Mahatma Acintya Dhyatmika, pemateri dalam talkshow nasional Mahasiswa Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Isah)
Mahatma Acintya Dhyatmika didapuk sebagai narasumber talkshow nasional di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 7 Februari 2024. Ia merupakan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tahun 2023 dari Program Studi (Prodi) Psikologi Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA). Di usianya yang masih muda, ia juga berhasil mendirikan Meekatranslates dan aktif dalam organisasi mahasiswa (ormawa).
Talkhsow tersebut adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) yang diselenggarakan secara daring dan disiarkan melalui YouTube. Mengacu pada tema “Level Up in Your Leisure” yang diusung, Mahatma mengungkap banyak sisi mengenai Mawapres.
“Pelibatan diri secara aktif dalam kegiatan internal kampus, pemecahan masalah di lingkungan sekitar, maupun pengabdian masyarakat, sebetulnya adalah bagian dari sebuah prestasi. Predikat mahasiswa berprestasi ini bisa dikatakan sebagai pengakuan atas apa yang telah kita kerjakan dan kita raih sehingga menjadi bukti nyata (kredibel) atas value atau nilai yang dimiliki,” terang Mahatma.
Ia melanjutkan, “Masing-masing dari kita tentu memiliki kemampuan yang berbeda, hal inilah yang menjadi sebuah privilese. Privilese dalam hal ini bukan hanya soal kemudahan dalam mendapatkan sesuatu saja, tetapi dengan menjadi Mawapres maka setidaknya setiap mahasiswa sudah memiliki portofolio khusus sebagai jenama atau branding kita untuk memasuki bidang-bidang tertentu,” imbuhnya.
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil karya atau pekerjaan seseorang yang biasa digunakan dalam melamar beasiswa maupun pekerjaan. Berbagai aktivitas yang telah ditempuh oleh mahasiswa selama berkuliah perlu didokumentasikan dengan baik sebagai bekal menuju masa depan yang cerah. Mawapres memang bukan segalanya, tetapi turut berkontribusi dalam memudahkan urusan seseorang dan memperluas relasi untuk saling berbagi sekaligus menginspirasi.
Kehidupan seorang mahasiswa seyogianya tidak selalu tentang belajar akademik, masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjang keterampilan lain di dunia kerja. Sebagai contoh, mengikuti bootcamp atau seminar bersertifikat yang diselenggarakan oleh suatu instansi baik berupa soft skill maupun hard skill tentu menjadi penting karena sering kali tidak diperoleh di bangku perkuliahan. Kegiatan ini dapat membantu individu untuk menambah pengalaman dan keterampilan baru.
Mahatma menjelaskan, “Menurut saya, mengikuti kegiatan sosial menjadi pengalaman terbesar yang sangat menyenangkan. D isana, kita akan belajar cara menghargai, berbaur dengan orang baru, memperlakukan orang dengan baik, dan masih banyak lagi.”
Pada sebagian orang, masa menjadi mahasiswa boleh jadi hanya terjadi satu kali seumur hidup. Meskipun seseorang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, masa transisi dari status siswa menjadi mahasiswa hanya ada di jenjang pertama sehingga perlu dipastikan bahwa momentum tersebut dilalui dengan melakukan hal-hal yang berarti.
“Sebagai mahasiswa, Dahlan Muda diharapkan bisa memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya. Memperbanyak referensi pengalaman, pertemanan, kegagalan, rasa sakit, menikmati segala prosesnya adalah kenangan termanis bagi kita karena mampu produktif untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan yang dibutuhkan.”
Di akhir sesi, Mahatma berpesan bahwa mahasiswa UAD diharapkan bisa selalu memberikan yang terbaik dengan melakukan hal-hal positif untuk bersemangat mengembangkan diri. “Semoga kita termasuk ke dalam golongan anak muda yang menyibukkan diri dengan karya dan sarat warna karena hidup hanya sekali, masa muda tidak datang dua kali. Inilah saatnya kita memberi arti, bukan mencari sensasi,” tutupnya. (ish)
uad.ac.id