Baitul Arqam Ketua Program Studi di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqam (BA) untuk Ketua Program Studi (Kaprodi) di lingkungan UAD yang bertajuk “Peneguhan Ideologi dan Kepemimpinan Menuju Good University Governance”. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat‒Sabtu, 25‒26 Agustus 2023 di @K Hotel Kaliurang Jl. Tlogo Putri, Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Selain Kaprodi di lingkungan UAD, turut hadir Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Rektor UAD, Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) UAD, dan Kepala LPSI UAD.
Sebelum memasuki materi, acara diawali dengan pembukaan dilanjut dengan penyampaian sambutan dari Kepala LPSI, Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, dan dibuka langsung oleh Rektor UAD Yogyakarta. Setelah sambutan, dilakukan penyerahan secara simbolis peserta BA dari Kepala LPSI kepada Master of Training (MOT). “Selain materi-materi, dalam acara tersebut juga terdapat diskusi, outbound, salat malam, tadarus Fathul Qulub, kultum, dan praktik ibadah praktis,” tutur Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. dalam sebuah wawancara beberapa hari lalu.
“Baitul Arqam (BA) adalah bentuk perkaderan formal di lingkungan Muhammadiyah pada semua level meliputi pengurus Muhammadiyah itu sendiri dan juga diberlakukan dalam perkaderan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) atau Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Pada kesempatan ini, LPSI mengadakan BA untuk seluruh Kaprodi S-1, S-2, dan S-3 di lingkungan UAD Yogyakarta atau sering disebut BA untuk pimpinan/middle manager. Selanjutnya, tidak hanya BA untuk pimpinan saja tetapi akan ada juga BA untuk top manager seperti Dekan, Wakil Dekan, Kepala Lembaga, dan lain sebagainya,” jelas Hendra.
Baitul Arqam ini sudah ada panduan penyelenggaraannya yang kerap disebut dengan Sistem Perkaderan Muhammadiyah (SPM). Di dalam SPM sudah ada kurikulum tentang muatan-muatan materinya. Oleh karena itu, LPSI menaati panduan perkaderan itu sehingga di dalam kegiatan ada proses pembelajaran baik di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Hendra mengatakan bahwa ada materi yang bersifat lokal. Sebab Baitul Arqam ini dihadirkan untuk para Kaprodi, maka ada juga materi yang disebut dengan fiqih tata kelola dan good university governance. Kemudian, cara tata kelola itu dapat diimplementasikan di tingkat universitas. Tujuan dari kegiatan ini jelas selaras dan tidak jauh dari tema yang diusung.
Berkaitan dengan panduan BA ini sudah sangat lengkap mulai dari SPM, Pedoman Penyelenggaraan Perkaderan, sampai pada kurikulumnya. Mengapa hal ini dibuat seserius itu? Sebab Muhammadiyah juga merupakan organisasi perkaderan dan perkaderan ini harus tetap berjalan. “Tidak hanya amal usahanya saja yang berjalan, tetapi pihak yang terlibat aktif juga harus menjadi bagian dari penggerak dakwah persyarikatan ini. Maka, fungsi AUM dalam hal ini PTM tidak hanya sebagai penyelenggara pendidikan tinggi tetapi juga menjadi media dakwah dan kaderisasi,” kata Hendra.
Lebih lanjut dalam wawancaranya, ia menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Baitul Arqam ini untuk meningkatkan pemahaman, kapasitas dan kompetensi Kaprodi, serta tidak parsial dalam menyikapi bahwa berprofesi di PTM itu tidak sekadar dosen saja tetapi ada nilai yang harus menjadi ruhiyat.
“Menjadi dosen di PTM juga harus menjadi penggerak dakwah, pengkader, dan memastikan keberlangsungan regenerasi. Sehingga para Kaprodi ini tidak hanya melakukan pembinaan terhadap HMPS saja, tetapi juga terhadap ortom yang ada di lingkungan fakultas,” imbuh Hendra.
Kurang lebih terdapat 48 Kaprodi yang hadir dalam kegiatan Baitul Arqam Pimpinan UAD Yogyakarta. “Bagi Kaprodi yang belum mengikuti kegiatan BA itu akan diikutsertakan dalam kegiatan BA selanjutnya, yaitu BA untuk Sekretaris Prodi. Kegiatan BA didukung penuh oleh Rektor karena BA ini merupakan program LPSI yang sudah disahkan oleh Pimpinan. Bahkan, Rektor juga menjadi salah narasumber yang menyampaikan tentang tata kelola perguruan tinggi,” ungkap Hendra.
Harapan rencana tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah para Kaprodi dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan Muhammadiyah tidak hanya di dalam kampus tetapi juga di cabang domisilinya. Selain itu dapat mengimplementasikan materi-materi dalam kegiatan BA tersebut khususnya yang berkaitan dengan pedoman dan tuntunan, praktik ibadah para dosen dan karyawan diharapkan juga sesuai dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah, serta meningkatkan literasi dakwah Muhammadiyah di lingkungan para dosen. (Zah)
uad.ac.id