• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

13/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffari, mahasiswa kelahiran Surakarta, 16 Juli 1997, memilih kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jurusan Bimbingan Konseling (BK). Ghiffar, sapaan akrabnya, memilih jurusan BK karena ingin menjadi guru yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam diri siswa, sehingga bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Impiannya bukan sekadar menjadi guru yang biasa.

Putra dari pasangan Agus Dwi Santoso dan Ratnaningrum ini telah mengikuti berbagi lomba dan meraih prestasi. Di antaranya juara 2 Olimpiade BK Universitas Atma Jaya Jakarta, runner up Duta Mahasiswa FKIP UAD 2017, juara 2 Lomba Esai Nasional UIN Ar-Raniry Aceh, juara 1 Lomba TI BK Unesa Surabaya, juara harapan 3 Lomba LKTI Nasional Untirta, juara 3 Lokopedia, lomba Konseling Kelompok UNY, serta gold medal International Counseling Innovation Universitas Putra Malaysia 2019.

Ghiffar yang memiliki hobi menulis turut aktif mengikuti organisasi HMPS BK, organisasi eksternal IMABKIN, asisten matakuliah TLBK, SE PMB UAD 2019, membantu penelitian dosen, mengikuti seminar, presentasi paralel, dan lomba.

“UAD selalu memberikan dukungan kepada saya, sehingga berbagai ilmu dan pengalaman saya peroleh. Dari kegiatan lomba saya belajar istiqamah, tawakkal, tahu rasanya berkompetisi dengan orang banyak, belajar mengembangkan potensi diri, berlatih time management, critical thinking, kreatif, dan selalu bersyukur atas apa pun hasil yang saya peroleh,” ucapnya.

Ghiffar ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan bisa keliling dunia. UAD merupakan langkah awalnya untuk mengembangkan potensi diri dan mengambil kesempatan sebaik-baiknya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ghiffari-Peraih-Gold-Medal-di-Malaysia-dari-BK.jpg 1032 774 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-13 09:55:312019-05-06 16:56:06Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

12/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

“Hal tersulit adalah membagi waktu. Awalnya takut tidak mampu, sebab saat itu sedang menyelesaikan skripsi, membantu di Simeru, dan asisten TLBK. Pengumuman lomba dibagikan oleh dosen lalu saya tertarik dengan lomba tersebut. Alhamdulillah dosen mengizinkan dan teman-teman yang lain turut mendukung. Poster digarap dalam waktu seminggu, dengan banyak revisi, pengantian warna, juga jenis huruf tulisan. Ada sembilan universitas dan satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang turut serta dalam lomba tersebut. Alhamdulillah saya meraih juara 3,” ucap Bagus Julian Hikmy.

Mahasiswa kelahiran Cirebon, 14 Juli 1997, itu baru saja berhasil mendapat juara 3 Lomba Poster Tingkat Nasional 2019 bertemakan “Berpikir Kritis di Era Teknologi” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka, Jakarta. Sebelumnya, putra semata wayang dari pasangan Sunardjo dan Indahwati ini pernah mengikuti Lomba Media di Universitas Negeri Surakarta dan masuk 10 besar dan Lomba Bimbingan Kelompok Media.

Alasan Bagus mengambil jurusan Bimbingan Konseling (BK) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) karena tertarik menjadi guru. Dulu, ayahnya sering mengajak Bagus untuk melihat kegiatan di sekolah dan proses belajar mengajar. Selain itu, BK juga sudah terakreditasi A.

Sembari menyelesaikan skripsinya, mahasiswa yang hobi bermain basket tersebut berkegiatan di Simeru, pusat informasi konseling mahasiswa, kegiatan literasi, dan asisten TLBK Laboratorium Multimedia BK. Ia juga pernah aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

“Pengalaman yang sangat berkesan setelah saya mengikuti berbagai ajang lomba. Misalnya bisa berdiskusi bersama dosen, berdiskusi dengan teman-teman, mengesampingkan ego, dan yang lebih penting mengutamakan proses, bukan langsung hasil,” tutupnya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bagus-Julian-Hikmy-Juara-3-Poster-di-Jakarta-2.jpg 864 1152 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-12 09:49:522019-05-06 16:51:52Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

Melalui Keringat, Mengukir Prestasi

07/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Voli Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikenal mempunyai karakter mengedepankan kekeluargaan. Mereka yang mempunyai jargon unik, “bukan hanya cari keringat tapi cari prestasi” ini, rupanya telah mengunduh hasil. Fajar selaku pembina berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang turun sekitar tahun 2004 lalu, sekaligus alumnus UKM Voli UAD yang sekarang juga bekerja di BIFAS UAD di kampus I, terbukti berhasil mengedapankan kerja sama dan silaturahmi sehingga timnya sering berprestasi.

Danang Sarwedi alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2005 selaku pelatih, kagum terhadap ciri khas pembina sekaligus anak didiknya yang mempunyai tekad kuat. Mereka juga tetap melekatkan jilbab saat latihan maupun turnamen. Keanekaragaman pemain menjadi salah satu kesenangan tersendiri bagi pelatih yang sudah menjabat sejak tahun 2004 itu.

“Kunci utama melatih yaitu menganggap mereka sebagai keluarga. Mereka boleh memanggil saya bapak atau om. Kami bercanda dan tanpa lupa berlatih dengan santai tapi serius,” ucap Danang.

Sementara itu, Bondan Pratomo mahasiswa Program Studi Fisika dari Natuna angkatan 2015 sekaligus ketua UKM Voli UAD periode 2018 mengungkapkan, “Hal tertinggi pencapaian adalah ibadah. Jika usaha maksimal tapi ibadah kurang, semua itu tak berguna. Keduanya harus seimbang, baik doa maupun usaha.”

Walaupun lapangan sudah dihancurkan untuk dibuat pos satpam, pemain tetap berlatih di luar kampus dengan semangat dan dukungan moril dari UAD. Latihan pemain tidak sia-sia dan membuahkan hasil manis, yakni pemain voli putra meraih juara 1 pada turnamen tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah Nasional (PTM A), Kamis (28/3/2019) lalu.

Tidak hanya itu, prestasi lain di antaranya meraih juara 3 voli putra antarperguruan tinggi dan klub. Voli putri meraih juara 3 di Kalasan yang diadakan oleh asrama Batam. Lalu yang terbaru pada Senin (25/3/2019), voli putri meraih juara 2 di PTM A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Alhamdulillah antarperguruan tinggi nasional 2015 juara 2 yang pada saat itu dikalahkan oleh UNY. Lalu, PTM A tahun 2013 meraih juara 1 yang dilaksanakan di UAD,” ujar Edo Putra Yuda, mahasiswa Program Studi Hukum angkatan 2017 sebagai ketua UKM Voli periode 2019.

“Setelah melawan UMY dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), alhamdulillah UAD meraih juara 1. Selain menjalin silaturahmi, mereka juga dapat bekerja sama supaya dapat mengalahkan lawan dengan cermat,” tambah Edo. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/VoliPutraUAD.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-07 14:34:222019-04-19 15:34:50Melalui Keringat, Mengukir Prestasi

Hairini Nur Hanifah: Mahasiswa Berprestasi PBSI

06/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Hairini Nur Hanifah tak pernah menyangka selama kuliah, ia akan mengunjungi berbagai negara. Dimulai dari Malaysia, Singapura, kemudian Thailand. Ayi, sapaan akrabnya, lahir di Rangkasbitung 3 Juli 1996. Anak sulung tiga bersaudara dari pasangan Dede Mulyadi dan Bai ini merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) semester delapan.

Berbagai prestasi telah diraih Ayi. Di antaranya menjadi finalis lomba debat nasional di Universitas Sriwijaya Palembang tahun 2017, finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Brawijaya, pembicara pada seminar ilmiah mahasiswa PBSI di Universitas Sanata Dharma, pendamping kontingen pramuka “Lomba Pramuka Penegak Penggalang Putri” di Jawa Timur, Ketua Gugus Depan Teladan, serta Juara Umum Pramuka Gugus Depan/Pondok Alumni.

Ayi juga aktif di berbagai organisasi selama kuliah, yaitu Pendamping Asrama Putri UAD, Forum Apresiasi Sastra, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) UAD. Perempuan berkacamata yang memiliki hobi membaca, menulis, melukis, dan travelling tersebut bercita-cita menjadi dosen dan peneliti.

Juli 2017, Ayi menjadi salah satu di antara lima delegasi universitas dalam acara International Summer Art Camp 2017 yang dilaksanakan di Universitas Teknologi Mara Malaysia. Ia berada di Malaysia selama dua minggu, yakni dari tanggal 1 sampai 14 Juli 2017. Berbagai kegiatan ia ikuti seperti pameran yang dibalut dengan seni.

Tanggal 18 sampai 20 Agustus 2017, Ayi mengikuti acara yang diselenggarakan Studec International dalam kegiatan Cultural Performance and Cultural Exchange Delegates of Pemuda Mendunia Singapore. Proses keberangkatan ke Singapura menemui banyak kendala, salah satunya terkait dana. Dana pribadi dari orang tua tidak punya, sementara dari kampus belum cair hingga H-1 keberangkatan. Namun Ayi tak habis cara. Ia meminta pengunduran masa pembayaran kepada panitia. Akhirnya, ia menunggu hingga kampus memberikan dana keberangkatannya ke Singapura.

Selain dana, kendala lainnya yang dialami Ayi adalah soal komunikasi. Selama di Singapura, gawai milikinya digunakan untuk komunikasi. “Untungnya, saya juga dibantu oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di Singapora. Mereka ada yang membantu menunjukkan jalan, dan lain-lain,” kenangnya.

Singapura tidak sekaya Indonesia dari segi kebudayaan. Sementara untuk menarik wisatawan, harus diadakan festival. Peran Ayi dibutuhkan di sini. Ia bersama tim menampilkan tarian, puisi, batik, serta makanan-makanan khas Indonesia. Ayi juga ditugaskan mewawancarai turis-turis yang datang ke Singapura terkait dengan wisata. Selanjutnya, hasil wawancara itu dipresentasikan.

Ternyata, Singapura bukan negara terakhir yang menuntun Ayi berpetualang. Kuliah Kerja Nyata Internasional (KKN-I) UAD 2019 membawa langkah Ayi ke negeri gajah putih, Thailand. Di Thailand, ia berkegiatan di sekolah mitra UAD yakni mengajar anak sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Menurutnya, kultur di sekolah tempat ia KKN tidak jauh berbeda dengan di Indonesia karena sekolahnya berbasis Islam. Namun ada juga hal yang membuat culture shock, misal soal makanan. Makanan di Thailand banyak yang asam, sedangkan di Indonesia banyak yang bercita rasa pedas.

“Di Thailand ada kegiatan Indonesian Day’s, yaitu pengenalan daerah-daerah dan budaya di Indonesia, serta demo masak masakan Indonesia. Saya melatih anak-anak Thailand memasak dan mengadakan pameran. Selain itu juga mengadakan pelatihan hidroponik, memperkenalkan film Nusa dari Indonesia, membuat kerajinan dari manik-manik, kain flanel, kertas lipat, herbarium, pengenalan lagu-lagu dan alat musik Indonesia seperti angklung, serta mengenalkan dan mengajarkan bahasa Indonesia di tingkat SMP dan SMA,” jelas Ayi.

Anak-anak Thailand sangat antusias mempelajari kebudayaan Indonesia terutama bahasa Indonesia. Karena keterbatasan bahasa, Ayi mengajarkan bahasa Indonesia lewat lagu, media gambar, dan gerakan.

Ayi tak pernah menyangka ia akan melangkah ke berbagai daerah dan mengunjungi berbagai negara lain. Ia hanya terus berusaha dan berdoa. Ke manakah langkah Ayi selanjutnya?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hairini-Nur-Hanifah-Mahasiswa-Berprestasi-PBSI.jpg 1280 960 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-06 08:34:172019-05-07 05:34:44Hairini Nur Hanifah: Mahasiswa Berprestasi PBSI

Awet Muda lewat Berbagi Ilmu dan Kedisiplinan

05/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Hizbul Wathan (HW) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mempunyai tujuan melatih kemandirian dan tolong-menolong sejak dini. Kali ini, HW UAD berkunjung ke SD Muhammadiyah Karangturi yang terletak di Bantul. Setiap Kamis, Anissa Fatmalia, Ayunda (sebutan untuk pelatih HW perempuan), dan Rakanda (sebutan untuk pelatih HW laki-laki) dari pasukan HW UAD, melatih soft skill para siswa dengan permainan kreatif. Sistem belajarnya tidak hanya teori di kelas, tetapi juga permainan kreatif dan berkunjung ke alam sekitar.

Awalnya, pihak guru dari sekolah mencari pengajar eksternal melalui dewan alumni. Pihak sekolah meminta tiga pengajar. Setiap kelas, ada satu pengajar. Tapi, karena siswa banyak, jadi idealnya ada dua pengajar dalam satu kelas. Pengajar dari HW UAD ada Anissa Fatmalia, Saadatul, Riska Usna Nurfiah, Indah Tri Astuti, dan Rasyid. Siswa yang ikut latihan terdiri atas kelas 3, 4, dan 5. Kisaran umur mereka adalah 9−12 tahun. Kelas 5 sudah dikenalkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama atau tingkat Pandu Pengenal. Tingkatan HW ada Pandu Athfal, Pengenal, Penghela, dan Penuntun.

“Kalau materi saja di kelas mungkin saja kurang, jadi bisa dikembangkan melalui HW. Sebab, mengembangkan akademik bisa dilakukan melalui permainan saat latihan, dan dikaitkan dengan disiplin ilmu yang kami punya. Saat latihan, kami mengajarkan cara berbaris yang lurus sesuai dengan regu para siswa,” ujar Anissa Fatmalia atau biasa disapa Lia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru PAUD angkatan 2015.

Lia sebagai penanggung jawab menambahkan, saat latihan mereka mencoba memupuk kedisiplinan diri dan menjaga lingkungan. Hal ini dilakukan supaya siswa terlatih mencintai lingkungan sejak dini. Karena dari HW sendiri mempunyai karakter mencintai lingkungan.

Pada taraf SD, siswa harus membersihkan lingkungan dan menolong. Jadi, siswa dilatih melakukan hal yang bisa mengubah tanah air supaya menjadi lingkungan yang lebih baik. Jika ditanamkan dari sekarang, tujuannya supaya menjadi kebiasaan dan dibawa sampai ke tingkat pandu selanjutnya.

“Menurut saya yang menyenangkan dari HW adalah mendapat ilmu, bisa melihat alam luar, dan melatih kemandirian. Hukuman yang paling mengerikan adalah push-up satu porsi dari 10 sampai 20 kali. Kalau telat biasanya dihukum. Namun, sering kali hanya disuruh memungut sampah sesuai angka tanggal hari latihan,” kata Bela Laubna Salsabila, siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Karangturi.

Hukuman dijatuhkan kepada siswa yang telat latihan dan perlengkapan tidak lengkap. Siswa ditanya dan dikumpulkan menjadi satu. Mereka harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Keputusan hukuman sering kali dari kesepakatan.

Rakanda dan Ayunda dari HW UAD memberi hukuman membersihkan lingkungan atau meminta maaf kepada teman-teman. Hukuman yang sudah diterapkan yaitu operasi semut, mengambil sampah yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah. Hukuman dilakukan supaya anak-anak bisa belajar dari kesalahan, kemandirian, dan mencintai lingkungan.

“Manfaat bagi HW UAD yaitu menambah jaringan dan belajar dari pengalaman melatih dua acara di sekolah ini, sampai mendapat juara dari kepanduannya,” ungkap Lia.

“Bagi saya, mengikuti HW ialah mencoba menjadi pandu sejati, memahami karakter anak, banyak belajar, saling memahami, mendapatkan pengalaman, dan mendapat bekal untuk menjadi calon guru. Saya harap anak didik saya bisa menjadi pandu, mengamalkan Undang-Undang Dasar, dan Janji Pandu Athfal. Saya suka dengan anak-anak karena menggemaskan. Kalau melihat anak-anak insya Allah awet muda,” kata Riska Usna Nurfiah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester 6 saat ditemui di SD Muhammadiyah Karangturi usai mengajar. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Awet-Muda-lewat-Berbagi-Ilmu-dan-Kedisiplinan.jpg 1280 1706 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-05 07:28:552019-05-07 05:30:45Awet Muda lewat Berbagi Ilmu dan Kedisiplinan

Maul: Selaraskan Matematika dan Teater

03/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Maulan Aziz Syafii, mahasiswa kelahiran Nganjuk, 29 Mei 1997, memilih kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jurusan Matematika. Maul, sapaan akrabnya, ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa matematika itu tidak sulit bahkan menyenangkan. Matematika adalah seni, karena setiap hari kita tidak bisa lepas dari matematika.

Selain kuliah, Maul juga berkegiatan di Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB). Di teater tersebut, Maul mempelajari beragam ilmu, salah satunya teknik baca puisi. Bidang ini pula yang telah membawanya mengikuti lomba baca puisi di tingkat internal kampus UAD maupun tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Anak pertama dari pasangan Warsodik dan Arniati ini telah meraih juara 2 baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) XIV DIY 2018. Prestasi terbaru yang ia raih yaitu juara 1 cabang baca puisi putra Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PSM PTM), seleksi internal UAD 2019. Maul akan mewakili UAD di PSM PTM 2019 di Purwokerto.

“Dalam setiap lomba yang saya ikuti, saya mendapat teman-teman baru yang berbeda, keluarga baru, dan ilmu-ilmu baru. Peserta lomba lainnya sangat bagus dan keren. Secara tidak langsung, saya menjadikan mereka guru,” ucapnya.

Ilmu yang Maul dapat selama berteater dihubungkan dengan perkuliahanya di Program Studi Matematika. Dari teater, ia mengerti cara menyampaikan gagasan dengan jelas, juga menghadapi karakter orang-orang yang begitu beragam. Ilmu tersebut ia terapkan sebagai metode menyampaikan tentang matematika dengan asyik, apalagi matematika adalah ilmu eksak. Dengan penyampaian yang menarik, Maul berharap tidak ada lagi orang yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Maul-Selaraskan-Matematika-dan-Teater.jpg 853 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-03 09:05:252019-05-06 18:06:12Maul: Selaraskan Matematika dan Teater

Guru Istimewa Era Generasi 4.0

29/03/2019/in Feature /by NewsUAD

Semua bidang kehidupan di Era Revolusi Industri 4.0 diprediksi akan mengalami fenomena disrupsi. Fenomena tersebut yakni digantinya sistem lama dengan sistem baru yang berbasis teknologi. Termasuk salah satunya pada bidang pendidikan. Fungsi guru di sekolah jika sebatas hanya memberikan ilmu kepada siswa, maka peran tersebut dapat digantikan oleh teknologi. Oleh karena itu, guru diimbau lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

“Kalau menilik naiknya perekonomian Indonesia. Maka kita harus menghasilkan lulusan-lulusan yang hebat. Kalau lulusannya hebat, gurunya harus istimewa. Tidak cukup guru hebat saja, guru hebat pasti anaknya kurang hebat. Guru istimewa saja anaknya belum tentu hebat. Jadi kita harus menghasilkan guru-guru istimewa kalau akreditasi unggulan fakultas sudah sama dengan universitas,” tutur pembicara Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., selaku Direktur Pembelajaran Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada kuliah umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (21-03-2019).

Paristiyanti menambahkan, ekonomi Indonesia tahun 2030 diprediksi menempati urutan nomor tujuh dan tahun 2050 menjadi nomor empat. Untuk mencapai hal tersebut minimal guru harus mempunyai keterampilan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Hal tersebut sama seperti tujuan utama yang ingin dituju pada kurikulum 2013 dan merupakan pekerjaan capaian paling sulit yang harus dimiliki guru di masa yang akan datang.

Selain itu, sebagai implementasi 4C, guru harus membaca tidak hanya buku , tetapi teknologi dan masalah sosial di negara ini. “Saya berani memprediksi bahwa sepuluh tahun yang akan datang kegiatan seperti ini suatu saat akan digeser oleh teknologi baru. Kemudian sebagai bentuk Critical Thinking and Problem Solving guru harus memiliki mental yang kuat, guru menjadi solusi setiap permasalahan yang ada,” imbuhnya.

Acara yang berlangsung di amphitarium kampus utama UAD tersebut mengusung tema “Revitalisasi Pendidikan Calon Guru pada Era Generasi 4.0”. (nda)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Feature_Guru-Istimewa-Era-Generasi4.0_2332019_nda_UAD.jpg 768 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-03-29 14:51:342019-04-05 00:52:06Guru Istimewa Era Generasi 4.0

Pentingnya Komunikasi Efektif dengan Lintas Generasi

20/02/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Menjalin komunikasi dengan lintas generasi tidak mudah bagi guru. Perbedaan menjadikan komunikasi mereka sering tidak nyambung sehingga menyebabkan perselisihan. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si. menjelaskan, banyak guru kurang mempunyai kesadaran atas diri sendiri di tengah pandangan orang lain. Misalnya, apa yang membuat saya bahagia? Apa yang saya takutkan? Bagaimana orang lain memandang saya? Apakah mereka menghargai saya? Bagaimana penampilan saya menurut mereka?

“Banyak guru yang masih menggunakan pola lama untuk diterapkan kepada murid generasi milenial. Hal itu membuat murid tidak bisa menerima dengan baik karena kurang sesuai dengan dunia mereka. Guru harus sadar, kalau dulu ketika masih seusia siswanya masih main kelereng, petak umpet, dan permainan tradisional lainnya, maka permainan itu tidak bisa semerta-merta dipaksakan kepada murid yang mainnya sudah menggunakan HP android,” terang Hadi dalam acara pelatihan di SMA Waru, Pamekasan, Madura, dengan tema “Komunikasi Efektif Generasi Milenial”, Selasa (12-8-2019).

Menurut Hadi, dosen asal Bantul tersebut, guru yang masih menggunakan cara lama dalam berkomunikasi akan cenderung tidak diterima oleh siswa. Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka riskan terjadi bentrokan dengan murid. Selama ini, komunikasi memang dianggap paling efektif karena mempunyai keterbukaan, perhatian, dan kesamaan. Dengan komunikasi juga bisa melihat kepribadian lawan bicara secara langsung.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/UAD-2.jpg 745 1303 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-02-20 10:54:342019-03-01 10:55:45Pentingnya Komunikasi Efektif dengan Lintas Generasi

Tak Sebatas Eksplorasi, tetapi Meneliti: Sebuah Tawaran Ainun terhadap Pembelajaran dan Kebijakan Pemerintah

31/01/2019/in Feature /by NewsUAD

Secara umum, masyarakat ketika berkunjung ke objek wisata, khususnya di gua-gua, mereka cenderung ingin menikmati keindahan pemandangan. Aktivitas ini dianggap hanya sebagai menyegarkan pikiran (refreshing). Namun, bagi Ainun Irvanto, berkunjung ke objek seperti gua-gua bisa mendatangkan sebuah inspirasi. Pada tahun 2013 bersama teman-teman Mahasiswa Ahmad Dahlan Pencinta Alam (Madapala), ia mengeksplorasi dan memetakan gua-gua yang ada di Gunungkidul. Waktu itu ia berpikir bahwa seorang pencinta alam seharusnya tidak hanya berhenti pada eksplorasi. Dari sinilah ia tertarik untuk mendata hewan-hewan apa saja yang ada di dalam gua untuk mengetahui jumlah spesies dan adaptasinya.

Mahasiswa Pendidikan Biologi ini memberi judul penelitiannya “Analisis Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Invertebrata Berdasarkan Hasil Penelitian Jenis-Jenis Arthropoda di Gua Senen Kawasan Karst Gunung Sewu”. Ia meneliti hewan arthropoda yang berada di dalam Gua Senen yang terletak di Dukuh Duwet, Desa Purwosari, Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Menurutnya, gua tersebut akan dijadikan objek wisata secara resmi oleh pemerintah, karena akses menuju gua sudah diperbaiki. Beberapa catatan menunjukkan bahwa gua tersebut pada tahun 2014 sudah dikunjungi oleh masyarakat, tetapi menurutnya masih tergolong dalam objek wisata minat khusus.

Menurut dosen pembimbing, penelitian Ainun masih jarang dilakukan, apalagi di gua yang jenisnya vertikal seperti Gua Senen. Beruntungnya, Ainun adalah mahasiswa yang tergabung di Madapala dan otomatis mempunyai peralatan serta pengalaman. Alasan inilah yang juga mendukung untuk bisa meneliti. Sebagai mahasiswa yang berada di jurusan keguruan, ia ingin siswa-siswa mengetahui hewan apa saja dan bagaimana menyikapi melalui penelitiannya. Ia ingin menawarkan sumber belajar yang bisa dimanfaatkan untuk para siswa. Menurutnya, penelitian tersebut masih perlu dilanjutkan karena masih pada tahap menentukan hewan-hewan dalam gua sebagai sumber belajar. Masih ada tahap dari sumber belajar untuk layak dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah, misal Lembar Kerja Siswa (LKS) dan modul.

Waktu yang diperlukan selama pengambilan sampel kurang lebih tiga sampai empat hari. Namun, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Pertama, tahap perizinan. Kedua, adalah tahap penentuan hewan apa saja yang ada di dalam gua. Ketiga, adalah survei terhadap arah penelitian sesuai dengan hewan yang ditemukan. Akhirnya, ia membatasi hewan jenis arthropoda. Keempat, adalah perizinan kedua terkait penyerahan surat-surat dan sebagainya. Dalam proses mengambil sampel, ia menggunakan tiga metode yakni koleksi langsung, jelajah, dan perangkap (fill for trap). Secara keseluruhan dari persiapan sampai pada bentuk laporan dibutuhkan kurang lebih dua bulan.

Kendala utama selama penelitian adalah cuaca, karena penelitian tersebut dilakukan saat memasuki musim penghujan. Hal ini sudah dipertimbangkan oleh Ainun. Hewan di musim kemarau sedikit yang keluar sementara di musim penghujan lebih banyak. Selain cuaca, kendalanya adalah alat yang terbatas. Idealnya setiap orang memakai satu alat, ia ditemani tiga kawan, sementara alat yang tersedia hanya dua. Tiga orang berada di dalam dan satu orang di atas bertugas menjaga keamanan tali. Sementara untuk urusan perizinan justru dipermudah. Namun, ia harus mengurus izin ke laboratorium Universitas Gadjah Mada yang dianggap memiliki referensi lebih lengkap.

Dari hasil penelitiannya, ada beberapa fakta dan hal unik yang ditemukan. Pertama, spesies yang ditemukan, yaitu jangkrik, kalacemiti, dan laba-laba berbeda secara morfologi dengan hewan yang berada di luar. Misalnya, jangkrik di dalam gua memiliki antena yang panjang, sekitar 30 cm digunakan untuk sensor bergerak dalam keadaan gelap. Kedua, ada hewan yang pigmennya putih karena tidak terkena sinar matahari. Hewan yang ada di dalam gua mempunyai bentuk adaptasi tersendiri. Jadi, misal ada pengaruh dari luar masuk akan mempengaruhi adaptasi. Contohnya adalah waktu pengambilan sampel menurut paparannya pada hari pertama dan kedua masih cukup banyak aktivitas hewan, sementara hari-hari berikutnya mulai berkurang sebab sudah semakin sering dimasuki orang. Menurutnya, semakin banyak orang yang masuk ke gua maka aktivitas hewan akan berkurang, bahkan bisa mengganggu. Apalagi gua tersebut akan sering dikunjungi oleh wisatawan yang cenderung hanya ingin menikmati pemandangan tanpa cukup peduli dengan ekosistem di dalamnya. Sebagai seorang peneliti, ia kurang sepakat dengan kebijakan pembukaan Gua Senen sebagai objek wisata. Menurut kesimpulan penelitiannya, hewan-hewan yang berada di gua sangat responsif dan rentan terhadap pengaruh dari luar, seperti cuaca dan manusia. Semakin banyak orang masuk, maka akan semakin panas, hewan-hewan akan terganggu. Sebagai seorang peneliti ia hanya bisa menampilkan data-data yang sewajarnya dipertimbangkan oleh penentu kebijakan. Harapannya pembukaan objek wisata gua tidak asal-asalan, sebab harus ada manajemen wisata. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kerusakan, karena wisata merupakan perkembangan yang tak terelakan.

Mahasiswa asal Lamongan ini pada dasarnya menawarkan penelitiannya sebagai sumber belajar baik siswa maupun guru, dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan pemerintah di bidang wisata gua. Ia juga berharap bisa melanjutkan penelitiannya lebih jauh dan berpesan kepada para calon peneliti berikutnya bahwa masih banyak peluang melanjutkan. Misalnya meneliti hewan yang bukan tergolong jenis arthropoda, seperti kelelawar dan sebagainya. Selain itu, ia juga menyarankan penelitian di wisata ekstrem. Harapannya semakin banyak yang meneliti akan menghasilkan variasi data, sehingga semakin banyak pertimbangan apabila pemerintah hendak membuka objek wisata. (Ari)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penelitian-mahasiswa-UAD-Ainun.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-01-31 14:28:442019-02-02 14:29:05Tak Sebatas Eksplorasi, tetapi Meneliti: Sebuah Tawaran Ainun terhadap Pembelajaran dan Kebijakan Pemerintah

PSMPB: Membangunan Kesadaran Sebelum dan Sesudah Bencana

30/01/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana (PSMPB) merupakan salah satu pusat studi yang berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yang konsen terhadap upaya-upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Ini sebagai wujud konkret kepedulian terhadap kondisi Ibu Pertiwi yang rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dalam periode 2005−2015 telah terjadi 11.648 kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, gelombang ekstrem, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, serta cuaca ekstrem di Indonesia. Sementara 3.810 kejadian lain adalah bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan tanah longsor. Peristiwa bencana geologi paling mutakhir adalah gempa bumi Lombok, disusul gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Sulawesi Tengah 2018.

Bencana tidak hanya peristiwa alam hidrometeorologi dan geologi, tetapi juga ada berupa bencana sosial seperti wabah penyakit, kerusuhan, perkelahian antarpemuda dan pelajar, serta peperangan. Rawannya bencana alam maupun bencana sosial bangsa ini, menjadi pendorong berbagai perguruan tinggi, termasuk UAD, yang memiliki kewajiban memberikan kontribusi untuk melakukan berbagai usaha meminimalisir dampak bencana alam, bahkan mencegah adanya bencana sosial.

Berkaitan dengan hal tersebut, UAD melalui PSMPB akan aktif mengkaji berbagai fenomena bencana serta pembangunan kesadaran sebelum dan sesudah bencana alam maupun bencana sosial terjadi.

Seperti yang dikatakan Kepala PSMPB UAD Dholina Inang Pambudi, S.Pd., M.Pd., mitigasi sendiri memiliki makna mengurangi risiko bencana. Sehingga dalam praktiknya, PSMPB selalu berupaya menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat mendukung pengurangan risiko bencana. Setelah terjadinya gempa bumi 27 Mei 2006, paradigma penanggulangan bencana di Indonesia telah bergeser dari upaya respons (setelah bencana) ke upaya pencegahan (sebelum bencana), sejalan dengan yang tertera pada UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

“Sesuai amanat Undang-Undang, PSMPB hadir sebagai representasi UAD yang diharapkan selalu aktif mengkaji dan memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah dan masyarakat dalam hal kebencanaan. Sarasehan atau talk show, seminar, dan terutama pelatihan yang mampu meningkatkan kapasitas masyarakat terkait mitigasi dan kesiap-siagaan bencana, penelitian, serta pengabdian, ke depannya rutin akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pengurangan risiko bencana,” kata Dholina.

Lebih lanjut, ia menyebutkan wujud nyata dukungan PSMPB terhadap upaya pengurangan risiko bencana yakni dengan peningkatan kapasitas calon relawan mahasiswa UAD pada 1 Desember 2018 lalu. Selain itu, PSMPB UAD juga terlibat sebagai pemateri dalam dukungan psikososial bagi guru-guru di wilayah terdampak bencana Sulawesi Tengah dengan membawakan materi manajemen penanggulangan bencana, ikut serta dalam Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) kerja sama Kemdikbud dan Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) pada 4−7 Desember 2018, serta terlibat dalam penyelenggaraan seminar kebencanaan, pameran foto kebencanaan, diskusi foto kebencanaan kerja sama Medecins Sans Frontieres (MSF) dan MDMC 17−22 Desember 2018.

“Kiprah PSMPB yang lain adalah bekerja sama dengan PGSD UAD, yakni membuat materi pembelajaran dengan wacana dasar mitigasi bencana. Selain itu, bekerja sama dengan Peace Generation dalam diskusi ilmiah pengembangan kurikulum kebencanaan di jenjang Sekolah Dasar,” papar Kepala PSMPB UAD tersebut.

Pentingnya Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana sebagai rangkaian langkah untuk mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, merupakan kegiatan yang penting dan harus konsisten digalakan. Pasalnya, apabila penyelenggaraan mitigasi bencana buruk maka akan berpotensi besar menambah daftar panjang kerugian akibat bencana, seperti jumlah korban jiwa dan luka-luka serta kerugian ekonomi akibat adanya kerusakan fasilitas publik maupun rumah pribadi. Seperti yang dilaporkan Bapennas, total kerugian dan kerusakan tsunami Aceh dan Nias (2004) 41,4 triliun rupiah, kerugian gempa Yogyakarta (2006) bernilai 29,1 triliun rupiah, kerugian dan kerusakan dari gempa Sumatera Barat tercatat 1,1 triliun rupiah, bahkan gempa Padang (2009) dengan total kerugian 21,6 triliun rupiah membuat kerusakan pada 80% sektor infrastruktur termasuk perumahan dan 11% sektor produktif. Kemudian, total kerugian akibat tsunami Mentawai (2010) mencapai 0,35 triliun rupiah. Untuk kegiatan rekonstruksi Aceh dan Nias (2004) misalnya, pemerintah mengeluarkan anggaran lebih dari 37,0 triliun rupiah, dan untuk mengatasi dampak gempa di Yogyakarta, anggarannya mencapai sekitar 1,6 triliun rupiah.

Berkaca dengan banyaknya jumlah kerugian akibat bencana dan tidak berimbangnya anggaran yang digelontorkan untuk pemulihannya, serta letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang dilintasi cincin api, mitigasi bencana perlu digalakan oleh elemen yang berkapasitas di bidangnya seperti yang telah dilakukan UAD dengan PSMPB. Diharapkan dengan masifnya mitigasi bencana, dapat memaksimalkan adanya usaha menekan berbagai kerugian akibat ketidaksiapan masyarakat menghadapi bencana. Sebab, mitigasi bencana memungkinkan adanya pemetaan wilayah-wilayah yang rawan bencana menggunakan konstruksi khusus dalam mendirikan fasilitas umum maupun perumahan pribadi, atau bahkan menghindari adanya pembangunan pada zona “merah” bencana.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/PSMPB-Membangunan-Kesadaran-Sebelum-dan-Sesudah-Bencana.jpg 720 720 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-01-30 16:16:202019-02-04 16:16:40PSMPB: Membangunan Kesadaran Sebelum dan Sesudah Bencana
Page 61 of 71«‹5960616263›»

TERKINI

  • UAD Raih Peringkat 2 PTS Nasional dan Peringkat 6 Nasional versi THE WUR 2026 Bidang Research Quality24/10/2025
  • PERSADA Terima Kunjungan Studi Banding dari Universitas Pamulang23/10/2025
  • IMM PBII UAD Gelar Workshop Gerabah22/10/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Adakan Kegiatan GESIT: Generasi Sehat Tanpa Anemia21/10/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Gandeng Puskesmas Umbulharjo I Adakan Edukasi20/10/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Silver Medal di Ajang Internasional Fotografi27/10/2025
  • UKM Karate UAD Borong Medali dalam Kejuaraan Internasional21/10/2025
  • Mahasiswa FSBK UAD Raih Juara dalam Lomba Debat Gentalafest 1.014/10/2025
  • Mahasiswa Teknik Industri UAD Raih Silver Medal dan Best Presentation pada Ajang LKTIEN08/10/2025
  • Mahasiswa Sastra Indonesia UAD Raih Juara dalam Lomba Baca Puisi Tingkat Nasional08/10/2025

FEATURE

  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025
  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top