• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Penyebab Marah dan Penyelesaiannya dalam Islam

08/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Penyebab marah sangatlah beragam, di antara satu dan yang lainnya berbeda-beda. Ada kalanya karena sifat temperamental. Sangat reaktif terhadap hal yang tidak menyenangkan.

Ada kemarahan karena budaya sekitar yang sulit diajak kompromi dalam meredam kemarahan. Sehingga, mudah sekali tersulut kemarahan bahkan mengekspresikan kejengkelan melalui tawuran secara masal.

Perilaku marah karena belajar kepada lingkungan. Hal ini terjadi jika seseorang dibesarkan dalam sebuah suasana, di mana figur yang menjadi contoh sangat pemarah sehingga berefek pada peniruan orang sekitarnya.

Marah juga dapat disebabkan karena menganggap dirinya sebagai orang penting,  harga diri yang melambung, gaya hidup narsisitik, perfectonis serta neurotic. Mereka ini sangat tinggi dalam menjaga diri. Memenuhi keinginan diri sehingga sangat sensitif dan reaktif terhadap stimulus kecil yang menghambat atau mengecewakan tujuan yang akan dicapainya.

Berbagai latar belakang bisa dengan cepat menimbulkan dorongan kemarahan, namun sebenarnya kemarahan disebabkan karena terjadinya gap antara keinginan dan kenyataan yang sesungguhnya. Ditambah lagi dengan terbatasnya waktu yang ada. Keadaan ini dapat menjadikan seseorang bingung, tertekan dan berusaha mencari jalan ke luar.

Pertanyaan yang seringkali muncul dalam pikiran kita, kapan kita diperbolehkan marah dan bagaimana agar tidak mengganggu kesehatan? Strategi apa yang perlu dipelajari agar kemarahan menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan tidak membuat kekacauan?

Bagaimana marah yang mendidik dan membangun?

Ada beberapa pendekatan agar marah mendidik dan membangun. Pendekatan fisiologis yakni menekankan regulasi tubuh ketika sedang marah, seperti, merendahkan posisi badan ke arah yang lebih rendah, duduk dan berbaring, tarik nafas panjang sebelum marah,  minum air hangat serta mencari penyaluran kegiatan fisik dengan berolah raga atau mengerjakan aktivitas fisik untuk mengarahkan dorongan energi yang besar.

Secara psikologis, cara penting yang paling utama adalah menyadari bahwa kita sedang marah, berfikir ulang terhadap tertundanya keinginan, memikirkan sisi positif dari kejadian yang tidak menyenangkan, memilikrkan dampak negatif terhadap kesehatan diri, belajar menunda kepuasan, menyalurkan hobi dengan berkarya sehingga energi yang terkumpul dapat diarahkan pada kegiatan yang bermanfaat.  Sharing dengan sahabat, teman atau siapa saja yang dapat menjadi tempat untuk memuntahkan isi beban yang sedang dialami. Menulis pada buku harian, mengekspresikan dengan menggambar, membuat cerita atau sekedar menggoreskan isi hati melalui buku merupakan kegiatan positif dibandingkan dengan penumpahan kemarahan secara langsung. 

Dalam pendekatan religius marah bukannya dilarang melainkan dapat dilakukan dengan alasan tertentu, misalnya Rasulullah SAW, bukannya tidak pernah marah. Beliau akan sangat marah khususnya jika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah dijalankan oleh umatnya, dan  tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya. Marah merupakan sifat bawaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk membedakan dengan malakikat dan setan. Dimana Malaikat tidak memiliki nafsu amarah, setan bergelimang dengan marah dan manusia diantaranya, karena Allah memberikan akal dan nafsu. Sehingga marah merupakan tabiat yang tidak akan hilang namun mampu dikendalikan atau dikuasai agar tidak menimbulkan dampak negatif  yang membahayakan bagi dirinya dan orang lain serta lingkungannya. 

Dalam pendekatan religius ada empat pemicu emosi yaitu: kemarahan, syahwat, kecemasan dan kenginan atau nafsu. Empat hal tersebut merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia, sehingga jika terhalang atau tidak dapat dipenuhi dapat meningkatkan gejolak emosi sehingga mendorong seseorang untuk mencari keseimbangan dalam memenuhi tuntutan tersebut. Allah memberikan manusia dua kekuatan yang saling tarik menarik, yakni fujur dan taqwa. Fujr adalah keuatan yang mengajak manusia untuk memuaskan keinginan nafsunya sedangkan taqwa adalah mengarahkan keinginan manusia kearah positif melalui pengendalian dan pengontrolan nafsu untuk mencapai tingkat ketaqwaa. 

Rambu-rambu agama telah mengajarkan kita agar mengendalikan amarah dengan cara yang telah dituntunkan oleh wahyu dan tuntunan Rosululloh. Pengendalian marah merupakan suatu cara dalam melakukan manajemen qalbu, yakni mengarahkan dan mengontrol nafsu yang merusak diri dan membuat kehancuran. Sifat  emosional  merupakan nafsu amarah yang mengarah kepada kejahatan (Q.S. Yusuf, 12.53), sedangkan nafsu Lauwammah merupakan nafsu yang menjadikan diri kita menyesal setelahnya/menimbulkan penyesalan diri (Q.S.Al Qiyamah, 75:2

Jika kita mengikuti beberapa ajaran sunnah untuk mengendalikan amarah, Rasulullah  SAW bersabda: Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi mereka  mampu menahan nafsu amarahnya.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-08 05:43:542014-03-08 05:43:54Penyebab Marah dan Penyelesaiannya dalam Islam

LPM Bekerjasama dengan Kreskit Adakan Pelatihan Jurnalistik

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Kreskit bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Pelatihan Jurnalistik Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Bersama Jayadi Kastari (Redaktur Kedaulatan Rakyat).

Acara akan dilakasanakan hari minggu 16 Maret 2014 pukul 09.00-15.00 di Ruang Auditorium Kampus 2 lantai 4. Kontribusi 25.000 (Fasilitas: Sertifikat, Materi, Snack, dan Makan Siang).

Siapa berminat ayo Segara Daftar, Peserta terbatas lo. Pendaftar bisa menghubungi Fitri (087839515215), Faijah (085643565232), dan Yeyen (083843109474).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 03:46:102014-03-04 03:46:10LPM Bekerjasama dengan Kreskit Adakan Pelatihan Jurnalistik

Kurikulum Berbasis Genre, Mungkinkah?

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD Yogyakarta

 

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof Dr Mahsun menyatakan, pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berubah arah dengan paradigma bahasa sebagai sarana berpikir. Untuk itu, kata Mahsun, Kurikulum 2013 membelajarkan Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre. Pertanyaannya, apa dan bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre dari jenjang SD sampai SMA diterapkan?

Pernyataan Prof Dr Mahsun yang juga Guru Besar Linguistik Universitas Mataram itu, penting untuk digarisbawahi. Apa pasal? Praktisi bahasa dan terutama guru Bahasa Indonesia saat ini masih kebingungan dengan adanya pengintegrasian materi pelajaran sains (IPA) dengan Bahasa Indonesia. Hal itu, saya kira suatu hal yang wajar, mengingat para guru Bahasa Indonesia, terutama SD belum terlatih/terbiasa dengan pendekatan tematik-integratif.

Selain itu, para guru Bahasa Indonesia masih bingung akan pengertian teks atau genre. Dalam benak mereka, teks atau genre itu hanyalah bersifat bacaan, seperti buku, majalah, dan jurnal. Padahal, teks atau genre yang dibelajarkan dalam Kurikulum 2013 mencakup teks tulis dan lisan. Apabila ingin menargetkan siswa mampu memiliki keterampilan menyimak berita, maka teks atau genre yang dibelajarkan ialah bahan simakan berupa pembacaan berita.

Meski demikian, model pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre juga mengandung persoalan. Selain faktor guru yang belum memahami model pembelajaran tersebut, faktor evaluasi pembelajaran juga belum jelas. Misalnya, pelajaran Bahasa Indonesia digabungkan dengan pelajaran sains (IPA) di SD. Penggabungan kedua pelajaran itu, suka atau tidak, akan menyebabkan terjadinya penghilangan target-target kompetensi yang hendak dievaluasi guru.

Sebagai contoh, target kompetensi berbahasa siswa adalah berbicara. Sementara itu, target pengetahuan sains siswa adalah manfaat air hujan bagi kehidupan sehari-hari. Jika posisi Anda sebagai guru Bahasa Indonesia, lantas apa yang dapat diukur dari dua target tersebut, yang keduanya sama-sama akan dijadikan sebagai standar kompetensi lulusan? Solusinya sederhana: ujian bahasa untuk menilai kompetensi berbahasa, demikian pula ujian sains.

Faktor evaluasi pembelajaran, terlebih dalam pelajaran Bahasa Indonesia, lebih banyak dikembangkan lewat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Celakanya, faktor tersebut banyak diabaikan oleh para guru Bahasa Indonesia. Agaknya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu memikirkan hal tersebut, dengan duduk bersama para pakar evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra. Semoga ini segera terwujud![]

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 02:42:042014-03-04 02:42:04Kurikulum Berbasis Genre, Mungkinkah?

UAD Sambut Kunjungan SMA N 1 Kebumen

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sejumlah 369 siswa SMA N 1 Kebumen berkunjung ke UAD Yogyakarta pada Selasa (18/2) lalu. Kehadiran mereka disambut oleh Biro Akademik dan Admisi (BAA) di Auditorium Kampus 1. Acara tersebut diisi dengan perkenalan serta informasi akademik dan fakultas yang ada di UAD. Selain itu, ajang perkenalan ini juga digunakan untuk membagi informasi tentang sejumlah prestasi yang diraih UAD. Hal tersebut disambut antusias oleh peserta dan guru-guru yang turut memdampingi. 

Waldiono selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Kebumen, menuturkan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk mengenalkan para siswanya dengan UAD. Waldiono juga berharap agar nantinya UAD mampu melakukan kerja sama berupa pembinaan ekskul robotika di SMA N 1 Kebumen.

SMA N 1 Kebumen merupakan salah satu SMA yang populer dan banyak diminati dan sudah menggunakan kurikulum 2013 serta sistem kredit semester (sks). “Bila kerjasama ini berlanjut, saya berharap nantinya sistem kredit semester yang berlaku di SMA dan UAD dapat saling menyesuaikan, terutama untuk mata kuliah yang umum. Sehingga siswa kami yang mau melanjutkan ke UAD tidak perlu lagi menempuh mata kuliah tersebut. Toh, ini juga akan menguntungkan UAD karena siswa kami kan pintar-pintar.” Tuturnya di akhir wawancara. (idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 01:00:242014-03-04 01:00:24UAD Sambut Kunjungan SMA N 1 Kebumen

UAD Ikuti Kegiatan Ilmiah Internasional Bidang Astronomi

04/03/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

UAD menjadi anggota Pusat Studi Astronomi (Pastron) yang berhasil ikut serta dalam kegiatan ilmiah internasional yang diselenggarakan di Thailand dan Italia pada Januari dan Februari 2014. Bersama ITB, UAD berhasil melalui tahapan seleksi yang sangat ketat untuk mewakili Indonesia. Seorang mahasiswa pascasarjana Pendidikan Fisika UAD, Fitria Sarnita, S.Pd., merupakan salah satu anggota tim Pastron.

Kegiatan ilmiah internasional yang berlangsung salah satunya berupa workshop Winter School on Introductory Radio Astronomy di National Astronomical Research Institue of Thailand (NARIT). Thailand dalam hal ini bekerjasama dengan Korea Astronomy and Space Science Institute (KASI). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 30 Januari 2014. Pada winter school, pemateri yang terdiri atas profesor astronomi dari Inggris dan Jerman memberikan pelatihan pengenalan radio astronomi, instrumentasi, dan pengolahan data observasi. Selain itu, profesor dari Selandia Baru dan negara Asia Tenggara melaporkan perkembangan riset astronomi radio.

Pastron juga mengikuti Workshop on Mobile Science and Science Dissemination for the Disabled di International Centre for Theoretical Phyics (ICTP) di Italia. Acara tersebut dilangsungkan pada tanggal 6 Februari 2014. Kegiatan yang berlangsung antara lain pelatihan dan pengetahuan tentang penggunaan teknologi mobile untuk kegiatan pendidikan dan riset.

Pada tanggal 7 Februari, Workshop Science Dissemination for the Disabled diadakan untuk memberikan pengetahuan tentang penyebaran sains pada penyandang difabilitas. Penyandang difabilitas mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan sains, bahkan melakukan riset. Semangat untuk terus mendorong pendidikan inklusif yang melibatkan orang difabel dalam proses pendidikan dan riset semakin dikembangkan di berbagai negara.

Peneliti sekaligus Kepala Pastron, Yudhiakto Pramudya, Ph.D., menceritakan pengalaman mereka mempresentasikan riset tentang pendidikan astronomi pada penyandang tunanetra. “Riset tersebut juga berhasil mendapatkan dana penelitian dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD,” tuturnya. Riset Pastron mendapatkan apresiasi yang baik dari peserta. Kedepan, Pastron juga akan melakukan kerja sama dengan peneliti Portugal, Argentina, dan negara lainnya untuk pengembangan pendidikan astronomi dan mobile science.(idj)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/uad_ikuti_kegiatan_ilmiah_internasional_bidang_astronomi.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-03-04 00:57:212014-03-04 00:57:21UAD Ikuti Kegiatan Ilmiah Internasional Bidang Astronomi

Seminar Nasional Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Pemberi pelayanan kesehatan memiliki komitmen untuk semaksimal mungkin mengurangi penderitaan pasien dalam proses penyembuhan penyakit. Tetapi, hasil yang diperoleh sering kali tidak diinginkan (unwanted result) baik oleh pasien, keluarga, maupun oleh tenaga kesehatan. Kasus cukup besar di tahun 2013 adalah perkara dr. Dewa Ayu Sasiary yang disebabkan gugatan atau tuntutan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan rumah sakit. Bila dunia kesehatan dihadapkan pada permasalahan hukum, sangatlah bijak bila mekanisme pendekatannya disamakan dengan peradilan pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan tenaga kesehatan yang diadili juga termasuk pengemban profesi kesehatan yang rawan terhadap pembunuhan karakter. Sifat terbuka pada peradilan litigasi menjadikan sanksi moral/sosial terhadap profesi telah berjalan sebelum putusan hakim menyatakan bersalah atau tidaknya seorang tenaga kesehatan.

Berdasar pentingnya kasus tersebut, Fakultas Hukum UAD bekerjasama dengan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) cabang Yogyakarta menyelenggarakan seminar nasional dan workshop dengan tema “Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan; Mencari Model Penyesuaian yang Tepat”. Acara yang diselenggarakan pada hari Selasa (7/1/14) di Auditorium Kampus 2 UAD ini bertujuan untuk mengkaji kasus tersebut sebagai bentuk pembelajaran di masyarakat.

Pembicara dalam acara ini berasal dari berbagai elemen. Sahlan Said, S.H., seorang praktisi hukum, memaparkan tentang kemungkinan diadakan Sistem Peradilan Profesi Kesehatan. Hadir pula Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) RI yang diwakili oleh dr. M. Nasser, Sp., KK.D. Law. yang mengupas tuntas kasus pidana kesehatan dengan kajian perkara dr. Dewa Ayu Sasiary. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Rd. dr. Zaenal Abidin, M.Kes., M.H.Kes. menyampaikan tentang lingkup antara pelanggaran disiplin dan pelanggaran hukum. Sementara itu, dua pembicara pada sesi kedua merupakan wakil dari MHKI cabang Yogyakarta. Kajian tentang peradilan profesi kesehatan dan solusinya disampaikan oleh Dr. Arif Setyawan, S.H., M.H. dan makalah dengan judul “Mediasi dalam Sengketa Kesehatan” disampaikan oleh ketua MHKI, drg. Suryono, S.H., Ph.D.

Salah satu solusi dari kasus ini adalah dengan peradilan Restorative Justice. Adanya Restorative Justice ini diharapkan kasus-kasus yang terjadi di masyarakat seperti yang dialami dr. Dewa Ayu Sasiary mendapat titik temu penyelesaian hubungan dokter dengan pasien melalui peradilan maupun non peradilan (mediasi).

Pada umumnya prinsip dasar Restorative Justice lewat mediasi membutuhkan beberapa prasyarat, yaitu (1) korban kejahatan harus menyetujui, (2) kekerasan harus dihentikan, (3) pelaku kejahatan harus mengambil tanggung jawab, (4) hanya pelaku kejahatan yang harus dipersalahkan bukan pada korban, (5) proses mediasi hanya dapat berlangsung dengan persetujuan korban.

Dari prasyarat mediasi penal tersebut terlihat bahwa martabat kemanusiaan korban kejahatan harus menjadi prioritas. Mediasi penal melibatkan proses spiritual untuk memulihkan dan membangkitkan rasa percaya diri korban. Dalam proses ini, sistem peradilan harus menjadi fasilitas untuk kedua belah pihak. Jalur di luar peradilan dianggap lebih efektif, sehingga Lembaga Peradilan tidak banyak menampung tahanan.

Acara seminar yang dibuka oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dalam acara juga melakukan penandatanganan naskah kerja sama (MoU) antara Dekan FH UAD dengan ketua MHKI meliputi kerja sama dalam bidang Tri Darma Perguruan Tinggi. Selain penandatanganan MoU, dilakukan pula peluncuran Pusat Pengaduan Sengketa Medis (PSSM) DIY dan Jawa Tengah yang berkantor di PKBH FH UAD. Adanya PPSM ini diharapkan dapat membantu masyarakat DIY dan Jawa Tengah yang membutuhkan bantuan atau konsultasi hukum tentang sengketa medis. PPSM akan membuka loket pengaduan dan konsultasi dengan konsultan hukum kesehatan yang berpengalaman. Seminar pada hari itu diakhiri dengan pelaksanaan workshop terbatas untuk menentukan tindak lanjut dan langkah kedepan terkait tentang MoU yang sudah ditandatangani antara FH UAD dengan MHKI.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 02:30:222014-02-26 02:30:22Seminar Nasional Sistem Peradilan Sengketa Kesehatan

Pendidikan Karakter Melalui Lagu Nasional

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Pendidikan karakter bisa diterapkan kepada peserta didik melalui lagu-lagu nasional. Hal tersebut diyakini oleh  Hamdan Nur Rahman dan Safran Rohim, dua mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD. Keduanya berpartisipasi sebagai pemakalah dalam seminar nasional pendidikan sains dengan tema “Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Kurikulum 2013”. Acara tersebut digelar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada18-21 Januari lalu.

Mereka berpendapat bahwa saat ini banyak siswa di sekolah yang tidak hafal dengan lagu-lagu nasional. Pemahaman terhadap makna lagu juga semakin meluntur. Menurut Hamdan dan Safran, ini dikarenakan semakin hilangnya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh sebagian besar siswa di sekolah.

Kedua mahasiswa tersebut berhasil lolos sebagai pemakalah setelah  melalui proses seleksi dengan bimbingan seorang dosen. “Meskipun FKM tidak secara formal berkaitan dengan pendidikan namun kita bisa lihat dari perspektif kesehatan mental dan psikologis,” ujar Pembimbing mereka. Ia menambahkan, banyak pemuda yang hilang jati diri budaya sendiri pada zaman sekarang karena terlalu mengagumi budaya luar. Semangat nasionalisme yang sudah berkurang ini sangat berbeda dengan zaman dahulu.

Oleh karena itu, sasaran dari konsep makalah ini adalah anak muda, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sampai saat ini dinilai mulai kehilangan nasionalisme. Kegiatan positif yang dilakukan Hamdan dan Safran ini diharapkan bisa menjadi contoh dan semangat bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, terutama dalam karya tulis ilmiah. (TS)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 02:29:132014-02-26 02:29:13Pendidikan Karakter Melalui Lagu Nasional

Cak Nun di Pengajian Perpisahan KKN Pleret

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Mahasiswa KKN Reguler UAD yang mengabdi di wilayah Pleret, mengadakan pengajian akbar sebagai salam perpisahan pada warga setempat. Setelah satu bulan berada di wilayah tersebut, pada hari Rabu (19/2), mereka mengundang seorang budayawan yang juga seorang sastrawan, Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun tersebut hadir bersama kelompok musiknya yaitu Kiai Kanjeng.

Pengajian digelar di pendopo desa Wonolelo dengan mengusung tema, “Pleret Showbis Atrium: Sinergi Ekonomi, Budaya, dan Spiritualitas demi Peningkatan Kesejahteraan Warga Kecamatan Pleret”. Tema ini diangkat karena ketiga komponen tersebut dinilai sudah melekat di dalam tubuh masyarakat Pleret. Hanya saja, potensi ini belum dikembangkan dan disadari sepenuhnya, sehingga dengan adanya pengajian ini diharapkan masyarakat semakin terbuka dan memahami apa sebenarnya ekonomi, budaya, dan spiritualitas yang dimaksud.

Hadir pula dalam kesempatan istimewa tersebut, kepala KKN UAD Dr. Rina Ratih SS, M. Hum, beserta biro dari LPM Dra. Sudarmini, dan Beni Suhendra, S.I, M. E., juga hadir camat Pleret Bantul, lurah Wonolelo dan lurah Bawuran.

Pengajian tersebut berhasil diselenggarakan karena kerja sama antara mahasiswa KKN UAD dengan pemerintah desa Pleret, serta Karangtaruna Fajarmulyo Wonolelo. Masyarakat antusias untuk hadir dalam pengajian.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Cak Nun mulai mengajak masyarakat berdiskusi melalui pengajian yang disampaikannya. Pengajian yang serius namun tetap santai membuat para warga enggan untuk beranjak dari tempatnya. Cak Nun menyampaikan bahwa kata sinergi di dalam tema yang diangkat oleh para mahasiswa itu sama dengan tumpang sari jika diambil dari istilah pertanian. Sinergi yang baik akan menghasilkan suatu produk yang baik. Alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah, sehingga yang dimaksud membaca ayat-ayat Allah bukan hanya semata-mata membaca Al-quran namun juga membaca alam.

“Masyarakat Pleret yang sebagian besar berprofesi sebagai petani sebenarnya juga membaca ayat-ayat Allah, dan jika mereka meyakini bahwa semua ini dilakukan dalam rangka mengingat Allah, maka itulah yang dimaksud dengan spiritualitas,” ungkap Cak Nun.

Lebih lanjut, bapak dari Noe, vokalis band Letto tersebut menjelaskan bahwa spiritualitas akan bersinergi dengan budaya atau kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Hal itu dapat menghasilkan produk pertanian yang baik dan meningkatkan ekonomi. Sinergi ini hendaknya terus dikembangkan supaya masyarakat menjadi lebih maksimal dalam mengelola ekonomi, budaya, dan spiriulitasnya. Terlebih lagi, desa Pleret dahulu merupakan wilayah berdirinya kerajaan Mataram Islam Pleret yang merupakan perpanjangan tangan dari dakwah Wali Sanga. Disadari atau tidak, nilai spiritulitas di dalam masyarakat telah tertanam sejak dahulu.

“Sinergi menjadi salah satu hal yang penting. Mundur sejenak untuk mengingat sejarah akan membantu kita semua memahami bagaimana melangkah ke depan yang baik selanjutnya. Oleh karena itu, tema yang disajikan memang tepat bagi masyarakat Pleret khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” tegas Cak Nun.(Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/cak_nun_di_kkn_uad.jpg 333 500 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 01:35:122014-02-26 01:35:12Cak Nun di Pengajian Perpisahan KKN Pleret

UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

26/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

UAD Yogyakarta mengundang Kepala BPJS Kesehatan DIY, Dr. Donni Hendrawan, M.P.H. untuk menjelaskan penerapan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa (18/02), di Ruang Sidang 203 Kampus 1 UAD.

Wakil Rektor II UAD, Drs. M. Safar Nasir, M.Si., menuturkan bahwa diskusi dan sosialisasi implementasi BPJS kesehatan diperlukan untuk mengetahui kejelasan penerapan BPJS Kesehatan karena hal tersebut akan berkaitan dengan kebijakan kampus. Senada dengan Wakil Rektor II, Prof. Marsudi Triatmojo sebagai Wakil Ketua Pembina Harian UAD turut menegaskan bahwa selama ini UAD mengelola sendiri uang kesehatan karyawannya.

Dalam acara tersebut,  Donni Hendrawan menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan merupakan badan yang berada langsung dibawah Presiden untuk menjamin kesejahteraan sosial terutama dalam bidang kesehatan. BPJS mempunyai konsep asuransi dan konsep sosial. Konsep asuransi  memungkinkan pesertanya untuk pindah resiko kepada pihak ketiga, dan konsep sosial karena bersifat wajib, nirlaba, subsidi silang dan manfaat medis. BPJS juga tidak mengambil keuntungan dari peserta karena statusnya sebagai Badan Hukum Publik. Untuk swasta, premi yang dikenakan adalah 4% untuk pemberi kerja (yayasan) dan 0,5% bagi pekerja dan akan berubah per 1 Juli 2015 untuk pemberi kerja 4%, sedangkan pekerja 1%.

Kegiatan diskusi dan sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor, Dekan, Kepala Program Studi, dan para Kepala Staf. Diskusi akan ditindaklanjuti pula dalam pembahasan lebih mendetail untuk membicarakan kebijakan yang sesuai dengan BPJS Kesehatan ini. Mulai tahun 2014 hingga 2019, seluruh pegawai harus sudah menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). “Pemaparan Dr. Donni tadi tentu sangat membantu rektorat untuk menentukan kebijakan selanjutnya,” pungkas Safar Nasir dalam sambutan penutupnya. (idj)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-26 01:28:022014-02-26 01:28:02UAD Gali Implementasi BPJS Kesehatan

DILEMA CITRA MURAH DAN BERKUALITAS

25/02/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Rendra Widyatama (Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan)

 

Di tengah masyarakat, kita sering mendengar lembaga pendidikan yang mengatakan mengkampanyekan dirinya sebagai berbiaya murah tapi berkualitas. Artinya, lembaga pendidikan tersebut mematok biaya pendidikan yang murah, namun tetap mampu menjaga kualitas diri sebagai lembaga yang berkualitas. Dalam perspektif komunikasi pemasaran, citra seperti ini sebenarnya mengundang sejumlah dilema. Apa sajakah?

Kecenderungan

Pada umumnya, lembaga pendidikan tinggi (swasta) di Indonesia menggantungkan biaya operasional dari uang sumbangan pendidkan dari peserta didiknya. Berkurangnya jumlah peserta didik berarti pemasukan institusi tersebut berkurang.

Penurunan jumlah peserta didik pada sebuah lembag tentu menjadi masalah sangat serius. Sebab biaya operasional lembaga akan terganggu. Karena perguruan tinggi di samping melakukan pengajaran juga harus menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian, tentu aktifitas-aktifitas tersebut akan terganggu. Umum terjadi, kegiatan di luar pengajaran akan berkurang. Bahkan dalam banyak kasus akan dipangkas alias dihilangkan.

Tentu saja, keadaan seperti ini membawa konsekuensi besar. Sebab sudah jamak dipahami, selama ini saja, dosen sering mengeluh karenea kecilnya dana penelitian yang disediakan. Bagaimana jadinya, kalau dana yang sudah mepet tersebut semakin dikurangi? Bagi yang tidak menyadari bahwa penelitian dan pengabdian adalah sebagai kewajiban, mungkin dua hal tersebut malah tidak akan dilakukan.

Jadi, pengurangan dana bagi pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, sudah tentu akan bepengaruh pada kuantitas dan kualitas kampus yang bersangkutan. Bila seperti ini, tentu kampanye murah tapi berkualitas tidak akan pernah memperlihatkan hasilnya.

 

Budaya

Selain logika di atas, tagline murah tapi berkualitas juga terhambat pada faktor budaya. Luas dan kuat berlaku di masyarakat, adanya persepsi bahwa harga akan berbanding lurus dengan kualitas. Harga yang mahal berarti kualtias yang tinggi. Sebaliknya, harga yang murah akan menunjukkan kualitas yang rendah pula. Persepsi seperti ini sudah dikenal kuat, luas dan berakar di tengah masyarakat sehingga sudah menjadi keyakinan dan budaya.

Keadaan tersebut tentu tidak dapat diabaikan. Konsep murah tapi berkualitas, jelas berbanding terbalik dengan persepsi, keyakinan dan budaya masyarakat. Pemaksaan tema kampanye murah tapi berkualitas dipastikan tidak akan bisa mewujudkan harapan. Bila demikian, akan sia-sia saja kampanye yang dilakukan, alias menghambur-hamburkan uang. Iklan yang berhasil adalah iklan yang sejalan dan atau didukung oleh budaya. Lalu, apa yang perlu dilakukan?

 

Solusi

Ada dua saran yang bisa saya berikan. Pertama, hentikan saja kampanye murah tapi berkualitas tersebut. Alihkan saja biaya promosi untuk pos kegiatan yang lain.

Bila tema promosi murah tapi berkualitas tetap akan dilakukan, maka Anda perlu melakukan langkah kedua yang tidak gampang. Caranya, sertailah promosi yang dilakukan tersebut dengan mempublikasikan prestasi-prestasi yang diraih oleh lembaga dan civitas akademika sebanyak-banyaknya. Tanpa tindakan seperti ini, kampanye murah tapi berkualitas hanya seperti menegakkan benang basah saja.

Pertanyaan selanjutnya adalah, di tengah keterbatasan dana yang ada, bagaimanakah kita dapat berprestasi?

Pertanyaan sederhana tersebut bukanlah pertanyaan mustahil yang tidak ada jawabanya. Mungkin terdengar sok, berlagu, dan sisi positifnya heroik. Di tengah keterbatasan (khusunya dana) namun dituntut melahirkan banyak prestasi, maka diperlukan sikap positif sebagai kunci utama. Secara mendasar, kunci dari sikap ini adalah, kita harus pandai menghargai diri sendiri. Sekecil apapun hal positif yang ada pada kita, sampaikanlah sebagai sebuah prestasi. Sederhana, bukan?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-02-25 04:42:472014-02-25 04:42:47DILEMA CITRA MURAH DAN BERKUALITAS
Page 549 of 690«‹547548549550551›»

TERKINI

  • BIMAWA UAD Gelar Penerjunan dan Pembekalan Tim PPKO dan PKM11/07/2025
  • Prodi Ilmu Komunikasi 2022 Gelar Talkshow “Internship Insight”, Bahas Dunia Magang dan Karier PR11/07/2025
  • IMM PBII UAD Terima Kunjungan Studi Banding dari IMM FPB UMY11/07/2025
  • Membangun Akhlak Anak dengan Film Edukatif11/07/2025
  • PGSD CUP 2025 Meriahkan Milad Prodi PGSD UAD11/07/2025

PRESTASI

  • Langkah Berani Arya Eka Putra: Dari Keraguan Menjadi Juara I Pilmapres LLDikti V10/07/2025
  • Irgiawan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II Nasional di Ajang SILAT APIK-PTMA 202510/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II dan The Golden Quill di National Creathink Festival 202505/07/2025

FEATURE

  • Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan11/07/2025
  • Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah10/07/2025
  • Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link10/07/2025
  • Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?09/07/2025
  • Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi05/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top