Akuaponik adalah cara bercocok tanam dengan memadukan budi daya ikan dan hidroponik. Semua itu bermula dari keresahan kekurangan air yang dialami oleh warga dusun Mojosari. Mereka harus membeli air sebanyak 7.000 liter dengan harga 110 ribu rupiah. Tadah hujan yang tersedia pada masing-masing rumah tidak menjamin memiliki air yang cukup. Apalagi saat musim kemarau dan minoritas yang memasang PDAM.

Menengok keresahan tersebut, maka diadakan pengenalan akuaponik di Balai Padukuhan Mojosari, sebuah padukuhan paling muda yang terletak di desa Hargosari. Warga sangat antusias untuk hadir dan merespons baik program kerja dari unit VIII.C.3 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu.

Fari saat mengenalkan akuaponik pada warga di Balai Padukuhan Mojosari

Alfa Moh Algifari sebagai penyumbang proker tersebut menyampaikan, “Alat dan bahan yang dibutuhkan berupa paralon, ember, sabut kelapa, pemanfaatan barang bekas seperti botol plastik bekas minuman untuk pot sayur, meja, dan mesin akuarium sebagai alat perputaran air.”

Saat terjun di hadapan warga, mahasiswa Teknik Informatika yang kerap disapa Fari tersebut menjelaskan pembuatan, cara kerja, dan keunikan akuaponik. Pembuatan tahap pertama yaitu merancang paralon dengan dua posisi vertikal dan horisontal. Hal tersebut supaya air terus berputar seperti sebuah sistem tanpa putus. Selanjutnya, menyiapkan pupuk dengan karung cokelat goni, gula jawa, air kelapa, dan sayur busuk. Pupuk tidak langsung dituangkan, namun harus direndam supaya bertahan lama.

Cara kerja akuaponik yaitu perputaran air ke atas menggunakan mesin akuarium. Air akan mengalir terus-menerus kemudian turun ke bawah. Akan terjadi proses mengoper dari 4 inci ke 2, kalau mesin atau motor mati. Proses panjang itu akan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan ikan. Selanjutnya, ikan tetap diberi makan dan kotorannya akan menjadi pupuk tanaman sehingga memiliki nutrisi.

Sisi menarik dari akuaponik yakni menggunakan air sedikit. Pipa sepanjang 4 meter bisa berisi 25 lubang yang bisa diisi pot dengan gelas plastik bekas minuman. Jangan lupa beri jarak 5 jari supaya dapat menghidupkan sayur seperti sawi dan kangkung tanpa lahan atau tanah. Selain itu, bisa memanen ikan. Warga yang ingin memelihara ikan bisa sekaligus bercocok tanam dengan media air. (Dew)

Bertempat di SMK Muhammadiyah 3 Metro Lampung, Sabtu (07/03/2020) Keluarga Alumni Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (Kamada) Provinsi Lampung resmi dibentuk. Pembentukan tersebut kemudian diteruskan dengan pelantikan pengurus.

Pelantikan dilakukan langsung oleh Purnomo, S.T. selaku ketua Pengurus Pusat Kamada bersama dengan Ahmad Ahid Mudayana, M.PH. selaku bendahara Kamada.

Pengurus Kamada Provinsi Lampung diketuai Adnan Abdi, S.Far., Apt. dan Septa Muktamar, S.E., M.M. sebagai sekretaris. Pelantikan dihadiri oleh M. Safar Nashir, M.Si. selaku Plt. Wakil Rektor II Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Marzuki Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung, Daud Sidiq Ketua Pimpinan daerah Muhammadiyah (PDM) Metro, dan Hendy Ristiono, M.Ph., Apt. Kepala bidang CDC dan Alumni Bimawa UAD.

Pelantikan Kamada UAD Provinsi Lampung

“Saat ini sudah lebih dari 200 alumni UAD yang terdata di provinsi Lampung. Kami berharap dengan terbentuknya Kamada di Lampung dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara, khususnya di wilayah Lampung. Selain itu dibentuknya kamada Provinsi Lampung juga untuk menambah jejaring bagi UAD ke depannya,” kata Purnomo.

Ia menambahkan, alumni sebuah perguruan tinggi merupakan ‘model’ nyata dalam mempromosikan almamater secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan Alumni di Lampung saat ini sudah sangat dirasakan, mengingat sebagian besar alumni UAD yang berada di Lampung memiliki profesi berbeda-beda dan strategis.

“Banyak alumni UAD di Lampung, di antaranya bekerja sebagai tenaga pendidik, pegawai pemerintah, swasta, maupun pengusaha. Saat ini Kamada Lampung juga telah mendirikan apotek UAD di kota Metro yang dikelola secara langsung oleh para pengurus,” pungkasnya. (ard)

Berbagai penghargaan diberikan kepada sivitas akademika pada ajang Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Award Bidang Kemahasiswaan dan Alumni tahun 2020. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras dan prestasi yang telah ditorehkan oleh dosen, mahasiswa, dan alumni.

UAD Award 2020 memberikan 11 kategori penghargaan. Di antaranya Ormawa terbaik dalam pemerolehan sponsorship terbanyak, Ormawa terbaik dalam administrasi, dan website Ormawa terbaik.

Selain itu, ada kategori mahasiswa berprestasi dalam bidang penalaran dan kreativitas serta mahasiswa berprestasi dalam bidang bakat dan minat. Kemudian pembimbing berprestasi dalam bidang penalaran terbaik dan pendamping berprestasi dalam bidang bakat dan minat.

Di bagian lain ada penganugerahan kepada program studi pelaksana Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) terbaik, program studi berprestasi terbaik, dan program studi terbaik dalam tracer study. Terakhir, penghargaan untuk alumni terbaik fakultas.

Rektor bersama para penerima award pada ajang UAD Award Bidang Kemahasiswaan dan Alumni 2020

UAD Award 2020 dilangsungkan di Amphitarium Kampus Utama UAD, Sabtu (29-2-2020). Kegiatan ini didukung mitra kerja UAD dari Bank Syariah Bukopin, BNI Syariah, BPD Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Dalam sambutannya, Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. mendorong seluruh sivitas akademika untuk selalu meningkatkan kualitas kegiatan. Pada tahun 2018, aktivitas level lokal masih menjadi salah satu faktor penilaian. Namun, pada tahun 2019, penilaian prestasi maupun aktivitas minimal di tingkat provinsi.

“Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan moto Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ‘prestasi adalah tradisi kita’. Upaya ini dilakukan oleh pimpinan, pembina, pendamping, dan pembimbing di tingkat program studi, fakultas, Bimawa, maupun Ormawa,” katanya.

Ia juga mengucapkan selamat kepada para nominator peraih UAD Award 2020 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Muchlas berharap ada para peraih penghargaan untuk terus berkarya dan meningkatkan prestasi. Selain itu pada tahun mendatang ia menginginkan ada penambahan prestasi mahasiswa.

Berkat hasil kerja keras berbagai pihak, pada tahun 2019 UAD menempati peringkat 29 Bidang Kemahasiswaan pada Sistem Informasi dan Pemeringkatan Kemahasiswaan (Belmawa) Ristekdikti. Pada tahun 2017 dan 2018 berturut-turut UAD menduduki peringkat 84 dan 49.

Sementara, Wakil Rektor III UAD Dr. Abdul Fadlil, M.T. menjelaskan, ragam penghargaan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Tapi, tahun ini menambahkan satu penghargaan bagi alumni yang memiliki prestasi di bidang entrepreneur.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan jalan sehat yang diikuti 1.500 peserta dan pameran 30 stand produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se-kecamatan Semanu dari desa Candirejo dan Dadapayu. Acara yang berlangsung Minggu, 23 Februari 2020 tersebut merupakan acara puncak KKN.

Produk yang dipamerkan merupakan hasil pelatihan KKN dan memanfaatkan sumber daya alam Gunungkidul seperti eggroll, gethuk, thiwul, puding jagung, peyek, emping, cemplon, puli, emple, dan tempe benguk. “Semoga silaturahmi antarpedukuhan dan mahasiswa KKN bisa terus berjalan. Kami berharap gelar produk UMKM bisa meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di kecamatan Semanu,” ucap Reggy Wulan Apriansyah, koordinator KKN Kecamatan.

Senam bersama KKN UAD

Dra. Sudarmini, M.Pd., selaku dosen koordinator lapangan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memfasilitasi mahasiswa KKN. Ia berharap kerja sama antara UAD dan pihak kecamatan atau desa tidak berhenti dan potensi destinasi wisata yang ada bisa dipromosikan oleh mahasiswa.

“Program KKN UAD sangat luar biasa, bisa menggerakkan masyarakat dua desa yaitu Dadapayu dan Candirejo. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak kampus UAD dan mahasiswa KKN. KKN UAD berbeda dengan kampus lain, masyarakat dilatih secara langsung untuk membuat makanan olahan yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi warga. Ilmu, wawasan, dan keterampilan oleh mahasiswa KKN UAD harus dikembangkan dan dilanjutkan. Kami berharap kerja sama dengan UAD masih berlanjut dan mengalokasikan kegiatan KKN di kecamatan Semanu tahun depan,” ujar Huntoro Purbo Wagono, S.H. selaku Kepala Camat Semanu. (JM)

Sampah plastik sudah menjadi momok bagi kebanyakan orang. Tak terkecuali warga desa Hargosari, salah satu desa yang menjadi tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-76 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tugas besar bagi kita semua untuk menjawab pertanyaan masalah sampah plastik ini, mengingat bahwa dalam kehidupan sehari-hari memang sulit sekali berhenti menggunakan plastik.

Bahaya sampah plastik begitu mengerikan. Sampah plastik susah diurai, bahkan setelah dibakar pun tidak bisa terurai dan hanya bisa mengecil. Oleh karena itu, sampah plastik bisa menyebabkan penyakit kanker yang luar biasa bahayanya. Bukannya tidak ada tindakan, selama ini pun sudah banyak cara untuk memusnahkan sampah plastik sampai seperti semula. Namun, butuh waktu ratusan tahun untuk mengatasinya.

Untungnya, masalah tersebut terjawab dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ecobrick yang disampaikan oleh Dr. Ir. Tri Budiyanto, M.T. IPM. Ia merupakan dosen Program Studi (Prodi) Teknik Industri UAD. Menurut Tri, ecobrick sudah lama dikenal di kalangan masyarakat, namun di dusun Mojosari yang terletak di desa Hargosari belum ada yang tahu.

Dr. Ir. Tri Budiyanto, M.T. IPM. tengah praktik membuat ecobrick bersama warga Mojosari di Balai Desa Hargosari pada Selasa 11 Februari 2020.

Ecobrick merupakan bata ramah lingkungan. Cara pembuatannya sederhana yaitu dengan memisah sampah plastik. Selanjutnya, plastik dipenjarakan dalam botol. Tahap berikutnya botol-botol tersebut disusun sesuai keinginan. Bisa dimanfaatkan pula untuk pelapis pot, tempat duduk yang artistik, bahkan bisa digunakan dalam bangunan untuk membuat rumah.

Harapan Tri melalui munculnya ecobrick bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa membantu mengatasi atau membuang sampah plastik. Apalagi saat pelatihan berlangsung, warga sangat antusias. Artinya, lampu hijau sudah diberi oleh warga, karena ecobrick bisa membantu mengatasi pencemaran limbah yang berbau plastik. (Dew)