Makna Kostum yang Dipakai pada Tarian Sembah Pambuko

Para penari dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari Kirana Bhaskara
Para penari dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari Kirana Bhaskara mengenakan kostum kebaya warna kuning dan rok jarik saat membawakan Tari Sembah Pambuko pada Program Pengenalan Kampus (P2K) UAD 2020. Kebaya kuning melambangkan rasa bahagia dan optimis, yang bermakna walaupun P2K 2020 dilaksanakan secara daring harapannya tidak menghentikan semangat mahasiswa baru dalam mengikuti kegiatan ini.
Sementara rok jarik yang dipakai yakni jarik batik Yogyakarta motif Grompol. Arti motif tersebut dalam kosakata bahasa Jawa yaitu berkumpul atau bersatu. Ini melambangkan keragaman mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang bertemu dalam satu universitas yaitu UAD.
Tidak hanya kostum dan tata rias yang menarik dalam sebuah penampilan. Sebagai pelengkapnya, penari memakai aksesori lain yang mayoritas berwarna merah, hijau, dan emas. Makna warna tersebut yaitu diharapkan mahasiswa baru 2020 memiliki jiwa berani, tenang, juga mampu menjadi generasi emas sehingga membanggakan UAD.
Putri Cindy Ramadanty selaku Badan Pengurus Harian (BPH) dari UKM Tari Kirana Bhaskara menjelaskan, “Semoga sesuai dengan makna dari tarian ini, harapan kami seluruh rangkaian acara selama P2K 2020 dapat berjalan lancar. Selanjutnya, mahasiswa baru dapat berpartisipasi dengan semangat penuh dan dilaksanakan dengan khidmat.” (Dew)



Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk melaksanakan kegiatan dengan melibatkan orang dengan skala besar memang belum bisa saat ini. Oleh karena itu, ditempuhlah cara online atau dalam jaringan (daring). Meskipun begitu, diharapkan esensi dari P2K tetap tersampaikan dengan baik untuk mahasiswa baru (maba).
Menurut Caraka Putra Bhakti, S.Pd., M.Pd. selaku koordinator acara, “Meskipun dilaksanakan secara daring, P2K diharapkan dapat terlaksana seefektif mungkin sehingga dapat menjadikan mahasiswa baru semakin menumbuhkan kecintaan terhadap kampus.”


Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Program Pengenalan Kampus (P2K) 2020 secara daring (online). Hal tersebut dilaksanakan berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 631/E.E.2/KM/2020 tentang Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Pelaksanaan PKKMB diharapkan menjadi wahana penanaman lima program gerakan nasional revolusi mental yaitu Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, dan Indonesia bersatu.
UAD melaksanakan P2K 2020 dengan dua tahapan. Tahap pertama diikuti sekitar lima ribu mahasiswa yang teregistrasi sampai 12 September 2020. Sedangkan mahasiswa yang teregistrasi pada tanggal 13–25 September mengikuti P2K tahap kedua.


Film pendek berjudul Merawat Ingatan karya mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), meraih penghargaan sebagai film terbaik dan sinematografi terbaik pada lomba yang diadakan oleh studio Produksi Film Negara (PFN) dengan tema “Nasionalisme”.
Film Merawat Ingatan bercerita tentang seorang janda tua yang sedih karena tidak diadakannya upacara 17 Agustus imbas dari pandemi Covid-19. Padahal upacara tersebut adalah aktivitasnya untuk mengenang mendiang suaminya yang seorang veteran. “Kendala terbesar yang dihadapi adalah soal mengurus perizinan tempat karena kondisi pandemi. Ada ketakutan dan kesulitan karena memakai talent seorang yang sudah lanjut usia yang rentan terkena virus corona. Selain itu, saat syuting kami juga harus menjaga jarak, menggunakan masker dan cuci tangan,” jelasnya saat diwawancarai via WhatsApp, (12-9-2020).
Ivan berharap tim Operasi Silang selanjutnya bisa menjadi wadah kolaborasi mahasiswa UAD. “Semoga karya kami selanjutnya dapat dikenal dan dinikmati banyak orang di luar UAD. Target kami ke depannya akan produksi film lagi di beberapa tempat,” tutupnya. (JM)