• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Televisi dan Dampak Terhadap Karakter Anak

17/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Fitri Indriani

Dosen PGSD UAD Yogyakarta

 

Seiring adannya kemajuan teknologi, media televisi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin menarik untuk dinikmati,  baik dari desain media maupun konten media itu sendiri. Televisi merupakan salah satu media yang paling mudah diakses dan hampir setiap keluarga memiliki pesawat televisi, bahkan dengan perkembangan teknologi saat ini kita dapat menerima siaran televisi melalui telepon seluler (Handphone).

Sayang, secara kualitas tayangan yang ditampilkan di televisi saat ini dapat dikatakan sangat minim. Menurut tim TIFA disebabkan beberapa hal: (1) industri televisi padat teknologi yang tentunya membutuhkan peralatan yang canggi dan itu membutuhkan biaya yang sangat mahal. (2) sebagian industri program acara di televisi sengaja dibuat untuk meraih keuntungan, (3) semua tayangan televisi sengaja diciptakan dengan kreatifitas dan aturan pengelola televisi, melalui pemilihan, pengulangan, penonjolan audio visual (suara dan gambar); (4) industri televisi bisa terus berlangsung karena didukung pendapatan dari iklan. Salah satu ukuran dari perusahaan iklan untuk menempatkan iklannya di program siaran televisi adalah rating pemirsa, yaitu siaran yang paling banyak ditonton pemirsa (yang datanya didapat berdasarkan sampel survei). Maka, industri televisi bersaing agar siaran-siarannya memperoleh rating tinggi, untuk mendapatkan masukkan iklan yang banyak. Risikonya, yang menjadi prioritas adalah program siaran yang diperkirakan menarik untuk ditonton. Tujuannya untuk mendongkrak rating, bukan siaran bermutu yang bermanfaat bagi publik; (5) bisnis televisi adalah bisnis waktu. Di dalam bisnis waktu ini, faktor kecepatan diutamakan. Konsekuensinya, acara-acara yang diproduksi seperti sinetron, variety show seringkali sifatnya kejar tayang dan mengabaikan ketepatan informasi serta dampak yang ditimbulkannya.

Saat ini, betapa banyak tayangan televisi terutama sinetron maupun iklan yang tidak mendidik bagi anak-anak. Hal tersebut berdampak pada prilaku atau karakter anak. Adapun dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi terhadap karakter anak, antara lain; (1) meniru adegan yang ditonton seperti melakukan kekerasan, memaki, berkata kasar, menghina; (2) meniru gaya hidup mewah (hedonis); (3) konsumtif karena mudah terpengaruh “rayuan” iklan. (4) tidak empati atau tidak peka saat melihat kekerasan dan kejahatan, karena sudah terbiasa menonton kekerasan; (5) anak-anak dan remaja cenderung lebih cepat dewasa seperti mengenal seks dan perselingkuhan; (6) menghabiskan waktu untuk menonton televisi; (7) anak menjadi pasif, tidak kreatif dan kurang bersosialisasi dengan teman sebaya; (8) gangguan penglihatan akibat warna televisi; (9) tidak kritis dan kecanduan karena penasaran melihat lanjutan sinetron yang ditonton; (10) semangat belajar menurun dan menunda-nunda pekerjaan karena menunggu tayangan selesai; (11) merenggangkan hubungan keluarga karena rebutan remot TV, dan sebagainya.

Melihat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi, maka penting bagi para orang tua untuk melakukan perhatian pada anak. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua antara lain; (1) mendampingi anak saat menonton televisi. Anak terutama usia TK dan SD, pada dasarnya belum mampu menyaring informasi yang mereka peroleh baik dari penglihatan ataupun dari  pendengaran. Jika tidak ada pendampingan, dikhawatirkan informasi negatif yang didapatkan dari televisi akan dicerna tanpa ada penyaringan, baik prilaku maupun bahasa; (2) selektif memili tayangan televisi yang mendidik, hal ini dikarenakan tidak semua tayangan televisi baik untuk ditonton oleh anak-anak, baik kartun maupun sinetron ataupun yang lainnya; (3) membuat aturan menonton televisi seperti membuat jadwal, menentukan tayangan yang boleh ditonton dan yang tidak boleh ditonton, dan tentunya aturan yang dibuat harus konsisten; (4) mengalihkan perhatian anak dari menonton televisi dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti; mendongeng, membaca buku, bersepeda, jalan-jalan ke pameran buku, mengajak anak memasak dan lain-lain,  

Ungkapkan di atas hanyalah salah satu usaha dalam mengatasi dampak negatif televisi. Dukungan dari semua pihak juga diperlukan, baik orangtua, lembaga pendidikan, pemerintah, masyarakat dan pertelevisian itu sendiri.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-17 02:01:092014-09-17 02:01:09Televisi dan Dampak Terhadap Karakter Anak

MENYAMBUT KURIKULUM BARU: Tetap Optimis Salalu Kritis Jangan Apatis

17/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Muh. Ragil Kurniawan

Berlalunya liburan iedul fitri langsung disambut dengan tahun ajaran baru 2013-2014 kegiatan belajar mengajar bagi pelajar, insan pendidikan serta para orang tua wali. Tidak sedikit siswa baru yang sudah tidak sabar memasuki tingkat pendidikan baru. Bagi pengelola sekolah periode ini menjadi titik pembuka harapan baru bagi perbaikan kualitas proses pembelajaran guna mengantarkan pada peningkatan kualitas peserta didik yang mereka miliki. Bagi orang tua, khususnya yang anaknya memasuki jenjang pendidikan baru, periode ini menjadi tonggak awal harapan orang tua guna meletakkan pondasi masa depan anak pada tempat yang tepat.

            Diajaran baru ini pula, kurikulum 2013 mulai efektif dijalankan dengan peluncuran secara resmi oleh Mendikbud, Juli 2014 di D.I Yogyakarta. Para guru dituntut untuk berakselerasi dalam menerapkan kebijakan ini. Banyak wali murid yang bingung, bertanya-tanya bahkan cemas tentang penerapan kurikulum 2013. Minimnya informasi yang diterima tentang kurikulum 2013 menjadi penyebab kekhawatiran wali murid. Memang, tidak sedikit pro-kontra atas peresmian pemberlakuan kurikulum 2013 di tahun 2014 ini. Jika berorientasi untuk mengupas kelemahan dan kekurangan, sudah pasti akan selalu ada kelemahan dan kekurangan. Tentu saja kurikulum 2013 bukan tanpa potensi, sebab itu diluncurkan.

Fenomena pro kontra memang tidak bisa dihindari. Namun, saat palu penerapan sudah di ketok, alangkah lebih bijak jika masing-masing komponen fokus pada peran masing-masing. Para pemangku kebijakan tidak boleh berhenti untuk terus melakukan sosialisasi dan evaluasi terkait beberapa poin yang menjadi kelemahan kurikulum 2013. Sosialisasi tidak hanya teruntuk para guru, tapi juga para wali murid sebagai partner guru mendidik. Sudah saatnya suksesi penerapan kurikulum menggunakan pendekatan holistik melibatkan masyarakat sekitar dan tidak hanya menjadi beban tunggal guru semata.

Resminya kurikulum 2013 diterapkan, bukan berarti pemerintah telah sukses. Ini adalah titik awal pemerintah untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Sebuah pembuktian bahwa sebuah kebijakan tepat sasaran atau hanya pemaksaan.

Wali murid harus terus mengawal setiap penerapan kurikulum baru. Tidak stagnan dan percaya begitu saja pada guru yang menjadi ujung tombak pelaku kurikulum baru. Perlu bersama membangun kualitas pembelajaran. Menjaga nilai positif yang dikandung kurikulum tersebut, serta menghindari terjadinya malpraktik pendidikan. Untuk itu, jadilah “figur guru” saat anak di rumah dan mengontrol perkembangan anak saat di luar sekolah. Dengan demikian orang tua dan guru harus memiliki visi dan persepsi yang sama tentang orientasi masa depan anak. Jika kolaborasi guru dan orang tua ini tidak berjalan dengan baik. Sebagus apapun kurikulum, lompatan perbaikan kualitas generasi bangsa sebagaimana yang diharapkan juga tidak akan terwujud.

Pihak sekolah hendaknya juga membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan wali murid dan masyarakat. Dalam kasus penerapan kurikulum baru, lebih baik jika pihak sekolah tidak menutup informasi terkait seluk beluk penerapan kurikulum baru. Selain sebagai bentuk pendidikan bagi masyarakat, juga sebagai sarana mengefektifkan proses pencapaian tujuan yang hendak dicapai pihak sekolah itu sendiri, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Guru sebagai ujung tombak perlu meningkatkan kompetensi terkait penerapan kurikulum 2013. Lebih cermat memahami esensi setiap munculnya kurikulum baru. Yang perlu dipahami, dirubah dan diperbaiki adalah pola pikir dan paradigma pengajaran yang digunakan guru, bukan sebatas administrasi pembelajarannya.

Lebih baik administrasi dinilai kurang namun paradigma dan pola pikir guru sudah beralih pada student centered dari pada administrasi lengkap dan bagus namun paradigma yang digunakan guru tetap pada feodalisme, teacher centered, guru adalah segalanya. Jika menilik historikal perjalanan kurikulum dari masa pra-kemerdekaan hingga saat ini, banyak kesamaan nilai yang diusung pada tiap periodenya. Salah satu kesamaan tersebut ada pada semangat untuk meningkatkan aktifitas anak didik dalam pembelajaran serta mengurangi dominasi guru. Jika esensi ini tertanam secara utuh, maka apapun istilah kurikulumnya, guru tidak perlu mengalami sindrome perubahan kurikulum yang berlebihan.

Kedepan, semoga perubahan kurikulum tidak lagi menjadi pro-kontra yang tak berujung. Pepatah megatakan, tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Namun demikian semoga perubahan kurikulum ini betul-betul merupakan kebutuhan bukan ego penguasa. Kritik dan evauasi diharapkan menjadi sararan kontrol yang membangun bukan emosi semata.

 

Muhammad Ragil Kurniawan. Dosen PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-17 02:00:082014-09-17 02:00:08MENYAMBUT KURIKULUM BARU: Tetap Optimis Salalu Kritis Jangan Apatis

Suntikan Menuju PIMNAS Melalui Workshop PKM Bagi Prodi PGSD

16/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Sebanyak 350 mahasiswa antusias mengikuti sosialisasi dan workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) di kampus V Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Para mahasiswa yang hadir tidak hanya dari mahasiswa PGSD, tetapi beberapa berasal dari prodi berbeda, seperti Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Biologi (P.Bio), dan Pendidikan Matematika (P.Mat). Workshop yang berlangsung pada hari Sabtu (12/9/14) ini bertema “PGSD FKIP UAD Menuju PIMNAS 2015”.

Acara yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa ini menghadirkan tiga pemateri. Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Dr. Suparman, M.Si., DEA. menyampaikan bahwa target tahun ini lolos menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) minimal 5 kelompok. Harapannya yang ter-upload  ke Dikti 100 kelompok.

Workshop ini juga memberikan tips dapat lolos menuju PIMNAS. “PKM bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi suatu bentuk amal bakti mahasiswa terhadap negeri sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Hendro Setyono, S.E., M.Si. Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA).

Pembicara yang hadir dalam workshop ini telah memiliki pengalaman yang luar biasa. Salah satunya Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apt. Tahun lalu, ia mengantarkan mahasiswanya menuju PIMNAS 2013/2014 di Universitas Diponegoro. Tak tanggung-tanggung, tiga kelompok dari Fakultas Farmasi menjadi nominator PIMNAS. Dalam workshop, ia menjelaskan bahwa untuk mencari sebuah ide, mahasiswa dituntut untuk rajin membaca. “Bacalah, maka akan banyak pengetahuan yang didapat dan termasuk mendapatkan ide. Pemberian judul juga harus menarik dan sesuai dengan aturan dari Dikti,” terangnya.

Ketua panitia workshop, Ragil Kurniawan, M.Pd., berharap sembilan kelompok mahasiswa PGSD yang mengikuti pelatihan ini dapat lolos, didanai, dan menjadi salah satu nominator PIMNAS.

“Acara ini sangat bermanfaat karena menambah informasi tentang PKM dan memberikan stimulus untuk mengembangkan kreativitas. Selain itu juga memotivasi dalam membuat proposal,” kata Vika Juniati, peserta workshop yang memiliki harapan lolos PIMNAS. (er)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-16 02:32:502014-09-16 02:32:50Suntikan Menuju PIMNAS Melalui Workshop PKM Bagi Prodi PGSD

Mahasiswa FTI Meraup Omzet 30 Juta

16/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Kiprah Bayu Endriadhy, salah satu anggota Technopreneurship Community Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD), patut diacungi jempol. Dia bersama tiga rekannya, Mukhlis Syaifudin, Wahyu Husein, dan Yoga Eka Oktavianta, bertekad tidak akan melalaikan studi meskipun sibuk di technopreneur.

Pada 19−22 Juni 2014 lalu, mereka turut memeriahkan Jogja Clothing Festival 2014 yang digelar di Jogja Expo Center (JEC). Diakui oleh Endriadhy, mereka mengusung label PRVS STAR dan alhamdulillah meraup omzet lebih dari 30 juta rupiah.

Omzet pada pameran di JEC ini masih lebih rendah jika dibanding dengan pameran di Jakarta Clothing Expo yang diikutinya pada 28 Mei−1 Juni 2014 lalu. Event yang diselenggarakan di parkir timur Senayan, Jakarta, tersebut diikuti sekitar 300 brand dari berbagai penjuru kota di Indonesia. “Beberapa bulan yang lalu, PRVS STAR juga di Solo, Semarang, Surabaya, Salatiga, dan Bali,” terang Endriadhy.

Mahasiswa FTI angkatan 2011 ini mengungkapkan bahwa kerja keras dan komitmen yang tinggi adalah kunci keberhasilannya memadukan studi dan berwirausaha. Hal ini diakui oleh Yana Hendriyana, S.T., M.Eng., salah satu pembina Technopreneurship Community. “Endriadhy dan kawan-kawan adalah sosok yang memiliki kemauan kuat, pantang menyerah, dan disiplin. Nilai-nilai technopreneurship inilah yang insya Allah mampu mengantarkan kesuksesan,” kata Yana.

PRVS STAR dirintis Endriadhy dengan rekan-rekan satu angkatannya sejak setahun lalu. Hanya dalam waktu singkat, brand-nya telah membuahkan hasil yang memuaskan. Agar tetap up to date, mereka mengadakan workshop di daerah Taman Siswa sekaligus sebagai lokasi untuk produksi. Mereka rajin mengeluarkan produk dengan desain dan inovasi baru. Misal produk yang merambah konsumen anak karena belum banyak label yang memasukinya.

“Endriadhy dan timnya mengembangkan diri menjadi wirausahawan tangguh. Sejalan dengan visi FTI UAD untuk mencetak lulusan yang unggul dalam technopreneurship, lulusan yang tidak hanya mampu berkompetisi dalam pasar dunia kerja nasional dan internasional, tetapi juga memiliki mindset untuk berwirausaha mandiri,” terang Dekan FTI UAD, Kartika Firdausy.

Saat ditemui di stand PRVS STAR di JEC, Kartika menjelaskan bahwa Technopreneurship Community dibentuk sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan visi FTI.  Dia sangat bersyukur dengan keberhasilan mahasiswa yang dilakukan dengan tekad dan kesungguhan. (Doc/Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Support Dekan FTI UAD Kepada Mahasiswa Teknopreneur.jpg 448 299 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-16 02:32:022014-09-16 02:32:02Mahasiswa FTI Meraup Omzet 30 Juta

Yudha Rizky Nuari Peraih Juara I Mawapres Tingkat Kopertis Wilayah V

16/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Motivasi saya adalah untuk mengharumkan nama Fakultas Farmasi dan Universitas Ahmad Dahlan.”

Begitulah ucap Yudha Rizky Nuari, mahasiswa UAD yang berhasil meraih juara 1 dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Jejang Program S1 Tingkat Kopertis Wilayah V Tahun 2014.

“Secara pribadi, motivasi saya adalah setidaknya selama menempuh S1, saya punya sesuatu dan ada sesuatu yang dapat serta pernah saya berikan kepada fakultas dan universitas dalam wujud prestasi,” imbuhnya.

Untuk mencapai itu, ada empat kemampuan khusus yang harus Yoga kuasai. Yaitu bahasa, aktivitas, rekam jejak prestasi, dan karya tulis. Dalam hal ini, melatih kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan. Mahasiswa yang pernah mengikuti Konfrensi Internasional di Thailand dan bertindak sebagai salah satu pembicara ini mengaku banyak dibantu oleh dosen pembimbing, beberapa dosen, dan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA).

“Untuk teknik presentasi karya tulis, saya dilatih secara khusus beberapa kali pertemuan sebelum seleksi dilakukan di tingkat kopertis,” terang mahasiswa kelahiran Samarinda ini.

Meskipun waktu persiapan terbilang singkat, khususnya ketika seleksi ditingkat nasional, tetapi Yoga berhasil meraih juara 1 dengan judul “Potensi Energi Panas Bumi Bersumber Gunung Berapi di Indonesia sebagai Energi Alternatir Pembangkit Tenaga Listrik”.

Pemilihan Mawapres yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah V  pada 14 Mei 2014 di ruang sidang utama Kopertis Wilayah V Yogyakarta ini diikuti oleh sebelas mahasiswa berprestasi dari berbagai perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Dari empat finalis, perwakilan UAD berhasil meraih juara satu dengan nilai 93,67. (Sbwh)

No

Nama

NIM

Perguruan Tinggi

Nilai

Juara/Peringkat

1

Yudha Rizky Nuari

10023028

Universitas Ahmad Dahlan

93,67

Juara I

2

Irene Anindyaputri

114214035

Universitas Sanata Dharma

92,58

Juara II

3

Nafiatul Munawaroh

11410373

Universitas Islam Indonesia

77,81

Juara III

4

Muh. Fariz Qomarul Hadi

121021020

IST “Akprind” Yogyakarta

77,29

Juara Harapan

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-16 01:49:172014-09-16 01:49:17Yudha Rizky Nuari Peraih Juara I Mawapres Tingkat Kopertis Wilayah V

Pilar-Pilar Mutu Pendidikan Farmasi

12/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Dr. Nurkhasanah, M.Si. Apt

Dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

 

Pendidikan farmasi sebagai salah satu bagian pendidikan tenaga kesehatan tidak luput dari berbagai perkembangan yang terjadi di tingkat nasional maupun global, diantaranya meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang bermutu, arus globalisasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Hal ini menuntut  pendidikan tinggi farmasi Indonesia untuk selalu melakukan evaluasi dan beradaptasi dengan perkembangan tersebut. 

Mutu pendidikan farmasi dapat dinilai dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam penilaian mutu pendidikan farmasi adalah penerimaan stakeholders sebagai pengguna lulusan. Stakeholders dalam pendidikan farmasi meliputi pengelola layanan kesehatan (rumah sakit, apotik, Puskesmas, klinik dan layanan kesehatan lain), pemerintah, asosiasi profesi, profesi kesehatan lain dan masyarakat secara umum. Outcome pendidikan Farmasi harus selalu dapat mengikuti tuntutan kebutuhan stakeholders, salanjutnya menjadi perhatian pengelola pendidikan tinggi farmasi agar melakukan improvement terhadap konten serta proses pendidikannya.

Seperti halnya sebuah rumah, mutu pendidikan farmasi ditentukan oleh pilar-pilar penyokongnya. Setidaknya ada 5 pilar penyokong untuk mewujudkan pendidikan farmasi yang berkualitas yaitu: konteks, struktur kurikulum, proses, luaran  dan  impak. Faktor-faktor ini harus selalu dievaluasi agar sesuai dengan outcome yang diharapkan oleh stakeholders dan perkembangan ilmu kefarmasian.

Pilar konteks menuntut bahwa kurikulum harus selalu mampu mengadaptasi setiap tuntutan perubahan yang terjadi dalam kehidupan profesional maupun perkembangan ilmu pengetahuan. Suatu lembaga pendidikan farmasi yang telah dikenal bermutu oleh masyarakat tidak bisa berhenti di menara gading kesempurnaan, melainkan harus selalu adaptable. Sebaliknya, pendidikan tinggi yang memiliki  kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk beradapatasi dengan perkembangan akan bisa menjadi leader dalam percaturan nasional dan internasional.

Proses penyelenggaraan pendidikan tinggi merupakan bagian yang sangat menentukan kompetensi lulusan. Proses yang baik akan membekali dan meningkatkan kemampuan peserta didik secara optimal dalam berbagai aspek, tidak hanya dalam aspek kognitif dan skill tetapi juga attitude. Proses meliputi kegiatan akademik, administratif, sumber daya pendukung, serta sarana prasarana. Proses yang baik akan mendukung pencapaian outcome sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, sehingga akan memberikan impak yang berarti bagi peningkatan layanan kesehatan. Impak dari suatu pendidikan tinggi hanya bisa dinilai dalam waktu yang lama, melalui alumni-alumni yang telah berperan di masyarakat serta produk-produk ilmiah lainnya yang dapat memberikan kemanfaatan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tinggi harus selalu berusaha untuk melakukan evaluasi  untuk mengetahui posisinya di masyarakat.

Bangunan pendidikan tinggi yang bermutu ini harus didirikan atas landasan etika, moral dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, muatan etika, moral dan akhlak ini harus ada dan include dalam pendidikan profesional farmasi, tidak harus berdiri sendiri sebagai program atau mata kuliah tersendiri, bahkan sebaliknya integrated dengan semua proses yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-12 01:20:152014-09-12 01:20:15Pilar-Pilar Mutu Pendidikan Farmasi

Workshop Penyusunan Proposal PKM Tahun 2014-2015

11/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Workshop Penyusunan Proposal PKM Tahun 2014-2015

"PGSD FKIP UAD Menunju Pimnas 2015"

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/workshop_penyusunan_proposal_pkm_tahun_2014-2015.jpg 480 339 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-11 05:38:262014-09-11 05:38:26Workshop Penyusunan Proposal PKM Tahun 2014-2015

Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal: Menuju Masyarakat Muslim yang Paripurna

10/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Jika kita menjadikan al-Quran sebagai pegangan hidup, maka seharusnya kita dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an adalah kendaraan yang super canggih. Kita dapat memiliki dan menggunakannya. Sayang sekali jika kita memiliki kendaraan super canggih, tetapi tidak bisa menggunakannya sehingga menjadi tidak bermanfaat. Sama halnya sebagai umat Islam, sayang jika tidak memahami al-Quran. Sebab, agama Islam diturunkan ke bumi oleh Allah agar menjadi rahmatan lil ‘aalamiin, rahmat bagi seluruh alam semesta.

Kondisi masyarakat dunia sebelum Rasulullah Saw., setelah Nabi Isa, adalah masa kegelapan. Masyarakat menyembah berhala dan dalam kondisi primitif. Ketika Muhammad Saw. menjadi rasul dan memerintahkan untuk menyembah Allah, banyak orang yang tidak percaya. Bahkan beliau ditentang oleh keluarganya sendiri. Namun, kegigihan beliau dilandasi oleh keyakinan kuat bahwa akan ada pertolongan dari Allah Swt. Maka dalam masa 23 tahun, Rasulullah Swt. mampu mengubah bangsa Arab dari bangsa yang tidak beradab menjadi masyarakat yang beragama, mengubah dari bangsa yang paling jelek menjadi bangsa yang baik. Beliau dapat menaklukkan Makkah dan menanamkan akidah bagi bangsa Makkah. Ia pun mendapat gelar al-Amin bukan hanya dari sahabat, tetapi juga dari lawan.

Ketika masa kejatuhan masyarakat Islam, bangsa Barat mengambil ilmu-ilmu dari ilmuwan-ilmuwan Islam. Namun, mereka meninggalkan akidah Islam. Melihat dunia saat ini, orang-orang di negara maju seperti Korea, Jepang, ataupun Amerika, sangat bebas melakukan hal-hal yang sangat dilarang oleh agama. Misalnya perzinaan, perjudian, dan minuman keras. Banyak orang di negara maju yang tidak tahu arah hidupnya. Agama hanya menjadi simbol ketika lahir, menikah, dan mati. Bahkan di bangsa-bangsa maju, pernikahan sesama jenis dilindungi dengan undang-undang. Di negara-negara Islam pada masa sekarang pun tak kalah mengerikan, perilakunya jauh dari tuntunan Islam, jauh dari ajaran al-Quran. Perang saudara dan perebutan kekuasaan terjadi di banyak tempat. Di samping itu, setiap hari televisi hanya dihiasi oleh berita-berita tentang perang, pertumpahan darah, penderitaan, dan kematian akibat perang.

Kenapa masyarakat Islam mengalami kemunduran?

Apakah orang Islam menjadikan al-Quran sebagai pegangan hidupnya? Kita menghabiskan waktu yang panjang untuk bisa mendapatkan gelar sarjana, magister, doktor, dll. Bandingkan dengan berapa lama kita menggunakan waktu untuk mendapatkan tiket ke surga? Per hari kita menuntut ilmu dunia menghabiskan waktu 7 jam, seangkan untuk menjalankan agama hanya 1 jam. Jika di logika, apakah benar untuk menjadi sarjana membutuhkan waktu 7 jam, sementara untuk menjadi ahli surga hanya butuh waktu 1 jam?

Kita sebagai ilmuwan, apakah sudah benar menggunakan waktu untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat? Apakah kita sudah menyediakan waktu yang cukup untuk mempelajari al-Quran dan  Hadits? Apakah kita sudah memahami yang diperintahkan al-Quran?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus kita jawab. Jika jawabannya belum, maka itulah penyebab umat Islam mengalami kemunduran. Sikap, perilaku, dan tindakan kita belum sesuai dengan nila-nilai qurani. Menuju muslim yang paripurna itu kaffah (menyeluruh), menjadi muslim yang terbaik sampai kita meninggal. Kalau hari ini kualitas kita sama dengan hari kemarin, artinya kita mengalami kemunduran.

Itulah poin-poin penting materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal, Dosen ITB dalam Studium Generale Program Pascasarjana UAD yang diikuti oleh 150 lebih mahasiswa baru dan 100 mahasiswa semester dua Pascasarjana UAD pada Jumat (5/9) di Auditorium Kampus II Jln. Pramuka 42 Yogyakarta. (Dans)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/prof._dr._ing._mitra_djamal_menuju_masyarakat_muslim_yang_paripurna_1.jpg 280 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-10 02:41:592014-09-10 02:41:59Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal: Menuju Masyarakat Muslim yang Paripurna

Mahasiswa University of Malaya Belajar di UAD

10/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

                Experience is the best teacher (pengalaman adalah sebaik-baiknya guru) merupakan kalimat yang tepat untuk menyebut program yang dilaksanakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat ini. Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab UAD kembali bersyukur atas kedatangan enam mahasiswa dan mahasiswi University of Malaya (Malaysia). Mereka merupakan peraih beasiswa Program Student Exchange ASEAN International Mobility Students (AIMS) angkatan keempat yang akan belajar di Prodi Bahasa dan Sastra Arab selama satu semester.

                Para mahasiswa University of Malaya ini mengaku sangat gembira karena dapat menuntut ilmu di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Mereka terdiri atas Muhammad Fikri bin Johan, Muhammad Hafizuddin bin Hussin, Farah As-Sofia binti Harolizam, Wardah Hanim binti Muhammad Nabil, Zafirah Afifah binti Ahmad Luthfi, dan Nabilah binti Halim. Selain kuliah di kampus, mereka juga belajar dan tinggal di Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (kampus IV).

                Selain kedatangan para mahasiswa University of Malaya, empat mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab yang mendapatkan beasiswa Program Student Exchange AIMS angkatan tiga juga berangkat ke University of Malaya. Mereka diberangkatkan dengan beasiswa dari Dikti pada 2 September 2014, setelah berpamitan dengan Rektor UAD. Sebelumnya, berbagai prosedur ujian dan mufakat sudah dilakukan antara Ketua Prodi Bahasa dan Sasta Arab, Abdul Mukhlis, S.Ag., M.Ag. dengan pejabat akademik Fakultas Agama Islam (FAI).

                Empat mahasiswa FAI UAD yang diberangkatkan ke University of Malaya, yaitu Ahmad Luqman Hakim, Muhammad Wahid Hasyim, Muhammad Husni Imaduddin, dan Muhammad Khairul Anam. Ahmad Luqman Hakim sebelumnya sudah pernah menjadi utusan FAI UAD ke Suez Canal University, Mesir, pada Undergraduate Sandwich Program selama satu semester.

“Saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya kuliah di FAI UAD lalu mendapatkan kesempatan menimba ilmu di luar negeri. Pertama di Mesir, lalu sekarang Malaysia. Jangan sia-siakan kesempatan-kesempatan yang ada di FAI UAD,” pinta Mukhlis. (Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/pertukaran_mahasiswa_fai_uad_dengan_university_of_malaya_2.jpg 175 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-10 02:38:202014-09-10 02:38:20Mahasiswa University of Malaya Belajar di UAD

UAD Adakan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa

10/09/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Jum’at (05/09/2014) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Ballroom Hotel Satya Graha Jln. Veteran (sebelah timur XT Square) Yogyakarta.

Acara yang diprakarsai oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD ini dihadiri oleh Drs. Hendro Setyono, S.E., M.Si. selaku Kepala Bimawa sekaligus pemateri.

“Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan para mahasiswa UAD dalam rangka mengikuti PIMNAS yang akan segera dilaksanakan dan diharapkan para peserta yang hadir ini dapat lolos seleksi tingkat nasional,” kata Hendro.

Pelatihan tersebut dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung dari pukul 13.00−15.00 WIB, kemudian sesi kedua dilanjutkan dari pukul 15.30−17.30 WIB.

Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari mahasiswa seluruh program studi yang ada di UAD dan mempunyai minat untuk mengadakan sebuah penelitian.

“Setelah diadakannya pelatihan ini, semoga para mahasiswa UAD mampu membuat proposal penelitian dengan baik dan benar,” tutup Hendro. (CH)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_adakan_pelatihan_program_kreativitas_mahasiswa_2.jpg 252 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-09-10 02:24:042014-09-10 02:24:04UAD Adakan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa
Page 505 of 663«‹503504505506507›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top