Kampus Mengajar, Langkah Awal Ida untuk Konsisten
Ida, begitu teman-teman memanggilnya. Perempuan bernama lengkap Ida Ma’rifah itu lahir di Cilacap, 4 Maret 2000. Berkat rekomendasi dari program studinya, ia dapat mengisi waktu luang dengan mengikuti program Kampus Mengajar. Melalui program tersebut, untuk pertama kalinya ia mengajar anak usia Sekolah Dasar (SD) dan bertemu dengan pendidik-pendidik lain.
Semangat aktivis Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Matematika itu membara berkat sambutan dari Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. saat pembekalan. Nadiem dalam sambutannya menyampaikan, jika pembelajaran dalam jaringan (daring) terus, maka tidak berjalan optimal. Peserta didik harus dituntun untuk belajar dan bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah, sehingga sosok pendidik bagi peserta didik SD sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi Ida, tahapan yang rumit dalam program Kampus Mengajar yaitu konsisten. Konsisten dalam mengajar, pergi ke SD setiap hari dengan jarak yang jauh, bertemu dengan siswa, membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan konsep pembelajaran. Selanjutnya konsisten dalam membuat laporan yakni laporan awal, harian, mingguan, bulanan, dan akhir harus dimasukkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah baginya karena telah dibekali ilmu dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Mahasiswi dengan kacamata minus itu menyampaikan, “Ketika belajar di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD bukan hanya mendapat ilmu pengetahuan saja, tetapi kami juga diberikan kemampuan ilmu mengajar seperti cara mengajar dan membuat media pembelajaran yang menarik. Selain itu kami juga dilatih untuk bisa memanajemen kelas dan mengenal karakteristik anak yang bermacam-macam.”
Anak pertama dari tiga bersaudara itu sangat bersyukur mengikuti program tersebut karena menambah relasi. Bersama Rizal Fadly Ardiansyah dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD dan keenam temannya dari kampus yang berbeda, Ida menjalankan program Kampus Mengajar di SD Negeri Kawunganten 06. Mereka juga mendapat ilmu psikologi seperti sabar, menahan marah, semangat, memberikan contoh yang baik, dan berucap yang baik. Mahasiswa peserta program Kampus Mengajar juga mendapat bonus, karena bisa mengonversi mata kuliah sebanyak 12 Satuan Kredit Semester (SKS) dan mendapatkan potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp2.400.000,00.
“Generasi penerus bangsa merupakan suatu julukan yang sangat besar tanggung jawabnya. Oleh karena itu, setelah program ini kami berharap peserta didik memiliki budi pekerti yang baik. Selanjutnya, semoga mereka tetap mengikuti perkembangan teknologi dengan baik,” tutup perempuan yang hobi berenang itu pada 12-06-2021. (Dew)