Menengok Kampus Mengajar di Dieng Kulon
Menurut Sani Ulva Rahayu, kegiatan Kampus Mengajar sangat menarik, walau berbeda-beda almamater tetap bisa mewujudkan mimpi yang sama. Mereka menyisipkan program kerja yang inovatif untuk kemajuan sekolah-sekolah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Melalui program Kampus Mengajar dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), membuka peluang bagi mahasiswa untuk menggali dan mengembangkan kemampuannya, meningkatkan kompetensi lulusan, serta meningkatkan tingkat pendidikan di Indonesia yang masih rendah.
Pimpinan Redaksi Media Baru Lembaga Semi Otonom Kreativitas Kita (LSO Kreskit) itu menyampaikan, “Banyak kegelisahan yang memprihatinkan di tempat mengabdi saya dan enam mahasiswa lainnya. Di antaranya, kami menjumpai halaman sekolah yang gersang dan tidak terawat. Upaya yang kami dilakukan yaitu melakukan penghijauan dengan menanam pohon pucuk merah dan membersihkan lumut-lumut yang menempel serta menyemprot tanaman liar.”
“Jumlah peserta didik Sekolah Dasar Negeri (SD N) 2 Dieng Kulon dari kelas 1 sampai 5 hanya 28 peserta didik dan 7 peserta didik di antaranya adalah “bawang kotong” atau hanya ikut-ikutan saja karena belum mencukupi umurnya sehingga tidak dimasukkan dalam Data Pokok Peserta Didik (Dapodik). Jadi, peserta didik yang masuk Dapodik hanya berjumlah 21 saja. Sementara kelas 6 tidak ada peserta didiknya. Jika jumlah peserta didik terus menurun, kepala sekolah SD N 2 Dieng Kulon khawatir sekolah tersebut tidak akan mendapat bantuan dana. Upaya untuk mengatasi hal itu yakni dengan membuat warga sekitar tertarik mendaftarkan anaknya ke SD N 2 Dieng Kulon,” tambah mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) angkatan 2018 tersebut.
Satu lagi yang menjadi kegelisahan, karena tidak adanya perpustakaan di SD itu. Upaya yang dilakukan peserta Kampus Mengajar yakni mengalihfungsikan rumah dinas yang sudah tidak terpakai untuk dijadikan perpustakaan. Kini juga sedang dalam proses menyortir buku-buku yang bisa dipakai dan yang tidak bisa dipakai, kemudian akan dibuatkan format data buku perpustakaan supaya sekolah mempunyai data terkait buku-buku yang akan dimasukkan ke rumah dinas dan dijadikan perpustakaan. Minim sekali buku-buku cerita anak, rencananya akan membuka sumbangan buku cerita di Instagram dan akun sosial media yang lainnya.
“Jangan pernah menyerah walaupun hidup terasa sangat berat. Tetap ingat bahwa jika kita melihat ke bawah masih banyak orang yang membutuhkan aksi dan andil kita dalam membantu permasalahan yang mereka alami, salah satunya yaitu mengenai pendidikan. Manfaatkan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, karena kesempatan tidak akan datang dua kali dan penyesalan selalu datang di akhir. Jangan pernah membuat kesempatan itu menjadi sebuah penyesalan,” pesannya pada 6-4-2021. (Dew)