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Perguruan tinggi juga didorong untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan passion. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-drh.-Aris-Junaidi-Ph.D.-Kepala-LLDikti-Wilayah-V-DIY-Foto-Humas-UAD.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-16 08:26:402022-11-16 08:26:40MBKM sebagai Jalur Transformasi Pendidikan Tinggi

Menjadi Konten Kreator yang Berkualitas

10/11/2022/in Feature /by Ard

La Junta (kanan) pemateri Seminar Kawula Muda Berkarya oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

Fillias La Junta, adalah seorang konten kreator dan sutradara konten dari Mindplace Studio. Iya, betul! Video Grand Theft Auto (GTA) San Andreas Real Life yang viral beberapa waktu lalu di berbagai platform digital, ternyata dibuat oleh unit produksi konten yang berasal dari Yogyakarta ini.

Pada Seminar Kawula Muda Berkarya dengan tema “To the Next Level Creator Space” yang diadakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada Kamis, 3 November 2022 di Amphitarium A Kampus II UAD, La Junta hadir sebagai pemateri.

“Konten adalah sajian karya hasil dari kreativitas, sedangkan kreator ialah orang yang membuat karya tersebut. Satu hal yang perlu menjadi catatan, konten tidak hanya berupa video saja, ia bisa berupa tulisan, audio, dan lain sebagainya,” ucap La Junta.

Menurutnya, di era modern saat ini konten yang ada di internet bersifat industri kreatif. Artinya, seseorang bisa menghasilkan uang dan mendapatkan keuntungan dari membuat konten, jika mengarah ke cakupan yang lebih luas yakni dunia industri kreatif, maka bisa membuka lapangan pekerjaan yang menjanjikan. “Ada banyak contoh karya yang berkembang di industri kreatif ini, beberapa di antaranya berangkat dari tulisan, salah satunya ialah film Dear Nathan yang pada awalnya berupa tulisan dengan konsep cerita bersambung di Wattpad, lalu tulisan tersebut diangkat menjadi sebuah film.”

Berdasarkan pengalamannya, La Junta mengatakan bahwa tidak mudah untuk konsisten membuat konten dan bertahan di industri kreatif. Sebab, konten kreator selain harus melahirkan kreativitas secara berkala, ia juga dituntut untuk memiliki kesabaran dan kecermatan dalam menghadapi realitas pasar yang terjadi di internet.

“Pasar dan persaingan konten di internet kerap bersifat acak, karena bergantung pada penonton dan tren yang tengah terjadi. Dampak dari fenomena ini, jangan heran jika kemudian konten yang dibuat secara serius dan dikonsep sedemikian rupa bisa kalah menariknya dengan konten yang dibuat secara asal-asalan. Menyikapi pasar dan tren yang tengah terjadi, seorang konten kreator harus cermat dan pandai dalam melakukan riset, agar karya yang ia buat nanti sesuai dengan apa yang masyarakat ingin konsumsi. Karena apa saja yang konten kreator suka belum tentu disuka juga oleh orang lain,” beber La Junta.

Perkembangan internet membuat La Junta bersyukur, sebab saat ini ada banyak media sosial atau platform digital yang bisa digunakan untuk mengunggah sebuah konten, dan setiap media-media ini memiliki keunggulannya tersendiri. Internet membuat industri kreatif menjadi makin berkembang dan sangat mudah untuk dijangkau.

La Junta mengatakan, ketika kali pertama seseorang membuat konten dan mengunggahnya ke media sosial ataupun platform digital, pada umumnya ia akan mendapat respons yang tidak menyenangkan. Ini fenomena yang wajar dan penting untuk dirasakan oleh para konten kreator. Mengapa? Sebab dari sanalah keteguhan hatinya diuji, selain itu, fenomena tersebut bisa menjadi pemicu atau peringatan agar konten kreator bisa terus lebih baik dalam menghasilkan sebuah karya.

“Mungkin orang lain akan memberi komentar jelek pada konten pertamamu, bisa jadi komentar itu benar. Namun dari hal tersebut, jangan kemudian kamu berkecil hati, kalau sudah tahu konten yang kamu buat jelek maka buatlah lagi yang lebih bagus,” tutup La Junta. (did)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/La-Junta-kanan-pemateri-Seminar-Kawula-Muda-Berkarya-oleh-Prodi-Ilmu-Komunikasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Didi.jpg 1809 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-10 11:06:572022-11-10 11:06:57Menjadi Konten Kreator yang Berkualitas

Ketentuan Islam terhadap Utang dan Pelunasan Utang

02/11/2022/in Feature /by Ard

Rahmadi Wibowo, Lc., M.A., M.Hum. (kiri) pemateri program tanya-jawab agama Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

“Berutang itu boleh, asal dengan niat untuk melunasinya di kemudian waktu. Sebab, utang merupakan suatu kewajiban yang harus dibayar, ini merupakan bentuk tanggung jawab kepada sesama manusia. Sampai kapan pun, utang tetaplah disebut utang, ia tidak akan gugur sampai terlunasi atau melalui kerelaan hati si pemberi utang.”

Kalimat itu diucapkan Rahmadi Wibowo, Lc., M.A., M.Hum., selaku Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia menjadi narasumber pada program tanya-jawab perihal agama yang tayang di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, Jumat 28 Oktober 2022.

Pada sesi perihal utang, Rahmadi mengutip Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 282 yang artinya, “Wahai orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya, dan hendaklah seorang di antara kalian menuliskannya dengan benar.”

“Maksud dari ayat ini ialah, dengan mencatat utang yang dikeluarkan atau dipinjam maka itu merupakan suatu bentuk jaminan bahkan menjadi bukti konkret. Dalam catatan tersebut terdapat ketentuan waktu pelunasan, ini penting untuk menghindari masalah yang bisa timbul di kemudian hari,” jelas Rahmadi.

Ia juga menegaskan bahwa seseorang yang berutang harus disertai dengan niat untuk melunasinya. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam Hadis Bukhari, “Siapa saja yang mengambil harta manusia (berutang) dengan niat melunasinya, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk membayarnya.” Namun sebaliknya ungkap Rahmadi, jika berutang dengan maksud tidak melunasinya maka Allah akan murka dan memberi hukuman kepada yang dengan sadar melakukannya.

“Fenomena yang terjadi saat ini, orang yang ketika ditagih untuk membayar utangnya justru tidak senang terlebih lagi marah. Ini adalah perilaku yang tidak sesuai dengan syariah, jangan sampai ini kembali terjadi,” pesan Rahmadi.

Lalu bagaimana jika orang yang diutangi telah tidak diketahui keberadaannya? Rahmadi mengimbau orang yang berutang melakukan serangkaian usaha untuk menemukan orang tersebut (pemberi hutang). Semisal dengan melakukan usaha tetap saja tidak membuahkan hasil atau dalam kasus lain orang tersebut telah wafat, maka utang bisa dilunaskan kepada ahli warisnya. Misal orang yang memberi utang tidak memiliki ahli waris atau tidak ditemukan, langkah bijak lainnya ialah melakukan pelunasan utang dengan bersedekah.

“Namun ingat, sedekahnya pun harus kepada yang menyangkut kepentingan umat Islam, contohnya dengan bersedekah kepada masjid, lembaga amil zakat, dan lain sebagainya. Jangan sampai keliru dalam memberikan sedekah ini,” tutup Rahmadi. (did)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rahmadi-Wibowo-Lc.-M.A.-M.Hum_.-kiri-pemateri-program-tanya-jawab-agama-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-02 10:25:402022-11-02 10:25:40Ketentuan Islam terhadap Utang dan Pelunasan Utang

Manusia Harus Cermat Menjalankan Peran sebagai Hamba Allah

02/11/2022/in Feature /by Ard

Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., khatib pada khotbah salat Jum’at di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., pada khotbah salat Jum’at, 28 Oktober 2022, di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyampaikan beberapa hal penting. Dari kitab Riyad al-Shalihin yang disusun oleh Imam Abu Zakariya Muhyiddin An-Nawawi pada bagian pertama dan hadits yang kedua, yakni perihal ikhlas dan keharusan manusia menghadirkan niat di setiap perbuatan, perkataan, dan kondisi, di sana terdapat pembelajaran yang penting bagi seluruh umat manusia di muka bumi.

“Suatu ketika Rasulullah bersabda, akan tiba suatu masa pasukan yang hendak menyerang Kabah. Lalu ketika mereka telah sampai di suatu tanah lapang, Allah menakdirkan pasukan tersebut gugur dengan cara ditenggelamkan seluruhnya.”

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UAD yang juga tergabung ke dalam Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah itu menegaskan, agar selamat di dunia dan akhirat manusia haruslah cermat dalam berniat ataupun menjalankan perannya sebagai hamba Allah.

“Kemudian Rasulullah mendapat pertanyaan dari Aisyah, istrinya, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya? Sedangkan yang berada di pasukan tersebut tidak semuanya bermaksud untuk menyerang Kabah? Maka Rasulullah menjawab, mereka semua ditenggelamkan lalu ketika dibangkitkan di akhirat kelak, setiap dari mereka akan bertanggung jawab sesuai dengan niat mereka kala itu,” ucap Akhmad.

Akhmad mengingatkan bahwasanya terdapat pembelajaran berharga dari kisah tersebut, yakni mengenai urgensi manusia untuk memperhatikan niat di setiap perbuatan, perkataan, dan kondisi yang dihadapinya. Selama hidup di dunia mungkin seseorang bisa menutup-nutupi niatnya, penampilan fisik, perkataan, ataupun perbuatan, tetapi kelak di akhirat semua usaha tersebut sia-sia, sebab Allah maha mengetahui atas segalanya.

“Dari apa yang dikisahkan tentang nasib malang pasukan tadi, Rasulullah hendak memberi peringatan kepada kita semua, hambanya, agar tidak turut serta maupun mendukung perbuatan dosa. Sebab, dampak dari perbuatan buruk ini akan meluas sampai kepada seseorang yang sebenarnya tidak tahu-menahu perkara tersebut. Adalah benar di hari akhir semua pembalasan itu terjadi, tetapi musibah, hukuman, dan fitnah yang terjadi di dunia haruslah dihindari sedemikian mungkin,” pungkas Akhmad. (did)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Akhmad-Arif-Rifan-S.H.I.-M.S.I.-khatib-pada-khotbah-salat-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-11-02 08:01:152022-11-02 08:01:15Manusia Harus Cermat Menjalankan Peran sebagai Hamba Allah

Kiat Menjaga Kesehatan Mental bagi Dosen dan Mahasiswa

29/10/2022/in Feature /by Ard

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., pembicara pada bidik podcast Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Bincang-Bincang Pendidikan (Bidik) Podcast Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengangkat topik kiat menjaga mental bagi dosen dan mahasiswa. Dipandu Prayudha, S.Pd., M.A. selaku pembawa acara dan moderator, podcast yang tayang di kanal YouTube Pendidikan Bahasa Inggris UAD pada Senin, 24 Oktober 2022 itu mengundang Dr. Dody Hartanto, M.Pd. sebagai pemateri. Ia juga merupakan Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD sekaligus dosen Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling UAD.

Dody menyampaikan, menurut survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan beberapa lembaga independen lain mengatakan bahwa tingkat bunuh diri atau pikiran untuk bunuh diri dari tahun ke tahun makin meningkat, bahkan di kalangan mahasiswa sekalipun. Hal yang perlu dilakukan bersama yaitu melakukan sosialisasi sejak awal mahasiswa masuk, salah satunya menyampaikan mengenai isu kesehatan mental. Kesehatan mental bukanlah sesuatu yang perlu didengung-dengungkan tetapi cukup menjaga diri dengan apa adanya, mampu berpikir, dan mengomunikasikan dengan orang lain.

“Cara menjaga kesehatan mental antarsesama mahasiswa tentunya yang perlu dilakukan dengan bercerita tentang kesehariannya. Sesuatu yang perlu kita cermati adalah jika ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh teman kita tiba-tiba menghilang. Hal itu yang perlu kita waspadai. Hilangnya kebiasaan yang ada harusnya sudah mulai kita ketahui penyebabnya,” papar Dody.

Lebih lanjut ia menyampaikan, generasi milenial dan Z lebih lemah secara kesehatan mental dibanding generasi sebelumnya. Seperti pada buku yang ditulis oleh Rhenald Kasali berjudul Strawberry Generation yang menggambarkan wajah dari anak-anak zaman sekarang seperti buah stroberi apabila dilihat dari jauh terlihat merah, bagus, manis, tetapi ketika didekati tidak semulus merah yang dilihat dari jauh. Ternyata banyak bintik-bintik hitam dan tidak semanis yang dibayangkan ketika dimakan. Hal tersebut merupakan gambaran kecil kondisi kesehatan mental generasi milenial dan Z. Daya tahan kesehatan mental mereka dianggap lemah, beberapa faktor penyebabnya seperti pengaruh media sosial dan pola asuh orang tua.

Dody juga berpesan, “Untuk teman-teman dosen, saya pikir saat ini sudah saatnya kita menyadari bahwa mengajar bukan hanya semata-mata menanamkan nilai-nilai baik atau buruk dan juga menanamkan apa yang disebut sebagai pengetahuan. Lebih dari itu, dari sisi pedagogik berarti kita harus mampu untuk bisa menanamkan dan memberikan harapan. Jadi, semoga kita tetap konsisten, istikamah untuk bisa menjadi pembuka pintu harapan. Sementara untuk teman-teman mahasiswa, saya pikir yang perlu dipelajari adalah times perspektif bahwa orang yang akan sukses itu butuh perjalanan waktu. Sebaik-baik orang bagi saya adalah orang yang nantinya mampu memaknai ketika ia menjalani kesehariannya dengan berprinsip pada hal-hal yang baik. Jangan sampai kita kehilangan waktu dan harapan kita. Peliharalah harapan-harapan itu, apa pun yang dicita-citakan itu yang harus dijaga.” (frd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-pembicara-pada-bidik-podcast-Pendidikan-Bahasa-Inggris-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Farida.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-29 10:52:302022-10-29 10:53:42Kiat Menjaga Kesehatan Mental bagi Dosen dan Mahasiswa

Jangan Sembarangan Melakukan Self-diagnosis!

27/10/2022/in Feature /by Ard

dr. Alif Rasyid Humanindio, pemateri seminar yang diselenggarakan BEM FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

“Kita tidak boleh sembarang bicara dan harus pandai bersikap kepada seseorang yang mungkin sedang mengalami gangguan kejiwaan, karena itu merupakan hal yang sensitif. Tugas kita sebagai orang yang berada di sekitarnya harus bisa memahami kondisi tersebut.”

Ucap dr. Alif Rasyid Humanindio, pada Seminar Mahasiswa Tangguh dengan tema “Depresi Bukan untuk Diromantisasi Berdamai dengan Diri Sendiri” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara itu berlangsung di Auditorium A Kampus II UAD pada Sabtu, 22 Oktober 2022. Alif merupakan tenaga medis kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Alumnus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu mengatakan, bahwasanya tidak boleh memandang remeh seseorang yang mengidap gangguan kejiwaan dan mental, karena hal tersebut merupakan masalah serius yang harus segera mendapat penanganan medis.

Terkait tema seminar, Alif berpendapat untuk seseorang berdamai dengan diri sendiri bukan pekerjaan yang mudah, bahkan untuk seorang dengan kejiwaan yang baik sekalipun akan cukup sulit. “Berdamai dengan diri sendiri artinya kita menerima segala apa yang ada di dalam diri, dan itu membutuhkan pendewasaan diri di dalam jangka waktu yang cukup lama.”

Apa yang dimaksud sehat secara mental, Alif menjelaskannya dengan berbagai klasifikasi tertentu. Di antaranya, seseorang yang mampu mengetahui potensi dan keadaan di dalam diri, mampu mengontrol stres, dan bisa produktif menjalani kehidupannya.

Depresi adalah salah satu bagian dari gangguan kejiwaan, tetapi banyak masyarakat Indonesia yang kerap menganggap depresi dan stres adalah suatu kesamaan. “Stres dan depresi adalah dua hal yang berbeda. Stres hal yang lumrah terjadi, ini merupakan bentuk respons dari jenuhnya seseorang terhadap rutinitas yang dihadapinya, bisa dikatakan stres adalah salah satu respons tubuh dalam melakukan penyesuaian diri. Sedangkan depresi ialah fase ketika seseorang tidak bisa mengendalikan stres. Depresi umumnya timbul karena seseorang telah kehilangan batas antara ekspektasi dan realitas yang terjadi di hidupnya.”

Selain perbedaan antara depresi dan stres, Alif juga menjelaskan perbedaan antara Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Menurutnya, ODMK belum sampai ke tahap gangguan jiwa, sedangkan ODGJ adalah seseorang yang telah sampai pada titik ia mengalami gangguan pada kejiwaannya. Tentu orang yang mengalami kedua hal ini harus mendapatkan terapi serta perhatian khusus dari ahli medis yang bisa dipertanggungjawabkan kapasitas keilmuannya.

Menyikapi fenomena gangguan kejiwaan, Alif mengutuk perilaku self-diagnosis yang saat ini kerap terjadi dan seolah menjadi tren di kalangan muda-mudi. Mengapa perilaku ini dilarang? Sebab umumnya self-diagnosis dilakukan dengan tanpa ilmu pengetahuan yang baik, diagnosis dilakukan hanya berdasarkan ekspresi emosional ataupun hanya ajang cari perhatian semata.

Pada akhir seminarnya, Alif mengingatkan agar perilaku self-diagnosis tidak dilakukan. “Saat ini orang merasa keren jika dirinya mengidap gangguan kejiwaan dan justru meromantisasinya, bahkan kerap melakukan self-diagnosis. Padahal, ini perilaku yang salah dan merugikan, seharusnya mereka segera melakukan terapi dan pengobatan kepada para ahli.” (did)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Alif-Rasyid-Humanindio-pemateri-seminar-yang-diselenggarakan-BEM-FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Didi.jpg 801 1195 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-27 07:54:422022-10-27 07:54:42Jangan Sembarangan Melakukan Self-diagnosis!
Page 38 of 67«‹3637383940›»

TERKINI

  • Mahasiswa KKN UAD Gelar Kegiatan “Sedekah Sampah” di Jeblog01/07/2025
  • Hadapi Tantangan Global, UAD Bekali Mahasiswa Lewat Seminar Competency Day01/07/2025
  • UAD Selenggarakan Baitul Arqam 202501/07/2025
  • Kolaborasi KKN UAD dan Warga Ngestiharjo: Seminggu Penuh Kreasi, Edukasi, dan Kebersamaan30/06/2025
  • Mengungkap Kriminalitas Lewat Sains: Kuliah Umum Forensik Molekuler bersama Puslabfor POLRI30/06/2025

PRESTASI

  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025
  • Ahmad Syaiful Hadi Raih Juara 1 Baca Puisi di Festival Kenduri Sastra #420/06/2025

FEATURE

  • Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa30/06/2025
  • Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?30/06/2025
  • Penyampaian materi tentang Digital Public Health oleh Kepala BKPK Kemenkes RI dalam kuliah pakar Prodi Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Isah)Digital Public Health Competencies30/06/2025
  • Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air28/06/2025
  • Apakah AI Dapat Dimintai Pertanggungjawaban jika Menyebarkan Disinformasi dan Deepfake?28/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top