Mengatur Uang demi Masa Depan Mapan
“Indeks literasi dan inklusi keuangan menurut Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK), tiga tahunan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2019, menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Hal ini jelas meningkat dibanding tahun 2016. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki indeks literasi keuangan sebesar 58,53% dan berada di peringkat kedua secara nasional,” papar Dinavia Tri Riandari selaku Kepala Bagian Pengawasan IKNB dan Pasar Modal Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK DIY via Zoom, (6-10-2020).
Dinavia melalui webinar nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bertajuk “Mengatur Keuangan untuk Masa Depan yang Lebih Mapan” mengatakan, pihak OJK dalam meningkatkan indeks litetasi dan inklusi keuangan telah menggandeng pemerintah. Selain itu juga gencar melakukan kegiatan edukasi kepada berbagai elemen masyarakat seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, serta karyawan. Literasi keuangan erat kaitannya dengan perencanaan dan pengelolaan keuangan. Literasi keuangan yang baik akan berdampak baik pula bagi perencanaan dan pengelolaan keuangan di masa yang akan datang, bahkan dalam situasi yang sulit.
“Beberapa hal utama yang harus dipahami agar berhasil dalam berinvestasi dan mengelola keuangan pribadi yakni, menentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang; penggunaan keuangan untuk produk investasi yang sesuai; memiliki pemahaman terhadap produk investasi; menyisihkan uang untuk menabung sebagai pertahanan terhadap risiko berinvestasi; juga disiplin dalam menjalankan rencana keuangan yang sudah ditetapkan,” pungkasnya. (JM)