Sosialisasi pembuatan PMT berbahan olahan lokal oleh KKN Universitas Ahmad Dahlan (Dok. Istimewa)
Pada 13 Februari 2024, sebuah terobosan penting dalam bidang kesehatan masyarakat terjadi di Padukuhan Gebang, Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XX.A.I meluncurkan inovasi pemberian makanan tambahan (PMT) yang menggunakan bahan-bahan pangan lokal.
Menyasar balita dan lansia, pembuatan PMT ini menggunakan makanan lokal yang mudah ditemukan di sekitar wilayah tersebut, seperti bubur kacang, nagasari, kue lapis, dan putu ayu. Adapun inovasi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan gizi dan kesehatan generasi muda dan lansia setempat. Tak hanya berfokus pada aspek pembuatan PMT, mahasiswa KKN UAD juga menyertakan langkah-langkah menjaga kesehatan.
Acara tersebut tidak hanya memperkenalkan olahan PMT kepada masyarakat, tetapi juga melakukan pengecekan gula darah dan tensi bagi para peserta. Ini merupakan langkah penting dalam mendukung pencegahan penyakit yang berkaitan dengan gizi dan tekanan darah tinggi. Melalui pendekatan ini, mahasiswa UAD tidak hanya memberikan solusi konkret, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan kesehatan secara teratur.
Bubur kacang, nagasari, kue lapis, dan putu ayu bukanlah pilihan acak untuk dijadikan PMT. Produk-produk tersebut dipilih dengan cermat karena kandungan gizi dan nilai nutrisi yang tinggi, serta kemudahan dalam pengolahannya.
Inovasi itu juga mencerminkan semangat kolaborasi antara universitas, pemerintah daerah, ahli gizi, dan pengusaha lokal. Melalui kerja sama ini, mahasiswa UAD berhasil menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk masalah kesehatan masyarakat. Langkah ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di Padukuhan Gebang, tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Para peserta tampak antusias menyambut inovasi ini. Mereka menyadari pentingnya upaya kolektif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut, inovasi diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam pola makan dan gaya hidup masyarakat sehingga dapat mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Koordinator KKN UAD, dalam sambutannya, menyatakan rasa bangganya terhadap capaian ini. Ia menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk masalah kesehatan masyarakat. “Kami berharap bahwa inovasi ini tidak hanya menjadi langkah awal, tetapi juga menjadi titik tolak untuk lebih banyak lagi inisiatif yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain memberikan manfaat langsung bagi kesehatan masyarakat, inovasi ini turut memberikan peluang ekonomi bagi para pengusaha lokal. Dengan meningkatnya permintaan akan produk PMT baru, diharapkan akan terjadi peningkatan produksi dan pemasaran produk lokal, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi komunitas setempat.
Dengan demikian, inovasi PMT ini diharapkan tidak hanya merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi upaya-upaya serupa di berbagai daerah. Melalui semangat kolaborasi dan keberanian untuk berinovasi, generasi muda seperti KKN UAD ini dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan lebih baik bagi generasi mendatang. (Lid)
uad.ac.id