Presiden BEM UAD: Renungkan Kembali Peran Mahasiswa dalam Masyarakat!
“Kita bersama-sama menyambut kedatangan ini di setiap sudut kota sebagai simbol perlawanan mahasiswa!” tegas Rendi Herinarso, Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dalam pidatonya yang penuh semangat pada acara opening ceremony Program Pengenalan Kampus (P2K) 2024 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Amphitarium Kampus IV pada Rabu, 11 September 2024. Dengan pernyataan ini, Rendi memulai pidatonya dengan ajakan untuk merenungkan kembali peran mahasiswa dalam masyarakat.
Dalam sambutannya, Rendi juga mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran mahasiswa baru dan menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan, agen kontrol, dan agen sosial, sebagaimana diungkapkan oleh Bung Hatta. Namun, ia juga mengkritisi bagaimana peran-peran tersebut sering kali hanya menjadi jargon belaka tanpa implementasi nyata. “Kita perlu merenung, apakah predikat kita yang sering dianggap turun ini disebabkan oleh sikap dan tindakan kita sendiri,” katanya.
Mengambil inspirasi dari pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan, Rendi mengingatkan bahwa pemimpin sejati lahir dari rakyat yang cerdas dan berintegritas. “Pemimpin harus berani berkorban untuk rakyat, bukan hanya mempermainkan mereka yang lemah,” tegas Rendi. Pesan ini merupakan pengingat akan pentingnya kepemimpinan yang tulus dan bertanggung jawab.
Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya pendidikan menurut Tan Malaka, yang menyatakan bahwa pendidikan harus mempertajam kecerdasan, memperhalus perasaan, dan memperkokoh kemauan. Ia memperingatkan, “Jika pendidikan hanya membuat kita merasa lebih pintar tetapi tidak peduli terhadap masyarakat, maka pendidikan itu tidak memberikan manfaat.”
Sambutan ini juga menyentuh aspek sejarah dan simbolisme almamater UAD. Rendi mengingatkan mahasiswa akan peran Prof. Faried Ma’roef yang pernah diutus untuk bertemu tokoh gerakan Islam, Muhammad Iqbal. “Pesan Prof. Farid Makruf adalah untuk menyatukan suku dan bangsa serta mempersatukan seluruh agama,” jelasnya. Logo matahari terbit pada almamater, menurut Rendi, melambangkan cahaya yang menerangi bangsa dan perlawanan terhadap ketertindasan.
“Ketika kita mengenakan almamater ini, kita pasti melihat ada logo dan lambang matahari di dalamnya. Almamater kita yang menyala seperti matahari terbit menggambarkan simbolisme yang mendalam. Sebagai simbol matahari terbit, cahaya ini akan menerangi bangsa Indonesia, dan cahaya oranye itu melambangkan kita semua, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan.”
Sebagai penutup, Rendi mengutip Buya Hamka dengan pesan yang tajam dan menggugah semangat, “Apabila kalian diam terhadap ketidakadilan, maka gantilah jas almamatermu dengan kain kafan.” Pesan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk berperan aktif dalam perubahan sosial dan tetap berkomitmen terhadap keadilan.
Sambutan Rendi Herinarso merupakan panggilan untuk mahasiswa baru agar menjadi agen perubahan yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak untuk menciptakan dampak positif di masyarakat. (ek)