Yulia Gesti Merkuri Mahasiswa Berprestasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Tahun 2024 (Dok. Istimewa)
Yulia Gesti Merkuri, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang kerap disapa Jeje, berhasil menjadi kandidat terbaik ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat Universitas Ahmad Dahlan tahun 2024. Dirinya juga yang mewakili UAD dalam seleksi tingkat Wilayah tahun ini.
Ia mengatakan, perjuangan untuk sampai ke titik ini tidak mudah dan tidak dalam waktu singkat. “Tetapi, karena saya adalah mahasiswa beasiswa jadi motivasi untuk terus berkembang di universitas itu sangat tinggi.”
Atas dasar dari motivasi tersebut, Jeje banyak sekali melakukan kegiatan-kegiatan improvisasi diri di antaranya mengikuti lomba, kegiatan perilaku cendekiawanan, berorganisasi, dan lain sebagainya. Ia juga sering bertanya kepada mentor sehingga bisa mempersiapkan apa saja yang harus dilakukan ketika mengikuti sebuah ajang kompetisi.
“Saya mempersiapkan capaian unggulan dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) ini, yakni terdiri atas beberapa aspek dari kompetisi yang diikuti harus juara, ada pengakuan dan penghargaan, ada hak cipta, serta ada organisasi,” ungkapnya.
Jeje sudah mempersiapkan langkah-langkahnya untuk konsisten berprestasi sejak semester pertama. Ia mulai mengikuti kompetisi yang sesuai dengan bakat dan minat. Misalnya kompetisi speech, debat, menulis artikel, esai, dan kegiatan kecendikawanan.
“Jadi, perjuangannya diawali motivasi karena saya adalah mahasiswa beasiswa, kemudian yang kedua untuk mengikuti apa yang diperlukan oleh capaian unggulan. Lalu yang ketiga dari hasil mengikuti capaian, saya bisa improvisasi diri dari segi public speaking, bahasa Inggris, dan sikap saya,” lanjut Jeje.
Tentunya, untuk bisa menjadi mahasiswa berprestasi terdiri atas integrasi dari berbagai macam keterampilan dan pengetahuan. Setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, jadi bisa saja antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain akan berbeda.
“Namun, yang harus diperhatikan skill dari kesenangan mengikuti kompetisi bukan dari hasil akhir, tetapi prosesnya. Kita terbiasa dalam menulis sebuah karya, kemudian terbiasa mempresentasikannya. Dari proses tersebut kita biasa berpikir kritis cara berkomunikasi, bersikap, dan keterampilan lainnya. Itulah yang diperlukan dalam Pilmapres,” katanya.
Kemampuan dalam menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris juga harus disiapkan oleh mahasiswa. Bahasa asing memang bukan menjadi penilaian utama, tetapi akan lebih baik kalau kita menguasainya.
Jeje mengatakan, tantangan dari mengikuti ajang Pilmapres ini adalah bagaimana memaami nilai dari SDGs, yakni 17 tujuan global dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai agenda dunia pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran manusia dan planet bumi sekarang dan masa depan. Jeje memilih quality education karena ia berasal dari keguruan atau pendidikan sehingga itu menjadi tantangan.
“Semoga melalui ajang ini, saya bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak, ilmu saya bisa bermanfaat bagi orang banyak, bisa menjadi guru, bisa menjadi pendidik yang ilmunya bisa menjadi pahala jariah, dan saya bisa menjadi guru yang dinantikan. Harapan kedua, saya bisa berkontribusi kepada universitas, orang tua, dan teman-teman saya. Selain itu, saya bisa berkontribusi menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia 2045 dimulai dari langkah kecil yang menjadi besar. Dari persiapan untuk memecahkan permasalahan dari SDGs melalui perbaikan pendidikan yang berkualitas.” (Rin)
uad.ac.id