• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kanal Televisi Swasta, Milik Siapa?

13/08/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

 

Bila Anda amati siaran televisi swasta nasional kita beberapa waktu terakhir, tentu akan sepakat bahwa siaran televisi tersebut terasa makin turun kualitasnya. Untuk stasiun televisi yang mengklaim diri sebagai saluran hiburan, seolah makin asal saja tayangannya. Kesan yang mengemuka adalah, beragam stasiun televisi asal membuat penonton tertawa, namun dari tayangan penuh kekonyolan.

Sementara itu, saluran yang mengkhususkan diri pada berita, terasa banyak mengeploitasi masalah tertentu secara berulang. Apalagi, saat ini Indonesia sedang banyak musibah, mulai dari banjir di beberapa daerah, tanah longsor, gunung meletus, kecelakaan yang menyorot pehatian publik, disamping masalah korupsi yang tiada habis. Kesannya, tidak ada hal baik yang terjadi di negeri ini. Membuat perasaan rendah diri sebagai anak bangsa makin bertambah.

Dari kecenderungan itu, muncul pertanyaan menggelitik di benak saya. Sebenarnya, apakah spectrum gelombang siaran dapat dikuasai secara langgeng? Bila para pengelola siaran televisi tersebut tidak mampu lagi menyuguhkan siaran-siaran berkualitas, mengapa ijin siaran tidak dicabut saja?

 

Aturan UU

Menurut UU nomor 23 Tg 2012 tentang Penyiaran, disebutkan dalam pasal 1 bahwa izin penyelenggaraan penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran. Artinya, kanal televisi tersebut sejatinya adalah milik negara. Kanal siaran bukan hak sekelompok orang yang terus menerus diperpanjang, apalagi diwariskan turun temurun. Sebagai pemilik, negara dapat mengambil kembali kanal siaran yang dipinjamkannya pada lembaga penyiaran. Tentu, pertanyaan selanjutnya adalah kapan dan apa alasan negara mengambil kembali kanal siaran tersebut?

Pada pasal 4 dalam UU ini, diatur bahwa salah satu fungsi siaran adalah memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat. Ia juga harus memiliki tujuan membina dan mewujudkan watak dan jati diri bangsa yang beriman, bertakwa, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, siaran yang asal-asalan, sekedar membangkitkan tawa dari sajian kekonyolan, dapat dikategorikan tak mendidik, serta tak mewujudkan watak jati diri bangsa. Ketentuan ini juga dikuatkan dalam pasal 5 bahwa penyiaran harus menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa.

Pentingnya isi siaran yang berkualitas juga dituliskan dalam pasal 36, dengan mencatumkan bawha isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

Kiranya pasal 4, 5, dan 36 cukup jelas menjadi dasar bagi negara untuk tidak ragu mencabut dan atau tidak memperpanjang ijin siaran yang tak lagi sanggup memberi manfaat positif bagi masyarakat. Perijinan yang diatur dalam pasal 33 juga tidak menyiratkan perpanjangan otomatis, melainkan dengan syarat tertentu. Yaitu ijin dan perpanjangan, baru diberikan setelah lembaga peyiaran memperoleh masukan, evaluasi; serta rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran. Pasal 34 juga menyebut, ijin siaran bisa dicabut. Lalu, dalam pasal 55 juga dituliskan dasar yang kuat bagi pencabutan dan penghentian perpanjangan ijin.

Menurut UU Penyiaran, masa berlaku ijin siaran televisi memang 10 tahun. Sebuah kurun waktu yang cukup lama. Namun pertanyaannya, apakah layak lembaga penyiaran yang tak lagi mampu memberi tayangan sehat terus diberi kesempatan menyelenggarakan siaran, padahal di luar sana, ada banyak pihak yang bisa menggantikannya secara lebih baik?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-08-13 02:54:092014-08-13 02:54:09Kanal Televisi Swasta, Milik Siapa?

Molekul Ahmad Dahlan, Obat Menjanjikan

13/08/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Belimbing manis, adalah tanaman yang dikenal unik dan eksotik karena irisan buahnya berbentuk bintang. Sebab itu, tanaman ini disebut dengan starfruit dalam bahasa Inggris. Belimbing manis banyak tumbuh di negara-negara tropis, termasuk di Indonesia. Sejak lama, beberapa bagian dari tanaman ini telah dimanfaatkan untuk mengobati diare, cacingan, demam, mual muntah, gatal-gatal, pengencer dahak, sakit kepala, dan insomnia.

Penemuan Molekul Ahmad Dahlan

            Penelitian yang dilakukan pada bagian akar belimbing manis, berhasil menemukan zat berkhasiat turunan benzoquinon yang disebut Molekul Ahmad Dahlan (Molad). Nama ini diambil dari nama tokoh pendiri Muhammadiyah, Gerakan Islam Pembaharuan terbesar di Indonesia, yaitu KH. Ahmad Dahlan. Penemuan molekul baru ini tidak lepas dari studi literatur sebelumnya dalam buku Materia Medica China yang menyebutkan kemanfaatan akar belimbing manis.

Melalui serangkaian proses pemisahan bertingkat menggunakan serbuk silika, diperoleh Molekul Ahmad Dahlan pada dasar gelas kaca sebagai endapan kristal, berwarna kuning dan tidak larut dalam air. Molad ini memiliki arti penting bagi dunia kesehatan, mengingat uji laboratorium menunjukkan khasiatnya sebagai antidiabetes, antihiperlipidemia, antioksidan dan antiradang. Berbagai teknologi molekuler digunakan untuk menentukan gen yang berperan menimbulkan khasiat.

 

Molekul Ahmad Dahlan sebagai kandidat obat baru

Dalam majalah ilmiah European Journal of Medicinal Chemistry disebutkan, bahan alam yang mengandung komponen benzoquinon dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, antiradang dan antikanker. Lebih lanjut, hasil penelitian lain membuktikan khasiatnya melawan kanker payudara, kanker hati, kanker leukimia dan sebagai anti-infeksi terhadap mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Akan tetapi, benzoquinon ternyata bersifat menghambat kesuburan (infertilitas).

Molekul Ahmad Dahlan (Molad) sebagai turunan benzoquinon berpeluang dikembangkan menjadi kandidat obat baru untuk penyakit kanker. Penelitian molad terkini membuktikan, zat ini mampu meningkatkan jumlah gen PPAR-gamma, yaitu gen yang bisa menekan pertumbuhan sel-sel kanker dengan cara menghambat enzim lipoksigenase. Enzim ini terdapat dalam jumlah melimpah pada sel-sel kanker dan dapat memicu timbulnya reaksi radang.

Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan melibatkan kerjasama antara Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Groningen University, Belanda. Kerja sama penelitian ini merupakan bentuk komitmen UAD menuju Research University kelas Dunia, dengan slogannya,“Bring UAD to the world and bring the world to UAD”. Hal ini agar kualitas penelitian UAD dapat diakui dan setara dengan negara-negara maju.

 

Kintoko, S.F., M.Sc., Apt., Pakar Penemuan Obat, Fakultas Farmasi UAD dan Kandidat Doktor di Guangxi Medical University, China.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-08-13 02:52:542014-08-13 02:52:54Molekul Ahmad Dahlan, Obat Menjanjikan

Memanusiakan Pasien

13/08/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh : Ahmad Ahid Mudayana,SKM.,MPH

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 

 

Perlakuan yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap pasien masih saja mengundang permasalahan. Padahal segala peraturan perundang-undangan yang ada sudah jelas mengatakan bahwa tidak ada pelayanan yang diskriminatif terhadap semua pasien. Setiap petugas kesehatan wajib mendahulukan keselamatan pasien dibanding aspek yang lain seperti administrasi. Sampai kapan tindakan diskriminatif dan bahkan ada yang menjurus pada tindakan kriminal akan berakhir. Peraturan yang ada saat ini tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Terlihat dari masih adanya kasus yang merugikan pasien baik secara materi maupun fisik. Seperti kasus yang menimpa seorang pasien lanjut usia di rumah sakit provinsi Lampung. Pasien tersebut dibuang dipinggir jalan oleh beberapa oknum petugas rumah sakit dengan menggunakan mobil ambulans milik rumah sakit tersebut. Pada akhirnya pasien tersebut meninggal dunia. Ini menjadi bukti bahwa masih ada kesenjangan yang besar dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Fenomena seperti ini seperti halnya fenomena gunung es yang harus segera diselesaikan apabila tidak ingin membahayakan dunia pelayanan kesehatan di Indonesia.

Berlakunya Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan seharusnya bisa menjadi pintu gerbang untuk memperbaiki pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Hanya saja, masih sangat jauh dari harapan, mengingat adanya permasalahan dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan. Di antaranya belum semua rumah sakit terutama swasta yang mau melayani pasien paserta BPJS Kesehatan seperti yang dilakukan oleh rumah sakit swasta se-Jabodetabek. Perkembangan dunia pelayanan kesehatan yang pesat menjadi salah satu pemicu terjadinya permasalahan saat ini. Orientasi pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini tidak hanya murni untuk kepentingan sosial. Tetapi, rumah sakit juga sudah berorientasi pada kegiatan bisnis. Tentu ini akan sangat menyulitkan bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Meskipun mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, akan tetapi menurut perhitungan bisnis maka rumah sakit akan mengalami kerugian dengan sistem yang saat ini diterapkan. Wajar apabila masih ada rumah sakit yang enggan untuk melayani pasien BPJS Kesehatan.

Terlepas dari permasalahan ini, seharusnya petugas rumah sakit termasuk petugas kesehatan tetap harus mengutamakan pelayanan yang bermutu. Pelayanan bermutu hanya bisa dicapai dengan profesionalisme yang baik serta pelayanan yang anti diskriminasi. Profesionalisme menjadi salah satu aspek penting dalam kode etik profesi kesehatan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki tetapi juga tingkat kepedulian terhadap pasien. Pelayanan tanpa diskriminasi di rumah sakit saat ini seolah-olah menjadi sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Di sisi lain, pasien juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh semua petugas rumah sakit. Termasuk hak untuk mendapatkan pelayanan tanpa diskriminasi. Pelayanan tanpa diskriminasi bisa dilakukan apabila kita menempatkan pasien pada derajat tertinggi.

Permasalahan yang menimpa pasien saat ini juga hampir sama dengan permasalahan masyarakat pada umumnya. Rasa saling menghargai antar sesama umat manusia semakin berkurang dimasa sekarang ini. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perselisihan-perselisihan antar masyarakat menjadi buktinya. Melihat kondisi yang seperti itu dimasyarakat saat ini maka apa yang disampaikan oleh Kuntowijoyo memang benar adanyanya. Kuntowijoyo dalam karyanya menyampaikan bahwa manusia itu harus dimanusiakan. Termasuk memanusiakan pasien yang ada di rumah sakit. Pasien sebagai manusia juga harus dijunjung derajatnya bukan sebaliknya. Sudah diatur secara jelas dalam undang-undang bahwa hak setiap warga negara mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang merata tanpa diskriminasi. Harkat martabat manusia meski tetap dijunjung tinggi meskipun dalam kondisi yang tidak sehat.

Kita sebagai mahluk ciptaan Allah SWT juga diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran. Sudah jelas dalam kondisi apapun kita tetap harus menolong pasien meski keadaan begitu berat karena disitulah kesabaran kita diuji. Sebagai petugas kesehatan, menolong pasien dalam keadaan apapun juga merupakan ujian kesabaran dalam menjalankan kewajibannya. Janganlah kita menjadi segolongan umat yang merugi karena tidak mau saling tolong menolong. Apapun alasannya, keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus didahulukan untuk menjaga pelayanan kesehatan yang bermutu. Siapapun ketika menjadi pasien harus tetap dilayani secara professional dengan mengedepankan rasa empati, rasa saling menghormati. Bukan sebagai objek yang boleh diperlakukan apa saja. Itulah salah satu cara terbaik untuk memanusiakan pasien. Maka kasus seperti yang disebutkan diatas tidak akan terulang kembali.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-08-13 02:51:532014-08-13 02:51:53Memanusiakan Pasien

Kesalahan Orientasi Pendidikan Kita

13/08/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Wajiran

(Mahasiswa Program Doktor University of Tasmania-Australia &

Dosen Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi UAD)

 

 

Selebrasi berlebihan yang dilakukan anak-anak SLTA atas kelulusan pada Ujian Nasional tahun ini menjadikan kita  bertanya-tanya, apa yang mereka dapatkan selama di sekolah. Apakah sekolah tidak pernah mengajarkan pelajaran agama, norma dan tata krama pada mereka?

Perayaan kelulusan yang harusnya dilakukan secara khidmad dan sederhana, tetapi justru dilakukan dengan tindakan-tindakan yang berlebihan bahkan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Tindakan corat-coret baju seragam dan kebut-kebutan bahkan tawuran sering mewarnai selebrasi kelulusan di negeri ini.

Lebih ironis lagi, di kota malang tersiar kabar tidak sedap bahwa anak-anak SLTA melakukan aktivitas free sex untuk merayakan kelulusan. Hal itu dilihat dari tren peningkatan penjualan kondom di kota itu. Menurut penuturan beberapa penjaga apotek, penjulan kondom meningkat drastis menjelang pengumuman Ujian Nasional.  Di kota Maluku, sekelompok anak perempuan ketahuan sedang membuka baju diangkutan umum. Mereka disinyalir akan pergi ke suatu tempat untuk merayakan kelulusan mereka.  

Semua kejadian itu tentu tidak lepas dari kesalahan orientasi pendidikan di negeri ini. Sekolah seolah hanya mengajarkan materi pelajaran semata, tanpa mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Sekolah hanya seperti pabrik pembuat produk mati dengan tidak memperhatikan aspek kemanusiaan mereka yang memiliki rasa dan hati nurani.

Lembaga pendidikan dan ironisnya orang tua, sering hanya mengejar nilai tanpa memperhatikan aspek moral mereka. Hasilnya, pelajaran agama, norma dan kepribadian sering diabaikan karena tidak masuk dalam ujian nasional. Mereka menganggap pelajaran ini tidak penting bagi anak-anak mereka. Itulah kesalahan pemahaman mereka. Banyak yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya dalam proses pendidikan itu harus mencapai tiga aspek kecerdasan; yaitu intelektual, emosional dan spiritual.

Kecerdasan intelektual didapatkan dan diukur dari nilai ujian mata pelajaran yang ada di nilai raport mereka. Secara intelektual kita mudah mengetahui karena dari nilai yang mereka dapatkan sudah bisa memprediksikan bagaimana kemampuan intelektual anak-anak kita. Namun demikian, untuk kecerdasan emosional dan spiritual tidak semudah mengukur kemampuan intelektual. Kemampuan emosional adalah kemampuan seseorang menyelesesaikan setiap persoalan yang dihadapi dalam kondisi tetap tenang, tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah atau frustasi dengan berbagai kendala yang dihadapi. Sedangkan kemampuan spiritual lebih menyempurnakan kemampuan emosional. Seseorang dengan kemampuan spiritual yang tinggi akan lebih kuat menghadapi berbagai persoalan, bahkan akan lebih suka berkorban karena pemahaman bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan mendapat balasan nanti di akherat.

Kejadian memalukan yang dilakukan oleh para remaja di atas tentu tidak akan pernah terjadi jika mereka memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang baik. Seperti pada zaman penulis, saat akan menempuh ujian nasional para guru meminta kita berpuasa dan memperbanyak ibadah sunnah agar Tuhan memberikan kemudahan saat mengikuti ujian. Perayaan kelulusanpun dilakunkan dengan membagikan seragam sekolah dan sedikit harta yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan.

Kesalahan dalam mengekspresikan kegembiraan atas kelulusan itu mengidikasikan adanya kesalahan sistem pendidikan saat ini. Orientasi pendidikan yang hanya mengejar nilai telah membuat anak didik seperti manusia robot. Lembaga pendidikan tak ubahnya seperti pabrik yang membuat mereka sebagai produk cerdas tetapi tidak memiliki hati nurani. Tidak bisa membedakan baik dan buruk. Tidak memiliki integritas dan tidak memiliki empati, tidak bisa merasakan penderitaan orang lain. Walhasil, jadilah mereka manusia yang inginnya mencari keuntungan diri sendiri. Kebiasaan mencontek, meniru pekerjaan orang lain/copy paste dan pembangkang sudah menjadi trade mark bagi mereka.

Di sinilah pentingnya pendidikan karakter. Diperlukan reorientasi model pendidikan yang masih bertumpu pada nilai semata.

Pendidikan agama dan nilai-nilai kepribadian perlu diintensifkan pada level pendidikan dasar dan menengah untuk membentengi generasi kita dari kebobrokan moral. Sebagai negara yang berketuhanan Yang Maha Esa sudah seharusnya pendidikan agama menjadi tumpuan setiap tingkat pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang kuat di negeri ini. Wallahua’lam bishawab.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-08-13 02:50:162014-08-13 02:50:16Kesalahan Orientasi Pendidikan Kita

UAD Syawalan Bersama Ketua KPK RI

11/08/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Seluruh dosen, karyawan, beserta para pemimpin Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merayakan syawalan bersama. Acara yang berlangsung di Auditorium Kampus 1, Sabtu (09/08/2014) tersebut dihadiri Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI), Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H, M.Hum. yang sekaligus menjadi penceramah.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. memberikan sambutan sekaligus memohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan selama menjalani tugas satu tahun terakhir. Menurut Kasiyarno, syawalan tahun ini terasa istimewa karena dihadiri oleh Pemimpin KPK RI yang sebenarnya sangat sulit ditemui, tetapi saat itu dapat hadir di UAD.

“Sulit menolak permintaan UAD, apalagi yang meminta adalah Rektor UAD, Kasiyarno. Tentu sebuah kehormatan bagi saya berada di tengah-tengah warga UAD,” ujar Busyro Muqoddas.

Selain syawalan, dalam acara rutin tahunan ini juga diumumkan para jamaah haji UAD yang akan berangkat dalam waktu dekat. “Pada kesempatan ini, di bulan Syawal, saya mewakili para jamaah haji memohon doa dan bantuannya selama kami berangkat haji,” pinta Nurcholis, M.Ag. yang saat itu mewakili para jamaan haji.(Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_syawalan_bersama_ketua_kpk_ri.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-08-11 03:40:372014-08-11 03:40:37UAD Syawalan Bersama Ketua KPK RI

UAD Beri Bantuan 350 Juta dan Beasiswa untuk Guru

24/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“350 juta rupiah, untuk guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) dan guru kelompok bermain” terang Dr. Kasiyarno. M.Hum dalam sambutannya pada penyerahan dana kepada guru-guru di Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kamis (24/7/2014). Sumbangan akan diberikan ke empat kabupaten se-DIY, yaitu Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunung Kidul.

“Kami salurkan dana ini untuk meningkatkan kesejahteraan bagi 921 guru PAUD Aisyiyah, yang terdiri dari 693 guru TK ABA dan 228 guru kelompok bermain. Dana tersebut akan diberikan kepada guru yang berinsentif kurang dari 100 ribu rupiah” terang Kasiyarno.

Lebih lanjut Rektor UAD Kasiyarno berharap dengan bantuan tersebut, para guru dapat termotivasi untuk lebih bersemangat. Ini adalah kepedulian kami terhadap dunia pendidikan yang non-PNS.

Jamilah Sugri, Wakil Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Majelis Dikdasmen menambahkan. Selain memberikan dana, UAD juga memberikan beasiswa kepada 20 guru PAUD untuk guru TK ‘Aisyiyah Bustanol Athfal yang sudah diseleksi.

“Ini sudah ketiga kalinya UAD memberikan bantuan kepada guru-guru. Semoga dana tersebut dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk terus berjuang. Terima kasih juga kepada UAD yang telah tetap konsisten memberikan bantuan. Jarang Perguruan Tinggi yang mau seperti UAD. Terima kasih untuk UAD” tutur Jamilah saat di temui (23/7).

Ppemeberian dana tersebut sudah tahun ke tiga. “Sebelumnya UAD juga memberikan sumbangan sebesar 325 juta rupiah. Pada 2012 UAD juga memberikan dana 300 juta ribu rupiah untuk guru-guru yang gajinya di bawah 100 ribu rupiah” terang Kasiyarno.(Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/pemberian_dana_uad.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-24 06:17:572014-07-24 06:17:57UAD Beri Bantuan 350 Juta dan Beasiswa untuk Guru

Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter

24/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

FORUM APRESIASI SASTRA KE-36 KKN UAD:

 

   Ki Hajar Dewantoro telah merumuskan bagaimana pendidikan harus dilakukan untuk membentuk karakter. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendiri Tamansiswa, tujuan pendidikan adalah “penguasaan diri” sebab pendidikan bertujuan untuk memanusiawikan manusia (humanisasi). Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa.  Menurut Prof. Dr. Siti Chamamah, mantan Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, pendidikan karakter bukan hanya memakai ukuran manusia sebagaimana dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantoro, tetapi berdasarkan pada tuntunan Islam.

Manusia adalah ciptaan Allah swt, sehingga seluruh pemikiran, cara pandang, sikap, dan perilaku yang ditampilkan harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan.  Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dibangun karakter bangsa yang memiliki akhlak mulia, yaitu amanah, tabligh, dan siddiq. Demikian dikemukakan Jabrohim, Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan dalam sambutan pada pembukaan Forum Apresiasi Sastra ke-36 bertema Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter Rabu, 23 Juli 2014.

Lebih lanjut Jabrohim mengatakan bahwa keunggulan karakter terbentuk dari adanya keutuhan antara aspek intelektual, emosional, sosial, serta moral dan spiritual. Karakter terbentuk melalui proses yang panjang dan melibatkan beberapa komponen penting antara lain orang tua, sekolah/pendidik, lingkungan masyarakat, budaya, serta sistem pemerintahan yang ada. Komponen-komponen tersebut memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan baik atau buruknya karakter bangsa. Hambatan atau permasalahan  yang terkait dengan karakter dapat memunculkan hambatan perilaku dan akan berdampak  negatif  terhadap lingkungan bahkan dapat menjadikan manusia tidak memiliki martabat sebagai manusia.       

Dikemukakan pula oleh Jabrohim yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Himpunan Sarjana-Kesusastraan itu bahwa dewasa ini telah terjadi penurunan kualitas karakter bangsa hingga mencapai  titik rendah yang sangat memprihatinkan. Gejala yang terlihat antara lain adalah meningkatnya kekerasan di masyarakat, kejujuran yang diselewengkan, menurunnya sikap hormat pada orangtua, guru maupun pemimpin, meningkatnya konflik dan kebencian, memburuknya pemakaian bahasa, rendahnya etos kerja, rendahnya rasa tanggung jawab, meningkatnya perilaku perusakan diri serta kaburnya pedoman moral. Keadaan   

Mengakhiri sambutannya, Jabrohim menegaskan bahwa upaya untuk mengatasi keprihatinan tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan  membangun, memperbaiki, dan mempertahankan karakter melalui pemikiran, rancangan, manajemen, strategi, serta kerja yang simultan. Strategi yang digunakan harus melihat dari berbagai sudut pandang kasus. Dalam bentuk preventif berarti membangun sejak awal terbentuknya karakter, melakukan treatment yakni mengatasi permasalahan yang telah terjadi, serta maintenance untuk mempertahankan agar karakter tidak rusak yakni dengan melakukan penjagaan.

Pendidikan karakter harus diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan agar seorang anak memiliki kecerdasan emosi, yang merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan memiliki kecerdasan emosi yang baik seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan. Kegiatan forum apresiasi sastra yang dilakukan oleh para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan ini merupakan upaya membangun kecerdasan emosi dan kreativitas. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan dirancang dan dilakukan secara sistematis.(Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-24 04:21:182014-07-24 04:21:18Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter

UAD Menggagas Kepemimpinan Bangsa dalam Perspektif Psikologi

22/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sabtu, (14/06) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Psikologi (BEM-Psikologi) UAD mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Menggagas Kepemimpinan Bangsa: Perspektif Psikologi” Bertempat di Auditorium Kampus I Universitas Ahmad Dahlan. Jalan Kapas 09. Semaki, Yogyakarta.

Pada acara tersebut hadir Prof. Dr. Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Politik UI) sebagai Keynote Speakers. Selain itu juga dihadiri oleh pembicara lain baik dari dalam maupun luar kampus. Diantaranya Drs. Afnan Hadikusumo (Anggota DPD RI), Siti Urbayatun (Dosen Psikologi UAD), Elli Nur Hayati (Dosen Psikologi UAD) dan Heri Yudiyanto (mantan walikota Yogyakarta).

Dalam kesempatan tersebut prof. Dr. Hadi Muluk mengungkapkan, “Pemimpin adalah bagian dari kita, berangkat dari keseharian kita, dinaikkan oleh kita, dan diturunkan pula oleh kita seperti pepatah minangkabau pemimpin itu ditinggikan seranting, didahulukan selangkah. bukan seperti sosok satrio piningit yang tiba-tiba datang entah darimana kemudian memimpin kita dengan segala kesaktiannya tanpa diketahui latar belakangnya. bukan itu sosok pemimpin yang dicari.”

Ditemui disela-sela acara, Hadi Suyono, S.Psi, M.Si. selaku Dosen Psikologi UAD sekaligus ketua panitia acara tersebut mengungkapkan,” Latar belakang diadakannya acara ini ialah karena melihat realitas yang ada di masyarakat yang begitu sulit untuk melihat bahkan melahirkan sosok pemimpin bangsa yang mampu untuk mensejahterakan rakyat terutama dalam perspektif psikologi dan saat ini bangsa kita juga tengah kebingungan dalam mencari dan menentukan sosok pemimpin baru.”

Kembali menambahkan, “Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memberikan kontribusi pemikiran untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar mampu mensejahterakan rakyat serta membuka wawasan tentang psikologi dan kepemimpinan bahwa psikologi tidak hanya menangani masalah individual tetapi lebih dari itu Psikologi mempunyai cakupan luas bahkan mengenai kepemimpinan.”

“Harapan setelah diadakannya acara ini mampu menginspirasi mahasiswa untuk mempunyai jiwa kepemimpinan yang sejati dan Universitas Ahmad Dahlan mampu melahirkan sosok pemimpin-pemimpin bangsa yang mampu mensejahterakan rakyatnya” harap Hadi Suyono, S.Psi, M.Si. (MCH)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-22 04:37:062014-07-22 04:37:06UAD Menggagas Kepemimpinan Bangsa dalam Perspektif Psikologi

TELKOMNIKA UAD Raih Rangkin 1 dan 3 SCOPUS

19/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sesuai dengan visi misi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk go international Jurnal TELKOMNIKA UAD menjadi salah satu jurnal yang dikenal seluruh dunia. “Satu-satunya Jurnal dari Perguruan Tnggi di Indonesia yang diakui oleh DIKTI” terang Tole Sutikno selaku editor –in-cheif Telkomnika. Jum’at (18/7).

Setelah terakreditasi A oleh Dikti per-Agustus 2013-Agustus 2018. Pada 6 Juli 2014 Jurnal TELKOMNIKA UAD kembali meraih prestasi menjadi jurnal ranking 1 di Indonesia dari variable SNIP. Dan menduduki ranking 3 di Indonesia dari variable SJR (berdasar penilaian dari SCOPUS). “Saat ini Jurnal TELKOMNIKA UAD lebih unggul dari UGM, IPB, UI, UIN Sunan Kalijaga dan beberapa PT lainnya” Tole menambahkan.

Lebih lanjut Tole Menjelaskan bahwa TELKOMNIKA menerbitkan semua artikel berkaitan bidang Teknik Elektro, Komputer dan Informatika, meliputi: seluruh bidang Teknik Telekomunikasi, Komputasi (computing), Elektronika, Elektrik (Listrik/Energy/Power), Kendali & Instrumentasi, Komputer dan Informatika. TELKOMNIKA akan dibaca oleh semua akademisi dan peneliti meliputi mahasiswa (S1, S2, S3), dosen, peneliti, juga pustakawan dan pemerhati pendidikan di Indonesia.

Jurnal TELKOMNIKA sendiri terbit pertama Desember 2003 oleh Prodi T. Elektro, FTI UAD. “Saat ini telah menerbitkan artikel lebih dari 1000 (seribu). Tahun 2007-2010 menerbitkan naskah in Indonesia dan English. Sejak Edisi Desember 2010 semua naskah yang diterbitkan in English” Parap Tole

 

Mengenal Scopus

Scopus adalah salah satu flagship yang dimiliki oleh Elsevier. Scopus adalah lembaga pengindeks yang mengevaluasi unjuk kerja (kualitas) sebuah jurnal internasional. Di Indonesia, sebuah jurnal dikatakan sebagai jurnal internasional bereputasi "terakreditasi" salah satunya bila terindeks di Scopus. TELKOMNIKA adalah salah satu dari 17 jurnal di Indonesia yang terindeks oleh Scopus. Dari 17 jurnal tesebut, hanya TELKOMNIKA UAD yang sekaligus terakreditasi "A" oleh Dikti.

SCOPUS memiliki/menciptakan 2 (dua) indikator/variabel utama penilaian untuk kerja sebuah jurnal internasional:

SNIP (Source Normalized Impact per-Paper) –> Didefinisikan sebagai perbandingan jumlah situasi jurnal per-makalah yang diterbitkan sebuah jurnal dan potensi sitasi pada bidang ilmu ilmu yang sama (ranking dinormalisasikan pada bidang ilmu yang sama). Hal ini bertujuan untuk memungkinkan perbandingan/perankingan terhadap seluruh jurnal pada seluruh bidang keilmuan yang berbeda.

SJR: Scimago Journal Rank (SJR) –> Ukuran pengaruh ilmiah (scientific influence) sebuah jurnal yang mempertimbangkan 2 hal: (i) JUMLAH artikel yang merujuk, dan (ii) prestise/POPULERITAS dari jurnal lain yang merujuk jurnal kita. Scimago adalah sebuah kelompok riset di Universitas Granada (Spanyol) yang merupakan partner Scopus, yang berdedikasi untuk analisis informasi, representasi dan perbaikan teknik visualisasi.

Berdasarkan variable SNIP, TELKOMNIKA UAD adalah jurnal ranking satu di Indonesia; dan jurnal ranking ketiga di Indonesia berdasarkan indikator SJR.(Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/pak_tole.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-19 05:14:332014-07-19 05:14:33TELKOMNIKA UAD Raih Rangkin 1 dan 3 SCOPUS

LPM Adakan Pelatihan Mengolah Singkong Di Gunung Kidul

19/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Ada empat resep yang disunguhkan saat pelatihan mengolah singkon oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM UAD). Di ataranya berupa kue basah putu ayu, brownis kukus, donat mocaf, dan black forest mocaf kukus disajikan dalam pelatihan. Tiga resep dibuah sendiri oleh ibu-ibu peserta pelatihan sedangkan satu resep yaitu black forest mocaf kukus disampaikan oleh Siti Salamah selaku pemateri.

“Bahan yang digunakan cukup mudah didapatkan dan tentu saja menggunakan tepung mocaf yang bahan dasarnya dari singkong. Dengan dibuat menjadi tepung mocaf singkong bisa menjadi tahan lebih lama hingga satu tahun” terang Salamah saat memberikan Materi tentang Black Forest Mocaf Kukus Kamis (17/7/2014) di Balai Desa Kemadang

Pelatihan yang dihari oleh tiga pedukuhan Pocung, Tenggang, dan Ngelo ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk mengatasi jika suatu ketika berhadapan dengan musim sulit pangan atau paceklik sehingga tepung mocaf ini bisa dijadikan salah satu alternatif ketahanan pangan di Gunung Kidul. Dengan adanya pelatihan ini maka potensi yang ada di daerah mereka dapat terus digali dan menjadi peluang usaha.

Selain dihadiri oleh Kepala LPM UAD Drs. H. Jabrohim, M, M., koordinator KKN Drs. H. Sudarmini, dan aparat desa setempat. Hadar pula Wakil Bupati Gunung Kidul Drs H. Immawan Wahyudi, M. H., Hum. Dalam sambutannya dia sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak UAD yang melalui mahasiswa KKN telah berkenan menjadi perantara bagi pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada, khususnya singkong yang kemudian dapat diolah menjadi tepung mocaf dan menghasilkan produk-produk yang lebih beragam.

”Ini sekaligus menjadi wujud rasa syukur kita kepada Allah dan semoga dari situ kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan dapat lahir bersama-sama” tambahnya. (Doc/Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/lpm_uad_saat_pelatihan_singkong_di_gunung_kidul.jpg 300 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-19 04:05:442014-07-19 04:05:44LPM Adakan Pelatihan Mengolah Singkong Di Gunung Kidul
Page 534 of 687«‹532533534535536›»

TERKINI

  • Mahasiswa KKN UAD Gelar Seminar Literasi Keuangan di SMK Koperasi Yogyakarta04/07/2025
  • Permudah Informasi, KKN UAD Pasang Plang Nama Jalan di Dusun Ngrame04/07/2025
  • KKN UAD Edukasi KWT Menur tentang Pertanian Sehat dan Ramah Lingkungan04/07/2025
  • Mahasiswa KKN Alternatif ke-97 UAD Tanam Pohon melalui Program SUBUR04/07/2025
  • Alumnus FAI UAD Terima Beasiswa Muhammadiyah Scholarship Preparation Program 202504/07/2025

PRESTASI

  • I-WASLABOT: Inovasi Mahasiswa UAD Raih Juara di PIKIR 202504/07/2025
  • Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II dalam BE-FEST 202503/07/2025
  • Mahasiswa Perbankan Syariah UAD Raih Juara I di Kejurnas Bhayu Manunggal Championship 202502/07/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara I Lomba Menyanyi Nasional01/07/2025
  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025

FEATURE

  • Belajar ONMIPA dari Ahlinya04/07/2025
  • Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup04/07/2025
  • Memperteguh Jati Diri Mahasiswa03/07/2025
  • Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat03/07/2025
  • Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital03/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top