• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Informatika UAD Gelar Career Talks, Kupas Tuntas Dunia Remote Developer dan IT Governance

05/05/2025/in Terkini /by Ard

Career Talks Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas Informatika)

Program Studi Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Career Talks: Sharing Pengalaman Seru pada Sabtu, 26 April 2025, di Ruang Serbaguna (RSB) Lantai 5 Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD. Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara inspiratif, yaitu Alvinditya Saputra, S.Kom. yang merupakan seorang remote software developer dan Rahmat Rian Hidayat, S.T., M.MSI. selaku dosen ASN dan praktisi IT GRC.

Career Talks ini bertujuan membekali mahasiswa dengan bekal keterampilan teknis dan nonteknis, memperkenalkan berbagai peluang karier di bidang teknologi informasi, baik sebagai pengembang perangkat lunak secara remote maupun praktisi di bidang tata kelola TI (governance, risk management, and compliance – GRC).

Acara dimulai dengan sambutan pembuka, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh masing-masing narasumber, serta sesi diskusi interaktif yang penuh antusiasme. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait dunia kerja, mulai dari tips sukses menjadi developer remote, membangun personal branding profesional, hingga pentingnya keterampilan berpikir kritis di era digital.

Career Talks Informatika UAD diharapkan menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia profesional yang dinamis, mendorong mereka untuk terus belajar, beradaptasi, serta memperkuat baik kompetensi teknis maupun soft skills yang relevan dengan kebutuhan masa depan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Career-Talks-Informatika-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-Informatika.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 10:26:432025-05-05 10:26:43Informatika UAD Gelar Career Talks, Kupas Tuntas Dunia Remote Developer dan IT Governance

Membangun Keterbukaan Melalui Komunikasi Publik

05/05/2025/in Feature /by Ard

Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Novita Ciptari, S.Psi. (Dok. PKK Bimawa UAD)

Dalam sesi penutup Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Novita Ciptari Ramadhani, S.Psi. menghadirkan sebuah materi yang krusial bagi para calon konselor sebaya yaitu ā€œKomunikasi Publik dan Membangun Keterbukaanā€. Materi ini menjadi jembatan penting antara pengetahuan teoritis yang telah diperoleh peserta dengan praktik nyata dalam mendampingi sesama mahasiswa.

Novita membuka pemaparannya dengan menekankan bahwa komunikasi publik tidak semata tentang berbicara di hadapan banyak orang, melainkan tentang kemampuan menyampaikan pesan secara efektif, persuasif, dan empatik. Dalam konseling sebaya, keterampilan ini menjadi lebih esensial karena berhubungan langsung dengan proses membangun kepercayaan dan membina hubungan yang sehat antara konselor dan konseli.

Dalam perspektif psikologi komunikasi, keberhasilan seorang konselor sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk menciptakan suasana keterbukaan. Keterbukaan, menurut teori interpersonal seperti model Johari Window, merupakan proses dua arah yang menuntut keberanian untuk membagikan informasi tentang diri sendiri sekaligus kesiapan menerima perspektif orang lain. Seorang konselor sebaya yang mampu membangun keterbukaan akan lebih mudah menjalin koneksi emosional yang autentik, sehingga konseli merasa aman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

Novita menekankan bahwa membangun keterbukaan harus dimulai dengan kehadiran yang autentik dan konsisten. Kejujuran dalam berkomunikasi, penggunaan bahasa tubuh yang ramah, serta perhatian aktif terhadap apa yang disampaikan oleh konseli merupakan fondasi dasar. Ia juga mengingatkan bahwa keterbukaan tidak berarti mengabaikan batasan profesional, melainkan menyeimbangkan antara kehangatan emosional dan sikap objektif sebagai pendamping.

Dalam sesi tersebut, para peserta diajarkan keterampilan berbicara di depan umum, memperhatikan intonasi suara, struktur pesan, serta penggunaan metafora atau narasi sederhana untuk memperjelas ide-ide. Melalui simulasi komunikasi terbuka, peserta belajar mengelola kegugupan, meningkatkan keberanian berbicara, serta mengasah sensitivitas dalam merespons berbagai tipe audiens.

Materi ini dipandang sebagai aspek vital dalam pembentukan konselor sebaya yang efektif. Sebab, dalam realitas praktik, seorang konselor tidak hanya mendengar, tetapi juga berkomunikasi secara aktif untuk mengarahkan konseli menemukan solusi, memperkuat daya resiliensi, dan membangun rasa percaya diri.

Dengan pendekatan yang humanistik dan berbasis empati, Novita Ciptari Ramadhani mengajak para peserta untuk menjadikan komunikasi publik sebagai jembatan menuju perubahan positif. Melalui keterbukaan yang dibangun dalam setiap percakapan, para konselor sebaya diharapkan menjadi agen transformasi yang mencerahkan perjalanan rekan-rekan mereka di dunia kampus. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Novita-Ciptari-S.Psi_.-Dok.-PKK-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 10:13:392025-05-05 10:13:39Membangun Keterbukaan Melalui Komunikasi Publik

Strategi Membangun Generasi Adaptif dan Kompetitif

03/05/2025/in Feature /by Ard

Muh. Rayhan Maulana Pemateri Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam realitas pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, menjadi mahasiswa aktif tidak lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk membentuk individu yang adaptif dan siap menghadapi kompleksitas dunia nyata. Pada sesi Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025 yang berlangsung di Hotel Wisma Sargede, Yogyakarta, pada Minggu, 27 April 2025, Muh. Rayhan Maulana memaparkan urgensi keterlibatan mahasiswa dalam berbagai aktivitas kampus, baik akademik maupun non-akademik.

Mahasiswa aktif diartikan sebagai sosok yang tidak hanya memenuhi kewajiban akademis di ruang kuliah, tetapi juga mengambil peran dalam kegiatan seperti organisasi, seminar, lokakarya, dan berbagai bentuk kegiatan sosial. Pemahaman ini sejalan dengan teori konstruktivisme sosial dalam psikologi pendidikan, yang menyatakan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial yang dinamis.

Keterlibatan aktif dalam kehidupan kampus memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan keterampilan kepemimpinan, perluasan jaringan sosial, serta penguatan karakter pribadi. Melalui pengalaman berorganisasi, mahasiswa ditempa untuk menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berdisiplin. Selain itu, keterlibatan ini membuka akses yang lebih luas terhadap peluang magang dan karier, memperkaya etika kerja, serta mempersiapkan individu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih matang. Semua ini sejalan dengan prinsip psikologi positif yang menekankan pentingnya pengembangan kekuatan individu untuk mencapai keberfungsian optimal.

Namun demikian, rendahnya minat mahasiswa untuk terlibat aktif masih menjadi fenomena yang perlu dicermati. Faktor-faktor seperti persepsi bahwa kegiatan kampus tidak relevan, padatnya jadwal perkuliahan, kurangnya informasi tentang peluang keterlibatan, minimnya kepercayaan diri, keterbatasan fasilitas, hingga pengalaman negatif di masa lalu, menjadi penghalang utama. Dalam perspektif psikologi motivasi, hambatan-hambatan ini mencerminkan adanya tantangan baik dari sisi intrinsik maupun ekstrinsik yang membutuhkan intervensi yang bijaksana.

Untuk membangkitkan kembali semangat keterlibatan, strategi-strategi adaptif diperlukan. Mahasiswa didorong untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat personal mereka, mengelola waktu secara efektif, membangun relasi yang suportif dengan dosen serta teman sejawat, aktif menghadiri orientasi maupun acara kampus, serta secara konsisten mengikuti pelatihan dan pengembangan diri. Dengan demikian, keterlibatan di kampus bukan hanya menjadi bentuk aktualisasi diri, tetapi juga sarana membangun kompetensi profesional dan karakter tangguh.

Melalui pendekatan yang integratif tersebut, mahasiswa diharapkan mampu membentuk identitas akademik dan sosial yang solid, serta menginternalisasi nilai-nilai kemandirian, kepemimpinan, dan resiliensi. Keterlibatan aktif di kampus menjadi fondasi penting untuk membangun generasi mahasiswa UAD yang bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik, tetapi juga mampu berkontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muh.-Rayhan-Maulana-Pemateri-Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 12:12:422025-05-03 12:12:42Strategi Membangun Generasi Adaptif dan Kompetitif

Praktik Konseling Konselor Sebaya: Membangun Koneksi, Memahami Emosi

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Praktik Konseling Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam rangkaian Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, sesi Praktik Konseling menjadi salah satu momen kunci yang membuka ruang bagi peserta untuk menerapkan pengetahuan teoretis dalam simulasi nyata. Dipandu oleh mentor berpengalaman, para calon konselor sebaya tidak hanya mendalami teknik konseling, tetapi juga berlatih membangun kepekaan emosional terhadap sesama mahasiswa.

Praktik ini dirancang untuk menstimulasi keterampilan dasar konseling berbasis model SOLER (squarely, open, lean, eye contact, relax), sebuah pendekatan yang menekankan pentingnya bahasa tubuh positif dan empati dalam proses komunikasi. Setiap peserta diberikan worksheet berisi skenario permasalahan yang umum terjadi di kalangan mahasiswa, mulai dari tekanan akademik, masalah keluarga, hingga isu kecemasan sosial. Dalam simulasi ini, peserta berperan bergantian sebagai konselor dan konseli. Melalui pembimbingan yang intensif, peserta belajar untuk menerapkan teknik active listening, mengelola emotional regulation saat menghadapi cerita berat, memberikan dukungan afirmatif tanpa melakukan penghakiman, serta mengarahkan konseli untuk menemukan solusi mandiri.

Sesi praktik ini bukan sekadar latihan teknis, melainkan juga menjadi ruang refleksi intrapersonal, di mana peserta mengevaluasi kesadaran diri mereka sebagai calon pendamping sebaya. Latihan ini menegaskan bahwa menjadi konselor sebaya bukan hanya tentang keterampilan berbicara, melainkan tentang kemampuan menghadirkan kehadiran psikologis yang aman dan mendukung. Sebagaimana ditegaskan oleh teori Humanistic Psychology dari Carl Rogers, kehadiran seorang konselor harus didasari pada unconditional positive regard, empathy, dan congruence. Melalui praktik itu, mahasiswa diharapkan bukan hanya memahami konsep tersebut, tetapi mampu menginternalisasikannya dalam setiap interaksi konseling nyata di masa depan.

Dengan pendampingan mentor yang penuh perhatian, kegiatan ini menandai langkah penting dalam mempersiapkan mahasiswa UAD menjadi generasi TANGGUH, adaptif, dan berprestasi, bukan hanya dalam bidang akademik, melainkan juga dalam dimensi sosial emosionalnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Praktik-Konseling-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 12:01:322025-05-03 12:01:32Praktik Konseling Konselor Sebaya: Membangun Koneksi, Memahami Emosi

Menyelami Diri Sendiri: Praktik Konseling Sebaya Melalui Worksheet Mengenal Dirimu

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Praktik Konseling Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Melalui Worksheet (Dok. PKK Bimawa)

Pada sesi keempat Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, para peserta diajak untuk memasuki tahap aplikasi praktis melalui kegiatan bertajuk ā€œPraktik Konselingā€. Sesi ini dipandu langsung oleh para mentor terlatih, dengan metode yang mengedepankan refleksi diri dan keterampilan dasar konseling.

Dalam sesi ini, peserta tidak hanya menjadi pendengar, melainkan juga praktisi awal dalam proses konseling sejawat. Sebagai sarana pendalaman, digunakan sebuah worksheet berjudul ā€œMengenal Dirimuā€, yang bertujuan untuk memandu proses eksplorasi diri peserta. Worksheet ini memuat serangkaian pertanyaan reflektif yang dirancang untuk menggali pemahaman peserta tentang identitas diri, kekuatan personal, area pengembangan, serta pengalaman emosional yang pernah mereka alami. Melalui pengisian worksheet, peserta diajak untuk tidak hanya memahami orang lain, tetapi juga menyelami kompleksitas dirinya sendiri. Dalam praktik konseling, kesadaran diri (self-awareness) merupakan pondasi utama untuk menghadirkan empati yang sejati dan komunikasi yang autentik.

Para mentor mendampingi proses ini dengan pendekatan coaching dan facilitative questioning, mendorong peserta untuk menggali lebih dalam tanpa tekanan. Sesi ini juga menjadi laboratorium sosial di mana peserta belajar untuk mengelola ekspresi emosi, memberikan umpan balik yang membangun, serta melatih keterampilan mendengarkan aktif secara nyata.

Melalui aktivitas praktik ini, peserta bootcamp semakin memahami bahwa menjadi konselor sebaya bukan hanya soal memberikan solusi, tetapi tentang membangun ruang aman (safe space) di mana mahasiswa baru merasa diterima, dipahami, dan diberdayakan. Kegiatan Praktik Konseling ini menandai transisi penting dalam pelatihan, dari penguasaan konsep ke keterampilan praktis, sekaligus menegaskan komitmen UAD dalam membentuk konselor sebaya yang reflektif, adaptif, dan berdaya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Praktik-Konseling-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Melalui-Worksheet-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:49:062025-05-03 11:49:06Menyelami Diri Sendiri: Praktik Konseling Sebaya Melalui Worksheet Mengenal Dirimu

SOLER dan Keterampilan Dasar Konseling Sebaya

03/05/2025/in Feature /by Ard

Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Pada sesi ketiga Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons. membawakan materi bertajuk ā€œTeknik Konseling SOLERā€, sebuah pendekatan fundamental dalam seni mendampingi mahasiswa baru dengan kehadiran yang penuh empati dan efektif.

Dalam paparannya, Dr. Wahyu menegaskan bahwa perubahan psikologis dalam diri individu, terutama mahasiswa baru, kerap melalui fase-fase yang khas, yaitu tawar-menawar, marah, depresi, hingga akhirnya penerimaan. Pada fase depresi inilah, menurutnya, peran konselor sebaya menjadi sangat krusial. ā€œSegera ulurkan tangan saat teman sedang dalam fase depresi,ā€ pesannya, ā€œtemani mereka hingga melewati titik krisis menuju fase penerimaan.ā€

Konselor sebaya, tegas Dr. Wahyu, sejatinya merupakan perpanjangan tangan dari konselor profesional. Meski tidak menggantikan peran ahli, kehadiran mereka menjadi garda terdepan dalam memberikan dukungan emosional pertama yang dapat mencegah memburuknya kondisi psikologis mahasiswa.

Untuk menjalankan peran tersebut, terdapat keterampilan mendasar yang harus dimiliki setiap konselor sebaya. Pertama, adalah keterampilan dalam memberikan dukungan yang terangkum dalam prinsip look, listen, link, melihat dengan penuh perhatian, mendengarkan secara aktif, dan menghubungkan individu yang membutuhkan dengan sumber daya atau bantuan lanjutan yang relevan.

Kedua, keterampilan mendengarkan aktif, yang meliputi kehadiran penuh secara fisik dan emosional, menghadirkan empati tanpa menghakimi, serta mengombinasikan komunikasi verbal dan nonverbal secara harmonis. Gerakan tubuh yang terbuka, kontak mata yang tulus, serta nada suara yang hangat menjadi instrumen penting dalam membangun kepercayaan.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya peduli terhadap diri sendiri (self-care) bagi para konselor sebaya. Mengenali dan menyadari keterbatasan diri merupakan bentuk kedewasaan profesional yang harus dijunjung tinggi. Dengan memahami batas kemampuan, seorang konselor sebaya dapat menjaga kesehatan mentalnya sendiri sekaligus tahu kapan harus merujuk mahasiswa yang didampingi kepada tenaga profesional yang lebih berkompeten.

SOLER: Menghidupkan Kehadiran Empatik dalam Konseling Sebaya

Dalam dunia konseling sebaya, kehadiran seorang konselor bukan hanya diukur dari keahlian verbalnya, melainkan dari keseluruhan bahasa tubuh dan keterlibatan emosional yang ia tampilkan. Dr. Wahyu menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknik SOLER sebagai fondasi membangun hubungan yang suportif dan efektif. SOLER, sebagai singkatan, memuat lima prinsip esensial yang harus diinternalisasi oleh setiap konselor sebaya.

  1. Squarely Face the Client
    Prinsip pertama menekankan pentingnya menghadapkan tubuh secara penuh kepada individu yang sedang didampingi. Dalam dunia komunikasi nonverbal, sikap tubuh ini menandakan kesiapan penuh untuk hadir secara utuh. Menghadapkan tubuh secara tegak lurus kepada lawan bicara menciptakan kesan keterbukaan, ketulusan, serta perhatian yang tidak terbagi. Sebaliknya, posisi tubuh yang menyimpang atau mengarah ke arah lain dapat menimbulkan kesan penolakan atau ketidakpedulian.
  2. Open Posture
    Postur terbuka adalah simbol kesiapan untuk menerima tanpa prasangka. Dalam praktiknya, konselor dianjurkan untuk tidak menyilangkan tangan atau kaki, serta menjaga ekspresi wajah yang bersahabat. Postur tubuh yang kaku, tertutup, atau defensif dapat menghalangi aliran komunikasi yang efektif. Postur terbuka mengundang keterbukaan dari mahasiswa yang didampingi, membentuk ruang dialog yang aman dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk berbagi.
  3. Lean Towards the Client
    Sedikit membungkukkan badan ke arah individu yang berbicara merupakan isyarat nonverbal yang kuat atas ketertarikan dan empati. Gerakan ini menunjukkan bahwa konselor sepenuhnya terlibat dalam percakapan, bukan hanya hadir secara fisik tetapi juga secara emosional. Sikap ini mempererat hubungan interpersonal, meningkatkan rasa kedekatan, dan mempertegas bahwa setiap ungkapan yang diberikan dihargai dengan sungguh-sungguh.
  4. Eye Contact
    Kontak mata merupakan elemen krusial dalam membangun kepercayaan. Dalam praktik konseling, kontak mata yang tepat (tidak berlebihan maupun terlalu sedikit) memperlihatkan ketulusan, rasa hormat, serta memberikan validasi emosional kepada mahasiswa baru. Pandangan mata yang konsisten dan bersahabat memungkinkan konselor menangkap isyarat nonverbal dari klien, memahami emosi yang tersembunyi di balik kata-kata, serta membangun jembatan empatik yang kokoh.
  5. Relax
    Sikap santai tetapi terkontrol menciptakan suasana konseling yang nyaman dan suportif. Ketegangan yang tampak pada tubuh konselor dapat secara tidak sadar menular kepada individu yang sedang didampingi, memperburuk kecemasan atau ketidaknyamanan. Oleh sebab itu, konselor perlu menjaga ketenangan batin, mengelola ekspresi diri, dan menciptakan atmosfer komunikasi yang mengalir secara alami.

Melalui internalisasi prinsip-prinsip SOLER, konselor sebaya tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pembimbing yang mampu menghadirkan kehadiran terapeutik, sebuah kehadiran yang tidak menghakimi, melainkan membebaskan, mendukung, dan membangkitkan semangat bertumbuh. Dalam era di mana tantangan emosional mahasiswa kian kompleks, SOLER menjadi lebih dari sekadar teknik, ia menjadi wujud nyata dari empati yang teraktualisasi dalam tindakan. Melalui teknik ini, peserta bootcamp tidak hanya dibekali kemampuan teknis, tetapi juga dibentuk menjadi pribadi pendamping yang berwibawa, empatik, dan reflektif, siap menjadi pelita bagi teman-teman sebaya dalam menghadapi tantangan dunia perkuliahan. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:37:402025-05-03 11:37:40SOLER dan Keterampilan Dasar Konseling Sebaya

Membangun Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses

03/05/2025/in Feature /by Ard

Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. sebagai Pemateri Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam lanjutan sesi Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. membawakan sebuah materi yang menggugah dengan tema ā€œOn Becoming a Growth Peer Counselor: Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses (TOPS)ā€. Melalui paparan yang mendalam, ia mengurai kualitas esensial yang harus dimiliki oleh seorang konselor sebaya, sekaligus menanamkan paradigma baru mengenai peran mereka dalam dunia pengembangan remaja.

Menurutnya, menjadi konselor sebaya yang efektif bukan sekadar tentang kemampuan berbicara atau menasihati. Ada fondasi karakter yang harus ditumbuhkan, yakni empati yang tulus, keterampilan mendengarkan yang baik, kapasitas menjaga kerahasiaan, serta kecakapan dalam menyelesaikan masalah (problem solving). ā€œHidup itu sudah sepaket dengan masalah,ā€ ujarnya, mengingatkan peserta bahwa menghadapi tantangan adalah bagian kodrati dari perjalanan kehidupan.

Berdasarkan fakta empiris, Dr. Mulawarman mengungkapkan bahwa remaja sangat membutuhkan keberadaan teman sebaya yang mampu mendampingi mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan. Kehadiran konselor sebaya yang suportif dan memahami kebutuhan emosional sejawatnya terbukti berkontribusi besar dalam membentuk kepribadian positif serta mempercepat pertumbuhan psiko-sosial remaja. Dalam hierarki aktivitas bantuan, konselor sebaya menempati tingkat pertama sebagai non-professional helpers, diikuti oleh generalist human service workers, dan akhirnya professional helpers seperti psikolog atau psikiater. Meski bukan terapis profesional, seorang konselor sebaya dapat membantu mengurai permasalahan psikologis ringan, tentu dengan syarat telah memperoleh pelatihan dan kompetensi dasar yang memadai.

Tugas fundamental konselor sebaya, menurut Dr. Mulawarman, adalah memberdayakan, bukan mengambil alih masalah, melainkan membangkitkan potensi yang ada dalam diri mahasiswa baru untuk menghadapi dan mengatasi tantangan mereka secara mandiri.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya pengelolaan pola pikir. Pola pikir atau mindset disebutnya sebagai ā€œmautā€, faktor penentu yang dapat mengubah hal-hal yang tampaknya mustahil menjadi mungkin, atau sebaliknya menggagalkan potensi hanya karena keraguan diri.

Melalui singkatan TOPS (terapeutik, optimis, positif, sukses), ia mengajak peserta untuk menumbuhkan pribadi terapeutik, yakni pribadi yang memiliki empati tulus, penghargaan mendalam (respect) terhadap sesama, dan secara intrinsik membawa daya penyembuhan. Seorang pribadi terapeutik mampu menjadi katalis pertumbuhan dan perkembangan positif orang lain, bahkan tanpa harus menawarkan solusi verbal.

Lebih rinci, terapeutik merujuk pada kualitas intrinsik untuk menciptakan rasa aman dan nyaman dalam interaksi, sehingga individu yang didampingi merasa didengar, dihargai, dan didukung dalam proses pertumbuhannya. Kemudian, optimis adalah sikap mental yang meyakini bahwa perubahan ke arah positif selalu mungkin, bahkan di tengah tantangan terberat. Konselor sebaya yang optimis menjadi sumber energi positif yang menginspirasi mahasiswa baru untuk tetap berdaya.

Sementara itu, positif mengandung makna sikap aktif dalam melihat potensi kebaikan dalam setiap individu dan situasi. Konselor sebaya dituntut untuk menumbuhkan harapan dan mengarahkan fokus pada solusi, bukan semata-mata pada masalah. Adapun sukses dalam konteks ini tidak diukur dari prestasi pribadi konselor, melainkan dari keberhasilan dalam memberdayakan mahasiswa baru untuk menjadi lebih mandiri, resilien, dan berkembang optimal. Dengan menghidupi nilai-nilai TOPS, konselor sebaya bukan hanya menjadi pendengar, melainkan menjadi agent of growth yang sejati, yang kehadirannya membawa dampak terapeutik bagi lingkungan sekitarnya.

Dalam refleksi akhirnya, Dr. Mulawarman mengingatkan, ā€œMenjadi konselor sebaya berarti menjadi cahaya bagi pertumbuhan orang lain, tetapi cahaya itu harus terlebih dahulu dinyalakan dalam diri sendiri.ā€ Bootcamp ini pun menjadi momentum penting bagi para peserta untuk tidak hanya memahami peran konselor secara konseptual, tetapi juga untuk menginternalisasi nilai-nilai luhur yang akan membentuk mereka menjadi agen perubahan di lingkungan kampus dan masyarakat luas. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mulawarman-S.Pd_.-M.Pd_.-Ph.D.-sebagai-Pemateri-Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:19:502025-05-03 11:19:50Membangun Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses

Menyatukan Resonansi: Konselor Sebaya TANGGUH dalam Mendampingi Dahlan Muda

03/05/2025/in Feature /by Ard

Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. sebagai Pemateri Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam suasana penuh semangat pada Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2025, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. membuka sesi pertamanya dengan mengajak para peserta untuk menyelami kembali esensi mendasar dari peran mereka: menyamakan resonansi dan niat, membangun frekuensi yang selaras untuk mengemban amanah sebagai konselor sebaya.

Dalam sesi bertajuk ā€œMotivasi Menyemangati Konselor Sebaya Mendampingi Dahlan Muda TANGGUHā€, Dr. Gatot memperkenalkan pendekatan sederhana tetapi filosofis. TANGGUH di sini merupakan singkatan dari takwa, amanah, nalar, gesit, gembira, ulet, dan humanis. Ia memulai dengan sebuah praktik interaktif, dua orang peserta diminta saling berhadapan, menutup mata, dan melakukan permainan sederhana ā€œbatu, gunting, kertasā€. Hasil yang berbeda-beda dari praktik ini menjadi ilustrasi nyata betapa pentingnya penyamaan persepsi sebelum melangkah dalam peran mendampingi.

Lebih dalam, Dr. Gatot mengutip firman Allah dalam Surah Al-Isra’ ayat 7, yang artinya: ā€œJika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat buruk, maka keburukan itu pun kembali kepada dirimu.ā€ Ayat ini menegaskan prinsip moral yang menjadi fondasi utama dalam menjalankan peran sebagai konselor, bahwa kebaikan yang ditanamkan kepada mahasiswa baru, pada akhirnya, akan berbalik menjadi kemuliaan bagi diri sendiri.

ā€œKonselor sebaya,ā€ lanjutnya, ā€œadalah pintu masuk berbagai problematika mahasiswa baru.ā€ Maka, keberadaan konselor bukan hanya untuk menjadi teman, melainkan juga penolong yang meringankan beban dan membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi generasi muda UAD.

Dalam dunia konseling, sikap TANGGUH menjadi keharusan. Dr. Gatot menekankan bahwa seorang konselor sebaya harus berani mengambil keputusan dan bertindak cepat di tengah dinamika yang kompleks. ā€œKita tidak bisa sekadar melihat kover seseorang lalu dengan tergesa menyimpulkan seperti apa ia sebenarnya,ā€ ujarnya. ā€œApabila kita mendapati sesuatu yang tidak sesuai dengan logika pribadi, jangan terburu-buru menghakimi. Bertanyalah terlebih dahulu, ā€˜Mengapa bisa demikian?’ Barulah mengambil langkah dengan bijaksana.ā€

Lebih lanjut, ia mengajak peserta menghidupi semangat long live education, sebuah kredo yang bermakna mendalam: core values, innovation, adaptation, responsibility, and action. Nilai-nilai ini, menurutnya, bukan sekadar jargon, melainkan prinsip yang harus tertanam kuat dalam praktik pendampingan sehari-hari.

Core values menekankan pentingnya konselor sebaya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar moralitas, integritas, dan empati dalam setiap interaksi dengan mahasiswa baru. Innovation mengajarkan bahwa setiap permasalahan mahasiswa harus direspons dengan kreativitas dan pendekatan baru yang sesuai dengan karakter zaman. Adaptation menjadi kunci agar konselor mampu bersikap fleksibel terhadap dinamika perubahan karakter mahasiswa serta perkembangan sosial yang cepat.

Sementara itu, responsibility menggarisbawahi keharusan untuk bersikap bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam proses konseling. Terakhir, action menuntut keberanian untuk tidak berhenti dalam teori semata, melainkan menerjemahkan niat baik menjadi langkah konkret yang berdampak nyata bagi kemajuan mahasiswa yang didampingi.

Dengan menginternalisasi kelima prinsip tersebut, para konselor sebaya diharapkan tidak hanya menjadi fasilitator teknis, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi dalam membangun generasi Dahlan Muda yang cemerlang, tangguh, dan berdaya saing global.

Menjadi konselor sebaya tangguh tidak semata tentang ketajaman berpikir, melainkan juga keluwesan berperilaku. ā€œBelajarlah untuk tersenyum,ā€ pesannya. ā€œJadilah pendengar yang baik, berikan apresiasi, dan biasakan memberikan pujian yang tulus. Di atas semua itu, konselor sebaya dituntut untuk berperilaku otonom, mampu mengambil sikap secara sadar dan bertanggung jawab, tanpa dikendalikan oleh tekanan luar.ā€

Dalam suasana penuh refleksi tersebut, peserta bootcamp tidak hanya dibekali teori, tetapi juga diajak menapaki jalan menuju kedewasaan emosional dan moral. Sejalan dengan cita-cita UAD membentuk generasi TANGGUH, adaptif, dan berprestasi, para konselor sebaya diharapkan menjadi lentera yang menerangi perjalanan mahasiswa baru, membimbing mereka melewati lika-liku awal kehidupan akademik dengan jiwa besar, kecerdasan emosi, dan keikhlasan mendalam. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Gatot-Sugiharto-S.H.-M.H.-sebagai-Pemateri-Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:06:312025-05-03 11:06:31Menyatukan Resonansi: Konselor Sebaya TANGGUH dalam Mendampingi Dahlan Muda

Bootcamp Konselor Sebaya UAD, Bentuk Mahasiswa Tangguh, Adaptif, dan Berprestasi

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi pada Sabtu–Ahad, 26–27 April 2025, di Hotel Wisma Sargede, Yogyakarta. Kegiatan ini mengangkat tema ā€œMendampingi Mahasiswa UAD Menuju Generasi TANGGUH, Adaptif, dan Berprestasiā€.

Acara dibuka resmi pada Sabtu pagi oleh pembawa acara, dilanjutkan laporan kegiatan dari Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd. selaku Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa). Dalam sambutannya, ia menyampaikan motivasi kepada para peserta. ā€œKita harus bangga karena mendampingi proses adik-adik mahasiswa baru. Harapannya, mereka lebih mudah dalam kegiatan perkuliahan.ā€ Lebih dari 90 mahasiswa dari berbagai program studi antusias mengikuti rangkaian acara yang penuh semangat ini.

Kemudian, materi pertama disampaikan oleh Dr. Gatot Suharto, S.H., M.H., yang membahas tentang pentingnya motivasi dalam peran sebagai konselor sebaya. Sesi dilanjutkan dengan pembekalan mengenai karakteristik konselor idaman oleh Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Seusai istirahat, salat, dan makan, berlangsung tausiah dari Dr. Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. Lalu, peserta mempelajari teknik konseling SOLER bersama Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons.

Sore hingga malam hari, peserta diajak melakukan praktik konseling dan studi kasus yang dipandu langsung oleh tim konseling, diikuti sesi bounding bersama mentor untuk mempererat hubungan antar peserta. Hari pertama memang penuh kegiatan. Semua materi yang disampaikan begitu membekas dan bermanfaat.

Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan salat Subuh berjamaah, senam pagi, dan outbound yang seru untuk membangun kerja sama tim. Kegiatan berlanjut dengan sharing session inspiratif dari alumni konselor sebaya, Muh. Rayhan Maulana, S.Pd., serta pemaparan tentang public speaking oleh Novita Ciptari Ramadhani, S.Psi. Sebagai penutup, dilakukan refleksi dan evaluasi bersama untuk membangun kesadaran dan meningkatkan kesiapan para peserta dalam menjalankan tugasnya sebagai konselor sebaya di program studi masing-masing.

Melalui pelatihan ini, UAD berharap para konselor sebaya mampu menjadi pendamping andal, menghadirkan solusi, serta menjadi inspirasi bagi teman-teman mahasiswa dalam menapaki perjalanan akademik dan non-akademik mereka. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 10:50:552025-05-03 10:50:55Bootcamp Konselor Sebaya UAD, Bentuk Mahasiswa Tangguh, Adaptif, dan Berprestasi

Refleksi, Apresiasi, dan Komitmen Inovasi pada Pidato Milad Fakultas Farmasi UAD

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Foto Bersama Pidato Milad Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto Farmasi UAD)

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Pidato Milad ke-29 pada Rabu, 30 April 2025, bertempat di Auditorium Kampus 3 UAD. Acara ini menjadi momentum refleksi capaian tahunan, ajang apresiasi atas prestasi sivitas akademika, dan pernyataan komitmen untuk terus berinovasi.

Dekan Fakultas Farmasi, Dr. apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dalam Laporan Tahunan Dekan Tahun Akademik 2024/2025, menyoroti capaian strategis fakultas dalam bidang akademik, riset, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan kemitraan lokal dan internasional. Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem akademik yang berkelanjutan. ā€œDengan tema ā€˜Inovasi dan Dedikasi Tiada Henti’, Fakultas Farmasi UAD berkomitmen untuk terus menghadirkan karya, inovasi, dan pelayanan pendidikan terbaik bagi masyarakat,ā€ ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, alumni, serta para mitra kerja sama. Salah satu bagian penting dalam rangkaian acara ini adalah penganugerahan penghargaan bagi para sivitas akademika dalam bidang akademik, publikasi, maupun dedikasi terhadap institusi.

Pemenang lomba video edukatif ā€˜Aku Cinta Farmasi UAD’, antara lain; juara 1 oleh tim mahasiswa (Ahmad Naufal Fauzan, Novadillah Dwihockian, Wahyu Agustina Saputri, Anggun Nuravia, Raden Intan Maharani, Emon Hasan), juara 2 oleh tim tendik (Rachmad Jati, Alvin Fajrin, Mauludin Majid), dan juara 3 oleh tim dosen dan tendik (Dr. drh. Sapto Yuliani, M.P. dan Qurrota A’yunin Hamza)

Selanjutnya, pemenang lomba opini/esai popular, antara lain; juara 1 oleh Prof. Dr. apt. Nurkhasanah, M.Si., juara 2 oleh apt. Lolita, M.Sc., Ph.D., juara 3 oleh apt. Putri Rachma Novitasari, M.Pharm.Sci., juara 4 oleh Dr. drh. Sapto Yuliani, M.P., dan juara 5 oleh apt. Syarifatul Mufidah, M.Sc., Ph.D.

Selain itu, penghargaan dosen berprestasi, yaitu; bidang pengajaran oleh apt. Citra Ariani Edityaningrum, M.Sc., bidang penelitian oleh Prof. dr. Akrom, M.Kes., bidang publikasi apt. Lalu Muhammad Irham, M.Farm., Ph.D., dan bidang pengabdian kepada masyarakat Dr. apt. Iis Wahyuningsih, M.Sc. Penghargaan tendik berprestasi tingkat fakultas jatuh kepada Rahmat Ernawanto dari staf administrasi dan Eko Andriyanto dari staf laboran.

Dengan semangat ā€œInovasi dan Dedikasi Tiada Hentiā€, Milad ke-29 ini menjadi titik tolak baru dalam memperkuat peran Fakultas Farmasi UAD sebagai insitusi unggul yang responsif terhadap tantangan global di bidang kesehatan dan pendidikan farmasi. (Putri/Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-Bersama-Pidato-Milad-Fakultas-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Farmasi-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 10:37:352025-05-03 10:37:35Refleksi, Apresiasi, dan Komitmen Inovasi pada Pidato Milad Fakultas Farmasi UAD
Page 38 of 499«‹3637383940›»

TERKINI

  • Dosen UAD Jadi Pemateri Politics Reborn, Soroti Suara Anak Muda dalam Pengambilan Kebijakan27/06/2025
  • Saudagar Dahlan Muda #4 Buktikan Mahasiswa Bisa Berkarya27/06/2025
  • DMA #3: Bakat dan Sportivitas Pelajar Bersinar di Arena E-Sport27/06/2025
  • Merancang Sistem Akademik yang Terintegrasi dalam Semangat OBE27/06/2025
  • Merancang Kompetensi Mahasiswa Lewat Pendekatan Backward Design27/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025
  • Ahmad Syaiful Hadi Raih Juara 1 Baca Puisi di Festival Kenduri Sastra #420/06/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025

FEATURE

  • Memahami Filosofi OBE: Menggeser Fokus Pendidikan ke Arah Kompetensi dan Dampak Nyata27/06/2025
  • Salat Subuh sebagai Tolok Ukur Komitmen Keimanan24/06/2025
  • Kampus Harus Menjadi Pusat Kolaborasi Dakwah dan Ilmu Pengetahuan24/06/2025
  • Refleksi Kehidupan dalam Perspektif Surah Az-Zumar24/06/2025
  • Nilai Pancasila sebagai Landasan Berpikir Kritis Menuju Masyarakat Berkemajuan21/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top