Oleh: Iyan Sofyan, S.Pd., M.A.
(Dosen PG PAUD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Sebagian besar wilayah di seluruh Indonesia mulai bulan November ini sudah memasuki awal masa musim penghujan (Sumber: BMKG, 2013). Masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan atau disebut juga dengan masa pancaroba biasanya diawali dengan kondisi perubahan cuaca yang ekstrim. Suatu hari terik matahari terasa sangat panas menyengat dan pada saat hampir bersamaan terjadi perubahan suhu yang menurun serta mulai turun hujan. Pola tidak teratur inilah yang menjadi ciri khas dari masuknya masa pancaroba dalam perubahan iklim di awal musim penghujan.
Masa ini tidak hanya membuat kurang nyaman masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari, tetapi ada efek buruk lain dari kondisi tersebut yang perlu kita waspadai terutama bagi kesehatan putra-putri kita yang masih kecil karena fisiknya sangat rentan terhadap penyakit. Sebagaimana pepatah bijak mengatakan ”mencegah lebih baik daripada mengobati” dan ”kesehatan itu sangat mahal harganya dari apapun yang kita miliki”. Oleh karena kita sebagai orang tua perlu melakukan langkah pencegahan agar anak terhindar dari gangguan kesehatan selama masa pancaroba yang eksrtim ini.
Salah satu efek buruk akibat masa pancaroba di awal musim penghujan adalah adanya udara panas dari terik matahari yang tiba-tiba datang terasa menyengat dan disaat hampir bersamaam mulai mendung kemudian turun hujan. Keadaan pergantian cuaca yang tiba-tiba dan kondisi tubuh menjadi menurun. Orang tua pun dituntut untuk lebih kreatif dan bijak berupaya sekuat tenaga untuk menyikapi dengan mengantisipasi kemungkinan hal itu terjadi. Supaya anak tetap bisa berkativitas sekolah, bermain, dan melakukan berbagai kegiatan di rumah secara normal serta terhindar dari efek buruk masa pancaroba ada beberapa tips bagi orang tua yang bisa dilakukan sebagai langkah antisipatif.
Pertama, ajak anak untuk lebih memperbanyak dan sering minum air putih serta jika diperlukan minuman sehat pengganti ion tubuh yang hilang selama beraktivitas seharian. Ini dimaksudkan agar cairan dalam tubuh anak tetap stabil dan tidak mengalami dehidrasi. Bekali anak ketika akan berangkat ke sekolah atau beraktivitas ke luar rumah dengan membawa bekal air mineral atau cairan isotonik alami yang menyehatkan.
Kedua, berikan anak suplemen vitamin C untuk daya tahan tubuh yang bisa berasal dari buah dan sayur atau dari suplemen yang dikonsumsi harian. Tentunya mengkonsumsi vitamin C bagi anak tidaklah mudah, perlu kreativitas orang tua dalam menyajikan dan memberikannya. Sayuran dan buah-buahan bisa disajikan dalam bentuk yang unik, lucu, dan menggugah selera makan anak. Suplemen bisa dimasukan dalam jus buah atau minuman kesukaan anak.
Ketiga, hindari anak memakai pakaian yang terlalu tebal dan rangkap. Minta anak untuk mengenakan pakaian yang biasa saja, nyaman, terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, dan warnanya tidak gelap (terutama dipakai beraktivitas diluar rumah pada siang hari). Tujuannya agar kulit tubuh anak saat berkeringat tidak berkeringat berlebihan dan cepat kering sehingga tidak menimbulkan penyakit kulit seperti biang keringat dan sejenisnya.
Keempat, pakaikan masker penutup hidung plus siapkan jas hujan saat akan keluar rumah. Dengan kondisi kelembaban yang sangat rendah dan kadang tiba-tiba berubah menjadi tinggi, mengakibatkan udara menjadi kering dan bercampur dengan debu berterbangan di mana-mana. Belum lagi ditambah di jalan raya penuh dengan polusi dari kendaraan. Dengan memakai masker penutup hidung, anak akan terlindungi dari zat-zat polutan yang dapat mengganggu pernapasan dan masuk ke aliran darah mereka. Jas hujan disiapkan untuk menghadapi jika sewaktu-waktu turun hujan agar anak terhindar dari basah air hujan dan kedinginan.
Kelima, minta anak untuk tidak minum minuman yang telalu dingin atau panas. Jika saat udara panas minum minuman dingin hanya sekedar menurunkan rasa dahaga dan menyegarkan tubuh tidak masalah. Namun konsumsinya jangan terlalu sering dan banyak serta tidak terlalu dingin. Begitu juga sebaliknya saat cuaca dingin jangan biarkan anak minum minuman yang terlalu panas. Minuman yang terlalu dingin dan panas bila dikonsumsi ke dalam tubuh justru akan membuat kondisi tubuh anak menjadi ”drop” dan semakin tidak stabil hingga akhirnya rentan terkena penyakit.
Terakhir, biasakan anak untuk makan dan istriahat secara teratur agar kondisi kesehatannya selalu terjaga. Orang tua harus menjadi contoh teladan dalam menyikapi situasi cuaca ekstrim seperti ini di masa pancaroba. Ajak dan ajarkan anak dengan orang tua terlebih dahulu melakukan apa yang ingin dilakukan oleh anak dengan baik. Tanpa diminta pun jika anak sudah melihat orang tuanya melakukan hal yang positif pasti akan diapresiasi oleh anak dan diikuti mereka dengan senang hati.