• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Finalis GEMASTIK Berbagi Inspirasi

12/04/2025/in Terkini /by Ard

Sharing Session finalis Gemastik dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Septia)

Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (PKM UAD) menggelar Sharing Session Pejuang Pagelaran Sains Data, Inovasi Digital, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau biasa disebut GELATIK. Acara ini menghadirkan para finalis Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK) untuk berbagi pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa. Acara berlangsung secara daring melalui Google Meet pada Sabtu, 15 Maret 2025. Tiga narasumber utama, yaitu Irsyadul Ibad selaku finalis GEMASTIK 2022 bidang Kota Cerdas, Hilda Isnaini selaku finalis bidang Pengembangan Bisnis TIK, dan Ahmad Fadli Rismanda selaku finalis GEMASTIK 2024 bidang Aplikasi Permainan, berbagi tentang kisah mereka.

Faisal Khairullah selaku perwakilan dari PKM UAD membuka acara dengan pemaparan mengenai pentingnya kompetisi sebagai ajang pengembangan keterampilan mahasiswa. Ia menyampaikan bahwa kompetisi seperti GEMASTIK merupakan tempat bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuannya. 

Hilda Isnaini menekankan pentingnya kesiapan produk sebelum kompetisi. “Tim yang sukses adalah tim yang mempersiapkan ide dan produknya dengan baik sejak awal, bahkan sebelum kompetisi dimulai,” jelasnya. 

Sementara itu, Ahmad Fadli Rismanda menambahkan bahwa strategi dan inovasi sangat berpengaruh dalam menentukan hasil kompetisi. “Kami belajar banyak dari finalis lain, terutama dalam hal inovasi dan fitur yang ditawarkan. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan ide,” katanya.

Selain pemaparan dari para narasumber, acara ini juga memberikan informasi mengenai GELATIK 2025, yang merupakan gabungan dari tiga kompetisi besar, yaitu GEMASTIK, Satria Data, dan Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM). Perwakilan dari PKM UAD, Indana Aza, menjelaskan bahwa GELATIK 2025 terdiri atas berbagai subkompetisi, termasuk National Statistic Competition, Statistic Essay Competition, Statistic Infographic Competition, dan Big Data Challenge. Ia juga memberikan gambaran mengenai tahapan persiapan lomba, pencarian tim dan dosen pembimbing, serta strategi dalam mengikuti rangkaian pemanasan kompetisi.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta berkesempatan untuk bertanya langsung kepada para finalis mengenai strategi dan tantangan dalam kompetisi nasional. Acara kemudian ditutup dengan sesi dokumentasi bersama.

Melalui Sharing Session Pejuang GELATIK, UAD berharap dapat mencetak lebih banyak mahasiswa berprestasi yang siap bersaing dalam kompetisi akademik tingkat nasional. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sharing-Session-finalis-Gemastik-dari-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-12 09:55:542025-04-12 09:55:54Finalis GEMASTIK Berbagi Inspirasi

Tuhan Setelah Ramadan dan Mengapa Ibadah Kita Berubah?

12/04/2025/in Feature /by Ard

Foto Ilustrasi oleh Ilhamsyah Muhammad Nurdin, mahasiswa Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Penulis: Ilhamsyah Muhammad Nurdin (Mahasiswa Magister Psikologi UAD)

Ramadan selalu datang dengan nuansa spiritual yang khas. Bulan ini menjadi momen refleksi, perbaikan diri, dan peningkatan ibadah bagi umat Islam. Namun, sebuah pertanyaan tajam dari Jalaluddin Rumi menggugah kesadaran kita: “Tuhan yang engkau sembah di bulan Ramadan adalah Tuhan yang sama yang engkau jauhi di bulan-bulan lainnya. Lantas mengapa caramu beribadah berbeda?” Refleksi ini mengantarkan kita pada perenungan mendalam tentang bagaimana manusia mempersepsi spiritualitas dalam kehidupannya dan bagaimana kita dapat mengantisipasi peralihan dari Ramadan ke bulan-bulan berikutnya tanpa kehilangan semangat ibadah.

Dalam perspektif psikologi, perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Ramadan menghadirkan kombinasi dari aspek spiritual, sosial, dan budaya yang mendorong seseorang untuk meningkatkan ibadahnya. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Ramadan menciptakan ekosistem sosial di mana ibadah menjadi norma kolektif, sehingga seseorang lebih mudah terlibat dalam aktivitas keagamaan secara lebih intensif. Selain itu, banyak orang beribadah di bulan Ramadan dengan harapan pengampunan dosa dan perasaan bersalah yang coba ditebus melalui peningkatan aktivitas spiritual. Momentum ini menciptakan suasana yang mendorong individu untuk lebih sadar akan hubungannya dengan Tuhan.

Akan tetapi, setelah Ramadan berlalu, banyak individu mengalami penurunan dalam intensitas ibadah mereka. Hal ini terjadi karena absennya lingkungan yang mendukung, hilangnya pola kebiasaan yang terbentuk, serta kembali munculnya distraksi kehidupan duniawi yang mengalihkan fokus dari ibadah. Setelah sebulan penuh melatih diri dalam disiplin spiritual, seharusnya manusia mampu menjadikan kebiasaan tersebut sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai ritual musiman. Jika ibadah hanya dipandang sebagai kewajiban tahunan, maka nilainya tidak akan bertransformasi menjadi karakter yang melekat dalam diri seseorang.

Salah satu alasan mengapa ibadah sering kali menurun setelah Ramadan adalah karena banyak orang hanya berfokus pada aspek ritual tanpa benar-benar memahami esensi spiritualnya. Ibadah yang dilakukan hanya karena dorongan eksternal, seperti suasana Ramadan yang mendukung, cenderung tidak bertahan lama ketika lingkungan berubah. Dalam psikologi, fenomena ini dikenal sebagai external motivation, di mana perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor luar, bukan karena kesadaran intrinsik. Jika motivasi ibadah tidak berasal dari kesadaran diri, maka ketika stimulus luar menghilang, perilaku pun melemah.

Agar ibadah tidak menjadi fenomena musiman yang hanya meningkat di bulan Ramadan dan menurun setelahnya, diperlukan strategi spiritual dan psikologis untuk mempertahankan konsistensi dalam beribadah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah perspektif tentang ibadah, melihatnya sebagai kebutuhan, bukan hanya kewajiban. Ibadah seharusnya menjadi ekspresi cinta kepada Tuhan, bukan sekadar rutinitas yang dilakukan karena kewajiban tahunan. Dengan memahami bahwa ibadah adalah jalan menuju kebahagiaan dan ketenangan batin, seseorang akan lebih termotivasi untuk menjadikannya bagian dari kehidupannya secara konsisten.

Menjaga kesinambungan ibadah juga dapat dilakukan dengan menetapkan target ibadah yang realistis. Setelah Ramadan, banyak orang kehilangan momentum karena kembali ke pola hidup sebelumnya tanpa adanya rencana spiritual yang jelas. Oleh karena itu, penting untuk membuat komitmen yang dapat dijalankan secara konsisten, seperti menjaga kebiasaan shalat malam meskipun hanya dua rakaat atau tetap melanjutkan tilawah Al-Qur’an secara rutin. Target yang realistis lebih mudah dipertahankan dibandingkan upaya yang terlalu drastis dan sulit dijalankan dalam jangka panjang.

Membangun lingkungan yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesinambungan ibadah. Berinteraksi dengan komunitas religius atau memiliki teman yang memiliki semangat spiritual yang sama dapat membantu menjaga semangat ibadah tetap terjaga setelah Ramadan berakhir. Psikologi sosial menunjukkan bahwa perilaku individu sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika seseorang berada dalam lingkungan yang mendukung ibadah, maka kemungkinan besar ia akan lebih konsisten dalam menjalankan ibadahnya.

Selain itu, menerapkan teknik pengaturan diri dengan membuat jurnal refleksi ibadah dan melakukan muhasabah secara berkala juga bisa menjadi metode efektif untuk memastikan ibadah tetap berlanjut. Jurnal refleksi dapat membantu seseorang melihat perkembangan spiritualnya dari waktu ke waktu, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat ibadahnya meningkat atau menurun. Dengan demikian, seseorang dapat lebih sadar terhadap perubahan dirinya dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kualitas ibadahnya.

Sebagai bentuk antisipasi dalam meninggalkan Ramadan, seseorang perlu memiliki kesadaran bahwa keberkahan bulan ini bukan hanya ada dalam ritualnya, tetapi dalam perubahan karakter yang dibentuk melalui latihan selama sebulan penuh. Kesungguhan yang dicurahkan dalam Ramadan seharusnya tidak hanya menjadi kilasan momen, tetapi menjadi awal dari perjalanan panjang dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika kita mampu menjaga kebiasaan baik yang telah dibentuk, maka Ramadan tidak akan menjadi sekadar sebuah perayaan yang datang dan pergi, tetapi akan menjadi titik awal bagi perjalanan spiritual yang lebih mendalam sepanjang tahun.

Pada akhirnya, kita perlu memahami bahwa Tuhan yang kita sembah di bulan Ramadan adalah Tuhan yang sama di bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, ibadah tidak seharusnya terikat waktu, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan yang utuh. Transformasi spiritual sejati bukan hanya terletak pada intensitas ibadah di bulan Ramadan, tetapi pada bagaimana kita mempertahankannya sepanjang tahun. Jika Ramadan berhasil mengajarkan kita disiplin, kesabaran, dan ketakwaan, maka sejatinya pelajaran itu tidak boleh berakhir ketika bulan suci berlalu. Kita tidak hanya mencari Tuhan di saat-saat tertentu, tetapi seharusnya selalu bersama-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. (Ilham)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-Ilustrasi-oleh-Ilhamsyah-Muhammad-Nurdin-mahasiswa-Magister-Psikologi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-12 09:50:442025-04-12 09:50:44Tuhan Setelah Ramadan dan Mengapa Ibadah Kita Berubah?

Perjalanan Akademis Danang, Alumnus Magister Farmasi UAD

12/04/2025/in Terkini /by Ard

Apt. Danang Prasetyaning Amukti, M.Farm., alumnus Magister Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Danang)

Apt. Danang Prasetyaning Amukti, M.Farm., alumnus Magister Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), telah membuktikan konsistensi dan dedikasinya dalam dunia akademik. Dengan ketekunan yang tinggi, ia berhasil mempublikasikan berbagai penelitian di jurnal bereputasi internasional. Beberapa jurnal yang telah menerima hasil risetnya antara lain BIO Web of Conferences, Scypta Medica, Bulgarian Cardiology, serta berbagai jurnal terindeks SINTA seperti Jurnal Pharmascience dan Biomedical Journal of Indonesia. Berkat kiprahnya di bidang farmasi klinis, namanya semakin dikenal sebagai akademisi yang produktif dan berkompeten.

Perjalanan publikasi akademik ini tentu bukan tanpa tantangan. Danang menekankan pentingnya konsistensi dalam menetapkan target penelitian tahunan, serta keterampilan menulis akademik yang terus diasah. Ia juga mengungkapkan bahwa membangun kebiasaan membaca jurnal bereputasi sangat membantu dalam memahami tren penelitian terbaru, sekaligus memperkaya wawasan untuk menghasilkan penelitian berkualitas. Selain itu, kolaborasi dengan dosen serta mahasiswa lain turut memberikan perspektif yang lebih luas dalam penelitian, sehingga hasilnya semakin solid dan bernilai tinggi di dunia akademik.

Dalam menyusun publikasi, Danang memiliki trik tersendiri agar dapat menembus jurnal bereputasi. Salah satunya adalah mencari jurnal open-access berkualitas menggunakan platform seperti Scimago Journal & Country Rank serta SINTA. Selain itu, ia juga menggunakan visualisasi data melalui BioRender untuk memperjelas konsep penelitian, sehingga lebih mudah dipahami oleh editor dan reviewer jurnal. Dengan pendekatan ini, banyak publikasinya yang berhasil diterima di jurnal internasional bereputasi.

Motivasi utama Danang dalam perjalanan akademiknya berasal dari pesan orang tuanya: kayfa akhofu minal faqr wa ana abd Al-Ghaniy (bagaimana aku takut miskin, sementara aku adalah hamba dari Zat yang Maha Kaya). Prinsip ini membuatnya terus berusaha dan tidak takut menghadapi tantangan dalam dunia akademik maupun profesional. Baginya, usaha yang gigih dan kepercayaan diri adalah kunci utama dalam meraih sukses.

Keberhasilan akademiknya juga membawanya mendapatkan kesempatan menjadi dosen di Universitas Alma Ata sebelum resmi diwisuda. Setelah menyelesaikan sidang pendadaran tesis, Danang langsung melamar ke berbagai perguruan tinggi dan akhirnya diterima. Portofolio yang telah ia bangun selama studi di Magister Farmasi UAD menjadi bekal utama dalam membuktikan kompetensinya sebagai calon akademisi. Kampus Alma Ata menjadi tempat yang tepat baginya untuk berkembang dan berkontribusi lebih jauh dalam dunia pendidikan.

Program Magister Farmasi di UAD turut berperan besar dalam kesuksesan Danang. Program ini menyediakan fasilitas lengkap, mulai dari kurikulum yang selalu diperbarui sesuai perkembangan ilmu farmasi, bimbingan akademik yang intensif, hingga dukungan dalam publikasi dan penelitian. Mahasiswa juga diberikan motivasi serta pendampingan yang kuat agar siap menghadapi dunia kerja dan riset. Dengan pendekatan ini, lulusan Magister Farmasi UAD tidak hanya memiliki gelar akademik, tetapi juga kompetensi yang mumpuni untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Keberhasilan Danang Prasetyaning Amukti menjadi bukti bahwa dengan dedikasi, strategi yang tepat, dan dukungan akademik yang kuat, mahasiswa dapat mencapai pencapaian luar biasa bahkan sebelum menyelesaikan studi mereka. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Apt.-Danang-Prasetyaning-Amukti-M.Farm_.-alumnus-Magister-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Danang.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-12 09:43:032025-04-12 09:43:03Perjalanan Akademis Danang, Alumnus Magister Farmasi UAD

Mahasiswa UAD Gelar Lokakarya Penggunaan Gim Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Pleret

12/04/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Lokakarya Penggunaan Gim Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Pleret (Foto. Naila)

Pada Kamis, 14 November 2024, dua mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Naila Hasnal Fuadah dan Ribhia Avissa Niwanda, menyelenggarakan lokakarya penggunaan gim pembelajaran di SMP Muhammadiyah Pleret. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kampus Mengajar Angkatan 8 yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.

Kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari pihak sekolah, yang diwakili oleh Sri Rejeki Murtiningsih, M.Ed., Ph.D. selaku guru pamong. Ia menyampaikan harapan bahwa lokakarya ini dapat memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Pada sesi pertama, Naila Hasnal Fuadah menyampaikan materi tentang pentingnya penggunaan teknologi dalam pendidikan, khususnya gim pembelajaran. Dalam presentasinya, ia menjelaskan bahwa gim pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga dapat menjadi metode efektif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang lebih menarik.

“Penggunaan gim dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar,” ujar Naila saat menjelaskan manfaat dari metode pembelajaran interaktif ini.

Melanjutkan sesi sebelumnya, Ribhia Avissa Niwanda memperkenalkan beberapa platform gim pembelajaran yang dapat diimplementasikan di kelas, seperti Kahoot dan Quizizz. Ia memaparkan bagaimana cara menggunakan platform tersebut untuk membuat kuis interaktif yang dapat meningkatkan partisipasi siswa. Selain itu, Ribhia juga memberikan panduan kepada para guru tentang cara mengintegrasikan gim pembelajaran ke dalam kurikulum yang ada, untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Lokakarya ini dihadiri oleh dewan guru SMP Muhammadiyah Pleret, khususnya para pengampu mata pelajaran numerasi dan literasi, yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap penggunaan gim dalam pembelajaran. Pada sesi tanya jawab, banyak guru yang menanyakan tentang cara mengakses gim pembelajaran dan bagaimana mereka dapat mengembangkan konten gim yang relevan dengan mata pelajaran mereka.

Meskipun demikian, beberapa guru juga menyampaikan tantangan yang mereka hadapi, yaitu keterbatasan akses terhadap teknologi yang diperlukan untuk mendukung penggunaan gim pembelajaran. Mereka mengemukakan bahwa tidak semua guru memiliki perangkat yang memadai atau koneksi internet yang stabil, yang dapat menghambat implementasi metode pembelajaran ini di kelas.

“Kami sangat tertarik dengan metode pembelajaran berbasis gim ini, tetapi keterbatasan fasilitas teknologi di sekolah kami masih menjadi kendala utama,” ungkap salah seorang guru peserta lokakarya.

Menanggapi hal tersebut, Naila dan Ribhia menyarankan beberapa alternatif solusi, seperti penggunaan gim pembelajaran secara berkelompok atau pemanfaatan fasilitas laboratorium komputer sekolah untuk kegiatan pembelajaran interaktif.

Dengan adanya lokakarya ini, mahasiswa UAD berharap dapat memberikan inspirasi kepada para guru untuk lebih aktif dalam mengadopsi gim pembelajaran dan memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Mereka juga menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan pihak sekolah untuk mencari solusi atas tantangan yang ada.

“Lokakarya ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan metode pembelajaran berbasis teknologi. Kami berharap para guru dapat mengembangkan dan menerapkan metode ini sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah,” kata Ribhia saat menutup kegiatan.

Kegiatan lokakarya penggunaan gim pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan mendorong guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif serta berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Muhammadiyah Pleret. (Naila/Ribhia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Gelar-Lokakarya-Penggunaan-Gim-Pembelajaran-di-SMP-Muhammadiyah-Pleret-Foto.-Naila.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-12 08:43:212025-04-12 08:43:21Mahasiswa UAD Gelar Lokakarya Penggunaan Gim Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Pleret

Islam dan Cinta Lingkungan

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian RDK 1446 H di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ito)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Ramadan dengan menggelar Kajian Berbuka Puasa pada Sabtu, 29 Maret 2025, bertempat di Masjid Islamic Center UAD. Yahya Hanafi, M.Sc. selaku Kepala Bidang Kaderisasi Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD hadir sebagai pembicara. Ia membahas pentingnya kesadaran ekologis dalam perspektif Islam.

Dalam ceramahnya, Yahya Hanafi menyoroti bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari tanggung jawab khalifah di bumi. Ia menegaskan bahwa cinta lingkungan bukan hanya sekadar isu modern, tetapi telah menjadi bagian dari ajaran Islam sejak dahulu. Menurutnya, menjaga lingkungan merupakan wujud nyata dari ketakwaan dan bentuk ibadah yang mencerminkan kepedulian terhadap sesama makhluk Allah.

Ia juga menekankan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah eksploitasi alam yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran kolektif dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan prinsip moderasi (wasathiyah), yang jika diterapkan dengan baik, dapat menjadi solusi atas permasalahan lingkungan yang semakin kompleks.

Selain itu, Yahya Hanafi mengajak jamaah untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum refleksi dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Ia menegaskan bahwa seorang muslim idealnya memiliki kesadaran ekologis yang tinggi, termasuk dalam mengurangi limbah, menghemat sumber daya alam, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Dengan adanya ceramah ini, diharapkan para jamaah dapat memahami urgensi menjaga lingkungan sebagai bagian dari ajaran Islam serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga menuntun umatnya untuk menjadi individu yang berkontribusi positif bagi kelestarian alam dan kesejahteraan umat manusia. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-RDK-1446-H-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ito.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:48:342025-04-10 12:48:34Islam dan Cinta Lingkungan

Mewujudkan Integrasi Keilmuan dalam Islam

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah Tarawih RDK 1446 H Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ito)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Ramadan dengan menggelar Ceramah Tarawih pada Sabtu, 29 Maret 2025, bertempat di Masjid Islamic Center UAD. Ceramah ini menghadirkan Budi Setiawan, S.T., yang membahas pentingnya integrasi keilmuan dalam Islam di tengah tantangan modernisasi.

Dalam ceramahnya, Budi Setiawan menyoroti bagaimana Islam tidak hanya mengajarkan aspek spiritual tetapi juga ilmu pengetahuan yang dapat membangun peradaban. Ia menegaskan bahwa umat Islam harus mampu menguasai ilmu pengetahuan modern tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman. Menurutnya, Islam memiliki sistem epistemologi yang khas, yang jika diterapkan dengan baik, dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan umat dan dunia.

Ia juga menekankan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi umat Islam saat ini adalah dominasi pemikiran sekuler dalam dunia akademik. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius untuk menghilangkan dikotomi antara ilmu agama dan ilmu duniawi, serta membangun sistem pendidikan yang lebih integratif. Dengan demikian, umat Islam dapat berkembang tanpa kehilangan jati dirinya.

Selain itu, Budi Setiawan mengajak jamaah untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperdalam ilmu dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu dalam Islam. Ia menegaskan bahwa seorang muslim idealnya memiliki keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan peradaban.

Dengan adanya ceramah ini, diharapkan para jamaah dapat memahami urgensi integrasi keilmuan dalam Islam serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga menuntun umatnya untuk menjadi individu yang berkontribusi positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan umat. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-RDK-1446-H-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Ito.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:43:172025-04-10 12:43:17Mewujudkan Integrasi Keilmuan dalam Islam

Membangun Karakter Muslim Berkemajuan

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian Tarawih Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Ramadan dengan menggelar Ceramah Tarawih pada Jumat, 28 Maret 2025, bertempat di Masjid Islamic Center UAD. Ceramah ini menghadirkan Dr. Drs. H. Immawan Wahyudi, M.H. yang merupakan anggota Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus mantan Wakil Bupati Gunungkidul pada periode 2011‒2021.

Dalam ceramahnya, Dr. Immawan Wahyudi menyoroti pentingnya membangun karakter muslim yang berkemajuan di tengah tantangan globalisasi. Ia menegaskan bahwa umat Islam harus mampu bersikap adaptif tanpa kehilangan identitas keislamannya. Menurutnya, Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin telah memberikan pedoman bagi umatnya dalam menjalani kehidupan dengan penuh keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Ia juga menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif dalam mewujudkan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Salah satu tantangan utama yang dihadapi umat Islam saat ini adalah arus pemikiran yang cenderung materialistik dan sekuler. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius dalam memperkuat pemahaman agama yang holistik agar tidak terjebak dalam dikotomi antara ilmu agama dan ilmu duniawi.

Selain itu, Dr. Immawan Wahyudi mengajak jamaah untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum refleksi diri dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Ia menegaskan bahwa ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter yang lebih baik, seperti disiplin, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama.

Dengan adanya ceramah ini, diharapkan para jamaah dapat memahami urgensi membangun karakter muslim yang berkemajuan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Islam tidak hanya mengajarkan tentang ibadah ritual, tetapi juga menuntun umatnya untuk menjadi individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Tarawih-Ramadan-di-Kampus-RDK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:32:212025-04-10 12:32:21Membangun Karakter Muslim Berkemajuan

Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Kajian RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tentang Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded (Foto. Itoshiko)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Jelang Berbuka dengan tema “Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded” yang berlangsung di Masjid Islamic Center (IC) UAD pada Jumat, 28 Maret 2025. Kajian ini menghadirkan Saeful Effendi, M.Pd.B.I. selaku Kepala Bidang Kemasyarakatan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD sebagai pemateri.

Dalam kajian ini, Saeful Effendi membahas pentingnya unifikasi ilmu dalam menghadapi arus pemikiran Barat yang semakin mengglobal. Ia menyoroti bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan modern sering kali didominasi oleh perspektif sekuler, sehingga menuntut umat Islam untuk mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam berbagai disiplin ilmu. Menurutnya, Islam memiliki sistem epistemologi yang unik dan mampu menjawab tantangan zaman jika diterapkan secara holistik dalam berbagai aspek kehidupan.

Ia juga menjelaskan bahwa dominasi pemikiran Barat dalam dunia akademik sering kali menyebabkan adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih integratif agar umat Islam tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan nilai-nilai Islam. Unifikasi ilmu ini bertujuan untuk membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam tanpa mengesampingkan kemajuan teknologi dan sains.

Selain itu, Saeful Effendi mengajak para peserta untuk lebih kritis dalam menyikapi berbagai konsep keilmuan yang berkembang saat ini. Ia menegaskan bahwa Islam tidak menolak ilmu pengetahuan, tetapi perlu adanya penyaringan dalam penerapannya agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip Islam.

Melalui kajian ini, diharapkan para peserta dapat memahami urgensi unifikasi ilmu serta mampu menerapkannya dalam kehidupan akademik dan profesional mereka. Dengan demikian, umat Islam dapat lebih siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai keislaman yang menjadi landasan utama dalam kehidupan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-RDK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-tentang-Tantangan-Unifikasi-Ilmu-dalam-Arus-Western-Minded-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:19:592025-04-10 12:19:59Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded

Perhatian Islam terhadap Makanan

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah Tarawih 1446 H di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Faiq)

Ceramah Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 22 Maret 2025, menghadirkan Dr. Ustadi Hamsah, S.Ag., M.Ag. sebagai pemateri. Ia merupakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang kali ini membahas “Perhatian Islam terhadap Makanan”.

Ustaz Ustadi menyampaikan, salah satu yang menjadi nasihat yang diberikan Allah ialah kita haruslah memperhatikan makanan yang kita makan seperti perintah Allah pada Surah Abasa ayat 24. Setidaknya ada dua hal yang patut diperhatikan dalam makanan yakni kualitas dan kuantitas. “Kualitas makanan haruslah yang halal dan baik sehingga berdampak sehat bagi tubuh. Selanjutnya, kuantitas dalam hal ini yakni perhatian kita pada jumlah makanan yang ada, sehingga terhindar dari membuang-buang makanan,” ujarnya.

Lebih lanjut Ustaz Ustadi menekankan bahwa makanan yang berlebihan dan tidak dihabiskan akan menjadi sampah makanan atau food waste. Padahal, Indonesia sendiri pada tahun 2024 sudah menjadi peringkat pertama food waste di Asia Tenggara, dan selalu masuk lima besar dunia. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam padahal masyarakat mayoritas beragama Islam.

“Membuang-buang makanan merupakan hal yang dilarang oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Isra ayat 26 dan 27. Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa membuang-buang makanan termasuk ke dalam hal yang mubazir dan mubazir merupakan hal yang dibenci Allah. Orang yang melakukannya merupakan saudara setan,” tegasnya.

Ustaz Ustadi mengingatkan, salah satu dari kegiatan nyata yang menggambarkan ketakwaan seseorang dapat dimulai dengan tidak mubazir dalam memperlakukan makanan. Oleh karena itu, sebagai orang yang bertakwa kita haruslah menghabiskan makanan sebagaimana yang dicontohkan Rasul dan membuang pemikiran bahwa menghabiskan makanan merupakan tindakan yang tidak keren. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-1446-H-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:10:462025-04-10 12:10:46Perhatian Islam terhadap Makanan

Agama Adalah Nasihat

10/04/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Faiq)

Ceramah Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 22 Maret 2025, menghadirkan Dr. H. M. Busyro Muqoddas, M.Hum. sebagai pemateri. Ia merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Hikmah, yang kali ini membahas “Agama Adalah Nasihat”.

Ustaz Busyro menyampaikan bahwa agama merupakan suatu nasihat yang dapat dilihat melalui isi agama Islam itu sendiri, yang mengajarkan kebaikan. Tidak hanya itu, cara beragama yang baik dan benar juga merupakan suatu nasihat, berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah.

Selanjutnya, Ustaz Busyro menerangkan tentang kesempurnaan manusia bisa terlihat dari adanya nurani. Kekayaan nurani ini merupakan aspek spiritual yang erat kaitannya dengan hati karena merupakan sumber agama. Beragama dengan rasa, sehingga dapat dijalankan dengan baik.

Otak juga menjadi salah satu unsur kesempurnaan yang manusia miliki. Adanya otak merupakan sumber pengetahuan bagi manusia. Otak dan hati manusia haruslah saling berhubungan karena dengan demikian keduanya dapat berjalan secara optimal, bila tidak maka akan terjadi suatu tindakan yang menyebabkan tindakan yang mengarah kepada dosa.

Selain otak, fisik merupakan unsur penting dalam sempurna manusia sebagai makhluk. Fisik menjadi aspek yang apabila agama sebagai nasihat yang paling merasakan dampaknya. Sebab, nasihat bisa diresapi oleh otak, dirasakan oleh hati, dan dirasakan oleh fisik.

Agama sebagai nasihat tidak hanya dapat bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah tetapi juga dapat dari berbagai kejadian yang ada. Ustaz Busyro mencontohkan rasa syukur korban Wadas sebagai suatu nasihat bahwa kita semua yang dalam keadaan lapang tidak terkekang, seperti warga Wadas patutnya mensyukuri nikmat tersebut.

Terakhir, Ustaz Busyro menyampaikan bahwa setiap orang yang melaksanakan agama sebagai nasihat pastilah akan memberikan contoh perilaku yang baik. Perilaku yang baik ini akan menjadi contoh bagi orang lain dan secara tidak langsung juga akan menjadi nasihat. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-04-10 12:03:322025-04-10 12:03:32Agama Adalah Nasihat
Page 39 of 487«‹3738394041›»

TERKINI

  • IMM BPP UAD Gelar Seminar Nasional SDGs16/06/2025
  • “Sehari Menjadi Dahlan Muda” Merancang Masa Depan Generasi Emas di UAD16/06/2025
  • Tim Futsal UAD Raih Treble Winner Tahun 202515/06/2025
  • Soft Skills Tahap II UAD 2025 Siap Digelar15/06/2025
  • Meriah dan Penuh Apresiasi, UAD FAIR 2025 Resmi Ditutup14/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UKM Karate UAD Raih 12 Medali dalam Kejuaraan Internasional11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Nasional Cover Lagu Islami11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 1 Nasional Solo Vokal Pop di Ajang Euphoria Art 202508/06/2025

FEATURE

  • Peran Mahasiswa dalam Melahirkan Hukum yang Adil16/06/2025
  • Kolaborasi Digital, Kunci Mewujudkan SDGs di Era Gen Z16/06/2025
  • Langkah Kecil Gen Z untuk Dunia yang Berkelanjutan16/06/2025
  • Kunci Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 204516/06/2025
  • Generasi Muda Katalis SDGs16/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top