• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Menelisik Bahasa Dan Pendidikan Karakter

13/06/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Bahasa adalah sesuatu yang tidak bisa dipegang, dia bergerak terus.” Tutur Prof. Dr. H. Mochtar Pabottingi, dalam diskusi ilmiah dengan tema “Bahasa dan Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra, Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) bekerjasama dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) pada Rabu, 11 Juni 2014, di ruang Sidang lantai 3 Kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Acara yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Sastra (Umarino, M.Hum.) dan beberapa dosen serta mahasiswa pascasarjana UAD ini memacu antusias audiensi. Banyak kegelisahan-kegelisahan yang berhasil di redam oleh Prof. Mochtar dalam diskusi tersebut.

Mochtar Pabottingi  yang lebih dikenal sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta mengatakan, di dalam setiap kata-kata yang terlontar adalah bagaian dari karakter yang tidak bisa dipisahkan.

“Karakter adalah kesetiaan pada kata,” tegasnya. Ketika disinggung mengenai pembelajaran bahasa Inggris yang ditiadakan di Sekolah Dasar dia setuju. Menurutnya, ketika bahasa Inggris diberikan di SD, akan mempengaruhi otoritas terhadap nilai-nilai yang ada. Karena, bahasa membawakan kultur dari bahasa itu sendiri. Jika bahasa Inggris itu diterapkan di SMP/SMA tentunya karakter bangsa sudah terbentuk, sehingga kemungkinan tersebut dapat diminimalisir.

Menurutnya, pemakaian bahasa memang sedikit banyak memberikan perngaruh terhadap karakter. Maka dari itu Prof. Mochtar meminta agar jangan sampai “berbahasa sebagai budak, karena budak itu tidak punya harga pada dirinya. Gunakanlah bahasa sebagaimana mestinya, jangan dicampur adukkan sebab itu yang membuat lupa pada karakter.” (idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/menelisik_bahasa_dan_pendidikan_karakter.jpg 291 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-06-13 01:30:122014-06-13 01:30:12Menelisik Bahasa Dan Pendidikan Karakter

Pejabat Harus Mampu Berbicara Di Depan Umum

10/06/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sabtu (31/05/2014) di Hotel Novotel , Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan pelatihan public speaking. Acara yang diadakan humas UAD tersebut, menghadirkan Risma Kusuma Rindra sebagai pembicara. Hadir juga Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum pada kesempatan tersebut. Sekaligus membuka acara.

Dalam sambutanya Kasiyarno berharap dengan adanya acara ini para dosen dan pimpinan UAD banyak mendapat ilmu -yang selanjutnya disalurkan kepada rekan-rekan dan kepada mahasiswa.

“Public speaking penting bagi pejabat” tutur Kasiyarno. Menurutnya pejabat harus mampu berbicara di depan umum. Maka dari itu, penting berpenampilan baik dengan tata bicara yang tertata, agar mendapat kesan yang baik. Selain itu, kita  sebagai organisasi harus serasi, kompak dan kebersamaan berkometmen.

Risma Kusuma Rindra menjelaskan, dalam menyampaikan sesuatu perhatikan beberapa hal. Salah satunya posisi berdiri, kaki tidak boleh sejajar, tapi lebih serong (maju salah satu kaki ke depan), posisi tangan berada di perut. Mungkin bagi orang yang tidak biasa akan merasa aneh saat dilatih untuk berbicara “Keanehan dan hal yang baru diawal, akan memberikan kesuksesan diakhir” terang Risma memberikan semangat.

Pelatihan langsung diperaktekan kepada para peserta yang diikuti oleh para dosen dan karyawan UAD. Acara yang berlangsung hingga sore tersebut, tidak hanya pelatihan berbicara tetapi juga latihan table manner. (Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-06-10 02:24:032014-06-10 02:24:03Pejabat Harus Mampu Berbicara Di Depan Umum

Festival Sastra di UAD: Hidupkan Lampu Sastra

09/06/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Kegiatan sastra tidak seperti menekan tombol lisrik,” ungkap Drs. H. Jabrohim, M.M. selaku kepala Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) dalam pembukaan Festival Sastra pertama di Auditorium Kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)pada Sabtu, 7 Juni 2014.

Acara yang diselenggarakan selama dua hari, Sabtu-Minggu,  7 sd 8 Juni 2014 ini menghadirkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan pembacaan puisi oleh Emha Ainun Najib (Cak Nun).

“Festival tersebut diikuti oleh Universitas Muhammadiyah se-Indonesia. Ada berbagai perlombaan terkait dengan sastra pada kesempatan tersebut. Ada lomba musikalisasi puisi, penulisan puisi, penulisan cerpen, dan baca puisi” terang Dr Rina Ratih, M.Hum Ketua panitia penyelenggara.

Waki Rektor III Bidang Kemahasiswaan UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. mengajak semua peserta dan hadirin dapat berperan dalam ajang ini. Dia juga berharap kegiatan ini mampu melahirkaan seniman atau sastrawan baru di lingkungan Muhammadiyah. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mengasah intelektual di bidang penulisan dan bidang lain terkait karya sastra, sehingga mampu menumbuhkan spiritual dan emosional.

Acara yang dibuka langsung oleh Drs. H. Sukriyanto AR., M.Hum. tersebut berjalan dengan khitmat. Dia menuturkan bahwa kegiatan seni seperti sastra ini bisa menjadi salah satu jalan untuk menjalankan amal ma’ruf nahi mungkar. (idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/festival_sastra_d_uad.jpg 311 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-06-09 03:05:172014-06-09 03:05:17Festival Sastra di UAD: Hidupkan Lampu Sastra

Meniru Ruh Kepemimpinan Nabi Muhammad

03/06/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Saat ini, Para anak muda bangsa perlu mempunyai 2 Karakter dasar untuk dapat menjadi pemimpin yang ideal sehingga mampu membenahi bangsa Indonesia, yakni mental Dermawan dan Relawan. Dan saya rasa UAD mampu untuk menghasilkan anak-anak muda bangsa yang seperti itu.“ Ungkap Dr. H. Bachtiar Nashir, Lc., M.M. ketika mengisi acara Pengajian Dosen dan Karyawan. Senin (02/06) di Auditorium Kampus I UAD. Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta.

Sebagai umat Muhammad SAW, lanjut Bachtiar Nashir. Sudah sepatutnya kita mengetahui karakteristik kepemimpinan beliau yang mampu menggerakkan Islam menjadi besar hingga seperti saat ini yang keunggulan dan keistimewaannya telah diakui dunia.

Dari berbagai sumber media, kita ketahui banyak tokoh dunia barat telah mengakui Keunggulan Muhammad dan Agama yang dibawanya. Diantaranya, Michael Hart, seorang pakar astronomi, fisika, serta sejarah sains menempatkan Muhammad SAW sebagai peringkat pertama dari 100 tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Sir George Bernard Shaw, Pakar sejarah dan sains Inggris mengatakan, “Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa, maka agama yang dibawa Muhammad (Islam) itu. Selanjutnya seorang Orientalis Karen Armstrong (Penulis Buku “Sejarah Tuhan” dengan sangat berani mengatakan. “ Berbeda dengan kristus, Muhammad bukan figur kegagalan.”

Kembali melanjutkan, “Dari berbagai pemaparan tadi, perlulah kiranya saat ini kita kembali mencontoh jiwa dari kepemimpinan Muhammad SAW. Ruh (Jiwa) Kepemimpinan Muhammad SAW, yaitu. Predikat Khalifah melekat dalam dirinya. Kekuasaan adalah pemberian Allah SWT semata, Senantiasa meyakini janji Allah. Tidak mengingkari peran kekhalifahan. Keadilan bukan hawa nafsu. Kepemimpinan merupakan sebuah ujian ketinggian derajat. Empatik dan Penyayang.”

Acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam Universitas Ahmad Dahlan (LPSI UAD) tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor, Dekanat, Dosen, serta Seluruh Karyawan yang ada di UAD.

Diakhir acara, Dr. Bachtiar Nashir mengungkapkan “Marilah kita jadikan UAD ini sebagai jembatan kita menuju ke Surga. Setiap langkah kita di UAD ini mari kita niatkan untuk senantiasa ibadah Kepada Allah SWT karena amal perbutan kita di dunia inilah yang kelak akan menemani kita ketika kita berada dikuburan

”Saya berharap Semoga kelak akan lahir dari UAD ini sosok-sosok Diponegoro muda, Jenderal Sudirman muda, serta Ahmad Dahlan-Ahmad Dahlan muda yang mampu mencerahkan Indonesia.”  (MCH)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/pengajian_uad.jpg 222 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-06-03 06:05:452014-06-03 06:05:45Meniru Ruh Kepemimpinan Nabi Muhammad

Mahasiswa Asing Pun Bisa Bermain Drama

03/06/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Prodi Sastra Indonesia universitas Ahmad Dahlan (SI-UAD) selenggarakan ujian dengan pementasan drama oleh mahasiswa asing pada Sabtu, 24 Mei 2014 di Hall Kampus II UAD.

Pementasan ini merupakan bagian dari aplikasi matakuliah Sastra Indonesia khususnya drama oleh mahasiswa asing yang berkuliah di jurusan sastra Indonesia UAD. Menurut Iqbal Saputra, S.Pd. (Iqbal H. Saputra) selaku dosen pengampu mengaku proses pementasan ini dimulai ketika memasuki perkuliahan pertama hingga pertengahan semester dengan menyajikan teori-teori dasar tentang keteateran. Memasuki tengah semester berikutnya terori-teori yang sudah disampaikan tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk pementasan.

“Tidak ada paksaan atau permintaan khusus mengenai pementasan ini. Mereka saya bebaskan dan saya lepaskan untuk menentukan sendiri dan berperan sendiri dalam cerita yang mereka perankan.” Tutur Iqbal dengan senang dan bangga. Meskipun dia menyadari bahwa pertunjukan mereka tidak semaksimal kualitas teater yang sesungguhnya.

Justin dan Yuki mengaku merasa senang dalam pementasan ini. Apresiatif dan bangga terlihat dari wajah mereka. “Mereka cukup berhasil membawakan naskah yang mereka pilih sendiri dengan kesepakatan kelompok mereka masing-masing. Tentu saja mereka mendapat kesulitan, terlebih naskah yang dipilih adalah naskah Jawa. Mereka dialoggkan dengan bahasa Indonesia meskipun sedikit kesulitan dalam menghafal dialog dan menggerakkan tubuh serta mimik. Tetapi, mereka tetap mempunyai harapan yang kuat untuk dapat melakukan pementasan yang sejenis suatu saat nanti” terang Iqbal. (idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Pementasan Mahasisa Asing UAD.jpg 212 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-06-03 02:38:562014-06-03 02:38:56Mahasiswa Asing Pun Bisa Bermain Drama

Mahasiswa UAD Pertama yang Lulus di China dengan Double Degree Program

24/05/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News


Adalah Pradhika Nurul Huda kelahiran Sleman, 4 September 1992 mahasiswa UAD yang pertama lulus dari Guangxi University for Nationalities (GXUN) China dengan Double Degree Program.

Dhika begitu panggilan Akrabnya, merupakan mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan (FE-UAD), yang mengambil Double Degree Program antara UAD dan GXUN. Ia belajar di Ekonomi dan Departemen Perdagangan Internasional, Fakultas Bisnis Internasional, GXUN selama dua tahun 2012-2014.

“Selama kuliah saya aktif terlibat dalam berbagai kegiatan seperti lomba olah raga, magang di perusahaan Cina, dll” terangnya.

Sebelum belajar di GXUN, Dhika adalah mahasiswa semester empat UAD, selanjutnya Dika mendapat kesempatan melanjutkan di Cina yang sudah kerja sama dengan UAD. Sekarang setelah lulus dari GXUN, ia akan melanjutkan kuliah di UAD selama satu semester karena masih ada beberapa SKS yang harus ia selesaikan. Setelah lulus dari UAD, ia berencana untuk mengambil Master dalam Bisnis Internasional pada tahun 2015 di Cina, dan berlaku untuk Beasiswa Pemerintah Cina.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk wisuda ini. Saya harap apa yang saya pelajari di Cina dapat berguna bagi saya dan UAD" Kata Dhika. (Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/mahasiswa_uad_pertama_yang_lulus_dari_guangxi_university_for_nationalities_china_dengan_double_degree_program.jpg 336 428 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-05-24 04:14:112014-05-24 04:14:11Mahasiswa UAD Pertama yang Lulus di China dengan Double Degree Program

UAD Bentuk Wirausahawan Muda Dengan Bazar

24/05/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Kamis (22/05), nampak berbeda dari biasanya. Suasana di Green Hall Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta terlihat begitu ramai. Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan (FE-UAD) mengadakan agenda rutin tahunan yakni Bazaar Economic Fair.

Acara yang menampilkan berbagai macam bentuk unit usaha yang dimiliki Mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut, diprakarsai oleh Dekanat Fakultas Ekonomi UAD yang bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM-FE) UAD.

Ditemui di sela-sela acara, Sigit Wijanarto (20) Selaku Ketua Pelaksana acara tersebut mengungkapkan, “Acara yang bertemakan “Young Enterpreuner Why not?” ini diadakan selama 3 hari dan diikuti oleh 52 Stand dari 3 Prodi yang ada di Fakultas Ekonomi yakni Prodi Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan.”

Lebih Lanjut disampaikan, tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk Mewujudkan Visi Misi Fakultas Ekonomi UAD dan membentuk mental Wirausaha di kalangan mahasiswa. Harapan kami setelah diadakannya acara ini para Mahasiswa FE UAD setelah lulus nanti dapat membuka lapangan pekerjaan baru sesuai dengan potensi dan kreativitas yang dimilikinya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si (52) selaku Dekan Fakultas Ekonomi UAD. Menurutnya, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menggali dan mengembangkan potensi akademik dan non-akademik Mahasiswa FE UAD. Meningkatkan kemampuan softskill, meningkatkan kemampuan berprestasi, meningkatkan kompetensi lulusan. Sehingga dapat diterima oleh pasar kerja dan mampu menciptakan usaha sendiri (mandiri).”

“Setelah acara ini berakhir akan dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap Potensi akademik dan non-akademik yang dimiliki Mahasiswa FE UAD untuk dipersiapkan dalam kompetisi-kompetisi di luar Kampus. Diharapkan setelah mengikuti Rangkaian acara ini dapat lahir wirausahawan-wirausahawan Muda UAD yang mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang bisnis dan marketing yang kelak akan menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Amin.” Harap Ibu Dekan.

Acara Bazaar Economic Fair ini merupakan salah satu acara dari rangkaian acara Economic Fair dalam rangka menyongsong milad Fakultas Ekonomi Universitas ahmad Dahlan yang diadakan dari tanggal 12 Mei sampai 24 Mei 2014 (MCH)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/bazar_ekonomi.jpg 252 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-05-24 02:55:362014-05-24 02:55:36UAD Bentuk Wirausahawan Muda Dengan Bazar

Perlukah Gelar Gr?

23/05/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Panji Hidayat, M.Pd

Dosen Universitas Ahmad Dahlan

 

Upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan perlu diacungi jempol dengan adanya dual mode system, sertifikasi guru, dan Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG). Namun banyak sekali dalam praktiknya, kebijakan tersebut malah menjadi bumerang bagi pelaku pendidikan karena belum siapnya sumber daya manusia yang dapat melaksanakan kebijakan tersebut. Alih-alih memajukan negeri malah membuka celah lahan korupsi baru. Salah satu kebijakan pemerintah yang akhir-akhir ini menjadi opini adalah Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG harus ditempuh selama 1-2 tahun. Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013. Sesuai Pasal 9 Permendikbud, selama pendidikan profesi, calon guru akan menjalani lokakarya pembelajaran. Selain itu, akan berlatih mengajar melalui pembelajaran pengayaan lapangan.

Melalui PPG inilah nantinya sarjana baik itu pendidikan maupun non pendidikan dapat mendapat gelar Gr di belakang namanya. Tentu saja dengan adanya PPG ini akan menjadikan LPTK yang mencetak Sarjana Pendidikan dianggap belum professional sebelum mengikuti PPG meskipun sudah menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Apakah  belum cukup penyematan S.Pd sebagai tanda bahwa lulusan S1 Pendidikan siap menjadi guru atau pendidik yang professional, atau mungkin Kemendikbud masih meragukan kualitas Sarjana Pendidikan.

Seolah berlebihan sekali karena gelar Gr hanya sebagai atribut dan admisnistrasi belaka untuk mendapatkan tunjangan profesi sehingga gelar tersebut telah menafikan keberadaan institusi pencetak guru. PPG sendiri dapat dilaksanakan oleh universitas yang ditunjuk Dikti karena penetapan dari Kemendikbud. Lah bagaimana nasib LPTK yang tidak ditunjuk sebagai megaproyek PPG itu sendiri? Karena LPTK lain pencetak guru seperti “Hidup segan mati tak mau”

Kalau hal tersebut dilakukan terus menerus kepercayaan consumer terhadap institusi pendidikan semakin menurun. Padahal profesionalisme adalah memperbaiki spirit, kinerja, dan integritas dalam memajukan pendidikan. Apa gunanya atribut gelar yang secara substantif tidak merubah kualitas pendidikan di Indonesia yang sedang menggeliat mengejar kemajuan bangsa lain.

Mendidik adalah amanah yang harus menjadi tanggung jawab bersama anak bangsa demi tegaknya merah putih di bumi pertiwi yang sedang menangisi krisis keprofesionalan pendidik bangsa. Tidak hanya kebijakan semata, tetapi realita melaksanakan profesi dengan ikhlas, amanah, dan berkarakter khasanah demi mengatasi segala lini problemantika bangsa. Tentu saja agar tidak berlarut-larut dalam keterpurukan yang nyata atau kasat mata.

Kecerdasan dan keprofesionalan pendidik adalah harga mati untuk mendedikasikan diri untuk bangsa yang kita cintai. Bukan sekedar kelar atau atribut yang mengekor dibelakang anama kita (pendidik). Semoga menjadi renungan pembaca yang budiman.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-05-23 02:15:242014-05-23 02:15:24Perlukah Gelar Gr?

Menanti Kelahiran Perda Penataan PKL

23/05/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh : Sukardi

Dosen Fakultas Ekonomi UAD

 

Menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) di kota besar sampai kota-kota kecil, tidak terkecuali ditingkat kecamatan, kini menjadi persoalan tersendiri di negeri ini. Inilah sebagai konsekuensi dari sistem ekonomi kerakyatan, ekonomi berkembang melalui usaha kecil dan mikro. Bagi yang tidak memiliki lahan tersendiri mereka memanfaatkan trotoar dan lahan umum lainnya sebagai tempat mangkal menjajakan dagangannya. Tentu munculannya PKL menjadi sinyal perkembangan perekonomian rakyat. Di sisi lain terjadi ketidakrapian dan kekumuhan lingkungan. Pada kondisi demikian diperlukan regulasi PKL sehingga lingkungan menjadi lebih tertata, kota  menjadi lebih rapi.

Munculnya PKL akan menjadikan tempat itu ramai sejak pagi hingga larut malam. Mereka berjualan produk yang menjadi kebutuhan masyarakat. Masyarakat tidak harus ke luar daerah  untuk mendapatkan kebutuhannya. Tapi di sisi lain yang lebih penting adalah perkembangan PKL isyarat  perekonomian orang miskin semakin bergeliat.

Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) kemiskinan Indonesia mencapai 11,8 %, jika penduduk Indonesia 240 juta, maka  penduduk miskin di atas 25 juta orang. Penduduk miskin desa banyak  yang mengadu nasib di kota yang justru menambah populasi kemiskinan  kota. Penduduk miskin banyak yang menjadi buruh, tetapi tidak sedikit mereka yang melakukan usaha menjadi pedagang kaki lima. Bagi mereka yang  tidak mempunyai lahan, tak memiliki biaya sewa tempat,  cara yang ditempuh memanfaatkan trotoar atau sejenisnya untuk usaha dengan fasilitas tempat mangkal ala kadarnya.

Jika fasilitas tidak didukung dan penaataan tidak tersedia tempat yang mewadahi untuk PKL, maka yang terjadi lingkungan menjadi kumuh, lapak-lapak tidak rapi, dinding dan atap bangunan dari bahan sederhana yang kadang tidak sedap dipandang mata. Banyaknya PKL yang bermunculan banyak menutup trotoar yang seharusnya menjadi areal pejalan kaki. Tentu hal tersebut menyita jalan sekitar untuk tempat parkir para pengunjung yang berkendaraan. Dari sisi kebersihan dan kesehatan lingkungan kadang kurang diperhatikan. Termasuk para pedagang makanan anak-anak di halaman sekolah, yang sebenarnya menambah kesemrawutan lingkungan dan kurang mendidik. Anak anak makan jajanan sambil berdiri dan jalanan menjadi pemandangan  kurang etis dan membiasakan perilaku yang kurang sopan.

Masyarakat maju tentu berharap semakin berbudaya, penataan lingkungan, kebersihan, penataan kerapihan perlu terus dikembangkan. Dulu  banyak slogan yang dicanangkan: berhati nyaman (bersih, sehat, indah dan nyaman), projo tamansari (produktif,  ijo royo royo, ditata tanam dan asri), bersinar, berseri, beriman, sembada, binangun, dan sebagainya. Semua mengharapkan kesehatan, kerapihan, keindahan.

Membinaan PKL

Seharusnya pengusaha kecil dan mikro tetap dibina, disediakan areal khusus PKL dengan fasilitas bentuk bangunan yang tertata, arealnya dilokalisir, tidak menyebar di sembarang tempat, tidak mengganggu pejalan kaki, tidak menimbulkan munculnya tempat parkir yang mengganggu lalu lintas.

Supaya tidak memancing para PKL menempati sembarang areal, perlu ada daerah larangan mangkal, ada aturan bentuk dan syarat bangunan. Daerah-daerah larangan mangkal PKL dibangun taman dan fasilitas umum lain yang menciptakan keindahan lingkungan. Penertiban dan pembinaan PKL terus dilakukan, sehingga masyarakat memahami konsep penataan dan tata kota yang diinginkan oleh pemerintah.

Jika pemerintah kota Yogyakarta membangun taman dengan pot lahan permanen posisi tinggi di berbagai areal yang dilarang untuk jualan PKL. Maka pemerintah kota Bandung membangun zona merah, melakukan pembinaan dan penataan PKL. Pembeli yang belanja pada PKL di daerah zona merah dikenai denda satu juta rupiah. Lalu Pemda Solo terus melokalisir PKL, diharapkan tahun 2015 tidak ada lagi PKL yang menempati areal terlarang.  Kebijakan-kebijakan itu tentu tidak mudah pelaksanaannya, karena terkait dengan nasib usaha, kepemahaman tata lingkungan. Namun PKL memang membutuhkan santunan bimbingan usahanya. Jika terlambat menata semakin susah melokalisir PKL; kerapihan kota, kenyamanan trotoar dan gangguan parkir sudah tidak bisa menunggu lama lagi untuk penataannya.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-05-23 02:14:452014-05-23 02:14:45Menanti Kelahiran Perda Penataan PKL

BEASISWA KE TIONGKOK, MAU?

23/05/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI UAD; Pengajar Tamu di Guangxi University for Nationalities, Nanning, Tiongkok

 

Jumlah beasiswa studi lanjut, baik untuk jenjang S-1, S-2, maupun S-3 di Tiongkok sangat banyak, selain juga dari beragam bidang. Ada beasiswa dari pemerintah daerah, ada pula beasiswa dari pemerintah pusat Tiongkok. Sayangnya, mahasiswa asal Indonesia tak banyak yang berminat terhadap peluang beasiswa ke Tiongkok. Melalui artikel ini, saya ingin membagi informasi tentang syarat-syarat beasiswa ke Tiongkok berikut informasi lainnya yang terkait. Mau?

Langkah pertama, Anda dapat mengakses laman resmi milik pemerintah Tiongkok yang menawarkan beasiswa bagi mahasiswa asing, yaitu www.csc.edu.cn. Melalui laman tersebut, Anda akan mengetahui beragam informasi yang terkait universitas, program studi, masa studi, jumlah beasiswa per bulan, hingga bahasa pengantar perkuliahan. Perlu Anda catat pula, jumlah universitas milik pemerintah Tiongkok sekitar 317 kampus.

Universitas milik pemerintah Tiongkok didirikan di setiap provinsi atau kota. Di Kota Beijing, misalnya, terdapat 44 universitas, termasuk Peking University dan Tsinghua University, dua universitas terbaik di Tiongkok dan didorong untuk menjadi world class university. Sementara itu, di Provinsi Guangxi, terdapat 7 universitas, termasuk Guangxi University for Nationalities (GXUN), tempat saya mengajar saat ini.

 

Banyak Dipilih

Di Tiongkok, ada beberapa kampus yang banyak dipilih oleh mahasiswa asal Indonesia. Sekadar contoh, di Guangxi University yang berada di kota Nanning, Provinsi Guangxi, tercatat 24 mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengambil studi S-2. Masih di kota Nanning, ada Guangxi Medical University. Di kampus yang berfokus di bidang kedokteran itu, tercatat sekitar 30 mahasiswa asal Indonesia, baik yang sedang mengambil studi S-1, S-2, maupun S-3.

Selanjutnya, masa studi untuk jenjang S-1 sekitar empat tahun, S-2 (tiga tahun), dan S-3 (tiga tahun). Bagi mahasiswa yang belum bisa berbahasa Mandarin, ada tambahan waktu satu tahun untuk belajar bahasa Mandarin (sebagai bahasa pengantar kuliah), dan itu bagian dari beasiswa yang diterimanya. Jumlah beasiswa per bulan untuk jenjang S-1 sekitar 1.200-1.300 RMB/yuan, S-2 (1.500-1.700 RMB/yuan), dan S-3 (2.000 RMB/yuan).

Terbatasnya jumlah beasiswa yang diterima, mau tidak mau, harus disiasati dengan banyak cara, salah satunya ialah memilih kota di Tiongkok yang biaya hidupnya terjangkau. Berdasarkan pengakuan seorang mahasiswa Indonesia di Guangxi University, biaya hidup di kota Nanning relatif terjangkau dibandingkan di kota Beijing. Selain itu, katanya, dari beasiswa yang diterimanya, ia berhasil menyisihkan sebagian uang untuk ditabung.

Oleh karena itu, saya menyarankan kepada Anda agar memilih universitas di Tiongkok yang letaknya di kota yang biaya hidupnya relatif terjangkau. Misalnya, Anda memilih universitas di daerah Tiongkok selatan, seperti Provinsi Guangxi. Selain biaya hidupnya terjangkau, Anda bisa menyisihkan sebagian uang beasiswa untuk biaya berlibur ke kota-kota di Tiongkok, dan untuk biaya pulang ke Indonesia setahun sekali.

 

Persiapan Dokumen

Langkah kedua, Anda persiapkan beberapa berkas atau dokumen yang terkait, seperti ijazah, transkrip nilai, rencana studi (study plan), dan surat rekomendasi, semuanya dalam bahasa Inggris atau Mandarin. Salah satu kekurangan dalam pendidikan kita selama ini ialah tidak adanya ijazah dan transkrip nilai dalam bahasa Inggris. Padahal, ijazah dan transkrip nilai dalam bahasa Inggris sangat penting dalam proses pengajuan beasiswa ke luar negeri.

Kemudian, rencana studi (study plan) dibuat sesuai dengan program studi yang ingin dilamar dalam beasiswa dan, yang tak kalah penting, harus linier dengan keilmuan yang bersangkutan. Berikutnya, surat rekomendasi yang berasal dari dua orang dosen berpangkat profesor atau guru besar (wajib!). Pengalaman teman saya menunjukkan, surat rekomendasi dari satu orang profesor dan satu orang doktor, ternyata ditolak oleh pihak universitas.

Di samping itu, Anda perlu membuat paspor dan visa. Untuk pembuatan paspor, Anda cukup datang ke Kantor Imigrasi Kemenhukham di setiap kota atau provinsi. Sementara itu, untuk pengurusan visa, Anda perlu datang ke kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat Tiongkok di Jakarta dan Surabaya. Bagi Anda yang ingin belajar di Tiongkok, Anda mengajukan permohonan visa mahasiswa kepada pihak Kedubes RRT. Selamat dan semoga sukses bagi Anda![]

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-05-23 02:12:362014-05-23 02:12:36BEASISWA KE TIONGKOK, MAU?
Page 537 of 685«‹535536537538539›»

TERKINI

  • Turnamen Tenis Meja: Dari Hobi Menjadi Prestasi di Tengah Masyarakat01/07/2025
  • Dosen UAD Manfaatkan Pati Singkong dan Bunga Telang Jadi Kemasan Pangan Ramah Lingkungan01/07/2025
  • Dosen UAD Kembangkan Produk Sehat Berbasis Rumput Laut Merah dengan Pendekatan Design Thinking01/07/2025
  • Toleransi Itu Peduli, Bukan Acuh01/07/2025
  • Belajar Menjadi Pemimpin Lewat Organisasi01/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara I Lomba Menyanyi Nasional01/07/2025
  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025

FEATURE

  • Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja01/07/2025
  • Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa30/06/2025
  • Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?30/06/2025
  • Penyampaian materi tentang Digital Public Health oleh Kepala BKPK Kemenkes RI dalam kuliah pakar Prodi Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Isah)Digital Public Health Competencies30/06/2025
  • Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air28/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top