• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Aku Anak Kecil yang Ceria, Enggan Mendengar Kisah dengan Klimaks Sad Ending!

16/04/2022/in Feature /by Ard

Nurlaila Hikmah Alfina, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat mengikuti kompetisi mendongeng (Fofo: Didi)

Saat usia Taman Kanak-Kanak (TK) Nurlaila Hikmah Alfina telah diperdengarkan dongeng oleh ayahnya. Kisah “Si Kancil” adalah dongeng yang menghiasi ruang-ruang imajinasinya pada saat itu dan membekas di benaknya hingga ia berusia dewasa.

“Masih tersimpan dalam ingatan tentang dongeng hewan licik dan cerdik tersebut. Uniknya, dari berbagai macam dongeng yang ayah saya perdengarkan umumnya selalu klimaks dengan sad ending. Sebagai anak kecil yang ceria, saya tidak terima dong dengan akhir cerita yang seperti itu. Karena menginginkan akhir cerita yang happy ending, akhirnya saya mengatakan ke Ayah bahwa kelak saat besar nanti, akan saya ciptakan dongeng karangan saya sendiri.”

Berawal dari keluh polosnya anak perempuan di usia belia, sejak TK sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nurlaila, mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berminat dan terjun ke dunia story telling dengan rekomendasi dari guru pelajaran bahasa Inggrisnya.

Meski berstatus sebagai mahasiswi akhir yang kerap mengalami “pening”, perempuan asal Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) ini tidak kehabisan akal dan spirit untuk terus meraih prestasi di dunia mendongeng dan story telling. Ada pun sederet prestasi yang diringkusnya, antara lain, juara I Mendongeng Kesusastraan Nasional Universitas Mulawarman (Unmul) 2021, juara I Mendongeng Pelagis Super Unmul 2021, juara I dan Favorit Mendongeng Tingkat Internasional Festival Sastra Mursal Esten Universitas Negeri Padang (UNP) 2021, juara I Mendongeng Gebyar PGSD Universitas Negeri Jambi (UNJA) 2021, dan juara I Bercerita Mahasiswa Nasional UAD 2021.

Karena rasa percaya diri, kegemaran bercerita, dan kebiasaan baik orang tua yang selalu memberikannya kesempatan untuk bercerita usai pulang sekolah, Nurlaila tidak heran jika ia berhasil meraih juara di berbagai lomba mendongeng dan story telling. Secara tidak langsung dan tanpa disadari, berbagai hal tersebut menjadi latihan, bekal, dan media tumbuh-kembang bagi dirinya.

“Sederhananya, kepada orang tua aku menceritakan kegiatanku di sekolah dalam satu hari itu.”

Nurlaila pernah berada di fase tidak percaya diri yang terkadang membuat dirinya menahan diri mengikuti berbagai perlombaan. “Bagaimana kalau nanti kalah? Apa yang terjadi jika penampilan dan hasil yang saya berikan akan mengecewakan guru? Serta masih banyak kecemasan lain yang saya takutkan pada waktu itu.”

Sampai duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui momentum terpilihnya ia sebagai pemeran utama di pagelaran festival Provinsi Sumsel, barulah Nurlaila benar-benar siap dan yakin unjuk gigi di perlombaan. Hingga sampai saat ini, berstatus sebagai mahasiswa, mengikuti perlombaan telah menjadi bagian dari kegemarannya.

“Saya mulai serius menekuni dunia mendongeng pada tahun 2018,” jelas Nurlaila.

Dari informasi yang didapat melalui media sosial mengenai salah satu komunitas mendongeng di Yogyakarta, akhirnya Nurlaila menggabungkan diri di Rumah Dongeng Mentari, yaitu komunitas mendongeng yang dibawahi langsung oleh Rona Mentari. Berkat perempuan juru dongeng berusia 26 tahun itulah, Nurlaila tekun mempelajari teknik mendongeng.

Terkait persiapan intens sebelum beraksi di perlombaan, Nurlaila terbiasa melakukannya di jauh hari sebelum hari yang mendebarkan itu tiba.

“Naskah dongeng di suatu lomba ada yang sudah ditentukan oleh penyelenggara tetapi ada pula yang tidak, sehingga dua kemungkinan tersebut harus tetap peserta antisipasi dengan kreativitas. Misal di pembuatan naskah, dari banyak dongeng yang telah diketahui, kita bisa mengambil inspirasi dari sana dan membuat kembali dongeng karya sendiri, dengan pengolahan ide yang lebih segar dan tanpa unsur plagiarisme,” ungkap Nurlaila bagikan tips dan trik dalam menulis naskah dongeng.

Menurutnya, makin banyak berlatih dan terampil dalam menguasai materi, maka akan makin apik penampilan yang bisa diberikan oleh peserta.

Nurlaila mempunyai harapan, agar mahasiswa UAD bisa terus berprestasi di bidangnya masing-masing. Ia menekankan bahwa dan tidak ada kata terlambat untuk melakukan segala sesuatu. “Teruslah berlatih serta beranikan diri mengikuti perlombaan. Kalah ataupun menang tidak menjadi persoalan, dan jangan ragu show up kemampuan diri.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Potret-Nurlaila-saat-sedang-mendongeng-di-salah-satu-kompetisi-mendongeng.Sumber-foto-SS-kanal-YouTube-UAD.jpg 576 1024 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 08:37:192022-04-16 09:11:42Aku Anak Kecil yang Ceria, Enggan Mendengar Kisah dengan Klimaks Sad Ending!

ADEV 01 ‘Monalisa’ Mobil Listrik Kebanggaan UAD

16/04/2022/in Terkini /by Ard

Rektor Dr. Muchlas, M.T. dan Tim Mobil Listrik Al Qorni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas UAD)

Ahmad Dahlan Electric Vehicle Generasi 1 (ADEV 01) ‘Monalisa’ merupakan mobil listrik yang dibuat oleh tim Al Qorni Automotive Electrical Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Pada ajang kompetisi Formula Electric Student Championship (FEMS) Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di Jakarta, mobil ini mengantarkan tim Al Qorni meraih juara umum II.

Ilham Eko Prakoso sebagai ketua tim menjelaskan, juara umum II diraih dari hasil peringkat kelima kategori akselerasi, peringkat ketiga kategori skidpad, serta peringkat ketiga kategori endurance dan efficiency.

ADEV 01 ‘Monalisa’ memiliki tegangan 48-volt yang disuplai baterai aki kering 12-volt 4 buah dengan daya 40AH yang mampu berjalan sampai jarak 20km dengan kecepatan maksimal 40km/jam.

Sistem steering bersudut yang dirancang untuk dapat berbelok sekaligus berakselerasi. Mobil listrik didukung dengan mesin motor listrik 3KW dan pengendali 6KW. “Ke depannya, Al Qorni berkomitmen untuk terus berpartisipasi dalam berbagai ajang bergengsi untuk terus meningkatkan prestasi,” jelas Ilham.

Sementara Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T., menyampaikan kegembiraannya atas kemenangan Tim Al Qorni pada acara jumpa pers yang digelar pada Rabu, 13 April 2022 di Gedung Utama Kampus IV UAD.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya patut saya berikan kepada segenap tim yang telah bekerja keras dalam memenangkan lomba ini. Prestasi ini tidak akan dapat diraih tanpa dukungan dari seluruh pihak termasuk program studi, fakultas, dan universitas,” terangnya.

Muchlas juga menekankan bahwa prestasi tersebut harus terus ditingkatkan dan diimbangi dengan akademik yang bagus.

Tim mobil listrik terdiri atas mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan Pendidikan Matematika dengan dosen pembimbing Alfian Ma’arif, M. Eng. dari Teknik Elektro dan Dr. Budi Santosa dari PVTO.

Mereka adalah Ilham Eko Prakoso (PVTO) sebagai ketua tim, Aji Apri Setiawan (PVTO) sebagai general manajer, Kurnia Rega Nugraha (PVTO) sebagai ketua mekanik, Muh. Damar Wibisono (T. Elektro) ketua elektrik, Muh. Zada Fikri (PVTO) sebagai driver mobil listrik dan Fajar Fahmi Aziz (PVTO) sebagai anggota mekanik. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-Dr.-Muchlas-M.T.-dan-Tim-Mobil-Listrik-Al-Qorni-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Humas-UAD.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 08:18:072022-04-16 08:18:07ADEV 01 ‘Monalisa’ Mobil Listrik Kebanggaan UAD

Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi

16/04/2022/in Terkini /by Ard

LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pengajian bertajuk “Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi” (Foto: Yosita)

Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan pengajian dengan tajuk “Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi”. Acara digelar pada Rabu, 13 April 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD juga secara luring bertempat di Aula Masjid Islamic Center UAD.

Hadir sebagai pemateri adalah Prof. K.H. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005–2015. Dengan jumlah keseluruhan peserta kurang lebih 635 orang, talkshow dipandu oleh H. Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. selaku moderator yang juga sebagai Kabid. Pengkaderan LPSI UAD.

Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. dalam sambutannya mengungkapkan, adanya kajian yang sangat bermanfaat ini semoga dapat menjadi satu wahana atau sarana untuk meningkatkan pengawalan penghayatan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Sementara itu, sesuai dengan tajuk kajian, kata disrupsi bermakna tercabut dari akarnya, yakni situasi ketika pergerakan peradaban penuh dengan ketidakpastian dan tidak lagi linear. Transformasinya sangat cepat, fundamental, dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.

Kaitannya dengan itu, Sirajuddin mengatakan, di dunia ini telah terjadi kerusakan yang bersifat akumulatif yang berakar dari sistem dunia itu sendiri. Apa yang terjadi adalah sebuah arus liberalisasi atau arus kebebasan manusia yang sangat menikmati kebebasan. Bersama dengan hal itu, terjadilah kehilangan kemanusiaan.

“Yang ingin saya tekankan adalah tentang adanya gejala dehumanisasi, yaitu manusia yang kehilangan kemanusiaannya, terjebak pada titik nadir dari kemanusiaannya, juga kehilangan fitrah kemanusiaan baik dimensi kesucian maupun kekuatan. Oleh karena itu mutiara yang hilang ini yang harus di hidupkan,” tandasnya.

Terakhir Sirajuddin menyampaikan harapannya, “Saya berharap UAD akan makin menangguhkan diri sebagai salah satu center academic excellence di lingkungan Muhammadiyah di Indonesia. Saya kira dunia Islam memiliki momentum untuk bangkit asalkan harus ada pekerja-pekerja serius secara intelektual,” pungkasnya. (Yos)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/LPSI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menggelar-pengajian-bertajuk-Membangun-Religiusitas-yang-Mencerahkan-di-Era-Disrupsi-Foto-Yosita.jpg 540 960 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-16 07:50:052022-04-16 08:18:33Membangun Religiusitas yang Mencerahkan di Era Disrupsi

Nurlailah Hikmah Afina: Story Telling dan Segudang Prestasi

14/04/2022/in Terkini /by Ard

Talkshow Mawapres Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Nurlailah Hikmah Afina (Foto: Eka Marcella)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar talkshow Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) dengan menghadirkan Nurlailah Hikmah Afina, seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang Memiliki segudang prestasi di bidang dongeng dan story telling sekaligus peraih penghargaan pemuda berprestasi Provinsi Sumatra Selatan tahun 2021. Acara ini berlangsung pada Rabu, 13 April 2022, dan ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi UAD.

Melalui acara yang digelar pada pukul 09.45 tersebut, Nurlailah atau yang akrab disapa Lailah, menceritakan pengalaman dari awal mula tertarik untuk berkecimpung di bidang dongeng dan story telling hingga akhirnya meraih banyak prestasi di bidang tersebut.

Beralih dari itu, Lailah kemudian membagikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengikuti lomba dongeng, salah satunya adalah persiapan yang matang.

“Persiapannya itu apa saja? Jika naskah cerita ditentukan langsung oleh panitia maka ikuti aturan dengan benar, tetapi jika panitia hanya menentukan tema cerita, maka tipsnya adalah dengan mencari inspirasi terlebih dahulu untuk membuat cerita yang pastinya tidak plagiat. Kita bisa bikin cerita versi kita sendiri, rangkum sendiri, kemudian baru mulai memahami keseluruhan isi cerita,” paparnya.

Lebih lanjut, Lailah menyarankan untuk memperbanyak praktik dan latihan di depan kamera, “Makin banyak latihan, makin kita menguasai materi, makin tampil yang terbaik. Selain itu, penting untuk mempersiapkan kostum dengan sebaik mungkin karena akan termasuk ke dalam penilaian.”

Tidak kelewatan, ia juga membocorkan cara membuat dongeng yang baik dan benar, cara membangun antusias penonton saat mendongeng, hingga cara membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk mengikuti perlombaan.

Pesannya adalah, “Jangan pernah ragu, jangan pernah takut, dan tetap optimis. Kalau kamu banyak latihan dan banyak pengalaman, kamu pasti bisa menjadi yang terbaik.” (eka)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Mawapres-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Nurlailah-Hikmah-Afina-Foto-Eka-Marcella.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-14 08:39:402022-04-14 08:39:53Nurlailah Hikmah Afina: Story Telling dan Segudang Prestasi

Masa Pandemi, Diri Sendiri Jadi Kunci untuk Berprestasi

14/04/2022/in Prestasi /by Ard

Panji Nur Fitri Yanto Mahasiswa Prodi BK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Panji Nur Fitri Yanto adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang baru-baru ini meraih juara II pada Lomba Esai Tingkat Nasional Tahun 2022. Ajang bergengsi tersebut diselenggarakan oleh Universitas Negeri Makassar yang bekerja sama dengan beberapa Organisasi Beasiswa Bidikmisi/Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Indonesia.

Panji sendiri merupakan Mahasiswa Berprestasi Tingkat UAD tahun 2020 dengan meraih peringkat harapan II, dan masih di tahun yang sama, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD peringkat I. Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2021 dirinya berhasil menyabet peringkat II Mahasiswa Berprestasi Bidang Penalaran dan Kreativitas UAD.

“Waktu itu saya sedang terpapar Covid-19. Lalu melihat ada kegiatan ini yang bertepatan ketika saya sedang isolasi mandiri, jadi saya berkeinginan menuangkan waktu luang dan kemampuan yang saya miliki ke dalam hal positif,” ucap Panji.

Panji menjelaskan kendala yang dihadapi saat menyelesaikan esainya ialah mengenai waktu. Karena menurutnya, ia baru mendapatkan informasi pada H-3 sebelum lomba ditutup. Jadi ia hanya bisa membuat esai serealistis mungkin dalam waktu tiga hari dengan tidak terlalu memaksakan target. Mengingat juga kondisi kesehatan waktu itu yang tidak terlalu baik.

Lebih lanjut Panji memaparkan, “Awalnya perlombaan akan dilaksanakan secara langsung di Makassar, tetapi tiba-tiba dibatalkan karena Universitas Negeri Makassar terkena karantina wilayah (lockdown) akibat peningkatan kasus Covid-19. Secara garis besar perlombaan ada 3 kategori, yaitu esai, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), dan debat. Saya memilih lomba esai karena memang kemampuan saya senang menuangkan gagasan ke dalam tulisan ilmiah secara sederhana. Untuk pengumpulan esai tanggal 20 Februari 2022. Kemudian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu seleksi naskah untuk menentukan 10 finalis. Setelah finalis terpilih dilaksanakan presentasi dan penjurian secara daring melalui Zoom Meeting pada 26 Maret 2022.”

Motivasinya dalam mengikuti lomba esai ialah untuk membuat diri agar bisa berpikir positif ketika sedang mendapatkan ujian. Seberapa mampu untuk mengambil hikmah dan menghargai kesempatan yang sudah diberikan ketika dalam keadaan sehat maupun sakit.

“Pastinya saya mengucap syukur karena usaha yang saya lakukan tidak sia-sia. Tentunya juga menjadi beban moral agar esai yang saya tuliskan benar-benar dapat diimplementasikan kebermanfaatannya. Untuk ke depannya perlombaan yang akan saya ikuti mungkin tinggal beberapa saja yang dipersiapkan. Sebab, saya juga sudah di semester akhir yang fokusnya tentu sudah bukan di perlombaan lagi,” ungkap Panji.

Di akhir Panji berharap supaya teman-teman mahasiswa yang lain bisa lebih produktif dan melampaui apa yang sudah ia capai ketika belajar di UAD.

“Manfaatkanlah waktu, peluang, dan kesempatan yang sudah teman-teman dapatkan di bangku perkuliahan. Kenali diri sendiri, baik dari segi minat dan bakat. Apalagi ketika pandemi seperti sekarang ini, kita banyak disuguhkan berbagai macam pelatihan maupun seminar yang dapat diikuti secara daring yang sangat bermanfaat jika bijak dalam penggunaannya.” (ctr)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Panji-Nur-Fitri-Yanto-Prodi-Bimbingan-dan-Konseling-UAD-berhasil-raih-juara-II-dalam-Lomba-Esai-Nasional.jpeg 1080 1080 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-14 08:11:312022-04-14 08:11:31Masa Pandemi, Diri Sendiri Jadi Kunci untuk Berprestasi

Empat Karakter Penting untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat

14/04/2022/in Terkini /by Ard

Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah H. Aly Aulia, Lc., M.Hum., penceramah Kajian Tarawih di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

“Menjawab panggilan Allah Swt. dalam rangka menjalankan perintah-Nya dan mengisi bulan suci Ramadan dengan serangkaian ibadah. Tentu di bulan inilah, Allah Swt. memberikan kemuliaan, manfaat, dan kebaikan yang berlimpah.”

Ungkapan tersebut disampaikan, H. Aly Aulia, Lc., M.Hum., yang merupakan Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah memberikan nasihatnya di depan para jamaah Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjelang salat tarawih terlaksana. Hadir sebagai pemateri di kajian tarawih berjamaah, Aly juga berkesempatan menyapa para hadirin daring melalui siaran langsung pada Senin, 11 April 2022, di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD.

Dalam penuturannya, Aly mengatakan bahwa Allah Swt. memerintahkan manusia untuk mempersiapkan kehidupannya di akhirat kelak, dengan tanpa mengabaikan kehidupan di dunia.

“Utamakan akhirat tapi tidak boleh mengesampingkan kehidupan dunia!” ujarnya.

Aly mengingatkan agar manusia berusaha semaksimal mungkin untuk mengimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Sebab, dikatakan di dalam Al-Qur’an dan hadis, sosok yang benar-benar selamat dan mendapatkan berbagai karunia nantinya adalah ia yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

“Harus ada empat karakter penting yang ada di dalam diri manusia, agar segala aktivitas di dunia bisa berpengaruh baik untuk kehidupan di akhiratnya kelak. Empat karakter tersebut di antaranya, pemahaman, semangat ketaatan, ikhlas, dan pendirian yang kokoh.

Paham yang dimaksudkan di sini ialah memahami ilmu agama sebagai penunjang dalam melakukan ibadah, dan segala aktivitas yang kita lakukan haruslah dipahami terlebih dahulu, agar mendapatkan tuntunan dan arah tujuan yang jelas. Semangat ketaatan ialah motivasi diri yang bertujuan untuk mencapai rida Allah Swt., kepatuhan kepada-Nya, dan segala apa pun yang dilakukan adalah dalam rangka wujud ketaatan kepada Allah Swt.

Sementara itu, ikhlas merupakan wujud dari melakukan segala sesuatu dengan semata-mata karena Allah Swt., baik itu dari melakukan amal saleh maupun lain sebagainya. Wujud keikhlasan tidak ada kaitannya dengan imbalan. Perlu ditekankan juga pada pendirian yang kokoh untuk menjalankan aktivitas dan ibadah, menahan seluruh godaan, dan menerjang tantangan maupun rintangan. Keteguhan hati dan kesabaran mempunyai keterkaitan kuat atas terciptanya pendirian yang kokoh tersebut.

“Dengan izin Allah Swt. segala aktivitas yang dilakukan jika dibarengi dengan empat karakter itu, ia akan bernilai dan menjadi bekal di akhirat kelak,” tutup Aly. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Direktur-Madrasah-Muallimin-Muhammadiyah-H.-Aly-Aulia-Lc.-M.Hum_.-memberikan-nasihat-di-depan-para-jamaah-Masjid-Islamic-Center-UAD-menjelang-salat-tarawih.-SS-YouTube-terkait.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-14 07:52:142022-04-14 07:52:14Empat Karakter Penting untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Mobil Listrik UAD ‘Al Qorni’ Raih Juara Umum II di FESC IIMS 2022

13/04/2022/in Prestasi /by Ard

Ahmad Dahlan Electric Vehicle Generasi 1 (ADEV 01), mobil listrik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Al Qorni Automotive Electrical (Foto: Istimewa)

Tim mobil listrik Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Al Qorni Automotive Electrical, dengan mobil listrik yang dinamakan Ahmad Dahlan Electric Vehicle Generasi 1 (ADEV 01) berhasil berprestasi memperoleh juara umum II pada ajang kompetisi FESC IIMS 2022 di Jakarta. Juara umum II tersebut diperoleh setelah berhasil mendapatkan peringkat kelima kategori akselerasi, peringkat ketiga kategori skidpad, serta peringkat ketiga kategori endurance dan efisiensi.

Formula Electric Student Championship atau FESC adalah kompetisi mobil listrik formula yang diperuntukkan bagi mahasiswa di perguruan tinggi untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang otomotif khususnya mobil listrik. FESC menjadi salah satu agenda kegiatan pada Indonesia International Motor Show (IIMS), yang merupakan pameran mobil dan motor terbesar di Indonesia. Ajang ini berupa kompetisi bergengsi yang dihadiri banyak pabrikan mobil dan motor, industri, dan tokoh-tokoh terkenal.

Kompetisi diikuti oleh sepuluh perguruan tinggi yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Politeknik Negeri Madiun, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Kalimantan, Institut teknologi PLN, Universitas Gadjah Mada, Politeknik TEDC Bandung, Universitas Riau, dan Universitas Negeri Malang.

Ilham Eko Prakoso ketua tim mengatakan, ini merupakan kompetisi pertama yang diikuti oleh tim mobil listrik UAD yang juga merupakan satu-satunya peserta dari perguruan tinggi swasta dan Muhammadiyah.

Ahmad Dahlan Electric Vehicle Generasi 1 (ADEV 01), mobil listrik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Al Qorni Automotive Electrical (Foto: Istimewa)

“Walaupun demikian, tim mobil listrik UAD dapat bersaing dan tidak kalah dengan perguruan tinggi lain. Hal tersebut berkat kerja keras dan usaha seluruh anggota tim, ditambah dukungan dan doa dari segenap sivitas akademika UAD, sehingga kami dapat memperoleh gelar juara umum II dan mengharumkan nama UAD,” katanya.

Kompetisi dimanfaatkan mahasiswa UAD dalam mengembangkan dan riset teknologi terkait mobil listrik jenis Formula Electric. Spesifikasi mobil listrik UAD, ADEV 01, memiliki tegangan 48-volt yang disuplai baterai aki kering 12-volt 4 buah dengan daya 40AH yang mampu berjalan sampai jarak 20 kilometer dengan kecepatan maksimal 40 km/jam. Sistem steering bersudut dirancang untuk dapat berbelok sekaligus berakselerasi. Mobil listrik didukung dengan mesin motor listrik 3KW dan pengendali 6KW.

Tim mobil listrik terdiri atas mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan Pendidikan Matematika dengan dosen pembimbing Alfian Ma’arif, M. Eng. dari Teknik Elektro dan Dr. Budi Santosa dari PVTO.

Tim utama mobil listrik UAD terdiri atas Ilham Eko Prakoso (PVTO) sebagai ketua tim, Aji Apri Setiawan (PVTO) sebagai general manajer, Kurnia Rega Nugraha (PVTO) sebagai ketua mekanik, Muh. Damar Wibisono (T. Elektro) ketua elektrik, Muh. Zada Fikri (PVTO) sebagai driver mobil listrik, dan Fajar Fahmi Aziz (PVTO) sebagai anggota mekanik.

Kompetisi dilaksanakan dari tanggal 31 Maret–10 April 2022 mulai dari pengecekan spesifikasi mobil, latihan, uji akselerasi, uji skidpad, uji endurance dan uji efisiensi, presentasi business plan, pameran, serta pengumuman juara. Kompetisi dilaksanakan di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Peringkat Juara FESC IIMS 2022

  1. Universitas Negeri Yogyakarta
  2. Universitas Ahmad Dahlan
  3. Politeknik Negeri Madiun
  4. Universitas Brawijaya
  5. Institut Teknologi Kalimantan
  6. Institut teknologi PLN
  7. Universitas Gadjah Mada
  8. Politeknik TEDC Bandung
  9. Universitas Riau
  10. Universitas Negeri Malang
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ahmad-Dahlan-Electric-Vehicle-Generasi-1-ADEV-01-mobil-listrik-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Al-Qorni-Automotive-Electrical-Foto-Istimewa-3.jpg 1403 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 10:33:472022-04-13 10:36:43Mobil Listrik UAD 'Al Qorni' Raih Juara Umum II di FESC IIMS 2022

Momen Mahasiswa Menguatkan Akidah di Bulan Ramadan

13/04/2022/in Terkini /by Ard

IMM PBII Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Adakan Kegiatan Ruang Bincang Komisariat (Foto: Istimewa)

Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang penuh ampunan. Hal ini sesuai dengan Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim yang menegaskan bahwa “Barang siapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, diampuni baginya dosa-dosa masa lalu”.

Sebagai seorang muslim, tentunya kesempatan ini harus dimanfaatkan secara betul untuk meraih rida Ilahi. Itu pula yang dilakukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dengan menggelar majelis ilmu yang membahas mengenai “Akidah Kader dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan”, dengan mengundang narasumber Muhammad Saeful Effendi, S.Pd., M.Pd.B.I.

Saeful menjelaskan bahwa di zaman yang serba paradoks seperti saat ini, antara apa yang ada di pikiran dengan apa yang ada di hati kita saling bertentangan, sehingga sangat diperlukan kekuatan akidah dalam menjalani kehidupan. Akidah di mana pun kita berada harus benar-benar disesuaikan. Jika merujuk pada pengertiannya akidah merupakan suatu hal yang sangat mendasar serta mempunyai konsekuensi.

Seorang individu harus mempunyai pengalaman spiritual untuk dapat menguatkan iman dan akidah. Misalnya seperti cobaan. Manusia dalam menjalani hidupnya pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya cobaan. Namun, itu tidak bisa diartikan secara sempit sebagai sesuatu hal yang menyedihkan atau yang menyengsarakan. Cobaan dapat juga berupa sesuatu hal yang menyenangkan, seperti kekayaan, harta, anak, dan sebagainya. Ini pula yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 214 dan surat Al-Anfal ayat 28. Dalam surat Al-Anfal dijelaskan bahwa harta, kekayaan, dan anak merupakan salah satu wujud dari sebuah cobaan yang membahagiakan.

“Apakah dengan adanya anugerah berupa harta benda, anak-anak, dan kekayaan ini menambah ketakwaan kepada Allah, dengan mensyukuri nikmat-Nya serta melaksanakan hak dan kewajiban seperti yang telah di tentukan oleh Allah? Atau justru malah melalaikan kita terhadap perintah-perintah Allah?” tutur Saeful Effendi. (wid)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/IMM-PBII-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Adakan-Kegiatan-Ruang-Bincang-Komisariat-Foto-Istimewa-1.jpeg 900 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 10:16:592022-04-13 10:17:22Momen Mahasiswa Menguatkan Akidah di Bulan Ramadan

Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat

13/04/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Rutin Ramadan oleh HMTP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Dr. Hardi Santoso, M.Pd. (Foto: Laela)

Departemen Sosial Agama dan Islam Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian Islam dalam rangka bulan suci Ramadan 1443 H. Acara ini dengan tema “Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat” ini merupakan agenda rutin pada bulan Ramadan untuk meningkatkan ketakwaan, memupuk keimanan, dan menebar kebermanfaatan antarsesama. Digelar pada Minggu, 10 April 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting dengan pembicara Dr. Hardi Santoso, M.Pd, acara tersebut berlangsung selama dua jam. Sebanyak 51 peserta hadir yang terdiri atas pengurus HMTP beserta bapak dan ibu dosen.

Ghoniyun Nisa selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa tujuan diadakannya acara ini yaitu terjalinnya silaturahmi antarpengurus HMTP, serta menambah ilmu dan memupuk keimanan sehingga terwujud pribadi islami, kompeten, dan berprestasi.

“Tema kajian kita kali ini seharusnya membawa semangat perubahan untuk meningkatkan kemampuan diri, memperluas relasi pertemanan sehingga banyak pembelajaran yang didapatkan. Menjadi mahasiswa gaul sukses dunia akhirat dapat ditempuh dengan menjadi mahasiswa aktif, produktif, kreatif, dan inovatif. Jadilah mahasiswa yang bukan hanya fokus pada dunia, karena pada hakikatnya akhirat tujuan utama,” tutur Pangestika Firda selaku ketua HMTP dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Hardi Santoso menyampaikan makna sukses secara umum yakni mengikhtiarkan segala bentuk usaha kebaikan sebagai bekal akhirat dan usaha membangun jejaring sosial guna mempersiapkan kesuksesan dunia sehingga tercipta generasi unggul dan islami. “Menjadi mahasiswa gaul yang sukses dunia akhirat adalah impian semua orang, kesuksesan tidak akan terlepas dari kegagalan. Jika seseorang selalu fokus pada kegagalan, rintangan dan hambatan maka tujuan tidak akan terlihat. Begitu pun sebaliknya, ketika tujuan adalah prioritas maka dunia ini terasa akan mudah,” papar Hardi Santoso.

“Kesuksesan dunia dapat diwujudkan dengan mencoba kegagalan, tetapi hal tersebut tidak mudah sehingga bantuan orang lain sangat diperlukan. Bimbingan dari orang-orang yang sudah berpengalaman tentunya akan membantu mempersiapkan strategi-strategi utama dan cadangan sesuai target kesuksesan yang direncanakan. Kemudian, jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum kita menebar kebaikan dan kebermanfaatan antarsesama sebagai bekal di akhirat kelak.”

Terakhir Hardi menyampaikan, generasi gaul yaitu mereka yang mampu mengikuti perkembangan zaman, berani menghadapi perubahan, dan selalu menjaga konsistensi hidup dengan memaksimalkan dunia serta memprioritaskan akhirat. (ela)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemateri-Dr.-Hardi-Santoso-M.Pd-kanan-ke-tiga-beserta-ketua-HMTP-Pangestika-Firda-kanan-bawah-Gema-Ramdan-HMTP-Foto-laela.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 09:26:542022-04-13 09:38:21Menjadi Mahasiswa Gaul Sukses Dunia Akhirat

Kisah Sultan Hassanal Bolkiah, Pedagang Kaki Lima, dan Naifnya Calon Mempelai Wanita

13/04/2022/in Feature /by Ard

Dalam Islam, pernikahan adalah salah satu ibadah yang bernilai kebaikan sangat besar. Untuk melaksanakannya, pernikahan haruslah sempurna dari rukun dan syaratnya. Dari pendapat mayoritas ulama, meski bukan termasuk dari rukun dan syarat nikah, pemberian mahar oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita tidak boleh dianggap remeh. Bahkan, dianggap berdosa dan dinilai telah meninggalkan kewajiban jika calon mempelai pria tidak memberikan mahar, walaupun pernikahannya dinyatakan sah.

“Apa yang dimaksud dengan mahar? Sejatinya di dalam menerangkan segala sesuatu haruslah berangkat dari definisinya terlebih dahulu, agar tidak keliru dalam memahaminya kemudian,” ucap Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H., saat menjadi pemateri kajian jelang buka puasa di Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Secara bahasa, mahar adalah kata serapan dari bahasa Arab ‘muhuruun’ yang bermakna ‘maskawin’, ialah seserahan berupa barang atau uang yang diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita ketika melangsungkan pernikahan.”

Tayang secara langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, pada Senin, 11 April 2022, Kepala Pusat Tarjih UAD itu menjelaskan secara mudah perihal mahar dan bagaimana perilaku bijak dalam menyikapi nilai mahar yang akan diberikan di dalam suatu pernikahan.

Kajian jelang buka puasa Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pembicara Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (Foto: Didi)

Adapun dalil tentang pemberian mahar, Ustaz Budi menyampaikan bahwa ada banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang bisa dijadikan landasan, salah satunya ialah Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 4. “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”

Ustaz Budi beranggapan bahwa pada umumnya masyarakat di Indonesia telah memahami hakikat maupun posisi penting mahar dalam suatu pernikahan. Namun, pemahaman ini sering kali tidak berjalan lurus dengan pemahaman terhadap nilai materi ataupun wujud mahar itu sendiri. Dengan dalil yang diperoleh dari Al-Qur’an dan hadis tanpa memahami asbabul wurud-nya, calon mempelai wanita kerap salah kaprah lagi naif.

Mengutip dari Hadis Riwayat Ahmad, di zaman Rasulullah terjadi pernikahan dengan mahar sepasang sandal, “Lalu adakah mahasiswa UAD saat ini yang kelak berkenan menikah atau dinikahkan dengan mahar sepasang sandal pula?” gurau Ustaz Budi.

Sepasang sandal, zirah perang, sampai hafalan Al-Qur’an merupakan beberapa wujud mahar yang diberikan pada saat itu di zaman Rasulullah. Tapi bukan tanpa alasan, itu diberikan oleh para calon mempelai pria dikarenakan mereka tergolong tidak mampu dari segi materi.

“Karena pria yang datang kepada Rasulullah untuk minta dinikahkan adalah seorang yang tidak mampu, maka solusinya ialah dengan hafalan Al-Qur’an sebagai mahar nikah. Namun jika seorang mempelai pria mampu dalam artian ekonomi maupun materi, bijak kiranya mahar berupa sesuatu yang bernilai,” Ustaz Budi menambahkan.

Sebagai penguat dari penjabaran yang disampaikan, Ustaz Budi turut menyertakan Hadis Riwayat Sunan Abu Dawud 2117, “Dari Uqbah Bin ‘Amir (diriwayatkan) Rasulullah saw. bersabda, sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah baginya (calon suami).”

“Bisa disaksikan dari hadis ini, bahwa yang ditekankan ialah ‘paling mudah bagi calon suami’, dan yang mudah tidak selalu bermakna murah. Dari sinilah salah kaprah biasanya bermula, karena ingin dianggap calon istri yang salihah oleh calon suaminya, tanpa melihat asbabul wurud dalil, calon mempelai wanita menganggap yang mudah bagi calon mempelai suaminya ialah yang murah. Alhasil, si calon mempelai wanita pasrah saja perihal mahar. Padahal siapa tahu, calon mempelai prianya bisa saja mengusahakan mahar yang lebih baik dan bernilai.”

Tidak puas dengan penjelasan yang baru saja disampaikannya, Ustaz Budi memberikan analogi sederhana kepada para jamaah, dengan menggunakan sosok Sultan Hassanal Bolkiah dan pedagang kaki lima sebagai perumpamaan.

“Sultan Hassanal Bolkiah akan dengan mudah memberikan uang senilai tiga puluh miliar sebagai mahar pernikahan. Tapi sebaliknya, seorang pedagang kaki lima akan mencolok mata Anda jika ia ditagih nilai rupiah yang sama sebagai mahar. Dari sini sangat jelas terlihat bahwa mudah belum tentu murah dan pemberian mahar disesuaikan dengan kesanggupan calon mempelai pria, di situlah letak ‘mudah’ yang dimaksudkan.”

Masih satu benang merah, Ustaz Budi berpesan agar para wanita memperhatikan asal muasal pria yang akan mempersuntingnya kelak. Jika pria itu mampu atau kaya, mintalah mahar yang bernilai besar padanya. Lalu sebaliknya, jangan memaksakan mahar yang bernilai besar kepada pria yang tidak mampu.

“Sekali lagi ingat pesan Rasulullah, ‘yang memudahkan mempelai pria’, paham ya?”

Khusus pula kepada pria sampai menyepelekan persoalan mahar dan memberikan mahar berupa barang yang tidak bermanfaat bagi calon mempelai wanita. “Perlu diketahui, bahwa yang berhak meminta mahar ialah calon mempelai wanita, bukan ibu maupun keluarganya sendiri,” tekan Ustaz Budi.

Sebagai ultimatum, Ustaz Budi menceritakan kisah Rasulullah saat mempersunting istrinya, Khadijah. Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa Rasulullah memberikan 20 unta muda sebagai mahar pernikahannya. Jika dikonversi dalam bentuk rupiah, maka akan didapati nilai fantastis sebesar 600 juta rupiah. “Jika benar-benar ingin mengikuti sunah Rasulullah terkait pemberian mahar, beliau telah mencontohkannya saat meminang Khadijah. Dengan memberikan 20 unta betina muda sebagai mahar, Rasulullah menegaskan kepada umatnya jika mampu maka hendaklah calon mempelai pria memberikan mahar yang bernilai besar. Sekali lagi ingat, dilakukan kalau dirasa mudah dan jangan dipaksa bila memberatkan.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-jelang-buka-puasa-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pembicara-Ustaz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-04-13 08:52:482022-04-13 08:52:48Kisah Sultan Hassanal Bolkiah, Pedagang Kaki Lima, dan Naifnya Calon Mempelai Wanita
Page 383 of 469«‹381382383384385›»

TERKINI

  • UAD Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah Gratis dan Potongan Biaya Hingga 8 Semester15/05/2025
  • Lulusan FAI UAD Harus Tanggap dengan Perubahan Teknologi15/05/2025
  • Webinar Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Seksual15/05/2025
  • Tim PKM UAD Buat Mini Terrarium Sebagai Obat Anti Stress15/05/2025
  • Menulis dengan Hati, Menyunting dengan Nurani15/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025
  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025

FEATURE

  • Wadek FKIP UAD: Lulusan UAD Harus Berilmu, Beraksi, dan Berarti15/05/2025
  • Relevansi Antara Pertumbuhan Lapangan Kerja dengan Pemuda Politik15/05/2025
  • Mentalitas Gen Z Dalam Dunia Kerja15/05/2025
  • Bagaimana Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Indonesia15/05/2025
  • Menghidupkan Ilmu, Menyulut Aksi14/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top