• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Selayang Pandang Farmasi dalam Mengukir Prestasi

31/08/2019/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Technical Meeting (TM) Program Pengenalan Kampus (P2K) Fakultas Farmasi mengangkat tema “Budayakan Prestasi Berlandaskan Iman (Integritas, Moral, Amanah) dan Berwawasan Internasional”. Alasannya, karena Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berlandaskan keislaman, membentuk moral berdasarkan Alquran dan Hadis. Berwawasan internasional sudah ada dari tahun sebelum-sebelumnya. Kelas internasional sudah biasa diadakan di fakultas ini. Panitia berharap mahasiswa baru ke depannya mendapatkan prestasi tingkat nasional maupun internasional.

Kelas internasional hampir sama dengan yang lainnya, hanya perkuliahan mereka semua memakai bahasa Inggris. Tidak ada yang memakai bahasa Indonesia sama sekali, kecuali beberapa tambahan mata kuliah yang memakai bahasa Indonesia. Mahasiswa yang masuk kelas internasional diseleksi berdasarkan TPA dan persyaratan lainnya.

Muhammad Fajrin ketua Fakultas Farmasi P2K 2019 menyampaikan, “Materi selayang pandang PKM yang menjadi pembeda dengan fakultas lain bertujuan untuk mempersiapkan prestasi yang bertaraf internasional. Fakultas Farmasi juga memperkenalkan materi portal, pembagian buku petunjuk untuk mahasiswa baru, penjelasan teknis, pengenalan Masa Taaruf (Masta) Farmasi, dan peraturan pelaksanaan P2K sampai closing.”

“Farmasi tergolong fakultas yang sering melakukan penelitian terhadap hal-hal yang berinovasi. Jadi, panitia mengajak mahasiswa baru dari tahun ke tahun untuk mengenal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) agar teman-teman terlatih dan terasah dari semester satu. Ketika semester atas, mereka sudah bisa dan lancar menyusun PKM. Pengenalan PKM tidak pada saat perkuliahan dimulai, namun saat TM sudah dikenalkan oleh panitia,” jelas Muhammad di Kampus III UAD pada 31-8-19.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selanjutnya, sesi pengenalan Masta diiringi dengan yel-yel yang memicu gairah para mahasiswa baru untuk semangat. Ada tiga poin yang mereka sampaikan. Pertama, jika kakak dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Farmasi bilang “satu” maka peserta wajib menjawab “woy” disambung menepuk pundak teman sebelahnya. Kedua, jika bilang “dua”, maka harus dijawab “asyik” disambung mengangkat ibu jari ke teman sebelahnya. Terakhir, jika bilang tiga maka dijawab “ea” dengan membelai dagu teman yang sesama jenis.

Tempat duduk mahasiswa baru putra dan putri dipisah. Saat melakukan gerak yel-yel pun mahasiswa tidak resah terkena bersentuhan dengan lawan jenis. Hal tersebut menjadi lancarnya yel-yel yang memerlukan gerakan badan. Yel-yel dimaksudkan untuk menambah semangat dan konsentrasi mahasiswa baru. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/IMG_3421.jpg 1724 2282 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-31 15:22:132019-09-06 10:24:45Selayang Pandang Farmasi dalam Mengukir Prestasi

Filosofi Logo P2K UAD 2019: Perisai, Garuda, dan Angka V

31/08/2019/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Logo menjadi salah satu hal yang identik di dalam sebuah kegiatan yang mencerminkan tujuan dan harapan. Sehingga, perlu disoroti karena mencakup semua hal penting yang ingin diwujudkan. Program Pengenalan Kampus (P2K) UAD 2019 yang berlangsung dari tanggal 2−7 September 2019, mengangkat tiga poin penting dalam logo kali ini, yaitu era 4.0, bela negara, dan nilai-nilai Islam. Ketiganya dilambangkan dengan perisai, garuda, dan angka V.

Khizam Syakir Mahfud, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum selaku Ketua Panitia Pusat P2K UAD 2019 saat dihubungi via WhatsApp mengungkapkan, makna dan filosofi logo tahun ini yang berupa perisai berwarna dominan merah dengan tambahan warna kuning keemasan pada tepiannya, bersifat melindungi era 4.0. Pada era ini, membutuhkan keamanan yang mampu melindungi dari segala bentuk kejahatan dan serangan cyber. Dilanjutkan dengan gambar garuda berwarna biru yang mewakili salah satu lambang negara Indonesia sebagai rasa bela negara. Diikuti dengan angka V pada leher garuda yang melambangkan nilai-nilai islami yaitu rukun Islam yang ada lima. Nilai islami menjadi ciri khas tersendiri bagi UAD yang bernaung di bendera Persyarikatan Muhammadiyah.

Proses pembuatan logo P2K UAD 2019 diserahkan kepada panitia bagian Humas, Publikasi, dan Dokumentasi (HPD). Ide pembuatan logo ini selain menyamakan dengan tema yang diangkat, juga melihat logo P2K dari tahun sebelumnya yang hanya melakukan modifikasi dari tulisan P2K saja. Pada logo P2K 2019, panitia ingin menciptakan sesuatu yang baru tidak memodifikasi tulisan dari huruf P atau angka 2 maupun huruf K seperti pada logo P2K biasanya, namun mengusung gambar yang mewakili tiga poin tersebut.

“Desain yang sulit itu ketika pemilihan warna serta menentukan bentuk karena setiap warna memiliki maknanya sendiri. Sehingga, pembuatan bentuknya juga harus tepat,” ungkap Galih Randu Jabo Jogjantara dari Program Studi Teknik Informatika angkatan 2016 selaku koordinator divisi HPD Panitia Pusat P2K UAD 2019.

Pembagian pembuatan logo diserahkan ke setiap anggota divisi dengan mengutamakan tiga point penting. Kemudian dilakukan voting oleh seluruh panitia hingga mendapatkan persetujuan bersama. Pembuatan logo ini berlangsung satu bulan. (CHK).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/LOGO-2.jpg 1925 1747 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-31 14:04:162019-09-06 11:02:59Filosofi Logo P2K UAD 2019: Perisai, Garuda, dan Angka V

Berawal dari Mimpi, Akhirnya Tapaki Tanah Tiongkok

31/08/2019/in Feature, Prestasi, Terkini /by NewsUAD

Menapaki tanah Tiongkok awalnya hanya sebuah mimpi. Tak disangka, mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia ini telah mewujudkan mimpinya. Novita Dwi Saputri, satu dari 150 peserta di dunia yang melepas senyumnya di Beijing University of Chemical Technology. Dirinya berkesempatan mewakili Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Indonesia untuk berkumpul dengan mahasiswa dari 25 negara lainnya.

Sebuah program yang bernama Summer Camp mampu membawanya ke tembok Cina. Tujuan utama dari program tersebut yaitu untuk mengetahui dan mempererat antarnegara. Berada di lain negara membuat aktivis kampus ini belajar banyak hal.

Tidak menguasai bahasa Tiongkok kini bukan menjadi momok lagi. Nyatanya, untuk menuju Tiongkok hanya perlu kemauan. Setelah adanya kemauan, ada banyak jalan untuk mencapai tujuan. Seperti Novita yang beruntung dibantu keringanan biaya oleh pihak Program Studi Sastra Indonesia guna mengapresiasi kemauannya untuk belajar di negara asing. Usahanya dalam mempersiapkan visa tak sia-sia.

“Saya tidak bisa bahasa Tiongkok. Bahasa Inggris saya juga masih rendah sekali. Tapi di sana tetap bisa berkomunikasi. Saat berbicara dengan orang Nepal dan Pakistan, saya bilang saja I am sorry my English is not good. Lalu mereka menjawab, no problem we are always family. Karena tidak ada translator, saya biasa menggunakan internet saat terkendala dengan bahasa,” ujar Novita pada 22 Juli 2019 saat ditemui di kampus I UAD.

Proses perkuliahan di sana bisa menjadi bahan belajar. Tepat waktu sekali saat perkuliahan, sehingga tidak ada jam ngaret. Sebelum perkuliahan dimulai, dosen sudah mempersiapkan LCD dan perlengkapan mengajar lainnya. Tingkat disiplin yang tinggi diterapkan oleh Tiongkok.

Perjalanan Novita ke kampus harus berjalan kaki sejauh 2,4 km untuk pulang dan pergi. Kebiasaan itu terus dilakukan selama di Tiongkok. Namun tetap saja, di balik bahagia, terselip pilu. Hal baru yang menjadi pemantik semangat adalah soal beribadah. Larangan untuk salat berjamaah memang diberlakukan di negara tersebut. Tentu saja, itu tidak menyurutkan niat mantan aktivis BEM Universitas ini. Sebisa mungkin saat perjalanan, ia tayamum di bus. Ketika ada agenda kegiatan, salat sering dijamak. Novita sempat resah, namun lega setelah konsultasi dengan orang tuanya dan dosen bidang agama.

Saat di sana, Novita juga menyuguhkan budaya Indonesia berupa tarian nusantara dan profil Indonesia di luar negeri. Dari pengalamannya itu, ia berpesan bahwa jangan pernah berkata tidak sebelum mencoba. Itu menjadi semboyan bagi dirinya yang juga reporter TV UAD itu.

Setelah kembali ke tanah kelahiran, dirinya berharap dapat menerapkan hal positif yang didapat di sana. Mencoba berbagi dengan teman-teman.

“Jangan takut untuk bermimpi. Terapkan disiplin di segala situasi. Seimbangkan organisasi dan kuliah sebagai bekal untuk masa depan. Timba pengalaman sebanyak mungkin.” (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Berawal-dari-Mimpi-Akhirnya-Tapaki-Tanah-Tiongkok.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-31 09:15:182019-08-31 09:15:18Berawal dari Mimpi, Akhirnya Tapaki Tanah Tiongkok

Bekti: Relasikan Konseling dengan Pariwisata Bantul

09/08/2019/in Feature /by NewsUAD

Menjadi salah satu promotor di Bantul merupakan keinginan Bekti Tri Utomo, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) angkatan 2014. Tahun ini, akhirnya ia berhasil menjadi Dimas Bantul 2019. Tentu saja, prosesnya tidak instan.

Niat dan keinginan yang kuat membawanya menjadi pemenang. Melawan 30 finalis di tengah kesibukannya, merupakan tantangan tersendiri. Untungnya, orang tua sangat mendukung.

“Persiapan lebih ke pengetahuan, mental, dan public speaking. Paling utama bagi saya mental. Ketika mental sudah kuat, untuk public speaking dan pengetahuan pasti bisa diasah. Kuncinya adalah tetap tenang.”

Pendaftaran dan memulai proses dari bulan Maret, masuk semi finalis dan ditugaskan membuat video pada salah satu blog tentang wisata di Bantul, kemudian diseleksi. Ada sesi tanya jawab dan akhirnya masuk sebagai finalis. Setelah terpilih menjadi juara dan dinobatkan menjadi Dimas Bantul, maka ia harus menjalankan amanah selama dua tahun dalam satu periode.

Mulai Maret sampai Juni ada pembekalan-pembekalan, di antaranya public speaking, personal branding, kebudayaan, dan kepariwisataan. Sampai akhirnya, dikarantina dan diberi pembekalan lagi yaitu tata cara makan. Hal ini penting karena ketika nanti ada penugasan ke luar dan dihadapkan dengan pejabat-pejabat tinggi, maka akan sangat bermanfaat.

Menurut aktivis Paduan Suara Mahasiswa ini, “Kebudayaan dan pariwisata sangat penting, keduanya saling bersinergi. Ketika wisata bisa mengadopsi kebudayaan, saya yakin wisata itu akan menjadi unik. Pengelolaan wisata juga tidak kalah penting dalam menarik wisatawan. Misalnya seperti pertunjukan tari di Candi Prambanan.”

Prestasi Bekti mendapatkan sorotan dan banyak apresiasi. Pihak kampus juga mendukung, dilihat dari beberapa pihak menghubungi Bekti untuk diliput.

“Saya termotivasi oleh sepenggal kalimat dari salah satu pemateri. Menurutnya, silakan tampil yang terbaik jika kalian ingin mendapatkan sesuatu. Jangan berharap lebih, jangan berharap menang namun tampil menjadi yang terbaik. Tidak perlu muluk-muluk harus mendapat juara satu. Itulah yang saya tanamkan dalam diri saya,” uangkapnya.

Ia melanjutkan, “Jadilah diri sendiri. Jangan pernah menjadi orang lain. Silakan menuju angkasa dengan versi kalian masing-masing. Karena setiap orang mempunyai masing-masing karakter dan kemampuan. Jangan pernah berkecil hati dengan kemampuan yang dimiliki orang lain.” (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bekti-DIMAS-JOGJA-uad.jpg 422 750 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-09 10:38:472019-08-09 10:38:47Bekti: Relasikan Konseling dengan Pariwisata Bantul

Alfreda Finalis Duta Bahasa: Tetap Semangat sampai Kapan pun

08/08/2019/in Feature, Prestasi, Terkini /by NewsUAD

Alfreda Fathya, mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2018, walaupun sedang mengikuti ujian akhir semester pada semester dua, tetap mengikuti malam penobatan Duta Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta yang ke-13. Dalam rangka pengembangan bahasa, Balai Bahasa Yogyakarta mengadakan acara ini dengan jumlah pendaftar 145 orang. Alfreda mengikuti acara penobatan di Convention Hall UIN Yogyakarta dengan peserta dari berbagai universitas di Yogyakarta.

Gadis kelahiran Gunungkidul 21 Desember 1999 ini terlihat percaya diri ketika menjawab pertanyaan dari juri saat acara. Terbukti dengan menjelaskan program kerjanya yaitu festival jagongan pada ketiga juri dengan lancar. Festival jagongan mencakup Njagani Budaya Jawi (Ngejawi), Literasi Sesarengan (Liyan-Liyan), dan Ngguyubake Nganggo Lagu (Ngguyu). Busana Jawa yang apik dan balutan jilbab merah menambah kesan ayu dan berani dalam dirinya.

Ketertarikannya mengikuti duta bahasa berawal dari keinginan untuk mengajukan identitas diri. Prosesnya dimulai memasukkan berkas, seleksi berkas, seleksi lanjut, wawancara, dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Lalu dirinya masuk 15 putri Duta Bahasa se-DIY. Informasi ini diperoleh dari kakak tingkat. Sebenarnya, Alfreda disuruh tahun lalu, tapi ia merasa belum mempunyai bekal yang cukup.

Anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan aliansi pelajar istimewa ini memiliki misi yang spektakuler. Misi terbesarnya adalah terus mencari cara untuk membumikan UAD di luar UAD. Wujud nyatanya yaitu mengikuti seleksi Duta Bahasa DIY dan masuk lima besar. Ia berhasil membawa trofi, sertifikat, dan uang senilai satu juta rupiah.

“Sebenarnya niat terbesar saya membuat sekolah Jawi. Sayangnya, program kerja itu tidak mengantar ke juara umum. Jadi, belum tahu kelanjutannya. Saya dan teman-teman bergantian untuk mencari uang bersama untuk mewujudkan sekolah keinginan kami,” ujar Alfreda selaku staf Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Psikologi.

Kendala ketika mengikuti acara ini begitu unik. Menurutnya, dia bukan anak yang diam, kalem, dan anggun saat ikut fashion show. Sehingga merasa terlalu susah untuk seperti itu. Waktu itu tidak punya sepatu heels dan akhirnya meminjam teman. Selain itu, finalis yang satu ini tidak bisa make up sehingga setiap akan karantina, wajahnya dirias oleh temannya. Semua itu akhirnya bisa dilalui dengan baik.

“Bahasa menurut saya penting dan juga sederhana. Dengan bahasa, bisa membuat teman-teman saya datang ke acara ini. selain itu bisa mengungkapkan rasa sayang dan cinta. Pesan untuk teman-teman UAD, lets show. Tetap semangat sampai kapan pun,” pungkasnya saat ditemui usai acara di Convention Hall UIN pada Jumat (19-7-2019). (Dew)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Alfreda-Finalis-Duta-Bahasa-Tetap-Semangat-sampai-Kapan-pun.jpg 1280 960 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-08 08:06:302019-08-08 08:06:30Alfreda Finalis Duta Bahasa: Tetap Semangat sampai Kapan pun

Membiayai Kuliah dengan Organisasi dan Rida Orang Tua

07/08/2019/in Feature /by NewsUAD

Chika Ardeviya Rista asal Pekalongan, pernah menginginkan masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun menurut orang tuanya, masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa langsung kerja. Akhirnya, Chika tidak menjalankan niatnya masuk SMA, karena teringat bahwa rida orang tua akan diijabah oleh Allah Swt.

Perempuan manis ini masuk di SMK Muhammadiyah Kajen mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Sejak SMK, ia bergabung dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai sekretaris bidang paskibraka dan ikut lomba baris-berbaris di kabupaten. Selain itu, pernah juga mendapat juara satu pada tingkat provinsi dalam lomba cerpen bertema milad IPM saat jeda kuliah.

 

“IPM bukan sekadar organisasi seperti OSIS, namun benar-benar terjun ke umat dan masyarakat. Bukan mengerjakan proker-proker sekolah yang hanya class meeting atau pelepasan, tetapi benar-benar sampai santunan anak yatim, bakti sosial, menjadi dai di ranting, mengisi pengajian, dan kultum setelah salat Tarawih,” ujar Chika selaku sekretaris bidang organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Berkat kesukaannya terjun pada masyarakat dan beberapa prestasi, ia mendapat jalan untuk kuliah dengan beasiswa dari IPM. Seluruh Indonesia hanya 70 orang. Merasakan kuliah gratis di UAD sampai lulus, membuat Chika sangat bersyukur. Apalagi jika melihat ayahnya yang seorang penjahit dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Hidup di lingkungan keluarga buruh, membuatnya bercita-cita ingin sukses dan ingin segera membalas kebaikan orang.

Oleh karena itu, sejak semester satu, perempuan ini juga sudah berorganisasi rangkap. Di antaranya Ikatan Santri Persada (Iksada) sebagai sekretaris umum, HMPS Sastra Indonesia sebagai ketua periode 2019, IMM sebagai sekretaris bidang organisasi, sahabat dakwah BEM UAD menjadi sekretaris umum, dan Reporter FSBK.

Memilih jurusan sastra, ternyata menjadi jalan tersendiri bagi Chika. Ia yang tidak melawan ketika diminta orang tua masuk SMK, ternyata justru mendapat banyak hal dari sekolahnya terdahulu.

“Walaupun UAD swasta, tapi kita bisa bersaing dengan universitas lain. Sebenarnya UAD besar juga karena mahasiswanya. Jadi mahasiswa harus selalu berprestasi. Saya bangga kuliah di UAD. Ketika lulus, yang ditanya bukan hanya dari kampus mana tapi juga soft skills. Karena hard skills dan IPK merupakan nomor sekian,” pesannya pada Selasa (16-7-2019). (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Membiayai-Kuliah-dengan-Organisasi-dan-Rida-Orang-Tua-1.jpg 603 721 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-07 09:43:402019-08-07 09:43:40Membiayai Kuliah dengan Organisasi dan Rida Orang Tua

Mahasiswa UAD Seimbangkan Ilmu sebagai Imam Muda

05/08/2019/in Feature /by NewsUAD

Faishal Arif Ardiansyah merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2016 yang dikenal sebagai aktivis kampus dan pondok. Saat ini, ia bergabung dengan Ikatan Keluarga Mahasiswa Cilacap Ahmad Dahlan (Ikmacada) dan aktif di pondok sebagai pengurus Al-luqmaniyyah di Babaran, Yogyakarta.

Kegiatan rutin Faishal di sela-sela kuliah adalah menjadi imam salat Maghrib, Isya, dan Subuh di Masjid Al-Munawaroh. Saat Zhuhur dan Ashar disediakan imam pengganti karena ia harus kuliah. Ketika akhir pekan, ia bisa secara penuh menjadi imam. Selingan salat, digunakannya untuk berdakwah kepada umat.

Kisahnya menjadi imam dimulai saat Faishal menjadi imam salat Tarawih tempo lalu. Akhirnya, pada Maret 2019, ia dipercaya menjadi Imam tetap di Masjid Al-Munawaroh sampai saat ini. Di masjid yang terletak di Banguntapan, Bantul, itu, ia dipertemukan dengan umat untuk merealisasikan dakwahnya sebagai muslim. Menurutnya warga di situ ramah, sampai menyediakan tempat tinggal di dekat masjid. Tentu saja, ada bahagia yang terselip saat bermain bersama anak-anak seraya mengajar TPA.

Pihak masjid bukan tanpa alasan memilih laki-laki kelahiran Cilacap 16 September 1996 tersebut menjadi imam. Kriteria seperti kuliah di UAD yang berbasis Islam, pernah mengikuti Rohani Islam (Rohis) saat SMA, dan berbekal ilmu agama dari pondok pesantren, menjadikan Faishal mendapat amanat. Ilmu kemuhammadiyahan dan fiqh yang disampaikan dosen juga menjadi bekal untuk berdakwah.

Seksi kominfo Ikmacada periode 2016 tersebut mengaku, menyampaikan dakwah Sudah menjadi sebuah keinginan yang didambakan sejak di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Kini saat kuliah, UAD menyuguhkan iklim yang kondusif dan bekal untuk berdakwah. Ilmu yang Faishal dapatkan saat sekolah dulu, akhirnya dikembangkan. Mengamalkan ajaran agama di usia muda baginya kini bukan hanya keinginan, tetapi kewajiban. Berdakwah itu tidak menunggu tua.

“Jangan pernah terprovokasi oleh oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab atau dai-dai yang tidak berkompeten. Alangkah baiknya cari sumber yang akurat dan referensi yang benar. Jangan mudah percaya dan tetap berhati-hati dalam mencerna informasi,” pesannya saat ditemui di lantai I kampus IV UAD usai UAS pada Senin (15-7-2019). (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/imam-muda-UAD.jpg 737 916 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-08-05 08:46:212019-08-05 08:46:21Mahasiswa UAD Seimbangkan Ilmu sebagai Imam Muda

Lentera Senja Sebuah Kreativitas Dibungkus Inspirasi

29/07/2019/in Feature /by NewsUAD

Melanjutkan prestasi menulis cerpen pascakelulusan SMK, di bangku kuliah, Chika Ardeviya Rista mengikuti sayembara menulis kisah inspiratif yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam rangka pekan bahasa 2017 tingkat nasional. Awalnya, ia hanya menulis dan mengirim ke email. Ia tidak menyangka saat pengumuman diundang ke Jakarta. Acara resepsi milad yang bertempat di Universitas Buya Hamka mengundang dirinya sebagai predikat tiga karya terbaik. Ia berhasil mengantongi juara dua.

Selain menulis ketika lomba, Chika mengaku menulis di blog sendiri dan blog program studi. Blog dibuat dari awal masuk kuliah berisi cerpen dan tugas kuliah. Sementara untuk karya berjudul “Lentera Senja”, mengangkat sosok gurunya di SMK yang sekaligus pembina IPM, sosok inspiratif yang mendidiknya serta teman-temannya.

Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan Program Studi Sastra Indonesia angkatan 2017 ini bercerita, “Saya yang bukan anaknya sudah dianggapnya anak. Ia mendidik kami selama tiga tahun seraya menjalankan sistem pengaderan. Setiap dua minggu sekali kami pengaderan, diberi materi kemuhammadiyahan, materi IPM, keorganisasian, dan hafalan-hafalan Alquran. Ia yang selalu mendoktrin, namun tetap mempunyai sisi humoris. Ketika bilang A, pasti harus A. Semua itu yang menjadikan mental kami terbentuk. Ketika kami berbuat kesalahan maka langsung ditegur. Ia pelopor yang membuat jalan adanya beasiswa kader di UAD dan UMY. Lewat situ, kader-kadernya dimasukkan ke UAD dan UMY melalui beasiswa tersebut.”

Oleh karena itu, ketika ada lomba, Chika langsung teringat dengan sosok inspiratif dalam hidupnya itu. Perempuan manis ini membutuhkan waktu seminggu untuk menulis. Saat menulis, setengah niat dan sesuai dengan mood. Saat bosan ditutup, ada ide tambah lagi. Dibaca ulang lagi. Menulis tidak harus sekali duduk selesai. Untuk wawancara dengan gurunya, karena sudah di Yogyakarta jadi Chika hanya melalui pesan atau menelepon.

“Menulislah ketika kamu memiliki semangat dan inspirasi, karena ide akan tumbuh sendiri. Jangan pernah memaksakan untuk menulis karena kreativitas tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa diikat. Imajinasi akan selalu liar ketika keinginan tumbuh dari diri sendiri daripada mendapat paksaan dari orang lain. Sebagai ciptaan Tuhan, saat menjalani hidup perlu rasa syukur dengan segala sesuatu yang kita punyai saat ini. Lihat diri sendiri untuk introspeksi, lihat ke bawah supaya semangat untuk meraih orang-orang sudah berada di atas. Naik tanpa harus menjatuhkan,” pesannya saat ditemui di Persada UAD pada Selasa (16-7-2019). (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Chika.jpg 765 567 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-07-29 09:58:302019-07-29 09:58:30Lentera Senja Sebuah Kreativitas Dibungkus Inspirasi

Perdamaian Banyak Diinginkan tapi Konflik Semakin Menjadi

27/07/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Kenapa perdamaian banyak diinginkan tapi perang lebih banyak terjadi, adalah wacana yang memantik acara Dialog Perdamaian dari Sumenep untuk Nusantara, yang berlangsung di Kantor PCNU Sumenep, Madura.

Menurut Ahmad Halimi salah satu pemateri, konflik terjadi karena pada dasarnya manusia punya watak pelit, tamak, ingin mengambil, malas, egois dan

 

sebagainya. Sifat ini lah yang mengusik perdamaian.

“Unsur lain yang memacu konflik adalah semangat bersaing. Adanya kompetisi menghadirkan persaingan kalah-menang. Mental bersaing selain menjadikan kita lebih kritis juga memacu konflik. Selain itu hoaks juga memberikan kontribusi besar dalam konflik sehingga melahirkan paham yang salah. Selanjutnya, beredar salah paham dan adu domba,” terang Halimi saat men

 

yampaikan materi tentang perdamaian, Kamis (18-7-2019).

 

Ia menambahkan, hal yang paling baik untuk menyelesaikan itu hanya ketemu. Dengan ketemu semua akan saling paham.

Dr. Hadi Suyono, S. Psi., M. Si. dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menambahkan, alasan muncul konflik karena kita saling tidak menyapa dan melihat orang lain dari sudut yang salah. Padahal kalau saling menyapa, tidak akan ada konflik.

“Dengan saling sapa, bertemu, duduk bersama maka akan terjalin kebersamaan. Dengan kebersamaan itulah kita akan lebih damai menjalani hidup,” tuturnya kemudian pada audiensi yang mempertanyakan solusi agar perdamaian terjaga.

“Indonesia banyak budaya, adat, dan ragam bahasa, yang membuat masyarakat Indonesia sangat berpotensi konflik jika tidak ada pertemuan. Makanya sangat penting duduk bersama, ngopi bersama atau gotong royong yang menjadi ciri khas kita selama ini. Dengan begitu, ujaran kebencian menciptakan rasa curiga tidak akan ada lagi,” tuturnya kemudian.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Perdamaian-Banyak-Diinginkan-tapi-Konflik-Semakin-Menjadi.jpg 1137 1619 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-07-27 09:47:202019-07-27 09:47:20Perdamaian Banyak Diinginkan tapi Konflik Semakin Menjadi

Perguruan Tinggi Pilar Peradaban dan Kebudayaan

26/07/2019/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum dengan tema “Indonesia dan Azerbaijan: Hubungan Antarperadaban dan Budaya”. Pembicara pada kuliah umum ini merupakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Azerbaijan Prof. Dr. Husnan Bey Fananie, M.A.

Acara yang berlangsung di kampus utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Rabu (17-7-2019) dihadiri pimpinan, dosen, dan mahasiswa UAD. Kuliah umum ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan pimpinan UAD ke Azerbaijan beberapa bulan lalu.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof. Husnan ke UAD untuk memberi kuliah umum. “Ketika di Azerbaijan, kami melakukan MoU dengan empat perguruan tinggi di Azerbaijan. Ini berkat bantuan Duta Besar juga,” ujar Kasiyarno.

Setelah penandatanganan MoU, UAD berencana memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa Azerbaijan untuk kuliah di perguruan tinggi Muhammadiyah ini. UAD akan memfasilitasi secara penuh, mulai dari biaya kuliah, sampai tempat tinggal. Nantinya mahasiswa dari Azerbaijan bisa kuliah di program studi bahasa, agama, maupun pendidikan.

Di sisi lain, Husnan dalam kuliah umumnya menjelaskan tentang perbedaan kebudayaan dan peradaban antarkedua negera ini. Selain memberi kuliah umum, ia juga memberikan MoU UAD dan buku.

“Azerbaijan terletak di Pegunungan Kaukasus. Di lembah paling rendah. Azerbaijan konon merupakan negerinya Nabi Nuh. Di tempat ini lahir peradaban yang luar biasa pada masanya,” jelasnya.

Namun, ia mengatakan, kondisi saat ini berbeda sejak invasi Uni Soviet. Oleh karenanya, ia mengimbau agar berkaca dari keadaan di Azerbaijan, jangan sampai Indonesia dipecah belah dan kehilangan identitas, terutama agama.

“Saat ini kita adalah pejuang budaya dan peradaban. Mempertahankan budaya dan peradaban adalah kewajiban. Jangan sampai seperti Timur Tengah, kita harus mempertahankan persatuan dan kesatuan,” lanjut Husnan.

Husnan menegaskan, Indonesia saat ini merupakan benteng peradaban umat Islam terakhir di dunia. Benteng ini tidak bisa lagi disandarkan ke Timur Tengah maupun Afrika. Oleh karenanya Indonesia harus mampu mencetak ulama berkualitas dan menyebarkannya.

Benteng memiliki pilar-pilar, dan salah satu pilarnya adalah perguruan tinggi (red: UAD). Melalui perguruan tinggi pilar-pilar keislaman harus dipertahankan. Perguruan tinggi juga memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Husnan-Bey-Fananie-M.A.-Duta-Besar-Luar-Biasa-dan-Berkuasa-Penuh-RI-untuk-Azerbaijan-saat-memberi-kuliah-umum-di-UAD.jpeg 320 480 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-07-26 11:37:192019-07-26 11:37:19Perguruan Tinggi Pilar Peradaban dan Kebudayaan
Page 57 of 70«‹5556575859›»

TERKINI

  • Mahasiswa UAD Meriahkan Milad ke-2 Kubro Siswo di Kliwonan10/09/2025
  • Meningkatkan Kualitas Hidup Lewat Kesehatan Mental dan Fisik di Desa Kembiritan10/09/2025
  • Pustakawan UAD Lolos Program Bantuan Modul Digital Tenaga Kependidikan Kemendiktisaintek 202510/09/2025
  • UAD Damping Petani Melon Hidroponik dengan Teknologi IoT dan Vision System10/09/2025
  • KKN UAD dan PKK Dusun Gabugan 2 Gelar Demonstrasi Pembuatan Lilin Aromaterapi10/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Esai Nasional Gebyar Matematika 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Taekwondo Wali Kota Cup XII 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top