• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

21 SMA Muhammadiyah Ikuti Lomba Kreatifitas di UAD

05/11/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Sebanyak 12 sekolah Muhamamdiyah di DIY mengikuti ajang kreatifitas di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ahad (2/11). Ajang yang menjadi rangkaian peringatan Milad UAD ke-54 ini menampilkan beberapa event lomba antarpelajar. Antara lain lomba Pidato Bahasa Inggris, Cerdas Cermat Agama, Pidato Bahasa Arab, dan Nasyid.

Humas Milad UAD, Farida, mengatakan bahwa antusias sekolah Muhammadiyah mengikuti ajang ini cukup tinggi. Terbukti dari sekolah yang mengirimkan dua timnya sekaligus. “Melihat hal tersebut, ke depan ajang ini akan kami gelar bukan hanya untuk sekolah Muhammadiyah, tetapi juga sekolah umum,” ujarnya.

Lomba Cerdas Cermat Agama dimenangkan oleh SMA Muhammadiyah I,  juara II oleh MA Mualimat Yogyakarta, dan juara III diraih MA Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Sementara itu, dalam lomba Pidato Bahasa Arab, juara I diraih SMA Muhammadiyah Boarding School, juara II diraih MA mualimat Muhammadiyah, dan juara III diraih SMA Muhammadiyah Boarding School.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-11-05 06:49:212014-11-05 06:49:2121 SMA Muhammadiyah Ikuti Lomba Kreatifitas di UAD

Budaya Disiplin (Waktu)

04/11/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Dr. Suyatno, M.Pd.I.

Dosen Prodi PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Disiplin memang masih menjadi barang langka dan berharga di tempat kita, baik di sekolah, kampus, kantor, maupun di masyarakat umum. Kata-kata “mohon maaf Pak/Bu, saya terlambat” masih menjadi pemandangan sehari-hari. Terlambat masih dianggap hal yang wajar dan biasa, bahkan telah menjadi budaya. Bahkan di sebuah acara, ada yang telah membuat kesepakatan untuk terlambat selama 30 menit dalam setiap kali pertemuan. Sungguh mengherankan, kok “maksiat” disepakati. Apa gerangan sebabnya orang tidak disiplin dalam waktu? Sebab utamanya hanya satu, kurang menghargai nilai waktu. Kita tidak merasa kehilangan sesuatu dan eman-eman apabila kita terlambat beberapa menit bahkan jam ketika mengikuti sebuah acara rapat, seminar, kuliah, workshop dan lain sebagainya.

Bagaimana merubah budaya? Budaya memang tidak mudah untuk dirubah, dalam waktu yang singkat. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Renald Khasali dalam bukunya Myelin mengungkapkan berdasarkan pengalaman bersama tim yang dipimpinnya, setidaknya ada 5 langkah yang harus dilakukan untuk merubah budaya, yaitu; dipaksa, terpaksa, bisa, biasa, dan akhirnya menjadi budaya.

Pertama, dipaksa. Untuk membuat perubahan secara masal memang tidak cukup menunggu kesadaran dari masing-masing individu, harus ada peraturan yang memaksa. Konon, orang-orang Barat bisa disiplin bukan hanya karena faktor individu melainkan ada aturan yang tegas dan tidak dapat ditawar-tawar. Yang salah ditindak tegas, yang benar ada jaminan keselamatan.

Kedua, setelah dipaksa orang akan merasa terpaksa. Orang akan terpaksa bekerja keras agar dapat mengikuti segala jadwal dan kegiatan secara on time, tidak terlambat. Mereka akan lebih memanage waktu sebaik-baiknya agar dapat melakukan setiap kegiatan dengan tepat waktu. Ketiga, setelah terpaksa beberapa lama akhirnya bisa. Tidak bisa bukan karena sulit melainkan karena belum pernah mencoba untuk tepat waktu.

 Keempat, setelah bisa toh akhirnya menjadi biasa. Pada fase ini orang sudah tidak lagi merasakan berat, apalagi merasa dipaksa dan terpaksa. Semuanya telah berjalan secara otomatis karena saraf dalam tubuh telah terkondisikan bahwa semuanya harus berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Kelima, kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang dan dibumbui dengan penghayatan akhirnya akan menjadi budaya. Maka terbentuklah budaya disiplin.

Menurut Khasali, untuk merubah budaya tidak disiplin menjadi budaya disiplin sebagaimana dijelaskan dalam langkah-langkah di atas, butuh waktu kira-kira 7 tahun. Memang cukup lama.

Selain lima langkah di atas ada satu hal lagi yang sangat penting untuk membentuk budaya kedisiplinan, yaitu dengan cara menetapkan the time of value. Hargailah waktu anda setinggi-tingginya. Sebagai contoh, seseorang telah menetapkan harga waktunya adalah 100.000,- rupiah per jam. Jika seseorang gagal memanfaatkan waktu 1 jam saja setiap hari maka seakan-akan orang itu telah kehilangan uang sebanyak angka itu. Bagaimana kalau gagal memanfaatkan waktu 2, 3, 4, atau 5 jam perhari? Tentu ia akan merasa kehilangan uang dalam jumlah lebih banyak lagi.

Ah, sungguh materialis. Jika ada yang berkomentar demikian, itu hanya sekedar contoh. Kita dapat menghargai waktu dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi sebagai orang beriman, ada yang telah kita sepakati bersama bahwa bukankah Allah juga akan menanyakan kepada hamba-Nya setiap detik waktu yang telah dilewatkan?

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-11-04 03:34:492014-11-04 03:34:49Budaya Disiplin (Waktu)

Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Keluarga

04/11/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Ika Maryani, PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan UAD

Jangan sebut korupsi sebagai budaya! Karena budaya bangsa ini terlalu mahal untuk dikonotasikan dengan istilah korup. Tapi faktanya, korupsi memang menjadi penyakit yang seolah telah membudaya di negeri ini. Tidak hanya di pemerintahan, tapi juga di berbagai aspek kehidupan kita, korupsi seolah menjadi bagian negatif yang tak bisa ditinggalkan dalam sistem birokrasi.

Korupsi disebabkan karena adanya keinginan dan kesempatan. Keinginan berkaitan dengan moral seseorang, sedangkan kesempatan berkaitan dengan sistem. Untuk itu, agar terbebas dari korupsi, perlu ditanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan tempat tinggal. Pendidikan anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini agar generasi penerus bangsa memiliki jiwa anti korupsi.

Trend usia Koruptor semakin lama semakin muda, mulai mengarah ke usia di bawah 40 tahun. Uniknya lagi, tindakan korupsi mulai melibatkan hubungan keluarga. Lihat saja kasus “dinasti” Banten yang melibatkan hampir seluruh keluarga besar Atut, kasus pengadaan Al-Qur'an  yang "kompak" dilakukan oleh Bapak dan Anak. Serta yang tidak kalah adalah kasus penangkapan Bupati Karawang beserta Istrinya karena melakukan pemerasan kepada salah satu perusahaan yang tengah mengajukan ijin pembangunan pusat perbelanjaan di kota tersebut. Tak hanya itu, Wali Kota Palembang Romi Herton dan istri, Masyitoh, juga ditangkap karena kasus penyuapan terhadap mantan Ketua MK Akhil Mochtar, sedangkan Bendahara Umum Partai Demokrat sekaligus anggota DPR Muh. Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, ditangkap karena sejumlah tindak pidana korupsi.

Fakta-fakta menyedihkan ini menunjukkan betapa keluarga sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang untuk melakukan upaya korup. Hal ini menjadi keprihatinan bersama rakyat Indonesia. Wakil Ketua KPK Busro Muqoddas dalam kunjungannya ke Kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan beberapa saat yang lalu memaparkan betapa besar peran keluarga dalam pencegahan korupsi. "Tanpa kita sadari, keluarga menjadi salah satu pemicu seseorang untuk melakukan tindakan korupsi karena pola hidup boros dan konsumtif yang dibina dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi dan penanaman hidup sederhana dalam keluarga menjadi hal yang paling utama dan menjadi salah satu fokus utama KPK saat ini”, ujarnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan Yogyakarta (dimulai dari Prenggan, Kotagede) sebagai pilot project pencegahan korupsi berbasis keluarga. Dengan merangkul berbagai komunitas, institusi pemerintah, serta Perguruan Tinggi (khususnya Universitas Ahmad Dahlan), KPK akan memberikan pendidikan antikorupsi di tingkat keluarga. Upaya ini dilakukan mengingat pembiasaan-pembiasaan hidup dalam keluarga menjadi faktor utama tindakan seseorang di masa depan. Ikatan antara suami-istri, orangtua-anak, maupun antartetangga menjadi sesuatu yang potensial untuk menanamkan nilai kejujuran berbasis keluarga. Yogyakarta dengan local content yang sangat kuat menjadi  tempat yang tepat untuk memulai program pencegahan korupsi berbasis budaya lokal. Terlebih lagi mengingat budaya yang kental akan nilai-nilai kejujuran dan berbudi luhur masih terwariskan dengan baik di wilayah Yogyakarta.

Tentu upaya ini tidak akan maksimal jika KPK hanya bekerja sendiri. Oleh karena itu dengan mengajak berbagai komponen masyarakat, salah satunya Universitas Ahmad Dahlan, menjadikan program ini akan lebih cepat memberikan hasil dan dapat diadopsi oleh daerah lain. Harapan besarnya adalah agar seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dapat bersama-sama menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran serta menjadi bangsa besar yang terbebas dari korupsi.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-11-04 03:34:112014-11-04 03:34:11Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Keluarga

Mengaktifkan Siswa Dalam Pembelajaran

04/11/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Hendro Widodo, M. Pd

 

Belajar pada prinsipnya adalah berbuat atau bertindak (learning by doing) untuk mengubah tingkah laku yang diharapkan. Perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil dari melakukan kegiatan dalam proses belajar, karena tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Belajar membutuhkan aktivitas mental dan tindakan pembelajar itu sendiri. Kedua aktivitas tersebut tidak dapat terpisahkan dalam kegiatan belajar. Oleh sebab itu, aktivitas merupakan prinsip yang sangat urgen dalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas guru dan siswa dalam interakasi belajar mengajar merupakan interaksi educatif. Interaksi educatif ditandai dengan adanya interaksi yang sadar dan disengaja antara guru dan siswa maupun antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di sini dituntut semua pelaku pembelajaran untuk berbuat aktif, baik guru maupun siswa. Guru dituntut aktif dalam memberikan pengetahuan dan penanaman nilai edukasi kepada siswa, dengan melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran dan siswa pun aktif terlibat sehingga antara keduanya menghasilkan aktivitas belajar yang optimal. 

Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran tidak cukup hanya kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran saja namun harus ditopang oleh kemampuan guru dalam mengembangkan pola pembelajaran kreatif dan variatif dengan menekankan pada strategi pembelajaran aktif.  Sebagaimana nasehat  Melvin L. Silberman, ”You can tell students what they need to know very fast. But they will forget what you tell them even faster.” Anda dapat memberitahu para siswa tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat cepat. Tetapi, mereka bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang Anda beritahukan kepada mereka. Dengan kata lain, penggunaan strategi pembelajaran aktif akan dapat mengarahkan siswa pada makna belajar yang sebenarnya.   

Di dalam strategi pembelajaran aktif menekankan pada belajar dengan melakukan. Belajar dengan melakukan perlu ditekankan karena setiap siswa hanya belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dikatakan, dan 90% dari yang dikatakan dan dilakukan. Nilai yang terkandung dari hasil temuan Wyatt & Looper (1999) ini adalah perlunya pengkondisian siswa untuk membaca materi pelajaran terlebih dahulu sebagai modal awal siswa sebelum memasuki kelas utnuk mengikuti pembelajaran. Dengan modal awal tersebut, secara psikologis siswa akan lebih percaya diri mengikuti pembelajaran. Demikian di dalam kelas, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan baik maka konstruksi pengetahuan yang didapatkannya bertambah menjadi 20%. Dari sini berarti metode ceramah, siswa hanya mampu menangkap 20% dari yang didengar. Selanjutnya kosntruski pengetahuan siswa bertambah menjadi 30% bilamana terjadi visual activities. Hal ini perlu didukung oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Kemudian konstruksi pengetahuan siswa akan bertambah 50% dari yang dilihat dan didengar. Artinya, listening activities dan visual activities terintegrasi dalam pembelajaran, dan kedua aktivitas tersebut dapat mendorong konstruksi pengetahuan siswa menjadi 70% bilamana dilakukan oral activities, seperti bertanya, eksplorasi pendapat/gagasan, diskusi dan sebagainya. Akhirnya yang lebih diharapkan adalah konstruksi pengetahuan tersebut mencapai pada tingkat 90% dari yang dikatakan dan dilakukan. Di sini belajar dengan melakukan dimana siswa terlibak aktif di dalamnya. Dengan demikian, setiap materi pelajaran diharapkan selalu dikaitkan dengan pengalaman langsung siswa.

Penulis adalah Dosen Prodi PGSD UAD Yogyakarya

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-11-04 03:33:262014-11-04 03:33:26Mengaktifkan Siswa Dalam Pembelajaran

Pembatasan Waktu Kuliah, Solusi Bijak kah?

04/11/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Dani Fadillah, M.A.

            Ada sebuah wacana yang muncul terkait adanya pembatasan waktu kuliah bagi para mahasiswa. Dimana tadinya seperti ada ketidakjelasan berapa waktu yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa untuk menempih program pendidikan strata satunya, menjadi hendak dibatasi cukup hanya lima tahun saja. Tentu saja hal ini menimbulkan pro kontra dikalangan civitas akademik perguruan tinggi dan para stoke holders nya.

            Fenomena mahasiswa abadi memang bukan hal yang langka kita temui di berbagai perguruan tinggi tanah air. Entah itu kampus swasta mau pun negeri pasti ada tipe mahasiswa yang satu ini. Para mahasiswa yang tak kunjung lulus ini mau tidak mau harus diakui menimbulkan beberapa kekhawatiran hingga masalah yang menyusahkan pihak universitas, mulai dari hal-hal yang bersifat teknis seperti kesulitan mengatur jadwal kuliah karena meterbatasan ruang kuliah hingga urusan yang lebih serius seperti penilaian akreditasi.

            Sebelum mengambil kesimpulan terhadapat wacana ini ada kalanya kita mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu. Penyebab munculnya fenomena mahasiswa abadi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama dapat dikarenakan sang mahasiswa terlalu mencintai kehidupan pribadinya sebagai mahasiswa dimana dia menikmati aktifitas hariannya sebagai aktivis di organisasi mahasiswa mau pun hanya menikmati hidup hura-hura layaknya remaja yang masih belum menemukan tujuan hidup. Harus ada penelaahan lebih lanjut yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan. Jika yang menyebabkan sang mahasiswa tak kunjung lulus adalah alasan ini maka yang harus ditekankan dan ditingkatkan disini adalah fungsi dosen pembimbing akademik (PA) bagaimana seorang dosen PA mampu mempersuasif mahasiswa bimbingannya agar tetap ada di jalur yang benar dalam studi ditengah kesibukannya diluar dunia perkuliahan. Sebab tidak jarang dosen PA yang hanya tanda tangan kehadiran saja tanpa memberikan pengarahan maksimal pada mahasiswa yang menjadi tanggungjawabnya. Bahkan penulis belum pernah menemu ada pelatihan khusus bagi para dosen PA, padahal anggaran pendidikan dari APBN sangat besar.

Dan penyebab yang kedua sang mahasiswa sibuk untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah karena dia telah dituntut untuk dapat hidup mandiri. Dia sibuk bekerja untuk menghidupi dirinya (bahkan mungkin keluarganya) sehingga dangan amat terpaksa kuliahnya menjadi terbengkalai padahal sebenarnya dia mahasiswa dengan potensi yang besar. Kemudian jika penyebab sang mahasiswa tidak juga meraih gelar strata satu nya adalah alasan yang kedua, maka ini harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam memberikan bantuan dalam bentuk beasiswa hingga living cost yang layak bagi para mahasiswa supaya dunia perkuliahan akademik mereka tidak berantakan karena tanggungjawab kehidupan mereka. Pembatasan masa kuliah akan sangat membebani fisik bahkan psikis mereka, hanya akan menjadi masalah baru.

            Namun ada pula tipe ketiga yang cukup sering yang penulis jumpai saat masih berstatus mahasiswa hingga kini menjadi dosen yaitu mahasiswa yang bersangkutan kehilangan semangat kuliah ya karena sang dosen pembimbing tak kunjung menyetujui penelitian tugas akhirnya, bahkan ada yang judulnya disetujui saja tidak. Lebih parahnya lagi ada pula dosen pembimbing yang terlalu sibuk mengejar proyek diluar hingga tidak pernah ditemui oleh mahasiswanya. Jika hal ini yang terjadi maka jelas lah masalah sebenarnya bukan ada pada mahasiswa. Jangan sampai jika kebijakan pembatasan masa kuliah diberlakukan sang dosen baru muncul ketika sang mahasiswa sudah terancam DO kalau sudah begini mahasiswa yang dirugikan sedangkan sang dosen pembimbing yang tak bertanggungjawab itu aman-aman saja.

Sebenarnya masih banyak hal lagi yang menyebabkan sang mahasiswa tak kunjung lulus, namun dalam kesempatan ini penulis hanya mencoba untik menyampaikan tiga hal saja dulu. Nah minimal dengan melihat tiga fenomena ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil sebuah kebijakan tentang pembatasan masa kuliah bagi mahasiswa. Jangan sampai kebijakan ini justru malah akan menghasilkan sebuah masalah baru, bahkan merusak masa depan mahasiswa yang bersangkutan.

*Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-11-04 03:32:442014-11-04 03:32:44Pembatasan Waktu Kuliah, Solusi Bijak kah?

Taklukan Jus Jambu, Macaner Juara 1

30/10/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Tim Futsal Jus Jambu (Farmasi) harus mengakui kekuatan Tim Futsal Macaners (Biskom) setelah menyerah dalam adu finalti. Turnamen tahunan yang diadakan dalam acara Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-54 ini akhirnya dimenangkan oleh Tim Macaners.

Sebenarnya, Tim Jus Jambu yang menjadi juara bertahan telah unggul 3-0 di babak pertama. Gol itu  dicetak oleh Jati, Pepi, dan Feri. Namun, mereka terpaksa harus mengakui semangat Tim Macaners setelah Farid mencetak gol lewat tendangan bebas. Semangat semakin membara setelah Santoso mencetak gol kedua, dilanjutkan oleh gol Deni sehingga menyamai kedudukan menjadi 3-3.

Pertandingan dilanjutkan dengan adu finalti yang akhirnya dimenangkan Tim Macaners sebagai juara 1. Juara 2 diraih Tim Jus Jambu, juara 3 diraih Tim Lab, dan juara 4 diraih oleh Tim Parkir.

Jati selaku ketua panitia saat menyerahakan hadiah mengatakan, “Lomba futsal ini hanya untuk memeriahkan Milad UAD yang diadakan setiap tahun. Acara ini ingin mengakrabkan antara karyawan, dosen, dan outsorching UAD. Selain untuk hiburan dan menjaga silaturahmi, adanya turnamen olahraga juga menyehatkan tubuh kita.”

Turnamen yang diadakan di lapangan Budoson Happy Futsal ini diikuti oleh 12 tim dengan sistem setegah kompetisi. Acara dimulai sejak tanggal 15−29 Oktober 2014.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Taklukan Jus Jambu, Macaner Juara 1 3.jpg 180 392 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-10-30 06:22:392014-10-30 06:22:39Taklukan Jus Jambu, Macaner Juara 1

Intip Langkah Pasukan Baca Buku

29/10/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Budayakan membaca, budayakan membaca, membaca budaya! Barangkali hal itu yang ingin diteriakkan oleh Komunitas Pasukan Baca Buku saat menggelar bazar buku di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Senin (13/10), UAD ramai dikunjungi mahasiswa yang ingin membeli buku atau sekadar melihat-lihat. Bazar ini diadakan oleh komunitas dari Pogram Studi Sastra Inggris bernama Pasukan Baca Buku. Dengan beranggotakan lima orang, komunitas ini akan menyumbangkan 25% dari hasil penjualan dalam bentuk buku ke panti asuhan yang kekurangan bacaan.

            Ela Yusi Dwiastuti, salah satu anggota Pasukan Baca Buku menerangkan bahwa komunitas ini berawal dari kelompok bermain mahasiswa Sastra Inggris yang ingin menyebarkan kegemaran membaca buku. Dengan menggandeng satu penerbit ternama di Yogyakarta, DIVA Press, komunitas tersebut menyediakan berbagai jenis buku, baik novel maupun umum.

            “Mahasiswa harus lebih gemar membaca dan menamamkan budaya membaca. Dengan membaca, segala hal dapat dipahami dengan mudah,” ujar mahasiswa semester lima Sastra Inggris ini.

Pasukan Baca Buku berharap agar komunitas ini tetap eksis dan dapat membantu lebih banyak panti asuhan yang membutuhkan bahan bacaan. “Inilah salah satu cara kami untuk membangun dan mengharumkan nama program studi, fakultas, bahkan universitas,” tambah Ela. (Dev)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-10-29 02:04:262014-10-29 02:04:26Intip Langkah Pasukan Baca Buku

Kompetisi dalam Keceriaan Milad UAD

22/10/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Family Gathering untuk merayakan Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-54 dilaksanakan pada Minggu (19/10) bertempat di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Acara yang dimulai pukul 06.00−10.00 WIB ini dihadiri Rektor UAD, wali kota Yogyakarta, dosen, karyawan, mahasiswa, dan keluarga besar UAD. Terdapat beberapa acara selama empat jam tersebut, antara lain minum jamu bersama, disediakan pula pijat oleh para tunanetra dari Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), dan konsultasi kesehatan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Selain itu, di halaman Benteng Vredeburg juga diadakan lomba menggambar untuk anak di atas 12 tahun dan lomba mewarnai untuk anak di bawah 12 tahun. Menurut Mila, salah satu peserta lomba mewarnai, dia tidak merasa grogi mengikuti lomba ini. Persiapan yang dilakukan adalah dengan membawa krayon dan alat mewarnai lainnya. Sebelum lomba, dia tak lupa berdoa dan sarapan pagi.

Selanjutnya menurut Sumarsih, salah satu orangtua peserta lomba mewarnai menuturkan, lomba ini sangat baik untuk melatih jiwa kompetisi pada anak.  “UAD harus mengadakan kembali acara semacam ini untuk milad

 

tahun depan,” harapnya.

Acara kemudian ditutup dengan pembagian door prize dan pengumuman juara lomba menggambar serta mewarnai. Lomba menggambar dimenangkan oleh Ana Agita. Dia mengaku sangat senang menjadi juara pertama. Tema yang diangkat oleh panitia adalah bebas, dan Ana mengangkat tema tentang penjual jamu. Urutan juara selanjutnya adalah Dera. Dia tidak menyangka akan mendapat posisi ini karena sebelumnya tidak pernah menang dari Ana, yang merupakan adiknya.(Rh)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Kompetisi dalam Keceriaan Milad UAD 2.jpg 298 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-10-22 07:02:322014-10-22 07:02:32Kompetisi dalam Keceriaan Milad UAD

Beasiswa UAD Tahap II

22/10/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Ada kabar gembira bagi seluruh mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) semester 3. Bagi yang terdaftar sebagai penerima beasiswa UAD 2014 tahap II, Bimawa atau Biro Kemahasiswaan dan Alumni dalam laman mengabarkan pengumuman yang berisi bahwa beasiswa dapat diambil pada tanggal 6 November 2014 pukul 08.00-12.00 WIB, di lantai 2 UAD kampus 1.

Terdapat 492 mahasiswa yang terdaftar sebagai penerima Beasiswa UAD tahap II, dengan rincian sebagai berikut: Akutansi 66 orang, Bahasa dan Sastra Arab 3 orang, BK 49 orang, Biologi 1 orang, Ekonomi Pembangunan 5 orang, Farmasi 16 orang, Fisika 2 orang, Ilmu Hukum 6 orang, Ilmu kesehatan Masyarakat 27 orang, Manajemen 51 Orang, Matematika 2 orang, PBI 34 orang, PBSI 30 orang, PG PAUD 9 orang, Pend. Biologi 13 orang, Pend. Fisika 6 orang, PGSD 64 orang, Pend. Matematika 35 orang, Pend. Pkn 7 orang, PGMIPA U Pend. Biologi 2 orang, PGMIPA U Pend.Matematika 3 orang, Psikologi 13 orang, Sastra Inggris 11 orang, Sistem Informasi 3 orang, Tafsir Hadist 4 orang, Teknik Elektro 3 orang, Teknik Industri 7 orang, Teknik Informatika 14 orang, dan Teknik Kimia 6 orang.

Adapun syarat yang harus dipenuhi adalah mahasiswa harus mambawa fotocopy KTM atau Kartu Tanda Mahasiswa sebagai syarat pengambilan. Selamat kepada para penerima beasiswa UAD tahap II. Keterangan lebih lanjut hubungi Bimawa atau buka laman http://bimawa.uad.ac.id/pembagian-beasiswa-uad-tahap-ii/. (Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/beasiswa_untuk_maasiswa_uad_2.jpg 336 374 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-10-22 06:57:182014-10-22 06:57:18Beasiswa UAD Tahap II

Awal PMB Sarjana S1 TA 2015/2016

21/10/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Penerimaan mahasiswa sarjana (S1) Tahun ajaran 2015/2016 akan dimulai 5 Januari 2015

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-10-21 07:08:332014-10-21 07:08:33Awal PMB Sarjana S1 TA 2015/2016
Page 523 of 685«‹521522523524525›»

TERKINI

  • Turnamen Tenis Meja: Dari Hobi Menjadi Prestasi di Tengah Masyarakat01/07/2025
  • Dosen UAD Manfaatkan Pati Singkong dan Bunga Telang Jadi Kemasan Pangan Ramah Lingkungan01/07/2025
  • Dosen UAD Kembangkan Produk Sehat Berbasis Rumput Laut Merah dengan Pendekatan Design Thinking01/07/2025
  • Toleransi Itu Peduli, Bukan Acuh01/07/2025
  • Belajar Menjadi Pemimpin Lewat Organisasi01/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara I Lomba Menyanyi Nasional01/07/2025
  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025

FEATURE

  • Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja01/07/2025
  • Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa30/06/2025
  • Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?30/06/2025
  • Penyampaian materi tentang Digital Public Health oleh Kepala BKPK Kemenkes RI dalam kuliah pakar Prodi Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Isah)Digital Public Health Competencies30/06/2025
  • Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air28/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top