• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Menjadi Mukmin Hendaknya Seperti Lebah

13/04/2023/in Terkini /by Ard

Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Fadhlurrahman, S.Pd.I., M.Pd. (Foto: Siska)

Dalam kesempatan ceramah di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada 3 April 2023, Ustaz Fadhlurrahman, S.Pd.I., M.Pd. yakni dosen Fakultas Agama Islam (FAI) menyampaikan materi terkait mukmin yang baik seperti halnya nilai atau filosofi yang melekat pada lebah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi saw. bersabda bahwasanya “Manusia mukmin adalah laksana lebah madu. Jika dia makan, hanya memakan makanan yang baik, jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap di atas ranting pohon tidak mematahkannya dan merusaknya.” (H.R. Ahmad, No: 18121, Hakim, No: 8566, Baihaqi, No: 5765). Dari hadis tersebut dapat ditarik kesimpulan terkait bagaimana hendaknya seorang mukmin yang baik itu.

Pertama, manusia mukmin sejatinya akan memilih dan memilah makanan itu halal atau haram untuk dimakan. Sebagaimana lebah yang selalu memakan sari bunga yang terbaik, meskipun dalam bunga terdapat putik maupun benang sari yang cantik. Begitu pun seharusnya manusia mukmin berusaha untuk menghadirkan kepenuhan makanan yang halal dan menghindarkan dari hal-hal yang mengandung syubhat.

“Dalam ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 168 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk memakan makanan yang halal dan baik. Perlu diingat jika makanan yang halal belum tentu baik untuk kesehatan tubuh. Bagaimana maksudnya? Contohnya, gorengan itu enak dan halal tetapi tidak baik bagi orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi,” ungkap Ustaz Fadhlurrahman.

Kedua, lebah pasti meninggalkan yang baik. Madu adalah peninggalan dari lebah yang memiliki khasiat yang bagus bagi kesehatan. Seperti halnya lebah, manusia mukmin seharusnya juga dapat memberikan manfaat di mana pun ia menginjakkan kaki. Bukan malah sebaliknya, membuat kekacauan sehingga meninggalkan kesan dan efek yang kurang baik bagi orang sekitarnya.

Ketiga, lebah itu ketika hinggap di tempat tertentu tidak akan membuat dan meninggalkan kerusakan. Ketika lebah bersarang di pepohonan maka lebah tidak akan merusak pohon itu, ataupun jika lebah bersarang di ujung atap rumah maka lebah tidak akan merusak atap rumah tersebut. Itulah sejatinya seorang mukmin yang baik, jadi di mana pun berada tidak akan meninggalkan apa pun kecuali kebaikan.

“Selain itu, lebah juga termasuk hewan yang suka menyerang secara bersama-sama, tetapi hal tersebut bukanlah tanpa sebab karena lebah tidak akan menyerang kecuali diserang terlebih dahulu,” lanjutnya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa seorang mukmin dan mukmin yang lain seperti bangunan yang saling menguatkan. Oleh karena itu sejatinya seorang mukmin tidak akan menyakiti saudara lainnya dengan lisan dan tangannya, serta juga tidak akan mungkin menyalahkan saudaranya ketika salah dengan lisan dan tangannya, kecuali menyampaikan nasihat atau teguran dengan cara yang hikmah.

Oleh karena itu, seperti telah kita ketahui bersama jika menurut analisis beberapa tokoh dan ahli jatuh tempo Hari Raya Idulfitri dan Iduladha akan berbeda hari. Di sinilah umat Islam bukan waktunya untuk saling menyalahkan dan menunjukkan siapa yang paling benar, tetapi saatnya saling menghargai sesama muslim.

“Persatuan umat muslim harus kita jaga, dan seperti lebah tadi seharusnya ketika umat Islam diserang secara utuh, maka umat muslim harus bersatu dan saling menguatkan,” pungkasnya. (SFL)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Fadhlurrahman-S.Pd_.I.-M.Pd_.-Foto-Siska.jpg 720 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-13 08:30:052023-04-13 08:30:05Menjadi Mukmin Hendaknya Seperti Lebah

Orang-Orang yang Dirindukan Surga

13/04/2023/in Feature /by Ard

Kajian Jelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiah Ariati Dina Puspitasari, M.Pd. (Foto: Catur)

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiah Ariati Dina Puspitasari, M.Pd. berkesempatan menjadi pemateri pada Kajian Rutin Jelang Buka Puasa di Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 2 April 2023. Ia membahas tentang orang-orang yang dirindukan surga.

Perempuan yang lebih sering dipanggil Adip itu berkata, surga merupakan tempat terindah yang dijanjikan Allah Swt. untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Di dalam surga berisi kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tiap umat Islam tentu mendambakan kehidupan akhirat yang penuh dengan nikmat seperti di surga.

“Menjadi penghuni surga adalah dambaan setiap manusia di muka bumi ini, yang mana sebagai tempat kehidupan abadi di akhirat nanti. Tahukah kalian, orang-orang seperti apakah yang dirindukan surga?”

Lebih lanjut ia memaparkan, ada 4 golongan manusia yang dirindukan surga. Hal itu berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi: “Surga merindukan 4 golongan yaitu orang yang membaca Al-Qur’an, seorang muslim yang mampu menjaga lisannya (ucapan) untuk tidak menyakiti orang lain, muslim yang memberi makan orang lapar, dan muslim yang melaksanakan puasa di bulan Ramadan.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Taalil-Qur’ani (pembaca Al-Qur’an)

Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah Swt. setiap waktu dan di setiap kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit. Kita teramat butuh Al-Qur’an, tetapi sering meninggalkannya dengan berbagai alasan. Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al-Qur’an hatinya akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Ar-Rad ayat 28 yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

“Ayat itu menerangkan bahwasanya dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang. Jika dimaknai lebih dalam, Al-Qur’an adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan akhirat,” ucap Adip.

Wa haafizhul-lisan (orang yang menjaga lisannya)

Golongan kedua yakni muslim yang pandai menjaga lapisan. Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang merupakan nikmat dari Allah, tetapi juga dapat menjadi bumerang jika kita tidak pandai mengontrolnya. Menjaga lisan perlu dilatih agar lisan senantiasa mengucapkan perkataan yang baik. Seperti yang kita tahu, berdasarkan fungsinya, lisan berguna untuk menyampaikan berbagai macam hal. Tak hanya informasi, tetapi juga pertanyaan, prasangka, bahkan jika tak dijaga juga dapat membuat kita menyampaikan fitnah.

“Dengan beragam fungsi lisan, maka hendaknya kita betul-betul menjaganya agar tidak menyeret kita kepada perbuatan buruk. Jika kita menggunakan lisan untuk membicarakan keburukan orang lain hingga menyampaikan fitnah, artinya kita makin banyak menghabiskan waktu untuk menggunakannya melakukan hal-hal yang tidak baik.”

Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)

Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah Swt. akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah Swt. akan memberikan makan dari buah-buahan surga.

“Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Bayangkan jika ada orang yang tidak mendapatkan nikmat untuk makan, betapa kurang hidupnya. Karenanya, kita perlu sadar bahwa kesempatan membantu sesama juga dapat dilakukan dengan memberi makan pada golongan tersebut. Dengan melakukannya, kita telah punya andil untuk menyelamatkan keberlangsungan suatu kehidupan,” lanjut Adip.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapa pun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga.” (H.R. Tirmidzi).

Selain hadis tersebut, ada sebuah hadits lain yang menjelaskan, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa pun kaum mukmin yang memberi makan mukmin lain yang kelaparan, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dan buah-buahan surga.” (H.R. Tirmidzi).

Wa shoimiin fii syahri romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)

Puasa di bulan Ramadan merupakan rukun Islam yang berarti wajib dilaksanakan oleh seluruh muslim. Ternyata ibadah tersebut tak sekadar kewajiban, tetapi juga dapat mengantarkan kita untuk masuk dalam golongan yang dirindukan surga. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadan. Sebab kehadiran mereka dirindukan oleh surga.

Allah Swt. juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang berasal dari Sahl r.a. Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa, pada hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dalam sebuah hadits lain, Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya: “Surga memiliki 8 buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (H.R. Bukhari).

Terakhir, kajian ditutup dengan sebuah pantun yang diucapkan Adip. “Makan sate di Imogiri, kalau masih lapar tambah bakso urat, ayo teman-teman rajin ngaji, agar selamat dunia akhirat.” (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Jelang-Buka-Puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Ketua-Pimpinan-Pusat-‘Aisyiah-Ariati-Dina-Puspitasari-M.Pd_.-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-13 07:45:492023-04-13 07:45:49Orang-Orang yang Dirindukan Surga

Kebudayaan dan Persoalan yang Dihadirkan oleh Allah Swt.

12/04/2023/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan PWM DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Drs. Achmad Charris Zubair (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Seorang ahli budaya asal Kotagede Yogyakarta, yaitu Drs. Achmad Charris Zubair, membeberkan arti kebudayaan yakni sebagai upaya untuk menemukan jawaban terhadap segala persoalan yang dihadirkan oleh Allah Swt. Hadirnya budaya di kehidupan manusia ditujukan agar setiap mereka dapat memilah persoalan yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat. Hal tersebut disampaikan pada saat ia memberikan materi pengajian Ramadan 1444 Hijriah dengan tema “Metode Dakwah Islam Berkemajuan di Masyarakat Jawa” di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 1 April 2023.

Achmad menjelaskan bahwa segala persoalan yang terjadi di berbagai lingkungan masyarakat memiliki perbedaan. “Kalau kita berbicara mengenai kebudayaan, merupakan cara menjawab manusia atas persoalan-persoalan yang dihadirkan oleh Allah sang Maha Pencipta dalam rangka membedakan. Sebab, lahir di Kutub Utara akan berbeda persoalannya yang lahir di Indonesia,” jelasnya.

Setiap ayat Al-Qur’an yang dihadirkan oleh Allah Swt. adalah sebuah karunia untuk umat manusia. Sebab, kata Achmad, itulah petunjuk sebagai hamba-Nya dalam menjawab semua permasalahan yang ada di dunia.

“Saya melihat bahwa sesungguhnya ayat-ayat karunia dari Allah harus dijawab oleh manusia yang ditakdirkan untuk lahir. Makanya, kita akan melihat karakter orang Jawa akan berbeda dengan orang yang lahir di tempat yang lain,” ujar Achmad.

Ia menambahkan, nilai kebudayaan tidak terlepas dari segala aspek kehidupan. Adanya perbedaan dalam menjawab segala persoalan di dunia akan menciptakan nilai kebudayaan baru. “Sehingga, nanti akan melahirkan nilai budaya. Nilai budaya itu sifatnya abstrak dan nilai inilah yang nanti akan mengantarkan.”

Achmad menganggap bahwa setiap manusia akan mengalami sebuah pengakuan saat menghadapi persoalan hidup. Bentuk pengakuan itu berlaku secara menyeluruh oleh setiap umat manusia yang hidup di dunia.

“Pada umumnya, ini menurut para ahli, setiap orang itu pasti akan mengakui sesuatu zat yang mengatasi hidupnya. Karena kita lahir saja tidak bisa apa-apa, kita lahir saja tidak bisa nolak, tidak bisa minta, lahir sebagai laki-laki sebagai juga tidak bisa, itu sesuatu yang tidak bisa kita atur,” jelas Achmad.

Meskipun demikian, setiap manusia selalu memiliki sesuatu yang dapat mengendalikan kehidupan mereka. Adanya nilai kebudayaan yang terdapat di setiap manusia berguna untuk menuntun jalan saat menghadapi segala persoalan di dunia.

“Dengan demikian, ada sesuatu yang melekat di dalam sanubari kita, pasti ada sesuatu yang menguasai hidup kita ini, itulah nilai budaya. Nilai kebudayaan akan mengantarkan pandangan hidup, pandangan hidup akan membentuk sistem normatif, sistem normatif akan membentuk sikap perilaku, sikap perilaku mengantarkan kita kepada karya-karya budaya,” tutupnya. (Han)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-PWM-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Drs.-Achmad-Charris-Zubair-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD-1.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-12 11:49:252023-04-12 11:49:25Kebudayaan dan Persoalan yang Dihadirkan oleh Allah Swt.

Mahasiswa Harus Mulai Terbiasa dengan Teknologi AI

12/04/2023/in Terkini /by Ard

Kuliah Umum Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bahas kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) (Foto: Sinta Anggraeni)

Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kuliah umum bagi seluruh mahasiswa di Yogyakarta. Acara ini dilangsungkan di Ruang Aphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu, 1 April 2023, dengan menghadirkan Esty Nadya Rifanti (Analis Informasi Kominfo RI) dan Dr. Diah Ajeng Purwani, S.Sos., M.Si.  (dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga) sebagai pemateri.

Bertajuk “Langkah Humas dalam Menghadapi Perkembangan Kecerdasan Buatan”, acara itu memberikan pandangan baru bagi calon humas muda untuk mengikuti perkembangan teknologi. M. Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A. selaku Ketua Prodi Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi turut mengatakan bahwa kuliah umum ini dilaksanakan sebagai kewajiban prodi untuk menambah wawasan mahasiswa terkait kecerdasan buatan.

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu bentuk teknologi baru berupa kecerdasan entitas ilmiah yang ditambahkan kepada suatu sistem dan dapat diatur dalam konteks ilmiah. 

“Saat ini sumber daya manusia sudah mulai tergeser dengan kecerdasan buatan, mau tidak mau kita harus melebur dengan mereka. Beberapa contohnya adalah menjamurnya aplikasi untuk mengukur kebutuhan pasar terhadap produk, yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Atau berbagai alat analitik untuk mengukur engagement sebuah jenama. Itu adalah wujud nyata dari AI yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia khususnya dunia humas,” terang Najih saat wawancara bersama Humas UAD.

Di sisi lain, Lukman Hakim, S.I.Kom., M.A., dosen Ilmu Komunikasi UAD berkata bahwa perkembangan teknologi digital erat kaitannya dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, praktisi, perusahaan, dan media yang sering disebut dengan Penta Helix. Maka dari itu, mahasiswa dipersiapkan untuk memiliki kemampuan yang berbanding lurus dengan kebutuhan dunia saat ini.

Dengan adanya kuliah umum tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi berharap para mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dan beradaptasi dengan tantangan saat ini dengan memanfaatkan teknologi AI sebagai jalan menuju keberhasilan karier masa depan. Dan terakhir, Prodi Ilmu Komunikasi juga berperan meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. (sin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Umum-Program-Studi-Ilmu-Komunikasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Sinta-scaled.jpg 1920 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-12 11:02:292023-04-12 11:22:36Mahasiswa Harus Mulai Terbiasa dengan Teknologi AI

Membumikan Islam Berkemajuan

12/04/2023/in Terkini /by Ard

Pengajian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1444 H resmi diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tepatnya di Amphitarium lantai 9 Kampus Utama UAD. Acara itu terselenggara dari Jumat‒Ahad, 31 Maret–2 April 2023.

Tema besar yang diangkat pada pengajian tersebut ialah “Membumikan Risalah Islam Berkemajuan, Mencerahkan Jogja”. Hari pertama berisi pembukaan acara dilanjutkan dengan pidato iftitah yang disampaikan oleh Ketua PWM DIY Muh. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. Di awal Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. juga turut memberikan sambutan

Memasuki hari kedua pada Sabtu, 1 April 2023, acara masih berlangsung dengan dua pemateri Dr. Farid Setiawan, M.Pd.I. dan Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum. Mereka memaparkan tema “Pendidikan Islam Berkemajuan DIY Tantangan Lokal dan Global”.

Farid menjelaskan bahwa upaya Persyarikatan Muhammadiyah dalam membumikan Islam berkemajuan yang mencerahkan sebenarnya sudah ada sejak lama. “Muhammadiyah sudah memulai gerakan pembaruan sejak berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri oleh K.H. Ahmad Dahlan. Dibuktikan dengan periodisasi perkembangannya dalam mencerahkan dan memajukan bangsa.”

Pada 1 Desember 1911 berdirilah sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah dan sekolah kiai. Selanjutnya pada tahun 1918, Muhammadiyah mendirikan sebuah pendidikan calon guru yang bernama sekolah Mu’allimin dan Mu’allimat, lalu pada tahun 1920 Muhammadiyah sudah memikirkan persoalan pendidikan yang visioner yaitu bagaimana bisa mendirikan sebuah Perguruan Tinggi (PT). Sekolah tersebut menjadi bagian pengajaran yang berguna untuk membentuk visi awal dalam mendirikan sebuah PT.

“Ikhtiar Muhammadiyah selanjutnya ialah pada tahun 1935–1937 yaitu ketika didirikannya pendidikan bagi calon pemimpin Madrasah, lanjut tahun 1936 dilaksanakan kongres seperempat abad Muhammadiyah di Betawi dengan pembahasan konsep awal Sekolah Tinggi Muhammadiyah (Fakultas Ekonomi dan Teknik). Memasuki tahun 1941, yaitu kongres ke-29 di Yogyakarta dengan pembahasan konsep Sekolah Tinggi Islam (Fakultas Agama). Proses panjang yang telah dijalani Muhammadiyah membuahkan hasil yaitu tepatnya tahun 1955 dan 1957 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) pertama Fakultas Falsafah dan Hukum di Padang Panjang resmi didirikan. Disusul PTM kedua Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Jakarta,” jelas Farid.

Perjalanan panjang itu membuktikan bahwa gerakan Islam yang bernama Muhammadiyah merupakan gerakan yang salah satu fokusnya adalah pendidikan. Mengenai pendidikan yang diusung yaitu pendidikan yang berkemajuan, menurut Abdul Mu’ti salah satu tokoh panutan di Muhammadiyah, bahwa membawa warganya menjadi umat terbaik. Selain itu juga terbuka secara pemikiran maupun gerakan karena keterbukaan merupakan salah satu kunci meraih kemajuan, serta berusaha menjadi lebih baik dengan jalan adaptasi maupun adopsi model pendidikan yang mendorong kepada kemajuan.

Selanjutnya, menurut Farid, ia terinspirasi pada sebuah kutipan yang disampaikan K.H. Ahmad Dahlan, “Jadilah kiai berkemajuan, dan jangan lelah bekerja atau mengabdi untuk Muhammadiyah”. “Maka dari itu, Muhammadiyah dapat menghasilkan lulusan berkemajuan, yakni yang memiliki akhlak mulia, berkepribadian utuh, kreatif, inovatif, imajinatif, unggul, kompetitif, berwawasan budaya daerah, cinta lingkungan dan perdamaian, mampu menjawab kebutuhan zaman dan melakukan transformasi, serta memiliki daya saing global. Hal itulah yang menjadi tugas kita bersama sebagai kader Muhammadiyah,” tutupnya.

Pemateri kedua Adib, memaparkan mengenai pemimpin yang dapat menyelami perubahan. Masa lalu adalah memori, masa sekarang adalah persepsi, dan masa yang akan datang adalah ekspektasi, yang dikutipnya dari seorang ahli filsuf Prancis, Paul Ricoeur.

Menurut Adib, 55% penduduk generasi saat ini memiliki sifat gadget addict, multi-tasking, instant, anti-mainstream, materialistic, hybrid electric, dan lazy. Upaya penanaman kepada anak didik ialah 3 N yang harus menjadi identitas. Nawaitu yang berupa ada tujuan, kehendak, komitmen perjuangan, keimanan, keislaman, dan ketakwaan. Nalar, memiliki akal sehat yang digunakan untuk melihat antara idealitas dan realitas, serta model ijtihad. Nilai, kesadaran akan identitas diri, kehambataan, keislaman, keindonesiaan, lokalitas, dan lain sebagainya. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Pimpinan-Wilayah-Muhammadiyah-PWM-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD-1.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-12 10:06:062023-04-12 10:27:58Membumikan Islam Berkemajuan

Gandeng KPAI RI, UAD Gelar Seminar Anti Perundungan

11/04/2023/in Terkini /by Ard

Seminar Anti Perundungan kerja sama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan KPAI Republik Indonesia (Foto: Rizky Alida)

Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Seminar Anti Perundungan Anak pada Selasa, 4 April 2023. Bertempat di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD.

Mengusung tema “Peran Mahasiswa dalam Penanggulangan Perundungan Anak”, acara itu menjadi salah satu bentuk nyata dari tindak lanjut nota kerja sama antara UAD dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang telah terlebih dahulu ditandatangani di Ruang Amphitheater Timur Gedung Fakultas Kedokteran UAD. Selain itu, kegiatan ini diinisiasi sebagai bentuk kontribusi UAD dalam menanggulangi kasus-kasus maupun tindakan-tindakan terkait perundungan di lingkungan kampus.

Kasus perundungan pada saat pandemi mengalami perkembangan yang signifikan, terlebih di dunia maya. Dalam sambutannya, Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. selaku Kepala Bimawa UAD menuturkan bahwa mahasiswa saat ini perlu berkontribusi dalam merespons maraknya kasus perundungan yang terjadi di masyarakat. “Dahlan Muda semuanya harus memiliki semangat untuk kemudian bisa menanggulangi perbuatan ini,” tuturnya.

Fajri menambahkan bahwa sekarang masih banyak mahasiswa yang kerap mengalami perundungan tetapi sering kali menyimpan cerita tersebut sendiri karena merasa tak mempunyai tempat untuk berbagi. Hal ini cenderung menambah tingkat stres mahasiswa, sehingga kemudian akan berakibat pada terganggunya ketahanan mental. UAD melalui Bimawa menganggap serius fenomena ini dengan menghadirkan solusi berupa Layanan Konselor Sebaya. “Harapannya, itu (Konselor Sebaya) bisa membantu teman-teman untuk membagi keluh-kesah bagi masalah-masalah yang dihadapi,” jelasnya.

Sementara itu, Gatot menyampaikan bahwa kasus ini saat ini bisa dianalogikan sebagai fenomena gunung es. “Kalau ini (red:kasus perundungan) diungkap semua atau sebagian besar dari mereka yang menjadi korban itu siap mengadu, pasti akan menjadi kasus yang luar biasa. Sehingga saya meyakini bahwa persoalan perlindungan anak menjadi persoalan yang sangat penting untuk kita bahas. Apalagi kita sebagai mahasiswa yang konon katanya sebagai agen perubahan yang ke depan ikut menentukan bagaimana bangsa dan negara ini di masa yang akan datang,” jelasnya.

Turut hadir sebagai pembicara, Ai Maryati Solihah, M.Si. selaku Ketua KPAI. “Berangkat dari teori violence, perundungan bisa berubah menjadi dari verbal kepada fisik, dari fisik menjadi psikologis, menjadi seksual, menjadi penelantaran, menjadi ancaman sosial, menjadi gangguan sosial, bahkan konflik sosial,” jelasnya.

Perundungan telah menyasar berbagai lapisan dimensi dengan kompleksitas yang tinggi. Lebih lanjut, perundungan menjadi suatu fenomena di dunia pendidikan yang harus dicegah dan diatasi dengan tanggap. Menurut Ai Maryati, mahasiswa selaku generasi emas harus dapat menemukan dan mengenali masalah-masalah perundungan melalui kasus-kasus yang sering terjadi di masyarakat.

“Generasi emas akan menjadi ujung tombak kepemimpinan, bonus demografi tahun 2045. (Perlindungan anak) penting kita jadikan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, itu sangat bergantung kepada bagaimana anak-anak Indonesia hari ini harus terlindungi,” tutupnya. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Anti-Perundungan-kerja-sama-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-KPAI-Republik-Indonesia-Foto-Rizky-Alida.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-11 09:40:272023-04-11 09:40:27Gandeng KPAI RI, UAD Gelar Seminar Anti Perundungan

Perlu Kolaborasi Antardisplin Ilmu Pengetahuan untuk Ikuti LIDM

11/04/2023/in Terkini /by Ard

Sosialisasi Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) oleh Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Novita)

Pembina Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center Bidang Saintek Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Imam Azhari, S.Si., M.Cs. menuturkan Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) bersifat interdisipliner atau memerlukan kolaborasi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Inti dari LIDM adalah menyelesaikan masalah. Ia yakin, berbagai permasalahan (dalam konteks pendidikan) tak dapat diselesaikan sendiri.

“Ini harus interdispliner. Memang, LIDM sejatinya diperuntukkan untuk teman-teman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Namun, tidak mungkin topik-topik yang diusulkan diselesaikan oleh FKIP sendiri, pasti melibatkan disiplin ilmu lain. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman mahasiswa agar saling berbagi pengalaman dan keahlian untuk menyelesaikan masalah, memanfaatkan pendidikan dan teknologi untuk menyelesaikan masalah,” terang Imam Azhari pada Sosialisasi LIDM oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) melalui Zoom Meeting (27-3-2023).

LIDM merupakan ajang kompetisi mahasiswa bertalenta di bidang digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan soft skill, literasi teknologi, dan prestasi mahasiswa.

Terdapat 5 macam divisi, yakni Inovasi Teknologi Digital Pendidikan (ITDP), Inovasi Pembelajaran Digital Pendidikan (IPDP), Video Digital Pendidikan (VDP), Poster Digital Pendidikan (PDP), dan Microteaching Digital Pendidikan (MTDP). MTDP merupakan divisi baru dalam LIDM.

Koordinator LIDM Fariz Setyawan, S.Pd., M.Pd. yang turut hadir dalam acara mengungkap tema LIDM 2023, yaitu “Literasi Digital untuk Menumbuhkembangkan Talenta Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Maju dengan Tatanan Kehidupan Baru”. Untuk itu, tim UAD menetapkan 3 topik dan ruang lingkup: ecoliterasi, gender, dan etnografi.

Meski begitu, diperbolehkan untuk mengusulkan topik di luar yang ditentukan. Ada 3 tahapan LIDM, dimulai dari babak seleksi internal perguruan tinggi (PT), babak seleksi nasional, hingga babak final. Untuk seleksi internal, UAD membuka pendaftaran tahap I pada 16–29 Maret lalu, sedangkan tahap II jika dimungkinkan akan dibuka pada 30 Maret–5 April.

“Alhamdulillah, tahun ini UAD menempati klaster 1 sehingga masing-masing divisi memperoleh kuota proposal terbanyak dibandingkan klaster lainnya: 10 ITDP, 10 IPDP, 15 VDP, 20 PDP, dan 20 MTDP. Tim LIDM akan dipimpin oleh Imam Azhari dengan 5 pembina untuk masing-masing divisi, yaitu Lovandri Dwanda Putra, M.Pd. (ITDP), Syariful Fahmi, S.Pd.I., M.Pd. (IPDP), Vani Dias A., S.Sn., M.Sn. (VDP), Arif Ardy Wibowo, S.Sn., M.Sn. (PDP), dan Iis Suwartini, M.Pd. (MTDP),” terang Fariz.

Sementara itu, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD menyampaikan harapan dan apresiasi kepada tim PKM Center atas segala kontribusinya. “Harapan saya, dengan pengalaman yang ada, kita makin paham dengan apa yang diinginkan oleh LIDM serta pola yang dikembangkan sehingga mahasiswa siap. Terima kasih kepada PKM Center yang senantiasa siap dalam membantu kami (kemahasiswaan) untuk selalu meningkatkan prestasi-prestasi di bidang kemahasiswaan.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sosialisasi-Lomba-Inovasi-Digital-Mahasiswa-oleh-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Novita.jpg 510 1102 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-11 09:06:072023-04-11 09:06:07Perlu Kolaborasi Antardisplin Ilmu Pengetahuan untuk Ikuti LIDM

FSBK UAD Gelar Workshop Branding dan Promosi bagi Sekolah Muhammadiyah

11/04/2023/in Terkini /by Ard

FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Workshop Branding dan Promosi PPDB bagi sekolah Muhammadiyah (Foto: Istimewa)

Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Workshop Strategi Pengembangan Promosi dan Media Sosial bagi Sekolah Muhammadiyah. Acara ini dilangsungkan secara daring dan luring melalui media daring Zoom dan bertempat di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu, 8 April 2023.

“Pelatihan ini menjadi bagian dari pengabdian kami dengan harapan dapat memberikan pengetahuan yang dapat diaplikasikan pada lembaga pendidikan di bawah naungan Majelis Dikdasemen dan akan berlanjut di masa depan,” sambut Dekan FSBK Wajiran, M.A., Ph.D.

Pendidikan berbasis digital telah menjadi salah satu tolok ukur kemajuan suatu lembaga pendidikan. Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah mengungkapkan bahwa tantangan dari memajukan mutu pendidikan adalah masih rendahnya akses mutakhir sekolah di daerah untuk berkembang menjadi sekolah unggul dan maju.

“Kita mengakui bahwa diri kita hanya memiliki sekitar 15% sekolah unggul dan mandiri dilihat dari prestasinya dalam tingkat lokal hingga nasional. Dari sini, kita masih jauh untuk mencapai sekolah yang unggul,” jelasnya.

Sekolah yang unggul menurutnya adalah sekolah yang dapat dipercaya masyarakat untuk menjadi sumber ilmu anak-anaknya. Maka dari itu, usaha serius perlu dilakukan dalam akselerasi program pendidikan secara digital demi kemajuan sekolah Muhammadiyah. Salah satunya dengan mengembangkan jenama dan promosi sekolah melalui media sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memajukan mutu pendidikan. (sin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menggelar-Workshop-Branding-dan-Promosi-PPDB-bagi-sekolah-Muhammadiyah-Foto-Istimewa.jpg 915 1913 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-11 08:14:282023-04-11 08:14:28FSBK UAD Gelar Workshop Branding dan Promosi bagi Sekolah Muhammadiyah

Memahami Soal Takdir, Hidup Adalah Keniscayaan

10/04/2023/in Terkini /by Ard

Pengajian Ramadan PWM DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Drs. Achmad Charris Zubair (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Seorang budayawan asal Kotagede Yogyakarta, yaitu Drs. Achmad Charris Zubair menjelaskan bahwa menghadapi sebuah perbedaan saat menjalankan kehidupan harus menerima dengan apa adanya. Ia mengungkapkan hidup dengan kondisi lingkungan tertentu merupakan keniscayaan manusia sebagai takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt.

Hal tersebut disampaikan saat ia memberikan materi pengajian Ramadan bertajuk “Risalah Islam Berkemajuan Mencerahkan D.I. Yogyakarta” di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 1 April 2023. Achmad menambahkan, menghadapi sebuah takdir merupakan hal yang tidak dapat ditolak oleh setiap umat manusia.

“Hidup di dalam lingkungan tertentu merupakan bagian dari keniscayaan manusia. Dalam bahasa Islam, bagian dari takdir atau ketentuan dari Allah tidak bisa kita tolak dan tidak bisa kita perintah,” jelasnya.

Takdir ketika lahir dan mati adalah hal yang tidak dapat diubah oleh setiap manusia saat menjalankan suatu kehidupan di dunia. “Jadi, lahir sebagai Jawa, lahir sebagai Sunda, Madura, Minang, Arab, bahkan lahir sebagai Cina-Arab sekalipun bukan kemauan kita, bukan pilihan kita tetapi merupakan keniscayaan. Sesuatu yang tidak bisa kita minta dan tidak bisa kita tolak.”

Meskipun demikian, dengan mendapatkan takdir yang berbeda-beda setiap manusia dapat bekerja sama atau bersosialisasi. Tentu dalam hal ini setiap lingkungan, setiap wilayah, setiap ketentuan, akan menghadirkan persoalan-persoalan yang khas.

Achmad menilai bahwa adanya bentuk kerja sama antara umat manusia dapat memajukan suatu kehidupan di dunia. Allah Swt. telah menciptakan manusia dengan berbagai jenis suku dan bangsa ditujukan agar mereka saling mendapatkan kebaikan.

“Saya melihat bahwa kehendak Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya saling kenal mengenal dan pada akhirnya berlomba-lomba dalam hal kebaikan,” katanya. Oleh karena itu, terlahir sebagai suku Jawa bukan hal yang dapat dipermasalahkan. Sebab, Jawa merupakan suku yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda dari suku di Indonesia. Begitu pun sebagai suku lainnya.

“Kalau berbicara tentang latar belakang sosio-kultural maka kita tidak bisa menyebut Jawa itu sebagai geografis atau pulau. Namun boleh dikatakan suku bangsa atau ras ataupun juga satu latar belakang sosial kebudayaan yang berbeda dengan yang lain,” jelasnya. (Han)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-PWM-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Drs.-Achmad-Charris-Zubair-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-10 10:36:182023-04-10 10:36:18Memahami Soal Takdir, Hidup Adalah Keniscayaan

IMM Psikologi dan FEB UAD Selenggarakan “Ayo Ngab!”

10/04/2023/in Terkini /by Ard

Kegiatan Ayo Ngaji Bareng (Ayo Ngab) oleh IMM Psikologi dan FEB Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Psikologi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dalam kegiatan Ayo Ngab! Ayo Ngaji Bareng dengan mengangkat tema “Al-Qur’an sebagai Petunjuk Jalan yang Benar bagi Umat Manusia”. Acara berlangsung pada Sabtu, 1 April 2023, bertempat di Masjid Darussalam, Kampus I UAD, pukul 15.00 s.d. 20.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh pembina IMM FEB, kader IMM FEB, dan kader IMM Fakultas Psikologi.

Ayo Ngab! memiliki serangkaian kegiatan di antaranya tadarus, kajian islami, buka bersama, dan tarawih. Sebelum melakukan rangkaian kegiatan tersebut, acara dibuka terlebih dahulu dengan sambutan dari Ketua Umum IMM Fakultas Psikologi yaitu Mafaaza Qurrata. “Kami melakukan kolaborasi ini dengan harapan terjalinnya silaturahmi antara kader IMM Psikologi dan FEB yang lebih baik lagi dibandingkan periode sebelumnya,” ucap Mafaaza.

Sambutan selanjutnya oleh Ketua Umum IMM FEB Ashraf Nayif Abdullah yang mengucapkan rasa terima kasih atas kesediaan immawan dan immawati dalam menyukseskan acara ini. Ada sekitar 42 orang yang menghadiri acara ini, 27 dari Fakultas Psikologi, sedangkan 15 FEB. Ia juga mengatakan akan banyak hal-hal positif yang didapatkan dari rangkaian kegiatan, memperdalam ilmu agama, serta meraih pahala sebanyak-banyaknya di bulan suci Ramadan.

Kemudian, sambutan dilanjutkan oleh Aditya Rechandy Crishtian, S.E., M.M. selaku Pembina IMM FEB. Dengan semangat ia mengatakan, “Saya itu memiliki tujuan untuk menghidupkan Masjid Darussalam Kampus I ini. Maksudnya, setiap hari selalu memiliki kegiatan-kegiatan keagamaan dan masjid bisa ramai dikunjungi oleh orang-orang untuk beribadah. Entah itu di bulan Ramadan ataupun di luar bulan Ramadan. Dengan adanya Ayo Ngab! atau Ayo Ngaji Bareng ini sebagai permulaan dari tujuan saya dan rekan-rekan saya. Mohon bantuannya untuk Immawan dan Immawati untuk terus menciptakan program-program yang mampu menghidupkan masjid Kampus I kita ini.”

Acara berlanjut dengan membaca Al-Qur’an bersama-sama yang dipimpin oleh Firzan dan Reza dari kader IMM Fakultas Psikologi. Surah yang dibacakan adalah surah ke-8 dalam Al-Qur’an yaitu Al-Anfal, ayat 1–37. Setelah itu kajian islami yang dibawakan oleh Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I., mengenai Surah Al-Anfal. Kajian selesai tepat 5 menit sebelum azan Magrib, kemudian immawati membagikan konsumsi buka puasa. Ayo Ngab! diakhiri dengan salat Tarawih berjamaah. (Ema)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kegiatan-Ayo-Ngaji-Bareng-Ayo-Ngab-oleh-IMM-Psikologi-dan-FEB-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa-scaled.jpg 1444 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-04-10 10:07:122023-04-10 10:07:12IMM Psikologi dan FEB UAD Selenggarakan “Ayo Ngab!”
Page 280 of 466«‹278279280281282›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top