Posts

Menguak Katalis Jiwa: Tafsir Interdisipliner Surah Asy-Syams

/in /by

Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., Wakil Rektor Bidang AIK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Mawar)

Pada pagi yang teduh, lantunan salawat mengawali majelis ilmu, “Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.” Dalam suasana penuh harap dan cinta Rasul itu, Ahad, 13 April 2025, Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menjadi titik temu pencari ilmu dan ketenangan jiwa. Kajian rutin kali ini menghadirkan Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., pakar tafsir dan Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, untuk menyampaikan refleksi mendalam melalui tafsir Surah Asy-Syams ayat 7–10.

Ia mengajak para jamaah untuk memulai kajian dengan menilik kembali akhlak dan perilaku diri, sebagaimana perintah Allah dalam Surah Asy-Syams. Dalam kajian ini, ia mengurai bahwa seluruh ajaran agama Islam pada dasarnya bermuara pada perbaikan akhlak. Hal ini ditegaskan pula dalam hadis Rasulullah, “Sempurnanya iman seseorang tergantung pada baiknya akhlak.”

Manusia, jelasnya, diciptakan dengan struktur yang sempurna: terdiri atas jasad (fisik), akal, dan ruh. Ketika ruh menyatu dengan jasad, maka terbentuklah entitas yang disebut nafs atau jiwa yang menggerakkan manusia. Fisik hanyalah pelaksana, ia bergerak atas instruksi dari nafs. Instruksi itu lalu disaring dan dipertimbangkan oleh akal, sebelum dijalankan oleh tubuh.

Lebih lanjut, Dr. Nur Kholis menyoroti ayat “wa nafsiw wa maa sawwaha fa alhamaha fujuraha wa taqwaha” sebagai dasar penting dalam memahami dinamika jiwa. Di dalam nafs, ada dua “katalis” utama: takwa dan fujur. Takwa adalah kumpulan segala kebaikan, seperti kejujuran, kedisiplinan, ketepatan waktu, dan sikap-sikap mulia lainnya. Sebaliknya, fujur merupakan akumulasi segala bentuk keburukan, seperti dusta, ingkar, dan kemalasan.

Manakah yang dominan di dalam jiwa kita? Bila takwa yang mendominasi, maka jiwa akan mendorong kita kepada kebaikan. Namun bila fujur yang berkuasa, maka perintah-perintah jiwa akan mengarah kepada keburukan.

Oleh karena itu, Allah menegaskan dalam ayat berikutnya: “Qod aflaha man zakkaha”, artinya “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya.” Kata “falah” di sini, terangnya, mencakup dua hal: kesuksesan dan kebahagiaan. Maka orang yang mencuci jiwanya, yakni yang berupaya menghilangkan noda fujur dan menampakkan cahaya takwa, dialah yang akan meraih falah, keberuntungan dunia dan akhirat. Seperti pakaian yang dicuci agar bersih dari kotoran, jiwa juga harus dicuci agar bersinar dengan amal baik. “Ayat-ayat Al-Qur’an itu seperti cahaya. Namun cahaya itu baru terasa ketika kita buka jendela hati kita,” ujarnya dalam satu bagian kajian yang menggetarkan.

Kajian ini tak hanya memperkaya sisi spiritual, tetapi juga menyalakan semangat untuk menjadi manusia Qur’ani, yakni pribadi yang reflektif, adil, dan penuh kasih. Jamaah yang hadir, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum, tampak larut dalam renungan yang dibingkai keilmuan dan kebijaksanaan. (Mawar Ledya Serli)

uad.ac.id

Denny Akbar, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Juara I Kompetisi Poster Nasional

/in /by

Denny Akbar Abi Yasin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Septia)

Prestasi membanggakan diraih oleh Denny Akbar Abi Yasin. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2024 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu berhasil menjadi juara I dalam ajang Kejuaraan Kompetisi Poster#2 Tingkat Nasional. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD pada 27 Februari‒3 Maret 2025, dengan subtema Pendidikan.

Kompetisi itu diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, seperti Universitas Bengkulu, Universitas Tanjungpura, Universitas Widya Nusantara, Universitas Islam Indonesia, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Universitas Muhammadiyah Semarang, dan universitas lainnya. Ajang ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam menyampaikan pesan melalui media visual serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap isu-isu yang diangkat dalam subtema kompetisi.

Denny menyampaikan bahwa persiapan yang ia lakukan sebelum mengikuti kompetisi ini tidaklah mudah. Ia menghabiskan waktu berhari-hari untuk merancang ide, membuat sketsa, serta mencari referensi yang relevan agar posternya memiliki daya tarik dan pesan yang kuat. “Saya melakukan banyak riset agar poster yang saya buat benar-benar informatif dan memiliki dampak bagi yang melihatnya. Selain itu, saya juga meminta saran dari teman-teman serta dosen untuk menyempurnakan karya saya,” tuturnya.

Selain ketekunan dalam persiapan, Denny juga membagikan rahasia kesuksesannya dalam memenangkan kompetisi ini. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. 

“Bagi saya, juara bukanlah mereka yang hanya mendapat penghargaan, tetapi mereka yang pernah gagal dan tidak pernah menyerah. Jangan pernah berhenti untuk mencoba walaupun gagal 100 kali, karena setiap kegagalan adalah pelajaran berharga,” ungkapnya.

Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi Program Studi Ilmu Komunikasi dan UAD secara keseluruhan. Denny berharap bahwa pencapaian tersebut dapat menjadi awal yang baik dalam perjalanan akademiknya, sekaligus memberikan inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi. Ia berkomitmen untuk terus mengembangkan kemampuannya agar dapat memberikan kontribusi lebih besar di masa depan. Harapannya, hal kecil yang sudah ia capai di awal tahun ini bisa menjadi langkah besar untuk membentuk pribadi dan mahasiswa yang lebih berprestasi dan menginspirasi lagi ke depannya. (Septia)

uad.ac.id

Mahasiswa Bisma UAD Juara III Lomba Poster Tingkat Nasional

/in /by

Rizal Agus Setiawan Mahasiswa Bisma Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Peraih Juara 3 Desain Poster (Dok. Rizal)

Mahasiswa Program Studi Bisnis Jasa Makanan (Bisma) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Rizal Agus Setiawan, berhasil raih juara III lomba desain poster tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Perlombaan ini dilaksanakan pada 11 Februari hingga 9 Maret 2025 secara daring.

Perlombaan tersebut diikuti oleh 28 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia dengan total peserta 214 mahasiswa. Rangkaian kegiatan perlombaan ini tidak hanya berupa lomba semata, tetapi terdapat pelatihan Canva sebelum akhirnya peserta diminta untuk mengumpulkan hasil karya yang akan dinilai oleh juri dan pengumuman pemenang pada 9 Maret.

Rizal melakukan persiapan yang matang untuk mengikuti perlombaan ini, ia mulai dengan penelitian mendalam mengenai tema yang diberikan. Kemudian, ia memaksimalkan waktu untuk proses perencanaan dan pembuatan poster, konsultasi dengan dosen pembimbing, serta melakukan revisi berulang untuk memastikan kualitas terbaik dari karya yang diajukan.

Rizal mengungkapkan harapannya dari mengikuti kompetisi tersebut. “Saya berharap dapat mengembangkan kemampuan desain dan kreativitas saya ke tingkat yang lebih profesional. Lebih dari sekadar penghargaan, pengalaman berharga berinteraksi dengan para ahli dan sesama peserta berbakat menjadi modal penting dalam perjalanan karier saya ke depan,” ujarnya.

Rizal juga menyampaikan harapan dari karya ciptaannya. “Saya juga berharap, karya ini dapat memberikan kontribusi positif dan menginspirasi banyak orang.” (Rizal/Jun)

uad.ac.id

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara Harapan II Lomba Poster Nasional 2025

/in /by

Muh. Taufik Hidayat, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Septia)

Muh. Taufik Hidayat, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2024 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil meraih juara harapan II dalam Lomba Poster#2 Tingkat Nasional yang diselenggarakan secara daring oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Kompetisi ini berlangsung mulai 11 Februari hingga 9 Maret 2025 dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Lomba tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyampaikan pesan melalui desain visual. Setiap peserta diminta untuk membuat poster yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan, dengan memperhatikan aspek artistik, komposisi warna, serta kejelasan pesan yang disampaikan.

Rangkaian acara lomba ini diawali dengan pelatihan yang diikuti oleh 214 mahasiswa dari 28 perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia. Dalam pelatihan tersebut, peserta dibimbing oleh para ahli di bidang desain grafis untuk meningkatkan keterampilan mereka sebelum mengerjakan karya poster masing-masing. Setelah sesi pelatihan, peserta diberikan waktu untuk menyusun konsep dan menyelesaikan desain poster mereka sebelum akhirnya mengumpulkan karya untuk dinilai oleh dewan juri.

Proses penilaian oleh dewan juri dilaksanakan pada 4–7 Maret 2025, sebelum akhirnya diumumkan yudisium keputusan pemenang. Kriteria penilaian meliputi kesesuaian dengan tema, kreativitas, komposisi desain, dan pesan yang ingin disampaikan. Taufik membagikan beberapa tips bagi mahasiswa yang ingin mengikuti kompetisi serupa. 

“Sedikit tips dari aku, yang pertama itu pahami dulu tema poster yang akan kita buat, gunanya untuk memudahkan kita mencari referensi juga nentuin pesan yang akan kita sampaikan lewat poster itu. Sebelum lombanya dilaksanakan kemarin, juga kan ada pelatihan, nah salah satu tipsnya adalah perhatikan komposisi warna ketika membuat poster juga penggunaan elemen yang menarik. Dan juga rajin-rajin upgrade skill desainnya, biar pengetahuannya semakin banyak dan memudahkan kita untuk berpikir lebih kreatif lagi saat membuat poster,” ujarnya.

Ia berharap bahwa di kesempatan berikutnya, ia dapat membuat desain yang lebih baik lagi agar bisa menambah ilmu bagi orang-orang yang melihatnya nanti. Ia harap prestasinya dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa UAD lainnya untuk terus mengembangkan keterampilan di bidang desain grafis serta aktif berpartisipasi dalam kompetisi nasional. Dengan adanya bimbingan dan dukungan dari kampus, mahasiswa diharapkan mampu bersaing dan mengharumkan nama universitas di berbagai ajang bergengsi lainnya. (Septia)

uad.ac.id

Mahasiswa UAD Tingkatkan Literasi Siswa SMKN 1 Sewon dengan QR Code di Pohon

/in /by

Siswa mengakses QR Code GO SCAN ME, SMKN 1 Sewon karya mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Rafita)

Dalam upaya meningkatkan literasi siswa, tim mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam program Kampus Mengajar 8 telah melaksanakan program inovatif bernama GO SCAN ME di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sewon. Program ini berlangsung pada 6‒9 Desember 2024 dan berfokus pada pengembangan literasi berbasis teknologi melalui pemanfaatan quick response (QR) Code. Dengan adanya program ini, siswa dapat mengakses informasi mengenai berbagai pohon di lingkungan sekolah hanya dengan memindai kode QR yang tersedia. Hasil program menunjukkan adanya peningkatan literasi siswa sebesar sekitar 60%, yang menegaskan efektivitas pendekatan berbasis digital dalam dunia pendidikan.

Berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dilakukan sebelum pelaksanaan program, kemampuan literasi siswa di SMKN 1 Sewon hanya mencapai 57%. Data ini mengindikasikan perlunya penguatan dalam kemampuan membaca dan memahami teks.

Selain itu, SMKN 1 Sewon merupakan sekolah Adiwiyata, yang memiliki komitmen dalam pelestarian lingkungan melalui pendidikan. Namun, upaya edukasi lingkungan di sekolah masih terbatas pada pemberian nama pohon tanpa adanya informasi lebih lanjut mengenai jenis, manfaat, serta peran ekologisnya. Keterbatasan ini menjadi peluang untuk mengembangkan program literasi berbasis digital yang tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga memperkaya pemahaman siswa mengenai lingkungan sekitar.

Program GO SCAN ME dikembangkan menggunakan teknologi QR Code yang diarahkan ke platform digital berisi informasi mengenai berbagai pohon di lingkungan sekolah. Program ini dimulai dengan melakukan observasi dan identifikasi kebutuhan sekolah yaitu tim mahasiswa melakukan survei dan wawancara untuk memahami kondisi literasi siswa serta potensi integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Selanjutnya pembuatan media digital yaitu dengan mengumpulkan informasi mengenai pohon dan dirancang secara menarik menggunakan Canva serta disusun dalam Google Sites. Pembuatan QR Code mengenai informasi setiap pohon di lingkungan sekolah yang mengarahkan siswa ke laman digital berisi informasi lengkap.

Ketika QR telah siap maka Kode QR ditempelkan di pohon-pohon di area sekolah, dan siswa diberikan pelatihan singkat mengenai cara mengakses informasi tersebut. Setelah kode QR dapat diakses oleh siswa, selanjutnya dilakukan evaluasi efektivitas dengan demikian hasil asesmen dilakukan untuk mengukur peningkatan literasi setelah penggunaan program.

Setelah dua minggu implementasi, hasil evaluasi menunjukkan peningkatan kemampuan literasi siswa dari 57% menjadi sekitar 60%. Meskipun peningkatannya belum mencapai 70%, data ini tetap menunjukkan bahwa program berbasis teknologi mampu memberikan dampak positif terhadap kebiasaan membaca dan pemahaman siswa. Selain itu, 85% siswa menyatakan bahwa program ini membuat mereka lebih tertarik membaca dan memahami informasi lingkungan.

Program tersebut juga memberikan dampak positif bagi program Adiwiyata di SMKN 1 Sewon. Dengan adanya informasi digital mengenai pohon-pohon di sekolah, siswa lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan peran setiap pohon dalam ekosistem.

Keberhasilan program GO SCAN ME di SMKN 1 Sewon membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan literasi siswa. Pemanfaatan kode QR memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan lebih interaktif, sehingga meningkatkan minat mereka dalam membaca dan memahami teks.

Sebagai tindak lanjut, program ini dapat diperluas ke sekolah lain dengan menambahkan fitur interaktif, seperti kuis literasi atau video edukatif. Dengan demikian, media literasi berbasis teknologi tidak hanya berfungsi sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan secara lebih luas. Setelah berlangsungnya program GO SCAN ME, diharapkan sekolah-sekolah lain dapat mengadopsi pendekatan serupa untuk meningkatkan kualitas literasi siswa secara efektif dan berkelanjutan. (Rafita/Faiq)

uad.ac.id

UAD Kukuhkan 120 Apoteker Baru: Ikrar Menuju Pengabdian

/in /by

Pengucapan Sumpah Apoteker Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode April 2025 (Foto. Humas UAD)

Sebanyak 120 mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi menyandang gelar Apoteker dalam acara Pengucapan Sumpah Apoteker Periode April 2025 yang berlangsung khidmat pada Selasa, 12 April 2025, di Amphitharium Kampus IV UAD. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Farmasi UAD, Dr. apt. Lis Wahyuningsih, M.Si., yang dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan dan harapannya terhadap para lulusan. Ia menegaskan bahwa lulusan Apoteker UAD telah dipersiapkan untuk menjadi tenaga kefarmasian profesional yang unggul dan berintegritas.

Prosesi diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 91–97 oleh Ulfi Yandi Rizky, S.Farm., dilanjutkan dengan pembacaan laporan akademik dan surat keputusan kelulusan oleh Ketua PSPPA UAD, Dr. apt. Nina Salamah, M.Sc., yang kemudian memimpin langsung pengucapan sumpah apoteker oleh para calon apoteker. Para lulusan mengucapkan ikrar profesi mereka dengan penuh rasa tanggung jawab. Prosesi dilanjutkan dengan penandatanganan naskah sumpah dan penyerahan sertifikat profesi, simbol resmi telah diembannya amanah sebagai seorang apoteker.

Sambutan apt. Nada Auliya Rahman, S.Farm. mewakili apoteker baru angkatan 47, menyampaikan pesan penuh haru dan semangat kepada rekan-rekannya. “Terima kasih atas perjuangan dan kebersamaan yang telah dilalui. Kini saatnya menapaki babak baru dalam kehidupan kita sebagai apoteker,” ujarnya.

Ucapan selamat dan pesan inspiratif juga disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, S.Farm., M.Si., Ph.D., FISQua, selaku Ketua Kolegium Farmasi Indonesia. Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya peran apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan serta komitmen menjaga kualitas dan profesionalisme.

Dr. Nurkholis, S.Ag., M.Ag., Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UAD, menutup rangkaian sambutan dengan pesan mendalam. “Niatkan profesi ini sebagai bentuk ibadah. Ilmu yang tidak diiringi amanah hanya akan menjadi petaka,” pesannya penuh makna.

Sebagai bentuk apresiasi atas prestasi akademik, diberikan penghargaan kepada lulusan terbaik, yaitu apt. Baiq Bismiranti Haris, S.Farm. – Nilai UKAI: 90,50, apt. Azzahra Sholihah, S.Farm. – Nilai OSCE: 82,00, dan apt. Melsania Fajar Ristanti, S.Farm. – IPK: 3,97.

Kemeriahan acara juga turut diwarnai dengan menyanyikan himne UAD dan himne Farmasi UAD, sebagai bentuk kecintaan dan kebanggaan terhadap almamater. Acara ditutup dengan foto bersama dan penyerahan bunga mawar kepada orang tua yang telah selalu memberikan yang terbaik bagi putra putrinya. Dengan resmi menyandang gelar apoteker, para lulusan kini siap mengabdi dan memberikan kontribusi terbaik mereka di dunia kesehatan. Selamat kepada para apoteker baru, semoga langkah kalian selalu dalam lindungan Allah Swt. dan membawa manfaat bagi umat. (Lin)

uad.ac.id

Mudik Sekolah UAD 2025: Kenalkan UAD kepada Anak-Anak di Sulawesi Barat

/in /by

Program Mudik Sekolah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2025 (Foto. Salman)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar program Mudik Sekolah UAD 2025 yang terbuka untuk mahasiswa maupun alumni UAD. Program ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada siswa dan siswi di Indonesia terkait UAD juga perkuliahan secara umum, seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD Muh. Salman Alfarisi. Ia juga merupakan salah satu penerima Beasiswa Talenta Unggul (BTU) UAD 2023.

Mahasiswa yang kerap dipanggil Salman ini melaksanakan sosialisasi Mudik Sekolah UAD pada 19 Maret 2025 di SMAN 1 Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Alasan ia mengikuti program tersebut ialah untuk memperkenalkan UAD di kampung halamannya.

Rangkaian kegiatan sosialisasi yang ia laksanakan yaitu pemberian materi dan motivasi kepada siswa SMAN 1 Wonomulyo terkait perkuliahan, melakukan foto bersama, dan penyerahan cendera mata UAD kepada perwakilan sekolah sebagai bentuk kenang-kenangan. Sebelum melakukan sosialisasi, ia juga melakukan persiapan materi melalui Power Point (PPT) serta persiapan mental dan kepercayaan diri untuk berbicara di depan siswa.

Salman mengungkapkan perasaan dan harapannya setelah mengikuti program ini. “Tentunya saya merasa senang dan berharap bisa menjadi jembatan memperkenalkan UAD. Saya berharap anak-anak dari kampung halaman saya tertarik dan bisa melanjutkan kuliah di UAD,” ujarnya. (Jun)

uad.ac.id

Mahasiswa UAD Gelar Indonesian Day di Thailand, Kenalkan Kuliner dan Budaya

/in /by

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Indonesian Day di Thailand, Kenalkan Kuliner dan Budaya (Foto. KKN UAD)

Dalam rangka memperkenalkan Indonesia di kancah internasional, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Thailand menyelenggarakan Indonesian Day pada 19 Februari 2025. Acara ini diadakan untuk memperkenalkan makanan khas Indonesia seperti seblak Rafael dan bakwan jamur, minuman tradisional wedang jahe, serta budaya Indonesia melalui batik.

Indonesian Day dimulai dengan pembukaan acara, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan Thailand, serta sambutan dari Vice Manager Sangkhom Islam Wittaya School, Thailand. Kegiatan ini semakin meriah dengan penampilan tari khas Thailand yang dibawakan oleh siswa SD serta beberapa pertunjukan lainnya.

Salah satu momen menarik dalam acara tersebut adalah pembuatan makanan khas Indonesia yaitu seblak Rafael dan bakwan jamur. Para peserta, termasuk siswa dan guru, menyaksikan dengan antusias proses pembuatan makanan khas Indonesia tersebut. Tidak hanya itu, dalam kesempatan ini juga diumumkan para pemenang lomba mewarnai batik yang telah diadakan sebelumnya dalam pra-Indonesian Day.

Sebagai bagian dari pengenalan budaya batik, Ketua Unit I.A.3 Jefri Andriansah memberikan penjelasan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan batik, serta langkah-langkah pembuatannya. Para peserta terlihat antusias dan bersemangat dalam menyerap informasi tentang warisan budaya Indonesia ini.

Kegiatan yang diinisiasi oleh kelompok Unit I.A.3 ini diikuti oleh kurang lebih 100 siswa dan dilaksanakan di meeting room SD Sangkhom Islam Wittaya School, Thailand. Guru-guru yang hadir juga turut mencicipi makanan khas Indonesia dan memberikan tanggapan positif. “Makanan Indonesia enak,” ujar salah satu guru setelah mencicipi hidangan yang disajikan.

Indonesian Day menjadi langkah nyata mahasiswa UAD dalam membangun hubungan budaya antara Indonesia dan Thailand. Dengan semangat kebersamaan dan pertukaran budaya, acara ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara kedua negara dan semakin mengenalkan kekayaan budaya Indonesia di tingkat internasional. (risa)

uad.ac.id

Menyatukan Zuhud dan Kemakmuran: Gagasan Islam Berkemajuan

/in /by

Khutbah Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar Ledya S)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Jumat, 11 April 2025, menjadi saksi dari khutbah yang menggugah pikiran dan menyentuh relung hati, disampaikan oleh Dr. Miftah Khilmi Hidayatullah, Lc., M.Hum. selaku Ketua Pusat Tarjih Muhammadiyah. Dalam suasana khidmat, ia mengawali khutbah dengan mengajak jamaah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat-Nya, bershalawat kepada Nabi Muhammad saw., serta meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Tak seperti tema-tema yang sering diangkat dalam khutbah Jumat, Dr. Miftah justru membahas sesuatu yang jarang disentuh di mimbar hari ini, tetapi memiliki akar mendalam dalam khazanah keilmuan Islam klasik: zuhud dan kemakmuran (al-ghina). Tema itu bukan sekadar kontemplatif, tetapi menjawab pertanyaan zaman dan tantangan umat Islam dalam menghadirkan kehidupan yang seimbang antara spiritualitas dan kesejahteraan duniawi.

Zuhud Bukan Anti-Kaya

Dalam khutbahnya, Dr. Miftah menekankan bahwa pemahaman zuhud yang selama ini dianggap sebagai hidup miskin dan menjauhi dunia, perlu dikaji kembali. Menurutnya, zuhud dalam arti yang sebenarnya adalah sikap hati yang tidak terpaut pada dunia, meskipun tangan menggenggam harta. “Zuhud bukan berarti tidak boleh kaya. Bahkan seorang mukmin bisa zuhud dan gani dalam waktu yang sama,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa zuhud justru bisa menjadi jalan menuju kekayaan. Sebab orang yang zuhud akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan, dari pemborosan, dan dari kesia-siaan. Zuhud melatih diri untuk hidup sederhana, sehingga mampu mengelola rezeki dengan bijak. Sebaliknya, kekayaan bisa lenyap bila seseorang hidup dalam kelalaian dan gaya hidup konsumtif.

Dr. Miftah mengutip ayat Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31) sebagai pengingat bahwa kesederhanaan adalah karakter seorang muslim sejati, dan Islam tidak pernah mendorong gaya hidup yang bermewah-mewahan.

Zuhud yang Menghidupkan Visi Islam Berkemajuan

Khutbah Dr. Miftah tidak berhenti pada aspek spiritual semata, melainkan juga menjembatani antara konsep zuhud dengan visi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan. Ia mengajukan pertanyaan retoris kepada jamaah, “Mengapa kita perlu bicara tentang kekayaan?” Lalu dijawabnya sendiri bahwa Muhammadiyah membawa misi besar dalam risalah Islam Berkemajuan yang meniscayakan adanya kemakmuran umat.

“Kita tidak bisa membangun peradaban tanpa kekuatan ekonomi. Kita butuh rumah sakit, universitas, amal usaha, dan semuanya itu memerlukan dana. Namun kekayaan itu akan menjadi berkah bila disertai dengan ruh zuhud,” jelasnya. Maka, menurut Dr. Miftah, zuhud adalah fondasi moral bagi kekayaan, agar harta menjadi alat untuk berjuang, bukan tujuan hidup semata.

Menjadi Muslim yang Visioner

Khutbah itu kemudian ditutup dengan penegasan bahwa indikator kualitas seorang muslim adalah kemampuannya meninggalkan hal-hal yang sia-sia. Dalam hadis Nabi saw. disebutkan, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” Sikap ini harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan harta, waktu, dan tenaga.

Dr. Miftah mengajak seluruh jamaah untuk menjadi muslim yang produktif, dan visioner, yang mampu mengelola dunia tanpa terikat padanya, serta menjadikan kekayaan sebagai alat perjuangan menuju rida Allah. (Mawar)

uad.ac.id

Mahasiswi Prodi PBI UAD Juara Dua Lomba Video Kreatif Nasional

/in /by

Isna Rodiana Binti Munawaroh Mahasiswi Prodi PBI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Juara Dua Lomba Video Kreatif Nasional (Foto. Isna)

Isna Rodiana Binti Munawaroh atau kerap dipanggil Isna, seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil meraih juara III Kompetisi Video Kreatif#2 Tingkat Nasional 2025 dan juara harapan I Kompetisi Presentasi Oral Tingkat Nasional 2025. Perlombaan tersebut diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD secara daring.

Ajang itu diikuti oleh lebih dari 160 peserta mahasiswa baik dari perguruan tinggi negeri (PTN), perguruan tinggi swasta (PTS), maupun perguruan tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia. Lini masa yang dilalui dalam kegiatan ini ialah, 11 Februari–8 Maret melakukan pendaftaran hingga pengumuman Kompetisi Video Kreatif#2, dan 11 Februari–14 Maret untuk pendaftaran hingga pengumuman Kompetisi Presentasi Oral.

Isna mengungkapkan alasannya mengikuti kompetisi ini. “Alasan saya mengikuti kegiatan ini adalah karena saya ingin membuktikan bahwa diri saya mampu dan berani mencoba hal-hal baru. Saya percaya bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh, seperti yang diucapkan oleh John C. Maxwell,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Harapan saya dari mengikuti kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri saya dalam bidang edit video dan public speaking. Saya juga berharap dapat memperluas jaringan dan kesempatan untuk berbagi ide dan pengalaman dengan peserta keren lainnya.”

Dalam persiapannya, Isna memerlukan waktu satu hari untuk membuat naskah dan pengambilan video Kompetisi Kreatif#2, serta dua hari untuk merangkai, mengedit, dan mengevaluasi video. Segera setelah mengumpulkan video kreatif, ia langsung menyusun materi, Power Point (PPT), serta pengambilan video untuk Kompetisi Presentasi Oral.

“Seluruh ide yang saya dapatkan mengalir dengan pikiran yang tenang dan beriringan dengan aksi usaha yang terbaik yang saya bisa lakukan,” tutupnya. (Isna/Jun)

uad.ac.id

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI