Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UAD, Drs. Parjiman, M.Ag. (Dok. Istimewa)
Amphitarium Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi lokasi Musyawarah Wilayah (Musywil) XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Yogyakarta. “Madhep, Mantep, Menetep” menjadi tema musyawarah tahun ini yang diadakan pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Pada Musywil kali ini, Naufal Labiba Wildan dan Tsabita Ikrima Al Arify terpilih menjadi ketua dan wakil ketua PW IPM DIY periode 2023–2025.
Ketua Umum PW IPM DIY periode 2021–2023 yakni Racha Julian, memberikan urgensi kegiatan ini sebagai wadah regenerasi ide, gagasan, dan struktur organisasi yang berkiblat pada Muhammadiyah. Seluruh rencana dan program kerja IPM merupakan kepanjangan tangan dari Muhammadiyah Yogyakarta.
“Kami berupaya untuk mendukung realisasi salah satu program prioritas Muktamar Muhammadiyah di Solo untuk pengembangan dakwah bagi generasi milenial, Z, dan alfa,” jelasnya.
Tema Musywil kali ini merupakan wujud keyakinan IPM dengan makna memiliki akidah yang bersumber dan berdasar Al-Qur’an dalam melakukan kegiatan-kegiatannya secara kontinu. “Saya berharap anggota IPM memiliki komitmen dan 3 syarat 3T yakni tertib akademik, tertib organisasi, dan tertib putusan,” terangnya.
Sementara itu, Riandy Prawita selaku Ketua Umum PP IPM menyampaikan, “Kaderisasi IPM akan semakin cepat dan berkembang dengan cara mengakselerasikan diri di masa depan. Dengan tema yang diusung, kita akan melihat IPM akan bergerak menuju kesuksesan sesuai dengan gagasan tersebut.”
IPM dipandang mempunyai potensi menjadi organisasi keagamaan yang cocok bagi generasi milenial, Z, dan alfa. IPM DIY juga didorong untuk berkolaborasi dengan organisasi lainnya.
Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UAD Drs. Parjiman, M.Ag. menyampaikan dengan adanya IPM dapat memberikan harapan-harapan baik bagi kemajuan Persyarikatan Muhammadiyah. Kemudian, UAD membuka beasiswa akademik bagi anggota IPM yang kurang mampu. “Kami berharap IPM dapat menjadi contoh organisasi yang adem ayem, dapat memberikan manfaat, dan tidak melupakan budaya lokal,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dr. Didik Wardaya, S.E., M.Pd., M.M. yang merupakan Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga DIY membuka pidatonya dengan membawa semangat gerakan tajdid Muhammadiyah. Gerakan tajdid atau pembaruan merujuk pada watak sikap keterbukaan akan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci Islam untuk menjawab tantangan zaman. Pelajar memiliki peran strategis dalam membangun negeri dan menjaga keutuhan NKRI.
“IPM harus memegang teguh prinsip ajaran Islam dan nilai luhur Muhammadiyah. IPM juga harus melangkah maju dengan pendekatan interpretasi kontekstual ajaran Islam dan ilmu pengetahuan. Saya berharap dapat terwujud transformasi organisasi sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Dengan meningkatkan jejaring IPM, dapat melahirkan manusia berkualitas dan berakhlak yang dapat membangun ukhuwah islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah,” pesannya.
Ridwan Furqoni, S.Pd.I., M.P.I. selaku Wakil Ketua PWM DIY pun menambahkan bahwa adanya musyawarah wilayah menandakan bahwa sebuah organisasi sehat. Ia melanjutkan, menumbuhkan semangat kolaborasi dan aktif membangun umat Islam dengan berbagai golongan perlu digalakkan.
“Kita tidak bisa sendirian dalam bergerak, dan harus bekerja sama dengan lembaga lain. Semangat ideologis di IPM harus selalu dijaga, dan meneguhkannya ke semua lini masyarakat. Sebagai anggota IPM, harus dapat menyeimbangkan tanggung jawab akademik, organisasi, dan ibadah. IPM juga diarahkan untuk mendukung perluasan basis dakwah di kalangan pelajar yang juga merupakan program prioritas Muhammadiyah,” terangnya.
Dakwah di kalangan saat ini dapat dilakukan oleh kader IPM melalui media sosial berbasis komunitas, yang sesuai dengan segmentasi generasi sekarang. Hal ini dilakukan agar dapat menjangkau dan melahirkan generasi penerus dakwah di seluruh sektor kehidupan.
Terakhir, acara ditutup dengan penampilan hiburan dari finalis Idol Junior Nadhifa Azzahra.
uad.ac.id